# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
261 | LAPORAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF TEKNOLOGI PENANGGULANGAN PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT | 1993 | Bambang Oetojo, B.Sc., Dra. Sri Mulati, Drs. Ign. Sunaryo, Ir. Pudji Ediari S, Ir. Meiyanti, Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, Sardjana | <div align="justify"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Pengkajian pengembangan alternative teknologi penanggulangan pencemaran limbah industri penyamakan kulit bertujuan untuk membantu industry kecil penyamakan kulit dalam menanggulangi masalah limbah dengan teknik pengoperasian yang memungkinkan untuk diterapkan dalam memenuhi persyaratan baku mutu limbah yang berlaku, sehingga tercipta sentra industry kecil penyamakan kulit yang berwawasan lingkungan. Adapun sasaran pengkajian meliputi sentra penyamakan kulit di Sukaregang (Garut), lingkungan industri kecil di Magetan dan sentra penyamakan kulit di Masin(Batang). Pengkajian dilaksanakan dengan cara pendataan di lapangan, pengamblan contoh limbah, analisa limbah, evaluasi hasil pengkajian dan menentukan alternatif penanggulangan pencemaran disetiap lokasi, arti praktis dari pengkajian adalah perlu adanya pembinaan dan penyuluhan terhadap industry penyamakan kulit tentang industry yang berwawasan lingkungan. Unit pengolahan air limbah dibangun dengan system pengolahan primer dan sekunder. Sedang yang telah ada perlu diaktifkan. </span></div> | Limbah | |
262 | LAPORAN PENGELOLAAN LUMPUR DENGAN SANITARY LAND FILL | 2006 | Sri Sutyasmi, B.Sc, ST., Drs. Ign. Sunaryo, Sri Waskito, B.Sc, SE., Dra. Supraptiningsih, M.Si | Pengolahan air limbah industri penyamakan kulit menghasilkan Lumpur yang dianggap mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (83), sehingga penanganan/pembuangannya harus sesuai dengan Peraturan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (83). Sanitary land fill adalah salah satu pengelolaan limbah 83 sehingga Lumpur Industri Penyamakan Kulit bisa dibuang ke Land fill asal memenuhi Ketentuan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Tujuan dari penelitian ini adalah mewujutkan prototype Sanitary land fill untuk pengelolaan Lumpur industri penyamakan kulit, sesuai persyaratan yang berlaku. Sanitary land fill dalam penelitian ini ada 4 type yang masing-masing type berukuran (1 x 6 )m dengan kedalaman lobang 2 m. Tiap -tiap type dibedakan dengan lapisan geomembran HDPE. Type 1 adalah tanpa geomembran, type 2 adalah dengan 1 geomembran, type 3 adalah 2 geomembran dan type 4 adalah 3 geomembran. Lapisan land fill terdiri dari tanah liat, tanah biasa, ijuk, kerikil, ijuk tanah biasa, geomembran dan Lumpur, kemudian lapisan penutup yang terdiri dari tanah biasa, tanah liat, ijuk, kerikil, ijuk tanah biasa dan tanaman. Lumpur yang akan dimasukkan kedalam land fill terlebih dahulu diperiksa karakteristik Lumpur dan TCLP. Dari karakteristik dan hasil uji TCLP diketahui bahwa Lumpur dalam penelitian ini masuk kategori II dan menggunakan desain land fill type 3 (2 lapis geomembran). | Kulit | |
