# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
301 | Pengembangan Teknologi Proses Dan Penerapan Lateks Alam Iradiasi Kopolimer (Laik) Sebagai Lem Pada Pembuatan Sepatu Kanv | 1998 | Ir. Penny Setyowati Dra. Sri Nadilah Dra. Murwati | Kegiatan ? Pengembangan teknologi proses dan penerapan lateks alam iradiasi kopolimer (LAIK) sebagai lem pada pembuatan sepatu kanvas ? meliputi tahap pra penerapan dilanjutkan dengan tahap penerapan di industri sepatu. Pada tahap pra penerapan dilaboratorium dilakukan percobaan perekatan antara lembaran karet dengan kanvas menggunakan 6 jenis lem LAIK yaitu M33LK, M43LK, M50lk, M33LI, M43LI dan M50LI. Kondisi perekatan bervariasi : dipres dengan tekanan 4 kg/cm2 pada suhu kamar (pres dingin) selama 2 menit, suhu 100o C selama 10 detik, suhu 120oC selama 10 detik dan suhu 150oC selama 10 detik. Pada tahap pra penerapan ini, hasil kuat rekat antara karet kanvas yang optimum dicapai oleh lem LAIK M43Lk pada kondisi pengepresan 100 oC sebesar 17,96 N/6 mm. Selanjutnya hasil optimum tersebut diterapkan di industri sepatu PT.Kompas Mas, kondisi menyesuaikan dengan kondisi pabrik yaitu vulkanisasi otoklaf 110o C ? 12oC, menghasilkan kuat rekat antar foksing ? kanvas = 16,763 N/mm. Hasil tersebut sedikit lebih tinggi baik dibandingkan dengan kuat rekat sepatu kanvas menggunakan lateks kebun biasa (LA) serta memenuhi persyaratan mutu SNI. 12-0172-1987 ? Sepatu Kanvas untuk Umum?. | Karet | |
302 | Diseminasi Teknologi Recovery Dan Reuse Chromium Di Penyamakan Kulit Jawa Timur | 2004 | Isrofiyah St. Suliestyo Tugiman | Diseminasi Teknologi Recovery dan Reuse Chromium di Penyamakan Kulit Jawa Timur bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian bagi para industri penyamakan kulit dalam pelestarian dan pengawasan lingkungan hidup dan memanfaatkan bahan limbah krom serta menyiapkan SDM yang berkemampuan teknis dan terampil dalam mengolah sisa bahan krom serta memanfaatkan kembali. Diseminasi dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari dari tanggal 8 s/d 14 Agustus 2003 di PT. Rajawali Nusindo Unit PK Tanjungsari , Jl. KH. MasMansyur No. 1 Desa Tanjungsari Kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Pelajaran yang diberikan sebanyak 49 session meliputi : 15 session teori dan 33 session praktek. Peserta sebanyak 15 orang terdiri dari karyawan penyamak kulit dan pegawai Dinas Perindag Sidoarjo. Pelajaran teori meliputi : Teknologi Bersih pada Industri Penyamakan Kulit, Krom di Industri Penyamakan Kulit dan Sebarannya, Teknologi Proses Recovery dan Reuse Air Limbah Chrome Penyamakan Kulit, Penerapan Teknologi Bersih pada Proses Tanning. Pelajaran praktek meliputi : Praktek Krom Recovery dan Reuse, Praktek Aplikasi Bahan Krom Recovery pada Proses Tanning, Praktek Aging, Sammying, Shaving dan Penimbangan, Wetting Back, Neutralizing, Retanning, Dyeing, Fatliquoring, Fiksasi, Drying, Staking, Tacking, Trimming, Base Coat, Top Coat, Ironing , Measuring. Adapun hasil akhir dari diseminasi tersebut adalah telah terdidik / terlatih tenaga terampil yang mampu mengolah sisa bahan krom dari industri penyamakan kulit dengan teknologi tepat guna (Teknologi Recovery dan Reuse Chromium ) | Kulit | |
