# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
281 | Perluasan Scope Akreditasi Laboratorium Lingkungan Dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk | 2004 | Ir. Widari Ir. Puji Ediari S. R. Joko Susilo , B Sc. ST Endang Titiek. W, B.Sc, S.Pd | Perluasan scope Akreditasi Laboratorium Lingkungan dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk merupakan kegiatan untuk mempersiapkan berdirinya Lembaga Sertifikasi Produk dan Laboratorium Lingkungan yang terakreditasi di lingkungan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta. Kegiatan ini meliputi : Reasesmen Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi; Persiapan Akreditasi Laboratorium Lingkungan, dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk. Untuk mendirikan Lembaga Sertifikasi produk dibutuhkan auditor, PPC dan dukungan laboratorium uji yang terakreditasi. Untuk ini dilakukan konsultasi dalam rangka penyusunan dokumen dan pelatihan personel serta kalibrasi alat yang akan digunakan di laboratorium uji. Dalam rangka pemenuhan persyaratan laboratorium lingkungan terakreditasi dilakukan juga uji antar laboratorium (uji banding) dan uji profisiensi. | Kulit | |
282 | Pengembangan Teknologi Papan Partikel/ Panil Dari Limbah Padatan (Lanjutan) | 2004 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, MP. Ir. Hadi Mustofa Rusman Sarosa Rutini, B Sc | Pengembangan teknologi pembuatan papan partikel (Panil) dari limbah padat bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah limbah padat yang dihasilkan dari proses penyamakan kulit (limbah kayu bekas bahan penyamak nabati dan limbah shaving kulit wet blue), mendapatkan papan partikel yang memenuhi standar serta mengembangkan formulasi. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam empat tahap yaitu pengecilan ukuran, pengeringan bahan, proses pembuatan papan partikel dan analisa kuantitatif yang meliputi bahan limbah kayu, limbah shaving, dan uji mutu papan partikel sesuai dengan SNI 03-2105-1996, Mutu Papan Partikel. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu jenis bahan pengeras dan jumlah bahan water repellance yang ditambahkan. Variabel jenis bahan perekat terdiri atas tiga faktor yaitu amonium chlorida , amonium sulfat dan amonium nitrat, sedangkan variabel jumlah water repellance yang ditambahkan terdiri atas 3 faktor yaitu : 1,0%; 1,25% dan 1,50%. Kondisi pembuatan papan partikel menggunakan bahan perekat urea formaldehid dengan menggunakan kempa panas pada tekanan 150 bar, suhu 130oC waktu 2 kali 5 menit, sedangkan perekat phenol formaldehid dengan kondisi kempa panas pada tekanan 180 bar, suhu 150oC waktu 2 kali 5 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan partikel yang dibuat dari campuran limbah kayu dengan limbah shaving, pada prinsipnya memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-2105-1996, Mutu Papan Partikel, kecuali pengembangan tebal dan kuat pegang sekrup. Papan partikel hasil penelitian mempunyai tebal (8,82 ? 9,29) mm; kerapatan (0,81 ? 0,94) g/cm3; kadar air (9,54 ? 12,27)%; pengembangan tebal (19,44 ? 29,72%; kuat tarik tegak lurus (3,94 ? 9,28) kg/cm2; kuat lentur (62,05 ? 118,53) kg/cm2 dan kuat pegang sekrup ( 15,24 ? 30,89) kg. Kualitas papan partikel hasil penelitian lebih baik apabila dibandingkan dengan kualitas papan partikel yang ada di pasaran kecuali untuk parameter uji kuat pegang sekrup. Formula terbaik hasil penelitian untuk membuat papan partikel menggunakan perekat urea atau phenol formaldehid adalah : partikel kayu 80 bagian, limbah shaving 20 bagian, bahan pengeras amonium sulfat 1%, bahan water repellance 1,25% dan perekat phenol formaldehide 20%. | Standar | |
