# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
341 | Rekayasa alat peregang (stretcher) sepatu | 2016 | Tri Rahayu Setyo Utami, M.Eng Supriyadi, SE Ismail Umamit, A.Md Syaiful Harjanto, ST | <div align="justify">Sepatu adalah alat untuk menutupi atau sebagai alas kakiyang terbuat dari kulit maupun kain. Variabel yang menentukan kenyamanan pemakaian sepatu adalah lingkar gemur, lingkar gemuk, dan lingkar tumit. Jika ukuran ketiga lingkar ini sesuai dengan ukuran pemakai maka sepatu nyaman dipakai. Kulit mempunyai sifat lentur sehingga kulit atasan sepatu bisa diregangkan/ dilonggarkan sampai ukuran lingkar gemur, gemuk dan tumit sesuai ukuran lingkar pengguna dengan menggunakan alat peregang (<em>stretcher</em>) sepatu. Alat peregang (<em>stretcher</em>) sepatu yang ada di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) tidak dilengkapi dengan indikator pengukuran sehingga peregangan yang dilakukan tidak terukur. Hal ini menyebabkan proses peregangan terkadang tidak sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan rekayasa alat peregang (<em>stretcher</em>) sepatu untuk penyempurnaan alat yang sudah ada.<br /><br /> Rekayasa Alat Peregang (<em>stretcher</em>) Sepatu telah menghasilkan satu unit prototype alat peregang sepatu mekanis tanpa pemanas dengan spesifikasi jumlah pergang dua (kanan dan kiri), ukuran acuan peregang untuk sepatu laki-laki dan wanita ukuran 36 s.d 42, dilengkapi fitur tambahan berupa tiang alat bantu pengopenan (<em>lasting</em>). </div> | Rekayasa | |
342 | PENELITIAN PEMBUATAN KOMPON KARET UNTUK ROL MESIN PERCETAKAN | 1993 | Usodo, B.Sc, Drs.Ir. prayitno, M.Sc,Ir. Hadi Musthofa | <div align="justify"><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan terbaik penggunaan campuran karet alam dengan karet sintesis Nitril dalam pembuatan kompon karet untuk percetakan. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasi perbandingan karet alam dengan karet nitril. Dari 100:0 ; 90: 10 ; 80:20 ; 70: 30 ; 60:40 ; 50:50 ; 40:60 ; 30:70 ; 20:80 dan 10: 90. Hasil pengujian baik fisika maupun kimia dengan menggunakan tolak ukur SII 2539-90, Rol karet percetakan, menunjukan bahwa hanya kompon dengan perbandingan karet alam dan karet sintesis 50:50 yang memenuhi persyaratan SII.</span><br /><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';"> Kompon yang memenuhi persyaratan tersebut mempunyai sifat fisis tegangan putus 5,18 N/mm2; perpanjangan putus 446,91%; kekerasan shore A 32; pampat tetap 4,11% perubahan setelah pengusangan pada tegangan putus -23,36 %; <span> </span>pada perpanjangan putus -21,96%; Kekerasan 1,33% shore A; Perubahan volume dalam NaOH -2,41%; dalam oli 2,96%; dalam HCl -4,67% dan di dalam Isooktan 3,14%. </span></div> | Karet | |
343 | PEMBUATAN KULIT TAHAN PANAS UNTUK SARUNG TANGAN KERJA | 2012 | Wahyu Bintoro, S.Sn Thomas Tukirin, S.TP Iwan Fajar Pahlawan, S.Pt | Penelitian Pembuatan Kulit Tahan Panas untuk Sarung Tangan Kerja, merupakan kegiatan Kelompok Kerja 1866.007.073, bertujuan memperoleh formulasi proses penyamakan dan pembuatan kulit tahan panas untuk sarung tangan kerja, dengan sasaran untuk mendapatkan kulit tahan panas untuk sarung tangan kerja yang memenuhi persyaratan teknis. Proses penyamakan menggunakan bahan penyamak krom. Variasi perlakuan adalah penggunaan bahan tahan panas pada proses peminyakan sebesar 2%, 4% dan 6% serta pada proses finishing sebesar 100 bagian, 200 bagian dan 300 bagian. Sebagai kontrol kulit disamak menjadi kulit sarung tangan tanpa menggunakan bahan tahan panas. Ditinjau dari hasil uji fisis dengan tolok ukur SNI. 06-0464-1989; SNI. 06-0652-2005 dan BSEN ISO 6942 : 2002. Hasil yang terbaik adalah M4 F300 yaitu penggunaan bahan tahan panas 4% dan 300 bagian mempunyai kekuatan tarik 520kg/cm2, kemuluran 40% dan penyusutan 7,6%. Hal ini menunjukkan bahwa bahan tahan panas dapat digunakan pada proses perminyakan dan proses finishing (pengecatan tutup) dan kulit yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan sarung tangan kerja tahan panas. | Kulit | |