303 | Rekayasa Alat Otoklaf Untuk Vulkanisasi Karet | 2004 | Pramono, Bsc Asmongin Supriyadi Supriyanto. B. | Rekayasa pembuatan alat otoklaf untuk proses vulkanisasi karet ini dimaksudkan sebagai alat pendukung dalam melaksanakan fungsi proses vulkanisasi karet dengan menggunakan tekanan uap panas tertentu. Dari hasil uji coba alat otoklaf ini mempunyai tingkat kemampuan tekanan sampai 5 kg/cm2 dengan suhu lebih kurang 151 oC. Sedangkan secara optimal, operasional yang diperlukan proses vulkanisasi karet hanya mencapai tekanan 3,5 kg/cm2, sehingga alat ini mampu dan aman untuk digunakan. Adapun specifikasi teknis alat otoklaf sebagai berikut : Jenis : bejanan/tabung berdiri : Sistem pemanas uap; Tekanan maksimum : 5 kg/cm2; Suhu maksimum : 151,1 oC : Dimensi dudukan produk : (300 x 300 x 700 )mm; Diameter bejana luar : 520 mm : Dimensi ukuran alat : ( 520 x 1090 ) mm; Berat total : 90 kg. | Sistem Mutu | |
304 | Pemanfaatan Serbuk Kulit Untuk Pembuatan Batu Bata Dan Batako | 1998 | Ir.Susilawati Hernadi Surip. Bsc | Dalam proses penyamakan kulit dihasilkan bermacam-macam limbah diantaranya limbah shaving dan buffing 20 ? 30 kg/ton kulit awet garaman. Penanganan limbah sampai saat ini hanya dibuang ke TPA dengan biaya rata-rata Rp 150,-/feet kulit yang dihasilkan. Penelitian pemanfaatan limbah industri penyamakan kulit untuk batu-bata dan batako dilaksanakan di DIY dengan bahan baku tanah liat dan limbah shaving + buffing berasal dari DKI, Jabar, Jateng, D.I.Yogyakarta dan Jatim. Pengujian fisis dan organoleptis dengan parameter SII 0281-78 untuk batako dan SII 0285 -80 untuk batu bata. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua masuk kelas 25 kg/cm2 dan sifat unggulnya adalah lebih ringan kurang lebih 15 % dari batu bata biasa, jenis limbah tidak berpengaruh,,sedangkan jenis tanah liat dan cara proses sangat berpengaruh. Penerapan hasil penelitian dilaksanakan pada perajin batu-bata di daerah Jogonalan Kab. Klaten. Hasil uji batu bata penerapan menunjukkan angka kuat tekan terbaik yaitu 34,1540 kg/cm dan semuanya masuk dalam kelas 25 kg/cm2. Untuk dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan bahan batu bata, formulasi terbaik adalah 8 (delapan) bagian tanah liat dan 2 (dua) bagian limbah, sedangkan rata-rata yang ada dipasaran dibawah 20 kg/cm2. Formulasi terbaik untuk batako adalah satu bagian semen, delapan bagian pasir dan satu bagian limbah. Hasil uji kuat tekan batako rata-rata 19,5690 kg/cm2, sedangkan hasil uji rata-rata batako dipasaran 17 ? 20 kg/cm2 dan sifat unggulannya adalah tidak langsung hancur bila terkena benturan. | Limbah | |
305 | Desiminasi Teknologi Penyamakan Kulit Di Menado Sulawesi Utara | 1998 | Widari Herryanto | Diseminasi penyamakan kulit ikan dilaksanakan selama 10 hari dari tanggal 24 Juli sampai dengan 2 Agustus 1996, di Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mangondow Manado Sulawesi Utara diikuti oleh 23 peserta terdiri dari pengumpul dan perajin kulit ikan. Tujuan diseminasi teknologi penyamakan kulit ikan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengumpul dan perajin kulit ikan di Menado Sulawesi Utara. Bahan baku pelatihan adalah kulit mentah segar dan kulit mentah awetan garam basah terdiri dari : 40 lembar kulit ikan hiu, 20 lembar kulit ikan pari dan 40 lembar kulit ikan kakap. Secara organoleptis, kulit jadi hasil pelatihan termasuk kulit jadi kwalitas II dan III. Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat kerja yang tinggi sehingga pelatihan berjalan dengan lancar. | Kulit | |