283 | Pengembangan Desain Acuan Sepatu Wanita | 2003 | Rosma Radjagukguk, B.Sc. Suko Praptomo, B.Sc. Poniman Sriyono | Pengembangan desain acuan sepatu wanita diawali dari pencarian data dari industri pembuatan acuan serta melihat perkembangan yang ada dipasaran saat ini. Hasil tersebut dikembangkan dengan dukungan yang didapat dari tinjauan Pustaka dengan membuat beberapa copy acuan sampai bentuk yang diinginkan. Adapun desain acuan tersebut dibuat 8 (delapan) macam yang semula direncanakan hanya 6 (enam) macam. Perubahan jumlah desain tersebut untuk mengikuti perkembangan desain acuan dipasaran. Jumlah acuan yang dibuat adalah 24 (dua puluh empat) pasang dengan perincian sebagai berikut : 1. Acuan bentuk lancip dengan tinggi hak 5 cm : 4 pasang 2. Acuan bentuk papak dengan tinggi hak 2 cm : 4 pasang 3. Acuan bentuk model buaya dengan tinggi hak 2 cm : 4 pasang 4. Acuan bentuk papak pipih dengan tinggi hak 5 cm : 4 pasang 5. Acuan bentuk papak miring dengan tinggi hak 2 cm: 2 pasang 6. Acuan bentuk lancip dengan tinggi hak 2 cm : 2 pasang 7. Acuan bentuk papak dengan tinggi hak 5 cm : 2 pasang 8. Acuan bentuk papak dengan tinggi hak 3 cm : 2 pasang Selanjutnya dari hasil pengembangan dibuat sepatu sebanyak 24 pasang yang terdiri dari bentuk vamp 6 (enam) model dan bentuk sandal 2 (dua) model. Diharapkan hasil pengembangan acuan sepatu wanita ini dapat dimasyarakatkan dan dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung industri persepatuan, khusunya sepatu wanita. | Rekayasa | |
284 | Workshop Hasil Litbang Bidang Pengendalian Pencemaran | 2004 | Dra. Supraptiningsih Ir. Primayanti | Dari hasil penyajian makalah dan diskusi serta kunjungan lapangan yang berjalan, Pokok-pokok kesimpulan Workshop Hasil Litbang Bidang pengendalian Pencemaran di Yogyakarta, 8 Oktober 2003 adalah sebagai berikut : 1.Penyebaran informasi hasil-hasil litbang dalam bidang pengendalian pencemaran kepada kalangan industri dan instansi terkait serta masyarakat masih dipandang perlu. 2.Aplikasi teknologi baru yang lebih berwawasan lingkungan seharusnya mendapat dukungan dari semua pihak yaitu pemerintah, pelaku industri dan masyarakat. | Kulit | |
285 | -1 | 2004 | Supriyo Suparto Margono | Diseminasi Teknologi Pengoperasian Unit Pengolahan Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari pada tanggal 9 ? 20 Oktober 2003 di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta yang terdiri dari industri penyamakan kulit di DIY dan instansi terkait dari Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta . Metoda dokumentasi menggunakan metoda teori, diskusi dan praktek. Bahan dan peralatan untuk praktek Pengoperasian UPAL dan pengujian laboratorium disediakan oleh anggaran Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia pelaksana hasil dari diseminasi ini adalah bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat industri kulit dalam pengoperasian UPAL serta adanya peran serta instansi terkait di DIY dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan hidup. | Kulit | |
