# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
141 | LAPORAN PENGEMBANGAN DESAIN DAN KONSTRUKSI SEPATU CASUAL DARI KULIT | 2007 | Ir. Suliestiyah, Wrd, MM, Bambang Suroto, BA, Adi Slamet Supriyadi, Hardjoko, S.Sn | Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain sepatu casual dari kulit, pola sepatu casual dan buku panduan pembuatan pola sepatu dengan metode copy of last. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan wawancara langsung kepada 32 responden IKM sepatu yang berada di sentra industri sepatu Kabupaten Sidoarjo, Kab. Mojokerto dan Kab. Magetan yang tergabung dalam KLASTER ALAS KAKI di Propinsi Jawa Timur. Analisa data hasil observasi, dilakukan dengan metode deskriptif (non statistik). Dari hasil analisa data, kemudian dijadikan dasar guna mengembangkan desain sepatu yang sudah ada, dengan memperhatikan pula perkembangan/trend desain sepatu melalui internet. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagi9an besar (78,12 %) responden telah mencoba membuat sendiri desain sepatu, serta sebanyak (91,90 %) responden telah membuat pola sepatu dengan metode copy of last. Hasil penelitian ini berupa : buku katalog desain sepatu casual 2007; buku pecah pola desain sepatu casual 2007 dan buku petunjuk pembuatan sepatu dengan metode copy of last. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu pengembangan IKM sepatu, khususnya yang tergantung dalam KLASTER ALS KAKI di Propinsi Jawa Timur. | Desain | |
142 | LAPORAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO 17025 VERSI 2005. | 2007 | Ir. E. Ratna Utarianingrum, M.Si., Tri Rahayu Setyo Utami, ST, Rihastiwi Setiya Murti, S.Si., Rambat | Alat press sol sepatu adalah alat yang digunakan sebagai alat bantu pada pembuatan sepatu alas kaki lainnya. Untuk mengetahui kualitas dari alat tersebut maka perlu dilakukan uji coba untuk membuat produk sepatu atau alas kaki lainnya di beberapa sentra pengrajin. Kemudian hasil produknya di uji berdasarkan di uji berdasarkan SNI 12-0566-1989 (uji sole adhesion test) dan SNI 12-1529-1989 (uji peel adhesion test). Dari hasil uji diketahui, untuk uji adhesion test sepatu buatan sentra Mojokerto, sentra Cibaduyut dan BBKKP ternyata dari jenis sol kulit, sol fiber dan sol TPR hasilnya baik/rata serta memenuhi standar SNI yang dipersyaratkan sebesar 137 N/cm dan untuk bagian belakang sebesar 350 N/cm. Sedang untuk uji peel test jenis sol kulit dan sol fiber hasil ujinya juga baik/rata juga memenuhi SNI yang dipersyaratkan sebesar 13 N/cm, namun untuk jenis sol TPR hasil ujinya belum memenuhi SNI yang dipersyaratkan sebesar 13 N/cm tetapi tingkat kerataannya sudah baik. Sehinga alat ini sudah layak digunakan oleh para pengrajin sepatu dan alas kaki yang lain. Adapun spesifikasi teknis alat ini adalah : nama alat : mesin/alat press sol sepatu, type alat : press sol sepatu mekanik, jenis : press sol untuk hak rendah (casual),kedalaman sol max : 50 mm, sistem press : kantong membran dilengkapi dengn kontol tekanan dan waktu, kapasitas : 100 s/d 120 pasang/hari dimensi ukuran; alat press : (60x35x65) cm, meja dudukan alat : (80x80x70) cm, berat total : 90 kg. | Sistem Mutu | |