263 | LAPORAN PENELITIAN TEKNOLOGI PEWARNAAN MOTIF ANDA BERBAGAI JENIS KULIT SUEDE AFKIR (DOMBA & KAMBING) | 1992 | Ir. Widari, Hernadi Surip B.Sc, Widhiati B.Sc. | <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian Teknologi Pewarnaan Motip Pada Berbagai jenis Kulit Suede Afkir (Domba dan Kambing) bertujuan untuk memperoleh kulit suede dengan bahan baku kulit domba dan kambung kualitas afkir serta menambah daya tarik kulit suede.</span></p> <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Materi Penelitian adalah kulit domba dan kambing krom basah kualitas afikir sebanyak 40 lembar, kemudian diolah menjadi kulit suede. Kulit suede kemudian diberi motip pada bagian daging dengan system padding dan sablon. Variasi perlakuan pada penggunaanpengental (CMC) : 25 bagian, 50 bagian, dan 75 bagian. Sedangkan variasi resin acrylic : 10 bagian, 20 bagian, dan 30 bagian. Dari hasil uji kimiawi, organeleptis dan fisis ternyata kadar lemaknya lebih tinggi dobanding SII . 066 - 74 : Mutu dan Cara Uji Kulit Buludru/ Velvet. Warna motip sistim pencapaian yang terbaik adalah 50 bagian pengental dan 30 bagian resin atau 75 bagian pengental dan 10 bagian resin. Dari kulit domba/ atau kambing kualitas afkir dapat dilolah menjadi kulit suede kualitas II.</span></p> | Kulit | |
264 | LAPORAN PENELITIAN TAHAP LANJUTAN PENELITIAN PENGARUH CUACA TERHADAP MUTU SOL KARET CETAK SEPATU OLAHRAGA | 1991 | Ir. Koentoro Soebijarso Soekarjono, B.Sc., Drs. Soepranoto Ir. Hadi Musthofa, Ir. Emilliana Kasmudjiastuti, Dra. Sri Nadilah | <div align="justify"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian pengaruh cuaca terhadap mutu sol karet cetak untuk sepatu olahraga, dilaksanakan melalui dua cara yaitu dengan alat weather-0-meter (secara indoor) dan langsung dikenakan cuaca udara luar (out door) dengan maksud untuk mengetahui adanya perubahan fisik fisika serta kolerasi dari dua macam cara pengujian tersebut.Dalam melaksanakan Penelitian dengan alat weather-0-meter kondisi selama penelitian dipertahankan konstan yaitu dengan black panel pada 50 ºC, dry bulb= 36 ºC wet bulb= 26 ºC dan kelembaban udara sebesar 45%. Pengambilan cuplikan yang telah terkena penyinaran dari dalam alat untuk diuji dilaksanakan tiap 25 jam sekali dan hal ini dilakukan sampai pada batas waktu dimana terjadi perubahan sifat fisika contoh uji yang khas yaitu rusak(patah) pada ujunf flexing. Adapun untuk penelitian out door, cuplikan yang diambil dari sol karet cetak sepatu olahraga produksi pabrik sepatu di Bandung dipasang diatas rak yang sudut kemiringannya diatur masing-masing 0º, 15 º, 30 º, 45 º terhadap arah mendatar dan selama penelitian ini kondisi cuaca di tempat penelitian selalu diamati dan dicatat. Pengambilan cuplikan yang akan diuji sifat fisiknya dikerjakan setiap 40 hari sekali. Ternyata sifat fisika cuplikan yang sudah dikenakan perlakuan dengan cuaca udara luar(out door) Nampak mengalami perubahan sebagaimana in door. Perubahan sifat fisika cuplikan terbesar terjadi pada rak dengan sudut kemiringan 30 º, sedangkan pengaruh cuaca terhadap cuplikan yang diletakkan diatas rak dengan sudut kemiringan yang berbeda-beda menurut hasil analisis T test tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Korelasi untuk pengujian cuplikan dari sol karet cetak <span> </span>yang mendapat perlakuan secara in door selama satu jam memberikan perubahan sifat fisika yang sama besarnya dengan cuplikan yang dikenakan out door selama 12,8 jam.</span></p> </div> | Karet | |
265 | LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN MUTU PRODUK KOPER DARI BAHAN BAKU KULIT UNTUK KONSUMSI EKSPORT | 1991 | Ir. Koentoro Soebijarso, Soekarjono, B.Sc, Soembogo, Bambang Soeroto, B. A., RAKIM, Soenardi, M.Sc. | <div align="justify">Buku laporan ini berisi kegiatan kelompok kerja 2.12/Proy.PPIKKP/1989-1990 dan pengembangan dan peningkatan Mutu Produk koper dari bahan baku Kulit untuk konsumsi ekspor. Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk peningkatan mutu produk dan kemampuan pengrajin. Sehingga sasarannya adalah meningkatkan keterampilan teknis para pengrajin koper. Metade yang diberikan pada pelatihan berupa: desain koper, pengetahuan teknis pembuatan koper, informasi peralatan yang digunakan dan pengetahuan tentang kalkulasi bahan. Untuk mengetahui kerekatan lem yang biasa dipergunakan para pengrajin di Tanggulangin telah diadakan percobaan tiga macam lem sintetis terhadap delapan macam. Dan hasilnya ternyata tidak berbeda nyata. Tetapi secara umum kerekatan terhadap kulit yang terbaik adalah lem I atu Racoll Prima D.<br /> Hasil percobaan sebagai berikut:<br /> Bahan: Kulit Bagian nerf bagian daging: lem: Racoll prima D; kuat rekat kg/cm : 4,98<br /> Bahan: Kulit Bagian nerf bagian nerf: lem: Racoll prima D; kuat rekat kg/cm : 3,35<br /> Bahan: Kulit - Bludru: lem: Racoll prima D; kuat rekat kg/cm : 3,62<br /> Bahan: Kulit - VInil : lem: Aica Aibon; kuat rekat kg/cm : 2,94<br /> Bahan: Kulit - triplek: lem: Fox; kuat rekat kg/cm : 5,08<br /> Bahan: bludru - vinil: lem: Racoll prima D; kuat rekat kg/cm : 2,35<br /> Bahan: bludru -triplek: lem: fox D; kuat rekat kg/cm : 4,74<br /> Bahan: vinil - triplek: lem: Racoll prima D; kuat rekat kg/cm : 3,19<br /></div> | Barang Kulit & Garmen | |
266 | LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN SEPATU KERJA DENGAN SOL KARET TAHAN MINYAK | 1991 | Ir. Koentoro Soebijarso Soekarjono, B.Sc. Soetjipto, B.Sc. Ir. Titien Sayekti Sesantiningsih, Dra. Supraptiningsih, Ir. Herminiwati | <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini, merupakan lanjutan dari penelitian yang dikerjakan oleh kelompok kerja 2.4/proy.PPIKKP/88-89. yang telah dapat membuat 27 formula kompon dan telah diuji sifat-sifat fisiknya sesuai persyaratan SII. 0645-82, Mutu Sepatu Pengaman dari kulit dengan sol karet cetak vulkanisasi. Dari 27 kompon ini dapat dipilih kompon no. 27 telah memenuhi persyaratan kecuali Tegangan Putus, Tegangan Tarik 200% dan Retak Luntur. Dengan menambah RSS, Cumaron resin, Carbon black. Dan mengurangi NBR, A1 silikat, dan proses oil pada formula kompon no.27 dibuat 9 kompon. Diperoleh kompon T1 yang memenuhi persyaratan kecuali tegangan tarik 200% dan kekerasan dengan menambah proses oil, dan mengurangi A1 silikat, China clay, Carbon black, WTR, pada formula kompon T1 dibuat 6 kompon. Diperole kompon P4. Memenuhi persyaratan kecuali tegangan tarik 200%. Dibuat sepatu kerja dengan sol karet tahan minyak cetak vulkanisasi. Menggunakan atasan kulit Boks yang memenuhi persyaratan SII. 0018-79, Mutu dan Cara Uji Kulit Boks, dan kompin P4 untuk pengesolannya, dengan cetak vulkanisasi pada temperature 150ºC, tekanan 100 PSI dalam waktu 11’. Berat kompon setiap 680 gr untuk sepatu no.6, 700 gr untuk no.7, dan menggunakan lem dari bahan campuran SG dan kompon P4. Hasilnya sepatu kerja dengan sol karet tahan minyak memenuhi persyaratan SII. 0045-82. Mutu Sepatu Pengaman dari kulit denga sol karet cetak vulkanisasi, kecuali Tegangan Tarik 200%<span> </span>belum memenuhi, dengan pertimbangan bahwa standar-standar dari Negara lain (China, Korea dan Jepang) tidak mensyaratkan Tegangan Tarik 200% sepatu hasil penelitian ini sudah memenuhi syarat sebagai sepatu kerja dari kulit dengan sol karet tahan minyak cetak vulkanisasi.</span></p> | Alas Kaki | |