306 | Perekayasaan unit Kelengkapan (Take Up Unit) Mesin Pelletizing | 1998 | Sadali , Bsc Agustin Suraswati, BE Supriyanto B | Mesin Pelletizing adalah mesin pembuat pellet/bijih plastik, yang pada prinsipnya terbagi menjadi 2 (dua) unit yaitu unit ekstruder dan unit kelengkapannya. Untuk lebih menambah fungsi mesin ekstruder yang sudah ada perlu dibuat suatu unit kelengkapan (take up unit) agar mesin ekstruder tersebut dapat difungsikan pula sebagai mesin pelletizing. Pada perekayasaan unit kelengkapan ( take up unit ) mesin pelletizing ini yang dikerjakan adalah mengganti nozzle dengan die dan menambah komponen lain seperti bak pendingin dan alat potong plastik. Adapun spesifikasi teknis komponen tersebut adalah die mempunyai 5 lubang dengan diameter 0,2 cm, bak pendingin dengan ukuran ( 300 x 32 x 31 ) cm, alat potong plastik dengan 2 buah pisau putar dengan ukuran ( 10 x 4 x 0,3 ) cm dan 1 buah pisau stasioner dengan ukuran ( 10 x 4 x 0,3 ) cm. | Sistem Mutu | |
307 | Peningkatan Teknologi Pembuatan Barang Jadi Kulit Buaya (Sepatu Dan Tas) Di Irian Jaya | 1998 | Suramto Syamsuirsyam Rosma Radjagukguk | Peningkatan teknologi pembuatan barang jadi kulit buaya (sepatu dan tas) di Propinsi Dati I Irian Jaya bertujuan untuk memberikan pengetahuan di bidang teori dan praktek pembuatan pola dengan sistem copy of last. Menambah pengetahuan di bidang pembuatan sepatu dengan bahan kulit buaya dikombinasikan dengan kulit boks serta untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam teknologi pembuatan barangjadi berupa tas atau dompet dari kulit buaya, khususnya pada perajin atau calon perajin kulit di Propinsi Dati I Irian Jaya. Tempat pendidikan dan pelatihan dilaksanakan di Merauke Irian jaya selama 13 hari (tanggal 4 Nopember 1996 s/d 18 Nopember 1996) untuk pembuatan barang jadi sepatu serta selama 7 hari (tanggal 4 Nopember 1996 s/d tanggal 11 Nopember 1996) untuk pembuatan barang jadi tas/dompet, yang diikuti oleh 10 orang peserta pada masing-masing pelatihan. Materi pelajaran yang diberikan berupa teori dan praktek, yang dalam penyampaiannya disertai dengan diskusi. Hasil praktek yang dapat dikerjakan dalam pendidikan dan latihan barang jadi sepatu adalah setiap peserta dapat membuat 3 model/desain sepatu. Dengan metoda para peserta dibuat kelompok yang anggotanya terdiri 2 (dua) orang peserta, maka didapatkan sepatu sebanyak 15 pasang sepatu dengan rincian sebagai berikut : 5 pasang sepatu pria model derby, 5 pasang sepatu pria model pantofel serta 5 pasang sepatu model pump. Hasil praktek pada pelatihan barang jadi tas/dompet adalah menyelesaikan membuat pola serta membuat barang jadi kulit berupa barang bentuk tas wanita dan bentuk dompet pria. Rincian hasil pembuatan pola adalah setiap peserta menyelesaikan 2 (dua) buah tas wanita 2 (dua) buah dompet (pria/wanita) serta sebuah tas pria. Sedang pada praktek pembuatan barang jadi berupa tas yaitu satu kelompok terdiri 2 orang peserta menyelesaikan 1 (satu) buah tas wanita sedang untuk barang bentuk dompet seorang peserta 1 (satu) buah dompet pria | Karet | |