143 | LAPORAN PENGOLAHAN LUMPUR DENGAN SANITARY LANDFILL (TAHAP II) | 2007 | Sri Sutyasmi | Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari penelitian tahun 2006. Tujuan kegiatan penelitian ini ialah untuk mewujudkan prototipe Sanitary Landfill hasil penelitian tahun 2006 dan mengaplikasikannya untuk pengeloaan lumpur industri penyamakan kulit, sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah pengeloaan lumpur industri penyamakan kulit. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di unit proses penyamakan dan pengolahan limbah kulit, di dususn Nganyang, Siti Mulyo, Piyungan Bantul, Yogyakarta. Lumpur yang diolah/dikelola adalah lumpur dari IPAL unit proses penyamakandan pengolahan limbah kulit , tersebut. Lumpur dianalisa terlebih dahulu untuk mengetahui karakterisasinya, TCLP,LD 50, logam berat. Lumpur yang akan ditimbun dalam landfill ini mengandung logam berat seperti Cd - 2,80mg/kg; Pb - 13,10 mg/kg; Cr - 1160 mg/kg. apabila kandungan Cd dan Pb tersebut dibandingkan dengan data dalam Ketentuan Teknis ( tabel 6), maka ini berarti bahwa lumpur tersebut sebenarnya bisa dibuang kedalam landfill kategori III. Namun berhubung kandungan krom dalam lumpur tersebut adalah 1.160 mg/kg, yang berarti kurang dari 2500 mg/kg dan lebih besar dari 250 mg/kg, maka demi keamanan lumpur tersebut ditimbun dilandfill kategori II. Dari hasil pengjian LC50 96 lam sebesar 0,4% dengan sifat toksisitas yang akut. Efek perlakuan awal terhadap limbah diduga mengakibatkan reaksi yang akut jika bersinggungan dengan perairan. Hasil penelitian LD 50 untuk limbah lumpur, menunjukan tidak terjadi kematian yang mencapao 50%, hanya ada kecenderungan menurunkan berat cacing sebagai hewan uji. Dengan demikian limbah lumpur dapat dinyatakan cukup aman dan tidak toksik untuk dipapar dilingkungan padat. Produksi lumpur kering setelah diolah disaringan pasir ialah sebesar + 20 karung = 300 kg per minggu = 14.400 kg dalam satu tahun. Landfill didesain untuk dioperasikan selama 5 - 6 tahun tahun yang dapat menampung lumpur sebanyak 84.000 kg. Sehingga volume landfill yang dibuat minimal 56 m3 dengan ukuran 4,832 x 6,5 x 3,5 m3 . Dari kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa telah diperoleh suatu prototipe Sanitary landfill yang sesuai dengan persyaratan dan dapat digunakan untuk kebutuhan sendiri atau diaplikasikan ke IPK yang lain. Denagan terwujudnya prototipe landfill ini, diharapkan unit proses penyamakan dan pengolahan limbah kulit, di Sitimulyo, piyungan, Bantul Yogyakarta dapat mengatasi masalah lingkungan yang diakibatkan oleh lumpur. | Kulit | |
144 | LAPORAN PENINGKATAN MUTU PRODUK INDUSTRI MENUJU PENERAPAN SNI SEPATU PENGAMAN | 2007 | Ir. Emiliana Kasmudjiastuti, Rusman Saroso, Rutini, Poniman | Kegiatan peningkatan mutu produk industri menuju penerapan SNI sepatu pengaman bertujuan untuk peningkatan mutu produk sepatu pengaman menuju penerapan SNI dan mensosialisasikan mutu produk sepatu pengaman dan tata cara penerapan SNI ke industri persepatuan. Kegiatan yang dilakukan meliputi studi pustaka, pengambilan sampel, sosialisasi tentang mutu produk sepatu pengaman dan tata cara penerapan SNI, pengujian produk dan evaluasi hasil uji. Kegiatan sampling, pengujian dan evaluasi hasil uji dilakukan 2 (dua) kali dengan maksud agar industri sepatu pengaman dapat mengetahui dan atau meningkatkan mutu produknya serta diberi kesempatan untuk dapat memperbaiki mutu produknya berdasarkan evaluasi hasil uji yang dillakukan oleh laboratorium uji. Sampel sepatu berupa sepatu pengaman dengan sol PU sistem cetak injeksi dan sepatu pengaman dengan sol karet sistem cetak vulkanisasi serta sepatu pengaman sistem lem kombinasi jahit yang diambil dari 7 (tujuh) perusahaan yang ada di Jawa Barat dan Jakarta. Masing-masing perusahaan diambil 3 (tiga) pasang sepatu untuk diuji