# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
81 | Pengembangan Teknologi Pengambilan Lemak dari Fleshing Industri Penyamakan Kulit untuk Pembuatan Sabun Mandi | 2010 | Drs. Ign Sunaryo Ir. Suliestiyah Wrd, MP Widodo Y. Edy Dahono, ST | Dari penelitian sebelumnya oleh Sunaryo, dkk. (2002), sabun yang dibuat dengan menggunakan bahan lemak dari fleshing, masih keruh belum jernih dan berbau amis (bau kulit mentah). Hal ini dikarenakan lemak dari fleshing tersebut belum disulfonasi, belum dimurnikan, dan masih asli. Oleh karena itulah penelitian pengembangan teknologi pengambilan lemak dari fleshing industry penyamakan kulit untuk pembuatan sabun mandi ini perlu dilaksanakan untuk mendapatkan cara pengambilan, penjernihan, dan penghilangan bau amis (bau kulit mentah) pada lemak fleshing. Agar bisa digunakan untuk membuat sabun mandi yang cerah dan tidak berbau amis. Limbah fleshing dari industry penyamakan kulit di Yogyakarta digunakan untuk penelitian ini. Setelah dicuci dan dinetralkan, limbah fleshing kemudian direbus untuk diambil lemaknya. Lemak fleshing terambil kemudian dimurnikan dengan 3 (tiga) variasi perlakuan yakni HNO_3 (15 ml, 20 ml dan 25 ml), H_2 SO_4 (20%, 25%, dan 30%) dan waktu pemanasan ( 10 menit dan 15 menit). Tujuan pemurnian ialah agar warna dan bau amis bisa hilang atau berkurang semaksimal mungkin. Lemak sebelum dan setelah dimurnikan diuji kandungan asam lemaknya, dan diuji secara kimia untuk mengetahui kadar air, lemak, kotoran, angka asam, angka penyabunan, angka Yod. Uji organoleptis juga dilaksanakan dengan dibantu oleh 10 orang Panelis terhadap 31 sampel lemak yang telah dimurnikan, terdiri dari 18 sampel lemak fleshing kulit domba/ kambing dan sisanya lemak fleshing kulit sapi. Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada lemak fleshing kulit domba/ kambing. Sebagai kesimpulan, Tim/ Pokja 0044E telah mendapat pengembangan teknologi pengambilan lemak dari fleshing kulit domba/ kambing sebagai berikut. Cara : a. Proses diawali dengan pencucian dan penetralan fleshing, maka proses dilanjutkan dengan perebusan lemak dan pemurnian lemak fleshing. b. Timbang lemak fleshing. c. Masukkan dalam tabung/ gelas beker. d. Lelehkan lemak dengan pemanasan, sekitar 5 menit, suhu 65-〖90〗^0C. e. Tambahkan H_2 O_2 absolut sebanyak 1 ml. f. Tambahkan larutan As. Nitrat 2% volume 20 ml, 25 ml, dan 30 ml. g. Tambahkan larutan As. Sulfat dengan variasi 15%, 20%, dan 25% @ sebanyak 15 ml. f. Panaskan 5-10 menit. h. Cuci dengan larutan NaCl 10% dengan 3 kali pengulangan. i. Netralkan dengan NaOH 1 N sampai pH 7-8, kemudian dinginkan. | Kulit | |
82 | KAJIAN SNI KULIT TAHAN AIR DAN KULIT SARUNG TANGAN SERTA PEBNDUKUNGNYA | 2010 | Puji Ediari Suryaningsih, Emi Sulistiyo Astuti, Marsudi Wiyono, Mochamad Nurhafiq | Kegiatan berjudul Kajian SNI Kulit Tahan Air dan Kulit Sarung Tangan serta Pendukungnya bertujuan untuk melakukan kajian terhadap SNI kulit tahan air, kulit sarung tangan, sarung tangan Golf, cara uji penyerapan air dan cara uji tembus uap air pada kulit. Adapun SNI yang dikaji ulang meliputi SNI 06-0777-1996, Kulit sarung tangan Golf samak krom dari dombadan kambing, SNI 12-0897-1989, Sarung tangan Golf dari kulit, SNI 06-0997-1989, Cara uji penyerapan air kulit tersamak, SNI 06-4587-1998, Cara uji tembus uap air pada kulit jadi serta melakukan kajian ketahanan air pada kulit tahan air. Secara umum keempat judul SNI yang dikaji perlu direvisi meskipun substansi cara uji penyerapan air dan cara uji tembus uap air sama. Hasil kajian SNI terwujud sebagai draft RSNI 1 kecuali Kulit tahan air berupa parameter tahan air yang dapat dityambahkan ke dalam SNI-SNI kulit untuk bagian atas alas kaki yang sudah ada. RSNI hasil kajian harus diteruskan prosesnya supaya resmi menjadi SNI baru melalui Pusat Standarusasi dan Panitia Teknis Kulit, Produk kulit dan Alas Kaki (59.02). | Standar | |