308 | Penerapan Pembuatan Karet Bantalan Mesin Kendaraan Bermotor Yang Memenuhi SNI | 1998 | Dra. Supraptiningsih A. Buchori Bsc H.J. Supardal | Penelitian penerapan ini bertujuan untuk mendapatkan karet bantalan mesin kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan SNI 06 ? 1540 ? 1989 karet bantalan mesin kendaraan bermotor ?Karet bantalan mesin kendaraan bermotor dibuat dari bahan karet alam (RSS) dan karet sintetis (SBR) dengan penambahan bahan-bahan pembantu (ingredient). Kompon karet bantalan mesin dibuat dengan formula tertentu dengan memveriasikan RSS/SBR : 50/50 : 60/40 : dan 70/30 bagian serta carbon black : 70; 80 dan 90 bagian, Kompon yang didapat sebanyak 9 kompon diuji sifat fisisnya meliputi: tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampat tetap, aging tegangan putus dan perpanjangan putus serta pengembangan volume dan berat. Perhitungan Statistik menunjukkan bahwa variasi RSS/SBR dan carbon black sangat berpengaruh pada sifat fisis yang diuji. Kompon karet yang memenuhi persyaratan SNI 06-1540-1989 yaitu kompon dengan jumlah RSS/SBR 60/40 dengan carbon black 80 bagian dibuat/diterapkan menjadi barang jadi karet bantalan mesin di Industri karet Bandung. | Karet | |
309 | Diseminasi Pembuatan Garmen Kulit Di Bali | 1998 | Ir. SOTJA PRAJATI | Kegiatan ini merupakan usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan bimbingan teknis dalam pembuatan jaket kulit yang ditujukan pada perajin garmen yang ada di Bali agar mampu membuat garmen kulit yang bermutu. Kegiatan diseminasi ini berupa pendidikan dan pelatihan terhadap 10 (sepuluh) orang perajin garmen kulit yang ada di Denpasar Bali selama 10 hari dimulai dari tangal 5 Agustus sampai dengan tanggal 15 Agustus 1996, meliputi pelajaran teori dan praktek. Pelajaran teori terdiri dari : teori desain, teori pengetahuan alat dan mesin, teori preparasi dan penjahitan, teori pola garmen, sedangkan pelajaran praktek terdiri dari : praktek desain, praktek pola garmen, praktek pemotongan bahan, praktek preparasi dan praktek penjahitan. Dalam pelaksanaan, setiap peserta diwajibkan untuk membuat 1 (satu) potong garmen dari kain drill sebagai prototip. Setelah itu peserta dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok membuat 1(satu) potong garmen kulit sebagai prototip. Model yang dipilih adalah jaket pria atau jas wanita. Secara keseluruhan, hasil praktek adalah berupa 3 (tiga) potong jaket kulit untuk pria, 2 (dua) potong jas kulit untuk wanita, 5 (lima) potong jaket kain untuk pria dan 5 (lima) potong jas kain untuk wanita. Dalam pelaksanaan diseminasi ini para peserta dapat mengikuti seluruh materi pelajaran dengan baik serta hasil praktek yang cukup memuaskan walaupun sarana yang digunakan kurang memadai, terutama mesin jahit yang digunakan adalah mesin jahit rumah tangga dan bukan mesin jahit khusus untuk kulit. Pada akhir pelaksanaan diseminasi , seluruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapatkan sertifikat. Dari hasil pelaksanaan diseminasi dapat disimpulkan bahwa para perajin memberikan tanggapan yang amat baik, bersemangat tinggi serta mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pengembangan jenis garmen kulit yang lain. | Kulit | |