267 | LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN KULIT TAHAN AIR ( WATER PROOF ) | 2006 | Penelitian Pembuatan Kulit Tahan Air ( waterproof ) dilakukan untuk mencari formula terbaik guna menghasilkan kulit waterproof dari kulit sapi sebagai bahan atasan sepatu. Saat ini para pengusaha penyamakan kulit berusaha memenuhi kebutuhan kulit waterproof yang sangat diperlukan oleh para pengusaha sepatu khususnya sepatu olah raga. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu tahap pra penelitian dengan melakukan percobaan proses penyamakan kulit menggunakan formula fatliquoring sebanyak 10%, kombinasi dengan silikon 3 variasi yaitu 5%,7,5% dan 10% pada proses dyeing serta 50 bagian, 75 bagian dan 100 bagian pada proses finishing. Dari hasil pra penelitian didapatkan formula terbaik yaitu kombinasi antara fatliquoring 10% dengan silikon 7,5% pada proses dyeing. Dari formulas! tersebut dilakukan penelitian yaitu menggunakan variasi fatliquoring 12%, 10% dan 8% kombinasi dengan silikon dengan variasi10%, 7,5% dan 5% pada proses dyeing, Kualitas kulit diuji secara fisis sesuai uji ISO.8782-1: 1998 E dan DIN Standard. Formula terbaik dihasilkan oleh formula Kode IX yaitu formula dengan variasi penggunaan fatliquoring sebanyak 12% dan silikon sebanyak 5%. | Kulit | ||
268 | LAPORAN PENELITIAN PEMANTAPAN PROSES DAN PENYIMPANAN SERTA PERAWATAN CINDERAMATA DARI GETAH NYATU | 1993 | Ir. Siti Rochani, Sofyan karani B.Sc, A. Buchori, B.Sc. | <div align="justify"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara penyimpanan dan perawatan cinderamata getah nyatu serta pelatihannya pada para perajin. Perlakuan dilakukan dengan cara: (1) Pengawetan dengan bahan borax dan prusi 2,4 dan 6% per liter air, (2) penyimpanan pada suhu kamar, ruang AC dan lemari buffet selama 12 bulan, (3) pelapisan menggunakan pernis, Poly Urethan (PU) dan LE 443, (4) Perawatan dengan perendaman berkala setiap 2 bulan sekali selama 24 jam. Hasil perlakuan dilakukan pengamatan setiap 2 bulan sekali yang menunjukkan bahwa pengawetan dengan borax lebih baik dari prusi dan pelapisan dengan PU lebih baik untuk suhu kamar sedangkan zat warna yang cocok untuk cinderamata getah nyatu adalah zat warna raoid dan napthol.</span></p> </div> | Karet | |
269 | LAPORAN PENELITIAN KOMPOSIT POLIMER DARI SAMPAH STYROFOAM DENGAN COCODUST | 2009 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng., Ir. Penny Setyowati, M.T., Sri Budiasih, B.Sc., Sismaryanto, B.Sc | Telah dilakukan penelitian ”komposit polimer dari sampah styrofoam dengan cocodust (tahun I)”. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh perbandingan styrofoam/cocodust terhadap sifat fisis komposit. Komposit dibuat dari campuran sampah 70/30, 60/40, dan 50/50 pada berbagai ukuran partikel cocodust (50 mesh, 100 mesh dan 200 mesh) didalam alat laboplastomil pada suhu 1700C. Lembaran komposit yang dihasilkandiuji morfologi permukaan melintang komposit styrofoam-cocodust dengan alat scaning, electro microscope (SEM), dilakukan karakterisasi gugus fungsional dilakukan dengan alat FTIR, serta dilakukan uji sifat fisisnya meliputi sifat kekerasan, kestabilan ukuran, berat jenis, dan ketahanan pampat terhadap beban 500 kg. Hasil karakterisasi morfologi komposit hasil penelitian dengan SEM menunjukkan distribusi cocodust dalam styrofoam yang relatif seragam. Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan adanya puncak 1726 cm-1 yaitu bukti masuknya gugus karbonil (dari komponen cocodust) kedalam matrik styrofoam selama pencampuran. Ukuran partikel cocodust tidak mempengaruhi puncak serapan spektra FTIR. Adanya cocodust menyebabkan komposit yang diperoleh mempunyai stabilitas ukuran yang bagus. Semakain banyak jumlah cocodust yang ditambahkan menaikkan ketahanan pampat, dan berat jenis. Ukuran partikel cocodust mempengaruhi kekrasan komposit. | Kulit | |