83 | Komposit Polimer Dari Sampah Styrofoam Dengan Cocodust (Lanjutan) | 2010 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Ihda Novia Indrajati, MT Sismaryanto, B.Sc Christiana Maria, ST | Penelitian pembuatan komposit polimer dari sampah Styrofoam dengan cocodust yang merupakan lanjutan dari kegiatan penelitian pada tahun 2009 mempunyai tujuan mempelajari pengaruh DOP dan compatibilizer terhadap sifat fisis komposit serta melihat perubahan sifat fisis setelah diuji diodegradasi dengan dipendam di dalam tanah. Komposisi komposit yang dibuat pada penelitian adalah styrofoam/ cocodust 50/50 bagian (cocodust lolos 50 mesh), sebagai pemlastis digunakan dioctyl phthalate (DOP) sebanyak 10% berat bahan baku, antioksidan 1% berat bahan baku, asam stearat sebagai pelumas 0,4% berat bahan baku, inisiator dicumyl peroxide (DCP) sebanyak 0,1% berat bahan baku dan heat stabilizer 1% berat bahan baku dan compatibilizer 5% berat bahan baku. Pada kegiatan ini dibuat komposit dengan variasi jenis compatibilizer, yaitu maleat anhidrid dan asam stearat. Komposit yang dihasilkan dilakukan pengujian terhadap sifat fisis, kondisi morfologi komposit, karakterisasi gugus fungsi dan biodegradasibilitasnya. Pengujian sifat fisis komposit terdiri dari kuat tarik dan kemuluran, kekerasan, dan kestabilan ukuran. Hasil pengujian sifat fisis dan biodegradasibilitas ini dibandingkan dengan komposit yang telah diperoleh pada penelitian sebelumnya (tahun 2009) dan komposit sejenis yang ada di pasaran. Pengujian kondisi morfologis komposit dengan scanning electron microscopy (SEM) menunjukkan telah terbentuk campuran yang lebih homogeny antara styrofoam dan cocodust dan hasil yang lebih baik ditunjukkan oleh komposit dengan compatibilizer MA. Karakterisasi gugus fungsi melalui FTIR menunjukkan hasil munculnya puncak baru pada transmitansi 1728 cm^(-1) yang dibentuk dari reaksi esterifikasi dari gugus OH dalam cocodust. Sifat fisis komposit menunjukkan hasil yang lebih baik dan adanya penambahan DOP membuat komposit yang dihasilkan tidak rapuh, sehingga dapat dicetak menjadi barang teknis. Uji biodegradasi berdasar ASTM D 2017 menunjukkan hasil bahwa komposit hasil penelitian tahun ini lebih mudah degradasi oleh mikrobia dibandingkan dengan komposit pasaran. | Limbah | |
84 | PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN PERSEPATUAN BERBASIS KOMPETENSI (P3BK) | 2010 | SRI WASKITO, B.Sc, SE, VITA KURNIAWATI, A.Md, HIMAWAN HENDRA SANTOPO, B.Sc, SE, HARIS NURSALAM, A.Md,MA | Kegiatan Pengembangan Pusat Pelatihan Persepatuan Berbasis Kompetensi (P3BK) bertujuan untuk membuat Modul / Buku Pelatihan Persepatuan Berbasis Kompetensi sebanyak 12 buku dan membuat 1 buku rencana kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk berdirinya Pusat Pelatihan Persepatuan Berbasis Kompetensi (P3BK) BBKKP. Materi yang digunakan dalam kegiatan berupa 12 judul Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang sepatu / alas kaki dan 12 judul buku program dan buku informasi Pusat Pelatihan Persepatuan Berbasis Kompetensi. Metode yang digunakan meliputi beberapa tahapan yaitu studi pustaka, studi banding & konsultasi, evaluasi data dan penyusunan modul pelatihan persepatuan berbasis kompetensi. Hasil kegiatan berupa 12 buku modul buku kerja dan 12 buku penilaian dan 1 buku rencana kebutuhan sarana dan prasarana untuk Pusat Pelatihan Persepatuan Berbasis Kompetensi (P3BK) BBKKP. 