310 | Pembuatan Desain Unit Pengolahan Limbah Cair Industri Kecil Barang Jadi Karet Di Bandung | 1998 | Ir. Arum Yuniari Ir. Kusumo Retno Sri Setyasmi Bsc | Desain unit pengolah limbah cair industri barang jadi karet merupakan suatu rangkaian instalasi pengolahan air limbah pada industri barang jadi karet yang terdiri dari bak equalisasi, bak flokulasi, tangki sedimentasi dan saringan pasir. Penentuan rangkaian instalasi pengolahan air limbah disini berdasarkan beberapa alternatif yaitu : karakteristik dari air limbah yang diatas ambang batas. Desain instalasi pengolahan air limbah berdasarkan kapasitas produksi barang jadi karet untuk keperluan teknik 800 ton per tahun dan debit air limbah 612 liter perjam. Pada industri barang jadi karet parameter-parameter yang melebihi ambang batas yaitu : BOD5, COD, TSS, amonia dan pH. Percobaan pengolahan air limbah untuk menurunkan parameter-parameter yang diambang batas dengan menambahkan bahan kimia yaitu alum sebagaikoagulan dengan kadar 500 mgr/lt, 400 mgr/lt, 300mgr/lt, 200mgr/lt, 100mgr/lt. Selain itu juga ditambahkan polielektrolit sebesar 1 %. Setelah dilakukan percobaan pengolahan ternyata untuk parameter-parameter yang diatas ambang batas telah bisa memenuhi baku mutu sehingga air dapat dibuang ke perairan. | Rekayasa | |
311 | Pembuatan Alat Pencacah Sampah Plastik Jenis Fleksibel (Kantong Plastik) | 2001 | Ir. Arum Yuniari Ir. Niken Karsiati Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari | Pada pembuatan alat pencacah sampah plastik fleksibel dimaksudkan untuk mencacah sampah plastik fleksibel (plastik film atau sheet) dengan tebal ? 0.2 mm sehingga menjadi serpihan-serpihan kecil agar siap dimasukkan dalam mesin pelletizer. Adapun kapasitas dari alat pencacah sampah plastik fleksibel adalah 40-50 kg dengan spesifikasi teknis : motor 5,5 HP 220/380 volt, dimensi mesin panjang 1000 mm, lebar 500 mm dan tinggi 1650 mm, pisau tetap 2 buah ukuran (300 x 80 x 19) mm bahan baja ST 30 dilapisi nikko stell HV 600, peralatan dilengkapi saringan dengan diameter 15 mm. Sedangkan untuk pengering cacahan plastik (oven) mempunyai dimensi panjang 2500 mm, lebar 1000 mm dan tinggi 750 mm dilengkapi blower ? PK dan kompor minyak, oven mempunyai kapasitas 50 kg. | Sistem Mutu | |
312 | Penerapan Dan Uji Coba Sol Tatak (Shock Insole) Yang Dapat Menyerap Bau Dan Keringat | 2001 | Ir. Hj. Siti Rochani Dra. Sri Nadilah, Apt. Asrilah, BSc. Sri wahyuni, BSc. | Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian skala laboratorium mengenai sol tatak yang dapat menyerap bau dan keringat yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 1998/1999 oleh Kelompok Kerja 6333 E / Proy.PPTIKKP/98-99, yaitu melakukan penerapan di Industri Karet dan di uji coba pemakaian formula sol tatak hasil penelitian yang terbaik pada 2 macam sepatu causal dan olah raga, dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas penyerapan bau dan keringat. Uji coba sol tatak satu lapis maupun dua lapis dilakukan dengan memvariasi waktu pemakaian 15 jam, 30 jam dan 45 jam, dilaksanakan oleh 6 responden (6 pasang sol tatak) untuk tiap jenis sepatu. Sol tatak hasil uji coba pemakaian diuji sifat fisisnya meliputi tegangan putus, perpanjangan putus, kekuatan bengkuk, kekerasan dan uji penyerapan bau dan keringat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian pembuatan sol tatak skala laboratorium dapat diterapkan pada skala industri, dah hasil uji coba pemakaian sepatu causal sampai dengan 45 jam penyerapan keringat tertinggi pada sol tatak 1 lapis : 3,4019 gram dan sol tatak 2 lapis : 4,9493. Pada sepatu olah raga penyerapan keringat tertinggi pada sol tatak 1 lapis 0,8766 gram dan sol tatak 2 lapis : 0,7156. Penyerapan bau pada sepatu causal sol tatak 1 lapis : 10,49 mg NH3/gr contoh, sol tatak 2 lapis : 14,26 mg NH3/gr contoh, sedangkan pada sepatu olah raga sol tatak 1 lapis : 9,30 mg NH3/gr contoh, sol tatak 2 lapis : 12,48 mg NH3/gr contoh | Desain | |