286 | Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Di Gunung Kidul | 2004 | R.B. Muryanto Wigiyanto R o s i d i | Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan di Gunung Kidul dilaksanakan selama 5 (lima) hari pada tanggal 22 ? 26 Juli 2003 di Balai Karya Kemadang, Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunung Kidul, kerjasama antara Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik dengan Dinas Perekonomian Kabupaten Gunung Kidul. Pelatihan diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta yang terdiri dari masyarakat nelayan dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gunung Kidul. Metode Pelatihan menggunakan metode teori, diskusi dan praktek. Bahan baku dan bahan pembantu serta peralatan untuk penyamakan disediakan oleh Panitia. Hasil dari Pelatihan ini telah dibentuk Kelompok Usaha Penyamakan Kulit Ikan dengan nama ? SARI SAMUDRA?, yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menumbuhkan perekonomian Kabupaten Gunung Kidul. | Kulit | |
287 | Pemanfaatan Limbah Padat Buffing Sebagai Filler Pembuatan Kompon Keret Untuk Sol | 2004 | Dra. Murwati Bambang Supriyono, B Sc Sri Sutyasmi, B Sc, ST Chr. Riningsih, B Sc Isyuniari | Debu buffing merupakan limbah pada kulit yang dihasilkan oleh industri penyamakan kulit. Selama ini limbah padat tersebut belum ditangani secara optimal, maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan limbah padat kulit tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk penanganan limbah padat buffing dengan memanfaatkan sebagai filler. Pembuatan kompon karet untuk sol . Penelitian dilakukan dengan mensubstitusi sebagian filler carbon black dengan debu buffing dan menvariasi jumlah perbandingan carbon black dengan debu buffing sebanyak 5 (lima) variasi yaitu carbon black/debu buffing = 50/10, 40/20, 30/30, 20/40 dan 10/50 limbah padat buffing yang digunakan 2 (dua) jenis yaitu limbah padat buffing dari samak khrom dan limbah padat buffing dari samak kombinasi/formaldehid. Kompon karet hasil penelitian diuji sifat fisisnya dengan tolok ukur SNI 0778-1989 ? Sol Karet Cetak ? dan semua formulasi untuk variasi jumlah debu buffing memnuhi persyaratan SNI. Dari hasl evaluasi formula yang memberi hasil terbaik adalah yang menggunakan perbandingan carbon black/buffing = 20/40 untuk samak khrom dan 10/50 untuk debu buffing samak kombinasi/formaldehid. Jadi limbah padat buffing dapat digunakan sebagai filler kompon karet untuk sol dan berdampak positif terhadap sifat-sifat sol karet cetak. | Standar | |
288 | Pengembangan Pemanfaatan Limbah Serbuk Sabut Kelapa (Coco Dust) Untuk Pembuatan Bantalan Karet | 2004 | Ir. Penny Setyowati Ir. Anny Setyaningsih Hernadi Surip, B Sc S u m a r n o, BA | Pengembangan pemanfaatan limbah serbuk sabut kelapa (cocodust) untuk pembuatan bantalan karet bertujuan untuk mengolah limbah cocodust menjadi produk yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Secara garis besar prinsip dari pengolahan ini adalah mencampur cocodust sebagai bahan selulose dengan karet lateks sebagai bahan perekat, kemudian dicetak disertai dengan pengepresan , setelah itu dijemur, dilanjutkan proses vulkanisasi untuk mematangkan karet lateks pada suhu 100o C selama 2 ? 4 jam. Penelitian/pengembangan dilakukan dengan variasi perbandingan cocodust : kompon lateks berturut-turut 1 : 0,5 ; 1 : 1 ; 1 : 1,5 dan 1 : 2. Hasilnya berupa lembaran/bantalan cocodust berkaret dan diuji sifat fisikanya meliputi : kerapatan (g/cm3), kadar air (%), kuat lentur (kg/cm2), kuat tarik tegak lurus (kg/cm2), pengembangan tebal (%), kemampuan dipaku, pampat tetap (%), kuat pegang sekrup (kg) dan kemampuan menyerap suara (%). Hasil yang optimum dicapai pada perbandingan 1 : 1 dan 1 : 1,5 digunakan untuk bahan peredam (eternit peredam) dan pada perbandingan 1 : 2 untuk supporting material pada bantalan furnitur. | Alas Kaki | |