12 judul modul buku kerja dan buku penilaian tersebut adalah memilih bahan, memilih / memodifikasi acuan sepatu, membuat pola sistem manual, grading pola komponen sepatu / alas kaki sistem manual, memotong bahan kulit (Leather) secara manual, merakit dan menjahit bagian atas sepatu / alas kaki (Shoe Upper), lasting (pengopenan) secara manual, lasting (pengopenan) bagian depan sepatu / alas kaki dengan mesin, merakit sol sistem lem, merakit sol system cetak vulkanisasi, menerapkan pengendalian mutu dalam proses pembuatan sepatu / alas kaki dan melaksanakan pemeriksaan mutu sepatu / alas kaki. | Alas Kaki | |
85 | Aplikasi Karet Mikroseluler untuk Sol Ringan Alas Kaki | 2010 | Ir. Herminiwati. MP Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari M. Sholeh, ST, MT.Eng Suko Praptono, Bsc | Aplikasi karet mikroseluler untuk sol ringan alas kaki ini merupakan lanjutan dari penelitian pembuatan sol karet mikroseluler untuk sol ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan sol ringan hasil formulasi terbaik karet mikroseluler untuk pembuatan alas kaki yang berupa sandal dan sepatu anak. Sebagai pembanding, diambil sandal dan sepatu anak dari pasaran. Formula terbaik yang diaplikasikan dalam pembuatan sandal terdiri atas karet EVA 80 phr, karet alam 20phr, asam stearat 0.5 phr, zink oksida 1 phr, alumunium silikat 20 phr, blowing agent 2,5 phr, dicumyl peroksida 0,8 phr. Pengujian terhadap sandal dan sepatu anak meliputi uji ketahanan tembus air, uji ketahanan retak lentur, pampat tetap, bobot jenis, kuat rekat dan uji anti slip. Dalam aplikasinya diperoleh sol sandal maupun sepatu anak yang lebih baik dibanding pasaran, dengan nilai pampat tetap untuk sandal dan sepatu anak berturut- turut sebesar 40% dan 45,71%. Sedangkan pampat tetap sandal dan sepatu anak dari pasaran sebesar 49,23% dan 46,19%. Hasil uji anti slip menunjukkan bahwa sandal dan sepatu anak hasil penelitian mempunyai anti slip yang lebih baik dengan nilai 3,02 kgf (kondisi kering) dan 1,49 kgf (kondisi basah) untuk sandal dan sepatu anak 2,09 kgf (kondisi kering) dan 1,92 kgf (kondisi basah). Sementara anti slip sandal dan sepatu dari pasaran mempunyai nilai 3,04 kgf (kondisi kering) dan 2,69 (kondisi basah) untuk sandal serta 1,92 kgf (kondisi kering) dan 1,34 kgf (kondisi basah) untuk sepatu anak. Kuat rekat bagian atas sandal dan sepatu anak hasil penelitian lebih baik disbanding pada sandal dan sepatu anak di pasaran. Sol sandal dan sepatu anak baik penelitian maupun pasaran mempunyai ketahanan tembus air yang baik, demikian pula ketahanan retak lenturnya. Formula terbaik hasil penelitian dalam aplikasinya untuk pembuatan sandal dan sepatu anak mempunyai sifat fisis yang baik dibanding pasaran. Penggunaan karet alam dan filer penguat dapat meningkatkan sifat fisis sol. | Alas Kaki | |