270 | LAPORAN PENELITIAN CAT UNTUK KULIT SAMAK NABATI | 1992 | IR. Koentro Soebijarso, Ir. Sulistiyah WRD | <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian cat tutup untuk kulit samak nabati ini bertujuan untuk mendapatkan cara finishing kulitsamak nabati yang menghasilkan kulit dengan cat tutup yang tahan gosokan/goresan. Dalam percobaan digunakan 6(enam) side kulit tas/kopor samak nabati yang masing-masing dibatasi menjadi 3 bagian untuk 2(dua) variasi cara pengecatan tutup. Setiap variasi menggunakan pigmen warna ochre, maroon, coklat, dan ungu untuk pengecatan tutup kulit yang sebelumnya telah dicat dasar masing-masing dengan satu kali ulangan. Kulit hasil pengecatan tutup kemudian disetrika dengan suhu 70</span><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Cambria Math', serif;">℃, tekanan 100 Bar selama 1detik. Kemudian dilakukan uji fisis yang meliputi kuat rekat, ketahanan gosok dan ketahanan goresan dari cat tutup, baik dalam keadaan kering maupun basah. Evaluasi hasil menunjukkan bahwa variasi II menghasilkan cat tutup dengan sifat fisis yang lebih baik, yaitu kekuatan rekat cat tutup kering(800 – 1887,5) g/cm, kekuatan rekat cat tutup basah (50 – 275) g/cm, ketahanan gosok cat tutup kering dengan nilai(4-5) pada skala abu-abu, dan nilai 5 pada skala penodaan, ketahan gosok cat tutup basah dengan nilai (4-5) pada skala abu-abu, dan nilai (3-5) pada skala penodaan, ketahanan goresan kering dengan nilai (2-4) pada skala abu-abu, dan<span> </span>ketahanan goresan basah dengan nilai(3-5) pada skala abu-abu. Cat tutup dengan warna ochre memberikan hasil yang lebih baik. Adapun formula dari cat tutup variasi IIadlah sebagai berikut : Untuk lapisan pertama digunakan campuran 40 bagian pasta pigmen, 40 bagian emulsi resin lunak, 40 bagian emulsi resin keras dan 60 bagian air dengan air diperlukan 2 kali ulas, dan disemprot 1-2 kali, sedang untuk lapisan penutupnya adalah 200 bagian emulsi lak keras dan 300 bagian super Thinner yang perlakuannya (1-2) kali semprot.</span></p> | Kulit | |
271 | LAPORAN PEMBUATAN KULIT MOTIF REPTIL DARI KULIT SAPI KUALITAS RENDAH UNTUK ATASAN SEPATU | 2007 | Ir. Widari, Muhammad Nurhafiq, ST., Thomas Tukirin, Sofia Budiati Cahyani | Penelitian pembuatan kulit motif dari kulit sapi kualitas rendah untuk atasan sepatu bertujuan meningkatkan nilai tambah kulit mentah menjadi kulit jadi untuk atasan sepatu yang berkualitas dan dapat mendukung klaster industri persepatuan. Sebagai bahan baku adalah kulit kras sapi tanpa cat dasar kualitas rendah sebanyak 60 side. Variasi perlakuan pada cara pemberian motif yaitu menggunakan plate; plate dan brushing serta variasi penggunaan liquid dyes (LD) pada larutan finishing, sebanyak 50 bagian; 75 bagian dan 100 bagian. Jadi ada 9 variasi perlakuan dan kontrol, masing-masing menggunakan 6 side kulit kras sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengujian fisis, kulit jadi dari semua variasi perlakuan dan kontrol , memenuhi persyaratan untuk kulit atasan sepatu. Biaya produksi untuk pembuatan sepatu wanita adalah Rp. 97.500,-/pasang dan sepatu pria Rp. 135.000,-/pasang. | Kulit | |
272 | LAPORAN PEMBUATAN KULIT JADI DENGAN BERBAGAI TYPE FINISH UNTUK ATASAN SEPATU (UPPER LEATHER) | 2007 | Ir. Puji Ediari Suryaningsih, Heryanto, B.Sc., Mursulasno, Kasmin Nainggolan, B.Sc | Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh aneka type finish kulit jadi dari kulit ikan kakap, kerapu, dan pari untuk atasan sepatu. Kulit-kulit ikan tersebut diatas dan juga kulit ikan nila (gift) merupakan limbah (hasil samping) dari industri fillet ikan yang umumnya diekspor. Kulit jadi hasil kegiatan diuji secara fisis untuk menentukan kelayakannya sebagai bahan sepatu. Type finish yang diterapkan pada kulit ikan dalam kegiatan ini adalah sentuhan (perlakuan) khusus untuk meningkatkan penampilannya. Type