berdasarkan SNI 12-7079-2005, sepatu pengaman dari kulit dengan sol poliurethane dan atau termoplastik poliurethane sistem cetak injeksi, SNI 12-0111-1987, mutu sepatu pengaman dari kulit dengan sol karet sistem cetak vulkanisasi dan SNI 12-7037-2004, mutu dan cara uji sepatu pengaman dari kulit dengan sistem good year welt. Evaluasi hasil uji pada tahap pertama masih ditemukan beberapa parameter uji seperti penyerapan air pada sol dalam, kekuatan sobek pada sol luar, ketahanan terhadap minyak pelumas (terhadap sepatu pengaman sistem cetak injeksi) dan ketebalan kulit untuk bagian vamp, tegangan putus sol luar dan tegangan tarik 200 % (terhadap sepatu pengaman sistem cetak vulkanisasi). Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap mutu sepatu oleh industri yang bersangkutan berdasarkan evaluasi hasil uji tahap kedua telah memenuhi persyaratan. Dengan demikian ketiga industri tersebut telah dapat mempersiapkan diri untuk menerapkan SNI wajib. | Standar | |
145 | LAPORAN TEMU USAHA DALAM RANGKA PROMOSI KEMAMPUAN BBKKP | 2007 | Murjilah, SE, Indiyatsih | Kegiatan persiapan pendirian Lembaga Sertifikasi Ekolabel (LSE) bertujuan untuk menyipkan lembaga sertifikasi ekolabel dengan sasarn tersusunnya dokumen lembaga yang terdiri dari dokumen level I (panduan Mutu), dokumen level II (Prosedur kerja), dokumen level III (Instruksi Kerja) dan dokumen level IV (Format). Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah studi pustaka, mencari informasi tentang turan dan persyaratan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel, persiapan infrastruktur, penyususnan dokumen lembaga, evaluasi dan penyusunan laporan. Hasil kegiatan persiapan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel 9LSE) adalah Panduan Mutu yang berisi persyaratan yang harus dipenuhi dari pedoman KAN 801-2004, persyaratan umum Lembaga sertifikasi Ekolabel; Prosedur Kerja (Prosedur Kerja Pengendalian Dokumen, Pengendalian Rekaman, Evaluasi Sertifikasi, Evaluasi Ulang, Pengaturan Ulang, Pengaturan Penanganan Perubahan Persyaratan Sertifikasi, penanganan Permohonan sertifikasi, surveilen, penanganan Pertanggung gugatan); Instruksi Kerja dan Format serta dokumen Eksternal. | Kulit | |
146 | LAPORAN SISTEM INFORMASI PENINGKATAN LAYANAN IPTEK BBKKP | 2007 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Sunarso Zaenal, Sita Azizah Wahyuni, ST | Pengembangan sistem informasi layanan iptek merupakan sistem informasi yang dibangun dengan berbasis web dan merupakan peran BBKKP dalam mendukung dunia pendidikan khususnya pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Penyajian informasi berupa fasilitas yang dapat digunakan sebagai sumber layanan iptek di BBKKP, sedangkan input data meliputi : input surat masuk, input surat balasan, input pengunjung, input pembayaran, input data penelitian, input data kerja praktek. Untuk dapat masuk ke input data pengguna harus menginputkan data nama user dan password melalui jendela admin. Mode pemasukan data kunjungan, kerja praktek dan penelitian atau magang melalui halaman index. | Kulit | |