86 | Pemanfaatan Krom Hasil Hidrolisa Krom Shaving Dengan Alkali Untuk Penyamakan Kulit | 2010 | Sri Sutyasmi, B Sc, ST,Dra Supraptiningsih, MSi, Joko Susila, B.Sc, ST, Agustin Suraswati BE | Limbah padat pada kulit khususnya limbah shaving di industri penyamakan kulit sangat bermasalah, sulit ditangani. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk penanganan limbah shaving ini, namun belum semua termanfaatkan. Penelitian mengenai hidrolisa krom shaving yang menggunakan alkali, asam maupun enzim telah dilakukan di tahun 2008, sedangkan pemanfaatan hidolisa krom shaving belum dimanfaatkan. Untuk itu tahun 2010 memanfaatkan krom hasil hidrolisa dengan alkali untuk penyamakan kulit. Alkali yang digunakan untuk hidrolisa krom shaving ini adalah NaOH, dengan variasi 1%, 2% dan 3% dalam air 10 Liter dan limbah shaving 30 kg serta waktu hidrolisa 1 jam, suhu 100 oC. Hasil Hidrolisa Kemudian dipisahkan antara krom dan protein kolagen yang ada dalam limbah shaving dengan cara penyaringan. Lumpur krom yang tersisa di saringan selanjutnya di recovery dengan menggunakan asam sulfat pekat sampai larut, kemudian di uji kadarCr2O3 hasilnya 11 mg/l. Selanjutnmya larutan krom sulfat digunakan untuk menyamak kulit dengan variasi 0, 30, 40, 50, 60, 70 dan 100 % dan kadar Krom (Cr2O3) yang digunakan untuk menyamak kulit glace jumlahnya 8%. Hasil analisa kulit glace baik yang menggunakan krom olahan maupun krom asli (Chromosal B) memenuhi SNI -250-1989 kecuali kemuluran dan kadar abu. Pemakaian krom olahan ini dapat menghemat krom sebesar 144 kg/tahun atau Rp. 5.760.000,-. | Kulit | |
87 | Penelitian Penyamakan kulit Ikan Nila yang Dapat Dicuci (washable) | 2010 | Drs. Ir. Prayitno Apt, MSc Ir. Emiliana Bambang Wirodono, BSc Nurwachid Sahadi, Amd | Telah dilakukan penelitian untuk mengolah kulit ikan nila dari hasil samping industri fillet ikan nila untuk dijadikan samak yang dapat dicuci. Untuk memenuhi criteria kulit yang dapat dicuci yaitu sesudah pencucian kulit tidak luntur dan tidak mengalami perubahan warna, kulit tidak mengalami perubahan dalam sifat fisika , kulit tetap lunak dan lemas serta tidak mengalami perubahan ukuran, maka penelitian dilakukan dengan pemilihan zat warna yang tahan terhadap pencucian dan bahan minyak yang dapat memberikan kelemasan baik sebelum maupun sesudah pencucian. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan zat warna yang bersifat reaktif dan bahan peminyakan digunakan bahan minyak yang bersifat hidrophobik dikombinasikan dengan bahan minyak anionic. Konsentrasi zat warna dan bahan minyak baik yang hidrophobik maupun anionic divariasi masing-masing dalam 3 konsentrasi, sehingga dalam penelitian ini dilakukan dalam 27 perlakuan. Hasil penelitian menunjukan tidak ada kelunturan pada pencucian dan tidak ada warna, juga tahan terhadap keringat, ini dapat dilihat hasil uji menunjukan skala 5 gray scale, dan kulit tetap lemas setelah pengujian dengan nilai kelemasan antara 4-6. Dari uji fisika menunjukan kuat sobek semua perlakuan memenuhi persyaratan SNI 06-4593-1998 dengan nilai 19,81 kg/cm dan nilai tertinggi 47,70 kg/cm, untuk sifat jahit semua memenuhi persyaratan SNI, dengan nilai terendah 59,58 kg/cm dan tertinggi 98,57 kg/cm sedangkan untuk kuat tarik 15 perlakuan dapat memenuhi persyaratan SNI dengan nilai tertinggi 171,40 kg/cm2. Kemuluran kulit hasil penelitian sangat tinggi dengan kemuluran terendah 69,30% dan tertinggi 110,00%. Dari 27 perlakuan, perlakuan I memberikan hasil yang optimum. | Kulit | |