289 | Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan Pada Industri | 2004 | Ir. Arum Yuniari Ir. Sotja Prajati Ir. Siti Rochani Ir.Emiliana Kasmudjiastuti | Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan pada Industri dilaksanakan terhadap salah satu Industri Penyamakan Kulit di Daerah Istimewa yogyakarta dengan didahului sebelum pembuatan dokumen Manual Lingkungan, Prosedur Lingkungan, Instruksi Kerja dan Formulir dibantu oleh Konsultan Lingkungan. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik mempunyai Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan Yogya Environment Certification Assurance (JECA) yang dapat memberikan sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan kepada organisasi untuk lingkup sektor industri kulit dan produk kulit, produk karet dan plastik , produk makanan , minuman dan tembakau , bahan kimia, produk kimia dan serat. Dalam kaitannya dengan penerapan ISO 14001 pada industri kulit serta untuk mengetahui kesesuaiannya maka perlu dilakukan audit oleh Lembaga Sertifikasi. Disamping itu untuk mengetahui kinerja sebuah Lembaga Sertifikasi maka pada saat dilakukan audit pada Industri, disaksikan oleh Komite Akreditasi Nasional (witness) | Kulit | |
290 | Pembuatan Kulit Putih (White Leather) Dari Kulit Wet Blue Untuk Java Boks | 2004 | Sofyan Karani, B. Sc. ST Widhiati, B. Sc Herryanto,B. Sc Kasmin Nainggolan, B. Sc | Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kulit putih yang memenuhi persyaratan mutu. Dalam proses penyamakan dilakukan beberapa tindakan selain untuk mendapatkan kulit yang putih juga untuk mendapatkan kulit yang kompak dan berisi dan dapat menghilangkan cacat yang disebabkan oleh urat darah. Bahan krom yang digunakan dalam proses penyamakan hanya 6% sehingga didapatkan warna wet blue yang tidak terlalu biru / hijau. Retanning menggunakan variasi syntan 16%, 20% dan 24%. Hasil uji sifat kimia dan sifat fisis kulit jadi hampir semua syarat mutu yang ditentukan memenuhi persyaratan, kecuali untuk uji penyerapan air 2 jam menghasilkan (84 ? 98) % sedangkan persyaratan maksimal 80%. Untuk uji tingkat keputihan kulit jadi dibandingkan dengan kulit standar, kulit hasil penelitian mempunyai keputihan yang sama. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini syntan yang digunakan dalam proses retanning adalah minimal 20%. | Kulit | |
291 | Pengembangan Pemanfaatan Kulit Kepala Sapi Untuk Atasan Sepatu | 2004 | Muchtar Lutfie, B.Sc. Dra. Sri Mulati Bambang Wiradono, B Sc. F.B. Trisyono, B Sc. | Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kulit atasan sepatu (boks) nerf polos dengan luas permukaan optimal serta mempunyai mutu sesuai SNI dan mengetahui kondisi optimum proses penyamakan kulit. Dengan menggunakan 75 lembar kulit kepala sapi dari Yogyakarta, disamak dengan bahan penyamak krom sebanyak 8%, 10% dan 12% dan bahan pembantu lainnya hingga kulit menjadi atasan sepatu (boks) nerf asli dengan resep proses tertentu. Kulit jadi yang dihasilkan diuji dan dibandingkan dengan SNI. 06-0234-1989. Ternyata memenuhi persyaratan dengan jumlah krom tidak berbeda nyata. Untuk luas permukaan yang optimal didapatkan dengan cara pembelahan melewati salah satu mata ke bawah. | Kulit | |