finish yang dapat diterapkan untuk meningkatkan penampilankulit jadinya adalah pada kulit ikan kakap dengan memangkas kantong-kantong bekas sisiknya pada kulit ikan pari dengan mengamplas bagian batu-batu mutiaranya. Hasil uji fisis kulit-kulit jadi yang dianggap memiliki type finish, perlakuan setrika, dan perlakuan penyamakan (variasi bahan penyamak) dari semua jenis ikan ternyata tidak ada yang memenuhi kualitasnya, sebagai bahan atasan jika dibandingkan dengan SNI Kulit Glace Kambing No. 06-0257-1989. Kulit ikan kakap cukup kuat tapi terlalu mulur sedangkan kulit ikan kerapu kurang kuat dan terlalu mulur; demikian juga kulit ikan pari meskipun cukup kuat tapi kaku atau kurang mulur. Adapun hasil uji kulit ikan nila gift ternyata justru paling baik yaitu cukup kuat dan kemulurannya memenuhi persyaratan. Oleh karena kulit yang akan dibuat sepatu adalah kulit ikan kakap, kerapu, dan pari, maka kulit jadi hasil kegiatan ini hanya dipakai sebagai aksen (ornamen) sepatu baik untuk sepatu pria (15 pasang) maupun sepatu wanita (15 pasang). Dengan demikian perlu tindak lanjut terhadap pemanfaatan kulit ikan nila gift yang ternyata dapat memenuhi syarat sebagai bahan atasan sepatu. | Kulit | |
273 | LAPORAN PEMBUATAN KULIT ATASAN SEPATU TIPE FINISH OIL PULL UP DARI KULIT SAPI | 1992 | Ir. Titik Purwati Widowati, Ir. Widari, Hasan Basalamah, B.Sc | <div align="justify"> <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kulit atasan sepatu tipe finish oil pull up dan peningkatan kualitas kulit atasan sepatu. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit sapi samak krom basah sebanyak 24 side, kualitas III. Tiga side kulit untuk penelitian pendahuluan dan 21 side untuk penelitian. Bahan penyamak ulang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi bahan penyamak ulang sintetik-nabati. Untuk pengulasan minyak pada pengecatan tutup menggunakan “finishing oil” F91 sebesar : 15 gram/sqft, 20 gram/sqft, dan 25 gram/sqft. Untuk meningkatkan ketahanan terhadap air(water repellent) ditambahkan silicon 30 gram/liter. Hasil uji fisis, kimiawi dan organoleptis kulit oil pull up hasil penelitian dapat digunakan untuk kulit atasan sepatu. Klasifikasi/mutu rata-rata kulit oil pull up : B2.</span></p> </div> | Kulit | |
274 | LAPORAN PELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI MAGETAN JAWA TIMUR | 2006 | Dian Dwi Antari, B.Sc, SE | Pelatihan Teknologi Pembuatan Sepatu Kulit merupakan kegiatan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Tahun anggaran 2006. Pelatihan berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 31 Juli s/d 5 Agustus 2006 bertempat di Gedung Koperasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Magetan Jawa Timur. Pelajaran yang diberikan sebanyak 48 session yaitu 7 session Teori dan 41 session praktek. Jumlah peserta 15 orang berasal dari 13 perajin yang ada di Magetan dan Pembina perajin 2 orang pendidikan SD s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari Teori Pengetahuan Bahan dan Alat, Pengetahuan Desain dan Sepatu, Teknologi Pembuatan Pola, Teknologi Pembuatan Sepatu, Perhitungan Tekno Ekonomi, Kewirausahaan Pemasaran dan Perrnodalan. Praktek yang dilaksanakan berupa Praktek Pembuatan Pola dan Pembuatan Sepatu Kulit, Evaluasi yang dilaksanakan sangat baik. | Kulit | |