88 | Pengembangan Sistem Informasi Pemetaan Industri Kulit dan Produk Kulit di Indonesia | 2010 | Supriyadi. SE Bambang Tunasmoyo, S.Pd Sita Azizah Wahyuni, ST Supramono, Amd | <p align="left">Pengembangan sistem informasi pemetaan kulit dan produk kulit di Indonesia dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan informasi data-data tentang industri penyamakan kulit dan produk kulit imitasi yang berupa alas kaki. Tujuannya adalah membuat sistem layanan informasi tentang industry penyamakan kulit dan produk alas kaki dengan bahan baku kulit dan kulit imitasi, yang cepat, efektif serta mudah dipahamidan mampu menyajikan informasi secara optimal bagi stakeholder. Data-data yang ditampilkan dalam sistem informasi pemetaan ini dieroleh dari hasil survey dan di beberapa daerah di puau Jawa, Biro Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta , dan Asosiasi Penyamakan Kulit (APKI) maupun dari Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) serta data-data dari internet. Pelaksanaan Pembuatan sistem informasi ini menggunakan Macromedia Flash 8, Microsoft Wordd, Solid Converter PDF, Converter gpdf2swf, Microsoft Powerpoint, dan Plugin iSpring Free. Metode Pembuatannya adalah memanfaatkanMacromedia Flash 8 untuk menghasilkan file EXE (executable) yang komunikatif dan informatif. Model sistem informasi yang dihasilkan ini berbentuk CD interaktif yang dapat juga digunakan sebagai sarana promosi BBBKKP.</p> | Kulit | |
89 | Pemanfaatan Krom Hasil Hidrolisa Krom Shaving Dengan Alkali Untuk Penyamakan Kulit | 2010 | Sri Sutyasmi, B Sc, ST Dra Supraptiningsih, MSi Joko Susila, B.Sc, ST Agustin Suraswati BE | Limbah padat pada kulit khususnya limbah shaving di industri penyamakan kulit sangat bermasalah, sulit ditangani. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk penanganan limbah shaving ini, namun belum semua termanfaatkan. Penelitian mengenai hidrolisa krom shaving yang menggunakan alkali, asam maupun enzim telah dilakukan di tahun 2008, sedangkan pemanfaatan hidolisa krom shaving belum dimanfaatkan. Untuk itu tahun 2010 memanfaatkan krom hasil hidrolisa dengan alkali untuk penyamakan kulit. Alkali yang digunakan untuk hidrolisa krom shaving ini adalah NaOH, dengan variasi 1%, 2% dan 3% dalam air 10 Liter dan limbah shaving 30 kg serta waktu hidrolisa 1 jam, suhu 100 oC. Hasil Hidrolisa Kemudian dipisahkan antara krom dan protein kolagen yang ada dalam limbah shaving dengan cara penyaringan. Lumpur krom yang tersisa di saringan selanjutnya di recovery dengan menggunakan asam sulfat pekat sampai larut, kemudian di uji kadar Cr2O3 hasilnya 11 mg/l. Selanjutnya larutan krom sulfat digunakan untuk menyamak kulit dengan variasi 0, 30, 40, 50, 60, 70 dan 100 % dan kadar Krom (Cr2O3) yang digunakan untuk menyamak kulit glace jumlahnya 8%. Hasil analisa kulit glace baik yang menggunakan krom olahan maupun krom asli (Chromosal B) memenuhi SNI -250-1989 kecuali kemuluran dan kadar abu. Pemakaian krom olahan ini dapat menghemat krom sebesar 144 kg/tahun atau Rp. 5.760.000,-. | Limbah | |
90 | Pembuatan Cetakan Souvenir Plastik Sistem Injection Molding Dengan Mesin CNC BBKKP | 2010 | Sri Waskito, BSc., SE Sujarwoko Tri Rahayu Setyo Utami Pramono | Kegiatan pembuatan Cetakan Souvenir Plastik Sistem Injection molding dengan mesin CNC BBKKP bertujuan untuk membuat cetakan souvenir plastik sistem Injection molding yang mempunyai presisi baik dengan mesin CNC BBKKP. Bahan untuk pembuatan cetakan/mold berupa MS Plate S$%C, bahan pembuatan Elektrode proses EDM berupa tembaga dan bahan untuk uji coba injection molding berupa resin plastic Polipropilena. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini melalui beberapa tahapan yaitu tahap studi pustaka, studi banding, pembuatan desain souvenir, pembuatan cetakan dan uji coba cetakan dengan mesin Injection Molding BBKKP. Hasil kegiatan yang dilaksanakan berupa satu unit cetakan souvenir plastic system injection molding dengan mesin CNC BBKKP dengan ukuran Cavity plate dan core plate (panjang x lebar = 270x250 mm) untuk souvenir plastic dengan logo Kementrian Perindustrian dan logo BBKKP. Cetakan telah diuji coba menggunakan mesin injection molding BBKKP dengan bahan resin plastic polipropilena dan PVC. | Plastik | |
91 | PENELITIAN PENGEMBANGAN PLASTIK YANG DAPAT TERBIODEGRADASI | 2010 | Ir. Nursamsi Sarengat, Ir. Arum Yuniari, Ir. Siti Rochani, L. Triyono | Penelitian pembuatan plastik yang dapat terbiodegradasi bertujuan untuk melakukan pencampuran bahan plastik dengan polimer alam yang dapat terbiodegradasi di dalam tanah. Penelitian dilakukan dengan mencampur LDPE (Low Density Polyethylene) dengan pati dan maleat anhidrat. Variasi pati 20, 25, 30 dan 35 5 sedangkan variasi maleat anhidrat 2, 4, 6 phr. Pencampuran dilakukan di dalam banbury mixer secara pencampuran kering pada suhu 170 °C. Poliblend diuji secara biodegradasi dengan pemendaman dalam tanah selama 90 hari dan uji fotodegradasi dengan sinar ultra violet selama 30 hari. Sebelum dan sesudah perlakuan poliblend diuji sifat fisisnya, perubahan ikatannya dengan Fourier transform Infrared spectroscopy (FTIR) dan kondisi permukaannya, dengan Scanning Electrone Microscopy. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa formulasi terbaik untuk blend LDPE dan Pati yang terbiodegradasi adalah, LDPE/Pati 70/30 dengan, kadar maleat anhidrat 4 phr, asam stearat 5 phr, DCP 2 phr dan gliserol 5 phr mempunyai nilai kuat tarik sebelum perlakuan 136,01 kg/ perubahan sifat fisika sesudah biodegradasi selama 90 hari untuk kuat tarik 46,12%, kemuluran 14,50% dan berat sebesar 16,77%. Sedangkan perubahan sifat fisika sesudah photodegradasi selama 30 hari adalah : kuat tarik 20,45%, kemuluran 57,14% dan berat 0,33%. | Plastik | |
92 | LAPORAN PENGEMBANGAN CETAKAN SOL SEPATU MENGGUNAKAN MESIN CNC | 2009 | Ir. Isananto Winursito, Totok Marjiyanto, ST, Pramono Hadi, B.Sc | Sepatu merupakan salah satu komoditi andalan ekspor indonesia disamping produk kayu, tekstil dan elektronika, dan selama ini pasar elspor sepatu/alas kaki terus meningkat. Salah satu hal yang pentingdalam sepatu adalah bagian bawahnya atau biasa disebut dengan sol sepatu.Pada kegiatan ini telah dilakukan pembuatan cetakan sol sepatu yang diharapkan mempunyai kualitas dan presisi tinggi.Perancangan/disain cetakan solsepatu dibuat menggunakan programaplikasi mastercam, sedangkan pembuatan cetakan sol sepatu telah dilakukan menggunakan bahan MS Plate ST -37 .Dari uji penerapan, diperoleh sol sepatu dengan detail contour yang baik. | Rekayasa | |