344 | Desiminasi Teknologi Penyamakan Kulit Di Menado Sulawesi Utara | 1998 | Widari Herryanto | Diseminasi penyamakan kulit ikan dilaksanakan selama 10 hari dari tanggal 24 Juli sampai dengan 2 Agustus 1996, di Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mangondow Manado Sulawesi Utara diikuti oleh 23 peserta terdiri dari pengumpul dan perajin kulit ikan. Tujuan diseminasi teknologi penyamakan kulit ikan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengumpul dan perajin kulit ikan di Menado Sulawesi Utara. Bahan baku pelatihan adalah kulit mentah segar dan kulit mentah awetan garam basah terdiri dari : 40 lembar kulit ikan hiu, 20 lembar kulit ikan pari dan 40 lembar kulit ikan kakap. Secara organoleptis, kulit jadi hasil pelatihan termasuk kulit jadi kwalitas II dan III. Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat kerja yang tinggi sehingga pelatihan berjalan dengan lancar. | Kulit | |
345 | Pengembangan Teknologi Pewarnaan Kulit Samak Nabati Di Daerah Istimewa Yogyakarta | 1999 | Widhiati ,B Sc Ir. Emi Sulistyo Astuti Suhardjono B Sc | Penerapan Pengembangan Teknologi Pewarnaan Kulit Samak Nabati di Daerah Istimewa Yogyakarta ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik konsumen terhadap produk kulit, khususnya tas dari kulit samak nabati dan untuk meningkatkan kualitas kulit samak nabati. Bahan yang digunakan untuk terapan ini adalah kulit sapi samak nabati sebanyak 17 sides, dengan rincian : 1 side diuji kemasakan, 2 sides pra terapan dan 2 sides untuk terapan dengan 2 macam warna (kuning dan coklat), karena pada saat ini warna yang disukai pengrajin adalah warna kuning dan coklat, 12 sides untuk pra terapan yang masing-masing side dibelah menjadi 2 tengahan (24 tengahan side) yang diproses menjadi kras warna. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, sesuai dengan jumlah perlakuan . Kemudian kulit tersebut diberi perlakuan penyelesaian (finishing). Pengecatan tutup dilakukan dengan 3 variasi, setiap variasi dengan menggunakan warna kuning dan coklat. Kemudian kulit diuji meliputi kuat rekat cat tutup, ketahanan gosok cat, kenampakan cat, kenampakan rajah kulit dan kualitas kulit. Data hasil pengujian dihitung secara statistik dengan analisa varians. Dalam perhitungan menunjukkan bahwa kuat rekat cat tutup, ketahanan gosok cat dan kualitas tidak ada beda nyata, tetapi berbeda nyata pada uji kenampakan. Dari keseluruhan hasil uji yang meliputi : kekuatan rekat cat tutup, ketahanan gosok cat tutup, kenampakan rajah kulit dan kualitas kulit, maka bisa disimpulkan hasil yang paling baik adalah variasi II dengan formula sebagai berikut : Lapisan I : pigmen 40, RA 2357 100, RU 3986 30, Fi 50 15, Penetrator 10, Air 805, Lapisan II : LS 1, Super thinner gloss 3, LD 40 gram. | Kulit | |
346 | PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN KOMPETENSI LABORATORIUM KALIBRASI | 2008 | Widodo, S.Sos, M. Rahna Nurhandaru, Junjung Ponco Purwandono, M.MT, Supriyanto | Widodo, S.Sos, M. Rahna Nurhandaru, Junjung Ponco Purwandono, M.MT, Supriyanto | Kulit |