275 | LAPORAN KAJI ULANG SNI KOMODITI KULIT DAN KARET | 2009 | Niken Karsiati, Emi Sulistyo Astuti, Marsudi Wiyono, Sofia Budiati Cahyani | Kaji ulang SNI komoditi kulit dan karet, bertujuan untuk melakukan kajian terhadap isi dokumen Sni sebanyak 5 judul dan melakukan pengujian mutu produk sebagai dasar untuk menentukan persyaratan mutu dalam penyusunan draft RSNI 1, lima judul SNI tersebut adalah :1. SNI 06-0567-1989, Kulit kras sapi samak krom nabati 2. SNI 06-3535-1994, Kulit wet blue sapi 3. SNI 06-3536-1994, Kulit kras domba kambing 4. SNI 06-3538-1994, Kulit wet blue domba kambing 5. SNI 12-1000-1989, Karpet karet Kaji ulang dilakukan terhadap dokumen SNI berdasakan ISO guide 7 dan pedoman BSN 8-2000,serta hasil survei ke industri dan instansi terkait. Berdasarkan data hasil pengujian dan kajian SNI, maka kelim judul SNI tersebut perlu direvisidan disusun draft RSNI nya. Untuk RSNI kulit wet blue sapi dan RSNI kulit kras sapi telah dibahas dalam rapat teknis, prakon dan rakon di Jakarta, sedangkan untuk 3 judul RSNI lainnya kan diusulkan ke Pustan - BPPI melaui panitya teknisterkait untuk dilakukan pembahasannya tahun depan. | Standar | |
276 | LAPORAN FASILITASI LsP ALAS KAKI DAN VERIFIKASI TUK SEPATU DAN ALAS KAKI (LANJUTAN) | 2009 | Puji Ediari S., rs. Dwi Asdono Basuki, Endang Retnowati, Vita Kurniawati | Fasilitasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) AK dan Verifikasi Tempat Uji Kompetensi Alas Kaki yang dilaksanakan pada Tahun ke-3 (2009) adalah melengkapi Dokumen LSP terutama Dokumen Level 1, 2 dan 3. Ada 29 judul SKKNI yang telah dikonvensikan dan telah disahkan oleh MENAKERTRANS, 5 judul diantaranya telah di uji cobakan di TUK Alas kaki BBKKP pada Tahun 2008. Tim Kelompok Kerja 0149 E sudah mendaftarkan LSP AK ke BNSP untuk di lisensi namun proses lisensi akan dilakukan BNSP jika seluruh persyaratannya sudah di serahkan. Hingga laporan ini di buat, materi uji kompetensi masih harus dilengkapi lagi. Pekerjaan ini mempunyai kesulitan yang timbul karena harus dikerjakan oleh orang-orang yang berkompeten di Bidang Teknis Persepatuan yang jumlahnya sedikit. | Alas Kaki | |
277 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PENYAMAKAN KULIT IKAN DI MALUKU UTARA | 2007 | Drs. Suradal | Alih teknologi penyamakan kulit ikan di Maluku dilaksanakan selama 6 (enam) hari tanggal 26 sampai dengan tanggal 31 Maret 2007, pelaksanaan alih teknologi ini dilaksanakan kerjasama antara BBKKP dengan Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) Ambon, Maluku. Pelatihan diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, terdiri dari pengumpul kulit, keluarga nelayan, pedagang dan pembina industri yang berada di Wilayah Maluku. Metode alih teknologi yang dilaksanakan adalah teori/diskusi dan praktek yang meliputi 20% teori/diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini dibebankan kepada BBKKP melalui panitia dengan anggaran DIPA tahun 2007 antara lain, maklaah/hand out, perlengkapan/ATK peserta, bahan baku, bahan pembantu, peralatan praktek, konsumsi selama pelaksanaan diseminasi/pelatihan, uang saku selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikasi peserta. Hasil dari alih teknologi diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan, pendapatan dari masyarakat di wilayah Maluku pada umumnya. | Kulit | |
278 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI JAWA BARAT | 2006 | Drs. Surada | Alih Teknologi Penibuatan Sepatu Kulit di Jawa Barat dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari tanggal 11 September 2006 sampai dengan tanggal 16 September 2006. Alih Teknologi ini dilaksanakan Kerjasarna antara Balai Besar Barang Kulit, Karet dan Plastik, dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat. Alih Teknologi ini di ikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, yang dibagi dalam 5 kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 3 peserta. Adapun peserta terdiri dari industri persepatuan