313 | Penerapan Teknologi Proses Unhairing Ramah Lingkungan | 2001 | Ir. Titik Purwati Widowati, MP Ir. Puji Ediari Suryaningsih Ir. Hadi Mustofa | Penelitian penerapan teknologi unhairing ramah lingkungan pada industri penyamakan kulit ini bertujuan untuk mencari alternatif bahan proses unhairing yang ramah lingkungan berupa protease Rhizopus sp. dan mensyaratkan teknologi proses unhairing yang ramah lingkungan kepada industri penyamakan kulit. Penelitian ini meliputi percobaan produksi protease, percobaan unhairing secara enzimatis dan penerapan proses unhairing ramah lingkungan di industri. Hasil penelitian menunjukkan cara produksi protease tampak menghasilkan jamur yang paling kompak dan merata. Percobaan unhairing secara enzimatis menggunakan kombinasi aktivitas enzim 0,7 U/cm2 dan Na2S 1 % sudah dapat merontokkan bulu kulit kambing serta kulit mempunyai permeabilitas udara yang baik sehingga tidak perlu dilakukan proses bating dalam tahapan proses selanjutnya. Berdasarkan fotomikrograf, penggunaan protease Rhizopus sp sebagai agensia unhairing mengakibatkan bulu tercabut sampai kepangkal bulunya, sedangkan penggunaan Na2S hanya mengakibatkan pemutusan bulu. Limbah cair yang dihasilkan oleh proses unhairing secara kombinasi enzim dan Na2S kualitasnya lebih baik dibandingkan limbah cair yang dihasilkan oleh proses unhairing secara konvensional, diantaranya hanya mempunyai kandungan sulfida sekitar 15 % nya. Sifat fisik dan organoleptis kecuali kemulurannya memenuhi persyaratan SNI 06.-0234-1989, Mutu dan cara Uji Kulit Glace kambing. Proses unhairing ramah lingkungan menggunakan Rhizopus sp ini telah diterapkan di industri dengan hasil baik | Standar | |
314 | Pemanfaatan Debu Buffing Dan Shaving Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Dan Kukit Imitasi | 2001 | Sri Sutyasmi BSc.ST Dra. Murwati Sofyan Karani, B.Sc. ST Drs. Suprapto | Debu buffing dan sisa shaving merupakan limbah padat kulit yang sulit terdekomposisi dan merupakan masalah yang besar di industri penyamakan kulit. Selama ini limbah tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal dan hanya dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Penelitian ini mencoba untuk memanfaatkan debu buffing dan shaving sebagai bahan baku kertas dan sebagai filler untuk kulit imitasi. Untuk pembuatan kertas karton digunakan sisa shaving dengan variasi sebesar 0%, 20%, 40%, 60% dan 80%. Semua variasi pembuatan kertas karton dalam penelitian ini secara fisik kelihatan baik, namun hasil uji secara laboratories terlihat bahwa semakin besar penambahan sisa shaving, kualitas kertas karton semakin menurun. Untuk kertas seni sisa shaving hanya digunakan untuk pembuatan motif, dan hasilnya menunjukkan bahwa kertas seni yang diproses mempunyai kualitas lebih baik dibanding dengan yang tidak dipress. Untuk kulit imitasi, debu buffing dengan variasi 0; 2,5; 5 ; 7,5 ; dan 10 bagian, dimanfaatkan untuk filler sebagai pengganti CaCO3 aktif. Dari hasil uji laboratorium terlihat bahwa kualitas terbaik pada penambahan 10 bagian buffing. | Standar | |