292 | Penelitian Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia Komoditi Kulit, Karet Dan Plastik | 2004 | Ir. Niken Karsiati Ir. Ismiyati Irene Sri Sukaeni, BSc Sofia Budiati Cahyani | Penelitian Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia Komoditi Kulit, Karet dan Plastik bertujuan untuk mendapatkan tiga Rancangan Standar Nasional Indonesia dari komoditi Kulit, Karet dan Plastik yaitu : Lembaran PVC Penutup Lantai , Seal Karet Rem Kendaraan Bermotor Roda Empat, dan Cara Uji Tahan Luntur Warna Kulit Terhadap Keringat. Penyusunan tersebut melalui tahapan : studi pustaka terhadap standar nasional maupun internasional dan didukung dengan hasil pengujian mutu ketiga produk tersebut. Penyusunan RSNI ini sudah melalui tahap pembahasan dalam Rapat teknis maupun Rapat Pra Konsensus yang diselenggarakan di BBKKP pada bulan Oktober 2003, dan telah disetujui oleh peserta sidang yang terdiri dari produsen, konsumen, lembaga IPTEK dan instansi pemerintah terkait. | Kulit | |
293 | Penelitian Pembuatan Sol Ringan Untuk Sepatu Casual | 2004 | Dra.Sri Nadilah M.Sri.Wahyuni Sri Budiasih , Bsc A. Buchori, Bsc | Sepatu casual merupakan sepatu semi umum , bersifat sportif, merupakan sepatu informal atau sepatu santai yang memerlukan sol dengan persyaratan tertentu antara lain : ringan, fleksibel (lentur). Persyaratan ini sangat mempengaruhi sifat keenakan pakai dari sepatu casual. Untuk mendapatkan sol yang ringan maka sol yang digunakan adalah sol jenis mikroselular. Sol mikroselular di pasaran biasanya terbuat dari bahan karet sintetis. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan sol mikroselular yang mempunyai nilai positif dalam arti bisa memperbaiki sifat dari sol mikroselular yang ada di pasaran yaitu ringan, fleksibel, tidak mudah aus, mudah dan kuat pada proses pengeleman , maka dilakukan pembuatan kompon sol dengan memvariasikan kombinasi bahan baku karet alam (RSS) dengan karet sintetis SBR sebanyak 5 variabel, RSS dengan HSR sebanyak 5 variabel dan RSS dengan SBR dan HSR sebanyak 5 variabel. Dari ke 15 variabel kompon karet kemudian diuji sifat fisisnya dan dicari formula optimumnya. Dari ke 3 kombinasi, masing-masing diperoleh formula optimum yaitu A3 kombinasi RSS 70 phr dengan SBR 30 phr, formula B4 kombinasi RSS 85 phr dengan HSR 10 phr, dan formula C4 kombinasi RSS 50 phr dengan SBR 40 phr dan HSR 10phr. Bila dibandingkan dengan sol dari pasaran hasil ke 3 formula optimum lebih baik. | Desain | |
294 | Penyempurnaan Dokumen,Pra Asesmen Dan Asesmen ISO SERI 14000 | 2003 | Ir. Siti Rochani Ir. Sotja Prajati Ir. Arum Yuniari Ir. Widari | Penyempurnaan dokumen pra asesmen dan asesmen ISO 14000 merupakan kegiatan untuk persiapan berdirinya Lembaga Sertifikasi Manajemen Lingkungan di lingkungan Balai Besar penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta. Pembuatan dokumen mengikuti acuan dari Pedoman 401 ? 2000 yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Dokumen yang tersusun terpisah dari laporan ini, yang meliputi Dokumen Level 1 Panduan Mutu, Dokumen Level 2 prosedur Sistem Mutu, Dokumen Level 3 Instruksi Kerja dan Dokumen Level 4 Formulir. Keempat dokumen tersebut telah melalui beberapa revisi dengan bantuan konsultan dari PT Redecon Jakarta. Persiapan akreditasi yang dilakukan adalah pendaftaran permohonan akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen lingkungan (LSSML) dan pengiriman dokumen 4 (empat) level | Kulit | |
295 | Penerapan Pembuatan Karpet Karet Sesuai SNI | 1998 | Dra. Supraptiningsih Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari A. Buchori, B Sc | Telah dilakukan penelitian Penerapan Karpet Karet SNI 1000-89 A. Pada pra penerapan dibuat 9 formulasi dengan memvariasikan jumlah CaCO3 dan RSS/SBR. Variasi yang dibuat adalah CaCO3 90, 100, 110 bagian dan RSS/SBR 70/30, 80/20, 90/10 bagian. Kemudian dari 9 formulasi tersebut dibuat slab untuk diuji sifat fisik sesuai dengan metode SNI 1000-1989 A Karpet Karet, yaitu meliputi uji tebal, tegangan putus, perpanjangan putus, kerapatan