147 | LAPORAN PERSIAPAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BBKKP | 2007 | Dra. Supraptiningsih, M.Si., Sunarso, SE., Drs. Sugeng, R. Jaka Susila, B.Sc, ST | Tujuan dari kegiatan team kelompok kerja 149E adalah mempersiapkan BBKKP untuk menuju akreditasi pranata penelitian dan pengembangan, sedangkan sasaran kegiatan adalah membuat dokumen yang mendukung penerapan sistem pranata penelitian dan pengembangan. Pada kegiatan tahun pertama (2007) dokumen yang dibuat adalah dokumen level I (manual Mutu). Kegiatan yang telah dilakukan untuk persiapan tersebut antara lain pelatihan tentang audit internal dan pranata penelitian dan pengembangan bagi para pejabat struktural dan peneliti. Hasil pelatihan digunakan untuk penyusunan dokumen level I oleh team, sehingga telah tersusun dokumen manual Mutu Pranata Penelitian dan Pengembangan BBKKP. Manual mutu berisi tentang kebijakan-kebijakan untuk penerapan sistem pranata penelitian dan pengembangan yang ditetapkan oleh pihak manajemen BBKKP Yogyakarta. Telah dilakukan juga audit internal terhadap bidang yang terkait dengan penerapan sistem pranata penelitian dan pengembangan. Hasil audit internal dijadikan bahan untuk kaji ulang manajemen. | Standar | |
148 | LAPORAN PENGOLAHAN KEMBALI LIMBAH SOL ETHYLENEN VINYL ACETATE (EVA) UNTUK SOL SEPATU | 2007 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng., Sri Budiasih, B.Sc., Sismaryanto, B.Sc, L. Triyono, S.E. | Telah dilakukan penelitian untuk mengolah kembali limbah sol EVA yang berbentuk serbuk untuk dijadikan sol sepatu dengan dicampur bahan karet. Pada kegiatan penelitian ini serbuk limbah sol EVA dicampur dengan karet RSS ataupun karet krep dengan perbandingan tertentu. Pada penelitian ini jumlah serbuk limbah sol EVA yang ditambahkan divariasi 20, 40, 60, 80 dan phr, sedangkan bahan kimia karet yang ditambahkan dibuat tetap. Kompon sol dibuat menggunakan mesin two-roll mills. Kompon yang diperoleh dibuat bentuk lembaran (slab) untuk pengujian dan divulkanisasi pada suhu 150 C selama waktu 7 menit untuk slab setebal 2 mm. Slab diuji dengan parameter uji mengacu SNI.12-0778-1989 : sol karet cetak. hasil uji menunjukkan sifat fisis kompon sol berbahan baku karet RSS yang berisi serbuk limbah sol EVA sampai dengan phr masuk klasifikasi klas A, kecuali sifat tegangan putus, ketahanan sobek untuk kandungan serbuk EVA>60 phr, dan ketahanan kikis yang masuk klas B. Sedangkan sifat fisis kompon sol berbahan baku karet crepe yang berisi serbuk limbah sol EVA sampai dengan 100 phr masuk klasifikasi klas A, kecuali tegangan putus untuk kompon dengan kandungan serbuk EVA>40 phr, danketahanan kikis untuk kompon dengankandungan serbuk EVA>20 phr yang masuk klas B, sedang sifat ketahanan sobek untuk kandungan serbuk EVA>80 phr masuk klas C. | Plastik | |
149 | LAPORAN PERSIAPAN PENDIRIAN LEMBAGA SERTIFIKASI EKOLABEL (LSE) | 2007 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, M.P., Ir. Meiyanti., Sutarti Rahayu, B.Sc., Subandrio, S.E. | Kegiatan persiapan pendirian Lembaga Sertifikasi Ekolabel (LSE) bertujuan untuk menyipkan lembaga sertifikasi ekolabel dengan sasarn tersusunnya dokumen lembaga yang terdiri dari dokumen level I (panduan Mutu), dokumen level II (Prosedur kerja), dokumen level III (Instruksi Kerja) dan dokumen level IV (Format). Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah studi pustaka, mencari informasi tentang turan dan persyaratan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel, persiapan infrastruktur, penyususnan dokumen lembaga, evaluasi dan penyusunan laporan. Hasil kegiatan persiapan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel 9LSE) adalah Panduan Mutu yang berisi persyaratan yang harus dipenuhi dari pedoman KAN 801-2004, persyaratan umum Lembaga sertifikasi Ekolabel; Prosedur Kerja (Prosedur Kerja Pengendalian Dokumen, Pengendalian Rekaman, Evaluasi Sertifikasi, Evaluasi Ulang, Pengaturan Ulang, Pengaturan Penanganan Perubahan Persyaratan Sertifikasi, penanganan Permohonan sertifikasi, surveilen, penanganan Pertanggung gugatan); Instruksi Kerja dan Format serta dokumen Eksternal. | Standar | |
