Kemenperin Genjot Daya Saing Industri Melalui Peran Satker BLU
Berdasarkan laporan World Competitiveness Ranking (WCR) tahun 2024 yang dirilis oleh International Institute for Management Development (IMD), peringkat daya saing Indonesia naik ke posisi 27 dunia. Peringkat Indonesia tahun ini menanjak signifikan hingga tujuh level dari posisi sebelumnya, yakni peringkat 34 dunia pada 2023.
Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi tiga besar setelah Singapura dan Thailand. Pemeringkatan yang dilakukan oleh IMD tersebut, didasarkan pada empat kriteria, yaitu kinerja ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur.
“Peningkatan kinerja ekonomi Indonesia, tentunya tidak lepas dari peran peningkatan daya saing khususnya di bidang industri,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi pada acara Temu Pelanggan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet, dan Plastik (BBSPJIKKP) di Yogyakarta, Kamis (27/6).
Dalam upaya mengungkit daya saing industri, peran pemerintah khususnya dukungan Kemenperin sangat penting, termasuk terkait dengan standardisasi dan layanan jasa industri. “Jasa industri memberikan nilai tambah yang besar selain dari manufaktur dan juga berperan penting dalam pengembangan sektor industri,” ujar Andi.
Pelayanan jasa industri tersebut, antara lain dengan memberikan dukungan dalam bentuk sertifikasi, pengujian, konsultansi, pendampingan, peningkatan kompetensi SDM, jasa pemeliharaan (maintenance), jasa teknik, jasa penilaian kesesuaian, dan jasa industri lain yang berkontribusi pada peningkatan output industri.
Kepala BSKJI menegaskan, Kemenperin melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah binaan BSKJI terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan jasa industri. Selain itu, dalam rangka meningkatkan kualitas manajerial dan kinerja pelayanan, satker BSKJI terus didorong untuk bertransformasi menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Salah satunya adalah BBSPJIKKP Yogyakarta, yang telah bertransformasi menjadi BLU pada 25 April 2024.
“Dengan transformasi BBSPJIKKP menjadi BLU, ini menjadi penanda capaian milestone menuju penyedia layanan jasa industri dengan layanan prima dan mendukung daya saing industri,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala BBSPJIKKP Yogyakarta, Hagung Eko Pawoko mengungkapkan, sinergi pemangku kepentingan merupakan hal penting untuk mendukung peningkatan daya saing industri. Sehubungan dengan transformasi menjadi satuan kerja BLU, BBSPJIKKP Yogyakarta menyelenggarakan acara Temu Pelanggan dengan mengangkat tema “The BLUeprint of SPEEDy Service Transformation”, yang dimaksud SPEED adalah Sinergi, Profesional, Efektif, Efisien, dan Digital.
Pada tahun ini, selain telah bertransformasi menjadi BLU, Penyelenggara Uji Profisiensi BBSPJIKKP Yogyakarta telah memperoleh akreditasi dari KAN pada 19 Maret 2024, dan Lembaga Pemeriksa Halal
(LPH) BBSPJIKKP juga memperoleh status sebagai LPH Utama dari BPJPH Kementerian Agama pada 5 April 2024.
“Hal ini tentu saja mendorong BBSPJIKKP untuk berbenah diri dalam meningkatkan kualitas layanan dan sarana-prasarana pendukungnya,” ungkap Hagung.
Ia menambahkan bahwa dalam upaya mendukung daya saing industri, BBSPJIKKP terus mengembangkan layanannya agar dapat mengikuti perkembangan tuntutan dunia industri. Saat ini, layanan BBSPJIKKP meliputi 13 jenis layanan yang meliputi pengujian, kalibrasi, sertifikasi, bimtek/ konsultansi, sertifikasi profesi, validasi/ verifikasi GRK dan TKDN, inspeksi, pendampingan dan LSP, uji profisiensi, audit teknologi, miniplant kulit dan karet, dan jasa teknis lainnya.
“Bertransformasinya menjadi BLU dan hadirnya berbagai layanan dari BBSPJIKKP menjadi kabar baik bagi seluruh pelaku industri, dalam menjadi bukti peran nyata Kementerian Perindustrian dalam memenuhi kebutuhan pembangunan industri dalam mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing dan maju sebagaimana yang diamanahkan dalam undang-undang,” paparnya.
Sumber: Siaran Pers Biro Humas Kemenperin