massa, kekerasan, ketahanan pampat tetap dan ketahanan terhadap pengusangan dipercepat. Dari hasil pengujian setelah dibandingkan dengan SNI ternyata kompon V (variasi CaCO3 100 bagian dan RSS/SBR 80/20 bagian) yang memnuhi persyaratan SNI, kecuali pampat tetap . Hasil uji tersebut yaitu : tebal 3,663 mm, tegangan putus 889,1617 N/cm2; perpanjangan putus 386,666, kerapatan massa 1, 6189 g/cm3 ; kekerasan 70 shore A ; ketahanan pampat 500,310 N/cm2, pampat tetap 10,1881 % dan setelah pengusangan yang dipercepat hasil pengamatan tidak berubah warna dan sedikit retak. Untuk penerapan di industri digunakan kompon V tersebut. | Karet | |
296 | Penerapan Pembuatan Oil Seal Pada Industri Barang Karet | 1998 | Ir. Hj. Siti Rochani Ir. Niken Karsiati Ir. Any Setyaningsih | Penerapan pembuatan Oil Seal ( HS.401693000) pada industri barang karet bertujuan untuk meningkatkan mutu oil seal. Sebelum dilakukan pembuatan oil seal pada industri karet, terlebih dulu dilakukan penelitian secara laboratories dengan dua tahap pra penerapan . Pra penerapan tahap I sebanyak 4 formulasi dengan memvariasikan bahan baku karet nitril , karet SBR dan karet alam. Berdasarkan hasil uji tahap I dilakukan pra penerapan tahap II dengan 9 formulasi. Bahan yang divariasikan adalah karet nitril 70, 75, 80 bagian; karet alam 10, 15, 20 bagian dan carbon black 45, 50, 55 bagian. Kemudian dari 9 formulasi tersebut ditentukan 3 formulasi terbaik untuk digunakan sebagai dasar pembuatan barang jadi oil seal. Berdasarkan hasil uji sifat fisis terhadap barang jadi oil seal diperoleh hasil bahwa kompon dengan formulasi bahan baku karet nitril 70 bagian, karet SBR 10 bagian, karet alam 20 bagian, dan carbon black 55 bagian memberikan sifat yang paling baik. Secara umum mutu oil seal hasil penerapan lebih baik dibandingkan dengan mutu oil seal yang beredar di pasaran. | Karet | |
297 | Pembuatan Feed Roll Mesin Fotocopy Dari Karet | 1998 | Ir. Hadi Musthofa Pramono , B Sc Budiwiyono | Pembuatan feed roll merupakan bagian dari mesin foto copy yang sangat penting dan mudah sekali rusak sehingga perlu diganti disamping barang ini sementara masih import. Dengan pesatnya perkembangan penggunaan mesin foto copy maka kebutuhan akan suku cadang feed roll cukup banyak. Adapun feed roll mesin foto copy dibuat dengan menggunakan kompon terbaik dari 5 macam kompon yang divariasi dengan napthenic oil. Kompon yang dipakai adalah kode V, dengan kondisi proses tekanan 150 kg/cm2 , waktu 10 menit dan suhu 150o C. | Karet | |
298 | Penerapan Teknologi Pewarnaan Kulit Suede Dengan Maskering Dari Kain Bermotif Untuk Pakaian | 1998 | Ir. Emi Sulistyo Astuti Widhiati, Bsc R. Jaka Susila, Bsc | Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kulit suede , penganeka-ragaman produk kulit untuk pakaian serta mendapatkan komposisi bahan cat tutup yang optimal agar hasil akhir sesuai dengan persyaratan untuk pakaian kulit. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit kambing pikel kualitas afkir sebanyak 30 lembar kemudian diproses menjadi kulit suede dan diberi motif. Pemberian motif dilakukan dengan cara sablon yaitu melekatkan pewarna berbentuk pasta yang diulaskan pada kulit bagian daging melalui kasa dengan alat penyaput, kemudian dikeringkan diberi lapisan atas. Variasi perlakuan pada penggunaan bahan pengental (50 gram, 75 gram, 100 gram) dan bahan perekat ( 350 gram, 400 gram ) untuk setiap 1.000 gram larutan cat tutup. Hasil penerapan menunjukkan bahwa variasi bahan perekat tidak mempengaruhi ketahanan gosok cat tutup secara kering, kekuatan sobek dan kualitas kulit tetap mempengaruhi ketahanan gosok cat tutup secara basah. Variasi pengental tidak mempengaruhi ketahanan gosok cat tutup secara kering, kekuatan sobek dan kualitas kulit tetapi mempengaruhi ketahanan gosok cat tutup secara basah. Dari penerapan disimpulkan bahwa variasi yang terbaik adalah menggunakan bahan perekat 350 bagian dan pengental 100 bagian. Kulit kambing kualitas afkir dapat diolah menjadi kulit suede bermotif untuk pakaian sehingga dapat meningkatkan kualitasnya. | Kulit | |