dan Perajin sepatu yang ada di wilayah Jawa Barat. Metode Alih Teknologi yang dilaksanakan adalah teori / diskusi / presentasi dan praktek yang meliputi 20% teori / diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini di tanggung oleh Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia dengan Anggaran DIP A tahun 2006 antara lain, makalah / hand out, perlengkapan / ATK peserta, bahan praktek, peralatan praktek, konsumsi, uang saku, transport selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikat peserta. Hasil dari alih teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan dan daya saing produk dan akirmya meningkatkan pendapatan dan sehingga industri dapat ber operasi secara kontinyu. | Kulit | |
279 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN BARANG KULIT DI PANGKAL PINANG, BANGKA BELITUNG | 2009 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, MP | Alih teknologi pembuatan barang kulit di Pangkal Pinang, Bangka Belitung dilaksanakan di kota Pangkal Pinang selama 5 (lima) hari dari tangal 18 s/d 22 Agustus 2009. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, meningkatkan nilai tambah industri kulit konvensional dan menumbuh kembangkan entrepeneur. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah untuk mewujudkan 20 tenaga terampil bidang pembuatan barang kulit, tumbuhnya entrepeneur bidang kerajinan kulit dan terwujudnya peningkatan nilai tambah industri kulit jadi. Jumlah peserta 20 orang berasal dari daerah/desa sekitar Kota Pangkal Pinang. Materi yang disampaikan berupa teori 14,7 % dan praktek 85,3 % dengan instruktur dari BBKKP Yogyakarta yang kompeten bidang kerajinan pembuatan barang kulit. Hasil yang didapat dari peserta selama pelatihan adalah meningkatkan SDM baik secara teori maupun praktek dalam hal pembuatan barang kulit (utamanya pembuatan dompet pria dan gantungan kunci) dari kulit ikan pari. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa para peserta sangat antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar khususnya untuk materi praktek, terbukti hampir seluruh peserta menginginkan agar pelatihan dilanjutkan dengan waktu yang lebih lama agar dapat lebih mendalami ilmu yang diserap. | Kulit | |
280 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN BARANG KULIT | 2008 | Sutarti Rahayu, B.Sc | Alih teknologi pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan di dusun Tukluk, Desa Semin, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul selama 6 (enam) hari dari tanggal 10 sampai dengan 15 Maret 2008. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat perajin dalam menekuni pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus, meningkatkan sumber daya manusia, menciptakan keanekaragaman produk dan meningkatkan pendapatan perajin di wilayah sekitarnya. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah perajin barang kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperoleh peningkatan ketrampilan dalam pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus. Jumlah peserta sebanyak 15 orang berasal dari daerah disekitarn Kecamatan Semin. Materi yang disampaikan berupa teori 15% dan praktek 85% dengan instruktur personil dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang kompeten dibidang pembuatan barang kulit, khususnya tatah tembus/sungging. Hasil yang didapat dari peserta selama kegiatan adalah dua jenis produk yaitu kap lampu dan kipas. Berdasarkan hasil evaluasi, peserta memahami materi yang diberikan oleh instruktur. Instruktur menguasai materi yang disampaikan dan peserta mengharapkan adanya tindak lanjut dari kegiatan ini. | Kulit |