315 | Pemanfaatan Sulfinil Oil Untuk Proses Penyamakan Kulit | 2001 | Muchtar Lutfie, B.Sc Ir. Emiliana K Widhiati, B.Sc Ir. Widari | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan sulfinil oil pada proses peminyakan terhadap sifat-sifat fisis kulit jaket dari kulit domba. Empat puluh lembar kulit domba awet garam basah yang berasal dari Yogyakarta disamak menjadi kulit Jaket dengan bahan peminyakan (fatliquoring)nya adalah 15 % minyak sintetis dari impor. Hasil uji fisika menunjukkan bahwa minyak sulfinil dari nabati dan minyak sulfinil dari hewani dapat dipakai untuk peminyakan (fatliquoring), dengan sifat fisis kulit jaket yang dihasilkannya memenuhi persyaratan SNI 06.0250.1989, Mutu dan cara Uji Kulit Sarung Tangan dan jaket dari Kulit Domba/Kambing. | Kulit | |
316 | Rekayasa Drum Desalting | 2002 | Ir. Suliestyah Wrd, MM Heru Budi Susanto, Dip.Kim Hasan Basalamah, Bsc | Kegiatan rekayasa ini dilaksanakan selama 10 bulan, menghasilkan 1unit drum, dari bahan kayu bengkirai dengan ukuran 1500 x 2000 mm. Spesifikasi teknis drum adalah Ukuran O (2000 x 1500) mm, motor penggerak : 3 phase, 10 Hp; Tegangan listrik : 220/380/440 V/50 / 60 hz, 3 p; Speed reducer : 1 : 10 (10 Hp); Rpm drum : 14; Pulley V belt : O 110 cm, O poros : 19 cm, bahan dari baja tuang ; Gear besar : O 140 cm, jumlah gigi : 125; Rantai penggerak : 10 feet, type 120 RIV ; Lubang pembuangan garam : O 6 cm, jarak titik lubang 18 cm ; Berat total drum : 1,2 ton ; Kapasitas drum : 750 lembar kulit mentah awet garam kambing/domba. Tujuan pembuatan drum desalting adalah untuk menghilangkan garam dari kulit mentah awet garam sebelum diproses lebih lanjut. Maksud penghilangan garam adalah sebagai langkah awal penerapan teknologi bersih pada industri penyamakan kulit, guna mengurangi beban pencemaran pada limbah cair yang disebabkan oleh sisa garam pada unit pengolahan air limbah. Sisa garam dapat dimanfaatkan kembali antara lain untuk pengawetan ulang kulit mentah dan proses pikel pada industri penyamakan kulit. Ujicoba penghilangan garam pada kulit mentah awet garam dengan menggunakan drum desalting menghasilkan limbah garam sebanyak 7 % dari berat kulit mentah. Rekayasa drum desalting dapat diterapkan pada industri | Sistem Mutu | |
317 | Penelitian Pembuatan Kompon Rol Karet Mesin Fleshing Industri Penyamakan Kulit. | 2002 | Ir. H. Hadi Mustofa Ir. Ismiati Sumarno, B.Sc | Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi kompon karet yang dapat memenuhi persyaratan Mutu Roll Karet Mesin Penyamakan Kulit. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasi penggunaan bahan pengisi penguat hard clay 10 phr, 15 phr, 20 phr, 25 phr, dan 30 phr, dari lima macam kompon tersebut dilihat dari kekerasannya belum ada yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam SNI.06 ?1846 ? 1990, yang kekerasan mesin fleshing adalah sebesar 30 ? 35 shore A. Pada kompon ke VI dengan menambah penggunaan Napthenic Oil 20 phr, maka kekerasan dapat mendekati persyaratan yang ditetapkan. | Alas Kaki | |