299 | Pengembangan Teknologi Pewarnaan Kulit Samak Nabati Di Daerah Istimewa Yogyakarta | 1999 | Widhiati ,B Sc Ir. Emi Sulistyo Astuti Suhardjono B Sc | Penerapan Pengembangan Teknologi Pewarnaan Kulit Samak Nabati di Daerah Istimewa Yogyakarta ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik konsumen terhadap produk kulit, khususnya tas dari kulit samak nabati dan untuk meningkatkan kualitas kulit samak nabati. Bahan yang digunakan untuk terapan ini adalah kulit sapi samak nabati sebanyak 17 sides, dengan rincian : 1 side diuji kemasakan, 2 sides pra terapan dan 2 sides untuk terapan dengan 2 macam warna (kuning dan coklat), karena pada saat ini warna yang disukai pengrajin adalah warna kuning dan coklat, 12 sides untuk pra terapan yang masing-masing side dibelah menjadi 2 tengahan (24 tengahan side) yang diproses menjadi kras warna. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, sesuai dengan jumlah perlakuan . Kemudian kulit tersebut diberi perlakuan penyelesaian (finishing). Pengecatan tutup dilakukan dengan 3 variasi, setiap variasi dengan menggunakan warna kuning dan coklat. Kemudian kulit diuji meliputi kuat rekat cat tutup, ketahanan gosok cat, kenampakan cat, kenampakan rajah kulit dan kualitas kulit. Data hasil pengujian dihitung secara statistik dengan analisa varians. Dalam perhitungan menunjukkan bahwa kuat rekat cat tutup, ketahanan gosok cat dan kualitas tidak ada beda nyata, tetapi berbeda nyata pada uji kenampakan. Dari keseluruhan hasil uji yang meliputi : kekuatan rekat cat tutup, ketahanan gosok cat tutup, kenampakan rajah kulit dan kualitas kulit, maka bisa disimpulkan hasil yang paling baik adalah variasi II dengan formula sebagai berikut : Lapisan I : pigmen 40, RA 2357 100, RU 3986 30, Fi 50 15, Penetrator 10, Air 805, Lapisan II : LS 1, Super thinner gloss 3, LD 40 gram. | Kulit | |
300 | Penerapan Pembuatan Karet Bantalan Mesin Kendaraan Bermotor Yang Memenuhi SNI | 1998 | Dra. Supraptiningsih A. Buchori Bsc H.J. Supardal | Penelitian penerapan ini bertujuan untuk mendapatkan karet bantalan mesin kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan SNI 06 ? 1540 ? 1989 karet bantalan mesin kendaraan bermotor ?Karet bantalan mesin kendaraan bermotor dibuat dari bahan karet alam (RSS) dan karet sintetis (SBR) dengan penambahan bahan-bahan pembantu (ingredient). Kompon karet bantalan mesin dibuat dengan formula tertentu dengan memveriasikan RSS/SBR : 50/50 : 60/40 : dan 70/30 bagian serta carbon black : 70; 80 dan 90 bagian, Kompon yang didapat sebanyak 9 kompon diuji sifat fisisnya meliputi: tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampat tetap, aging tegangan putus dan perpanjangan putus serta pengembangan volume dan berat. Perhitungan Statistik menunjukkan bahwa variasi RSS/SBR dan carbon black sangat berpengaruh pada sifat fisis yang diuji. Kompon karet yang memenuhi persyaratan SNI 06-1540-1989 yaitu kompon dengan jumlah RSS/SBR 60/40 dengan carbon black 80 bagian dibuat/diterapkan menjadi barang jadi karet bantalan mesin di Industri karet Bandung. | Karet |