93 | ALIH TEKNOLOGI FINISHING UNTUK PENINGKATAN KUALITAS KULIT JADI DI YOGYAKARTA | 2009 | Drs. Sugeng , | <p align="justify">Alih Teknologi Finishing untuk Peningkatan Kualitas Kulit Jadi di Yogyakarta dilaksanakan selama 5 (lima) hari mulai tanggal 11 sd/ 15 Agustus 2009,diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta dari pengrajin kulit di Yogyskarta. Metode Alih Teknologi yang dilaksanakan adalah penyampaian teori/diskusi/presentasi dan praktek yang meliputi 20 % teori/diskusi dan 80 % praktek. Fasilitas yang disediakan untuk Alih Teknologi ini dibebankan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik melalui anggaran DIPA tahun 2009 antara lain makalah/hand out,bahan praktek, alat tulis peserta, peralatan peserta, konsumsi dan transport lokal peserta selama pelaksanaan Alih Teknologi serta sertifikat peserta. Hasil dari Alih Teknologi ini diharapkan para pengrajin mampu meningkatakan kualitas /mutu produk kerajinan kulit di Yogyakarta supaya mampu bersaing dan memenuhi permintaan pasar. </p> | Kulit | |
94 | REKAYASA ALAT PEMBAKAR (INSINERATOR) LIMBAH PADAT INDUSTRI KULIT | 2009 | Sri Waskito, B.Sc, SE., Drs. Ign. Sunaryo, Prayitno, SE., Y. Edi Dahono, ST | Sri Waskito, B.Sc, SE., Drs. Ign. Sunaryo, Prayitno, SE., Y. Edi Dahono, ST | Rekayasa | |
95 | LAPORAN PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGUJIAN BBKKP | 2009 | Sita Azizah Wahyuni, ST, Budiwiyono, S.Kom, Bambang Tunasmoyo, S.Pd, YB. Agung Adhi Nugroho, S.Kom | Pengembangan dan penerapan sistem informasi pengujian BBKKP dilaksanakan oleh pokja 0040. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengembangkan dan menerapkan sistem informasi di BBKKP yang berbasis teknologi informasi. Pengembangan dan penerapan sistem informasi pengujian BBKKP merupakan layanan informasi berbasis web, mencakup berbagai informasi yang berkaitan dengan jasa pengujian dan kalibrasi. Kegiatan telah dilakukan di penerima contoh, manajer teknis pengujian, deputi manajer teknis lukkus, administrasi lukkus, deputi manajer teknis lukkaps, administrasi lukkaps, deputi manajer teknis lukkal, administrasi lukkal, manajer teknis kalibrasi, deputi manajer teknis kalibrasi, administrasi kalibrasi. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan database laboratorium yang lebih akurat dan up to date sehingga dapat mempercepat dan mempermudah pelayanan pengujian dan kalibrasi. | Kulit | |
96 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN BARANG KULIT DI PANGKAL PINANG, BANGKA BELITUNG | 2009 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, MP | Alih teknologi pembuatan barang kulit di Pangkal Pinang, Bangka Belitung dilaksanakan di kota Pangkal Pinang selama 5 (lima) hari dari tangal 18 s/d 22 Agustus 2009. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, meningkatkan nilai tambah industri kulit konvensional dan menumbuh kembangkan entrepeneur. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah untuk mewujudkan 20 tenaga terampil bidang pembuatan barang kulit, tumbuhnya entrepeneur bidang kerajinan kulit dan terwujudnya peningkatan nilai tambah industri kulit jadi. Jumlah peserta 20 orang berasal dari daerah/desa sekitar Kota Pangkal Pinang. Materi yang disampaikan berupa teori 14,7 % dan praktek 85,3 % dengan instruktur dari BBKKP Yogyakarta yang kompeten bidang kerajinan pembuatan barang kulit. Hasil yang didapat dari peserta selama pelatihan adalah meningkatkan SDM baik secara teori maupun praktek dalam hal pembuatan barang kulit (utamanya pembuatan dompet pria dan gantungan kunci) dari kulit ikan pari. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa para peserta sangat antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar khususnya untuk materi praktek, terbukti hampir seluruh peserta menginginkan agar pelatihan dilanjutkan dengan waktu yang lebih lama agar dapat lebih mendalami ilmu yang diserap. | Kulit | |