318 | Validasi metode uji pengujian Cr +6 dalam kulit. | 2005 | Ir. Ratna Utarianingrum | Penelitian mengenai validasi metode uji chrome hexavalen dalam kulit bertujuan untuk membuktikan bahwa metode uji tersebut mempunyai sensitivitas yang tinggi dan dapat memberikan hasil uji yang valid. Dalam penelitian ini yang digunakan bahan uji adalah kulit samak krome, sedangkan metode uji yang dipakai adalah colorimetri dipherylcarbazide dengan penambahan gas inert (Nitrogen) untuk menghilangkan udara dan colorimetri diphenylecarbazide tanpa penambahan gas inert. Hasil validasi manunjukan bahwa metode uji colorimetri diphenylcarbazide tanpa penambahan gas inert menghasilkan data uji dengan sebaran yang homogen dan hasil uji optimal hasil ini dudukung oleh analisa statistik dengan Robust Test dengan Z Score adalah -0,7238 sampai 0,5387 menurut ISO Guide dinyatakan memuaskan. | Alas Kaki | |
319 | Validasi metode uji pengujian penthachlorophenol (PCP ). | 2005 | Ir. E. Ratna Utarianingrum | Validasi metode uji pengujian pentachlorophenol secara personal dengan metode DIN 53313 yang menggunakan detektor Electron Capture Detector (ECD) dilakukan dengan detektor Mass Spectrometer (MS) bertujuan untuk mengetahui kadar penthachlorophenol dari bermacam-macam kulit mentah tersamak. Tahap-tahap pengujian meliputi ekstraksi dengan ekstraktor Soxhlet, evaporasi, ekstraksi cair-cair, asetilasi, pemurnian dan analisis dengan GC-MS. Hasil pengujian dengan standar pentachlorophenol menunjukkan bahwa puncak pentachlorophenol muncul pada waktu retensi 12.525 dan dapat juga muncul puncak pada waktu retansi 12.317 sebagai pentachloromethoxy-Anisole, sehingga peralatan kromatograpfi gas dengan detektor spektrometer massa dapat menggantikan kromatografi gas dengan detektor penangkap elektron seperti yang disyaratkan DIN 53313 tetapi dengan kondisi operasi yang berbeda. Hasil pengujian pentachhlorophenol secara kualitatatif terhadap kulit boks, kulit jaket dan kulit sarung tangan memberikan hasil negatif. Dalam analisis ini tidak digunakan tetrachloroguaicol (TCG) sebagai standar internal untuk pengujian secara kuantitatif. | Barang Kulit & Garmen | |
320 | Validasi metode uji pengujian Curing Time kompon karet. | 2005 | Ir. E. Ratna Utarianingrum | Oscillating Disk Rheometer berfungsi untuk menentukan karakteristik vulkanisasi dari kompon karet tervulkanisasi. Dengan menggunakan Rheometer kita dapat menentukan waktu dan suhu vulkanisasi yang optimal dan akurat sehingga kompon karet yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik. Validasi Metode Uji Pengujian Curing Time Kompon Karet bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pengujian diantara analis di LUKKAPS, Validasi Metode Uji juga akan meningkatkan profesionalisme para analis laboratorium. Standar Uji/Metode Uji yang digunakan ASTM.D. 2084-81 ?Test for Rubber Property-Vulcanization Characteristics Using Oscillating Disk Cure Meter?. Sedang evaluasi hasil uji dilakukan dengan penilaian Z-Score. Validasi Metode Uji Pengujian Curing Time Kompon Karet dilaksanakan oleh 4 (empat) orang operasionil LUKKAPS dengan kode : ana, yy, rw, dan eltri. Pengujian dilakukan dengan kondisi yang sama yaitu : upper time: 1500 C, lower time : 1500 C dan waktu pengujian : 30 menit. Evaluasi data keseluruhan empat personil ada 1 (satu) data yaitu eltri dengan nilai Z-score 2,81 sehingga dikatagorikan meragukan. Sedang hasil pengujian lainnya menunjukkan nilai Z-score anatara -2 dan +2 dengan katagori memuaskan. Evaluasi data masing-masing personil ada 2 (dua) data yaitu yy6 nilai Z-score 2,02 dan eltri2 nilai Z-score 2,02 dikategorikan meragukan. Sedang 2 (du) data yaitu rwt nilai Z score 3,37 dan eltri nilai Z- score 8,09 sehingga dikategorikan outlier. | Alas Kaki |