97 | PENGEMBANGAN PEMBUATAN SOL KARET UNTUK SEPATU PENGAMAN | 2009 | Arum Yuniari, Rusman Saroso, Nurwahid Sahadi, Subardi | <p align="justify">Pengembangan pembuatan sol karet sepatu pengaman bertujuan untuk melakukan pengmbangan formulasi sol karet sepatu pengaman dengan sasaran mendapatkan sol karet untuk sepatu pengaman yang memenuhi persyarat SNI 0111 : 2009, sepatu pengaman dari kulit dengan sol karet cetak vulkanisasi. Sol karet sepatu pengaman dibuat dengan campuran bahan baku karet alam (pale crepe) dan karet sintetis (Nitril Butadine Rubber) dengan variasi 50/50; 60/40: 70/30; 80/20 phr. Sebagai bahan pengisi digunakan carbon black dengan variasi 40; 50; dan 60 phr proses compounding menggunakan peralatan two roll mill, sedang prose pembuatan slab menggunakan mesin hidraulic pressdengan waktu sesuai hasil uji dari rheometer. Hasil uji menunjukkan bahwa vulkanisat sol karet untuk sepatu pengaman dengan kualitas terbaik terdiri dari ratio pale crepe dan NBR 80/20, carbon black 40 phr,mempunyai nilai tegangan putus 16,81 N/mm2, ketahanan sobek 11,68 N/mm,bobot jenis 1,12 g/cm3, ketahanan kikis 58,51 mm3, kekerasan 71,60 shore A, ketehanan terhadap perluasan sobeklan 30.000 kali adlah1,15 mm dan ketahananan terhadap minyak pelumas 65,44 %. Vulkanisat sol karet untuk sepatu pengaman yang dihasilkan sudah memenuhi persyaratan SNI 0111: 2009, sepatu pengaman dari kulit dengan sol karet sistem cetak vulkanisasi, kecuali untuk parameter ketahanan terhadap minyak pelumas.</p> | Karet | |
98 | PEMBUATAN KARET MIKROSELULER UNTUK SOL RINGAN | 2009 | Ir. Herminiwati, MP, Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari, Lourentius Triyono, SE, Adi Slamet Supriyad | Ir. Herminiwati, MP, Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari, Lourentius Triyono, SE, Adi Slamet Supriyad | Alas Kaki | |
99 | AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BBKKP (LANJUTAN) | 2009 | Siti Rochani, Widari, R. Jaka Susila, Agustin Suraswati | <p> Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan Balai Besar Kulit, karet dan Plastik, bertujuan untuk mempersiapkan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik menuju Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan ( P3-BBKKP. Persiapan yang dilakukan meliputi penyempurnaan dokumen Manual Mutu, Prosedur Sistem Mutu, Instruktur Kerja dan formulir serta penerapan sistem Pranata Penelitian dan Pengembangan dengan mengimplementasikan doklumen tersebut, pada Pranata Litbang BBKKP. </p> <p> Kegiatan lain yang juga dilakukan untuk persiapan akreditasi adalah Audit Kecukupan dokumen " Audit Internet, Kaji Ulang Manajemen dan Asesmen Internal.Ruang lingkup yang diajukan sesuai Pedoman KANKPPP 03 : 2004 bidang penelitian dan kepakaran meliputi 02.08.01 Polimer ( Karet, Plastik ) 02.08.00 Other Material Science not elsewhere classifed ( Kulit ) dan 08.01.01 Environmental Manajemen and rehabilitation. Proses Akreditasi telah dilakukan pada tanggal 27 - 28 Oktober 2009, oleh 2 Orang Asessor dari KNAPP, dengan temuan ketidak sesuaian berjumlah 1 ( satu ) kategori mayor dan 8 ( delapan ) minor. Seluruh ketidak sesuaian tersebut diatas telah dilakukan tindakan koreksi.</p> <p> </p> | Kulit | |
100 | PENERAPAN SMM ISO 9001 : 2000 DI LINGKUNGAN BBKKP (LANJUTAN) | 2009 | Ir. Any Setyaningsih, Dra. Murwati, Hernadi Surip, B.Sc, Bambang Wiradono, B.Sc | Ir. Any Setyaningsih, Dra. Murwati, Hernadi Surip, B.Sc, Bambang Wiradono, B.Sc | Sistem Mutu |