150 | LAPORAN PERSIAPAN SERTIFIKASI ISO 9001 : 2000 UNIT FINISHING | 2007 | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Bambang Wirodono, B.Sc., Indriyana Prastiwi Hariyani, S.E. | Persiapan sertifikasi ISO 9001 : 2000 Unit Finishing merupakan kegiatan dari kelompok Kerja 0149 G Proyek Pengembangan dan Pelayanan teknologi Industri, BBKKP tahun 2007,melipti : persiapan, penelususran pustaka/studi pustaka dan pengadaan buku pustaka, pertemuan/implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dan revisi dokumen, Evaluasi yang berupa pelaksanaan audit mutu internal dan tinjauan manajemen serta pelaporan. Unit proses finishing dipilih sebagai penerap sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000, mengingat kegiatan unit ini lokasi dekat dan merupakan salah satu unit pelayanan jasa teknis yang ada di BBKKP, yang diharapkan dengan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 akan dapat lebih meningkatkan kepercayaan dari pemakai jasa di unit proses finishing. Dokumentasi sistem mutu sudah disusun dan dilakukan penerapan serta sudah dilakukan perbaikan/revisi dokumen, tinggal implementasi secara berlanjut dan perbaikan berkelanjutannya. | Sistem Mutu | |
151 | LAPORAN PELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI MAGETAN JAWA TIMUR | 2006 | Dian Dwi Antari, B.Sc, SE | Pelatihan Teknologi Pembuatan Sepatu Kulit merupakan kegiatan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Tahun anggaran 2006. Pelatihan berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 31 Juli s/d 5 Agustus 2006 bertempat di Gedung Koperasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Magetan Jawa Timur. Pelajaran yang diberikan sebanyak 48 session yaitu 7 session Teori dan 41 session praktek. Jumlah peserta 15 orang berasal dari 13 perajin yang ada di Magetan dan Pembina perajin 2 orang pendidikan SD s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari Teori Pengetahuan Bahan dan Alat, Pengetahuan Desain dan Sepatu, Teknologi Pembuatan Pola, Teknologi Pembuatan Sepatu, Perhitungan Tekno Ekonomi, Kewirausahaan Pemasaran dan Perrnodalan. Praktek yang dilaksanakan berupa Praktek Pembuatan Pola dan Pembuatan Sepatu Kulit, Evaluasi yang dilaksanakan sangat baik. | Kulit | |
152 | IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 – 2000 | 2006 | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Subandriyo, SE., Indriyana Prastiwi Hariyani | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Subandriyo, SE., Indriyana Prastiwi Hariyani | Sistem Mutu | |
153 | LAPORAN TEMU USAHA DAN KONSULTASI HASIL LITBANG DI SURABAYA | 2006 | Priyo Budi Basuki, SH | Kegiatan Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang bertujuan untuk mendukung industri yang diharapkan akan diperoleh gambaran permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh industri, baik yang telah dijalani maupun tantangan jangka panjang disamping itu juga sebagai sarana penyebarluasan informasi hasil-hasil Litbang dan kemampuan Balai yang diharapkan dapat diserap dan diaplikasikan oleh industri, khususnya industri atau usaha kecil-menengah. Pelaksanaan Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang dalam bentuk seminar sehari yang dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2006 bertempat di Gedung Pusat Pelatihan dan Pengembangan Eksport Daerah (PSED), Jalan Kedung Doro No. 86 Surabaya. Yang diikuti oleh lima puluh (50) orang peserta dari asosiaasi industri kulit, karet dan plastik, aparat pembina, unsur pejabat fungsional Disperindag Kota, Kabupaten, dan Lembaga Pendidikan/Perguruan Tinggi serta Instansi terkait. Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi dari para nara sumber masing-masing berjudul Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur dalam Rangka Pengelolaan Sumber Daya Alam yang tersedia. Rencana pengembangan industri dan permasalahannya di propinsi Jawa Timur, peran dan kemampuan BBKKP dalam memberikan layanan bagi Industri Kulit, Karet dan Plastik. Diskusi dilakukan dua arah dimulai pertanyaan-pertanyaan dari peserta dan penjelasan yang disampaikan nara sumber. Pada tempat yang sama digelar sebuah stand pameran mini yang menampilkan hasil-hasil Litbang BBKKP dan brosur tentang kemampuan BBKKP. Dari kegiatan temu usaha dan konsultasi hasil Litbang di Jawa Timur diperoleh hasil dari industri terkait menginginkan peran dari BBKKP untuk melakukan pengujian atas produk-produk dari UKM yang mengikuti pengadaan barang di Propinsi Jawa Timur agar barang-barang yang diperoleh sesuai dengan standart yang diharapkan. Dengan melihat brosur mengenai kemampuan BBKKP banyak peserta yang berminat untuk mengikuti pelatihan yang diadakan BBKKP. | Kulit | |
154 | LAPORAN PERSIAPAN UJI KOMPETENSI ( TUK ) PUSAT PELATIHAN PERSEPATUAN | 2006 | Tempat uji kompetensi adalah tempat yang mempunyai sarana, prasarana serta pelaksana yang telah diakui oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS) sebagai tempat yang dinilai lulus untuk menguji calon tenaga / pekerja dan hasil peserta pelatihan untuk mendapat Sertifikat Kompetensi Profesi dari BNSP. 1 untutan wajib kompetensi Profesi dari sistem industri berdasarkan : 1. ISO 9000 17025/SNI 19-17025 2. SHACCP+ISO 22000 3. 1WA2 4. ISO9000/SNI 19-9000 5. ISO I4000/SN1 19-14000 6. 1SO 15189! 7. CAC/RCP 1/SNI 01 - 4852 8. 1FOAM STANDARD 9. IEC Mengacu pada pcdoman BNSP 201 D1PA 2006 dan BNSP 202 DIPA 2005, walaupun SKKNl sektor Industri Perkulitan, sub sektor alas kaki / sepatu belum dikonvensikan namun sarana dan prasarana untuk uji kompetensi lelah mulai disiapkan. Hasil-hasi! yang telah dicapai meliputi 1. RSKKN1 sub sektor alas kaki / sepatu telah disepakati dalam pra konvensi dengan 26 judul unit kompetensi 2. Pedoman uji kompetensi profesi alas kaki / sepatu. 3. Pokok-pokok materi uji kompetensi profesi sesuai judul SKKNl alas kaki / sepatu. 4. 2 (dua) orang terlatih untuk caion asessor Lembaga Sertifikasi Profesi. 5. Pedoman alat / mesin uji kompetensi Profesi sub sektor alas kaki / sepatu. 6. Pengusulan organisasi TDK di BBKKP Hasil-hasil tersebut lerus akan d; tindak lanjuti sebagai bagian dari proses terbentuknya iembaga Sertifikasi Proiesi sampai pelaksanaan sertiflkasi profesi. | Kulit | ||
155 | LAPORAN PERLUASAN AKREDITASI LABORATORIUM PENGUJIAN DAN KALIBRASI | 2006 | Ir. E. Ratna Utarianingrum, M.Si., Ir. Ismiati, Rambat, S.Si., Asmongin | Kegiatan Perluasan Akreditasi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi ini bertujuan untuk melaksanakan survelen dan perluasan skope Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi BBKKP serta pemeliharaan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai ISO / IEC 17025-2005, dengan sasaran kegiatan peningkatan kinerja laboratorium melalui pemeliharaan akreditasi guna optimalisasi pelayanan kepada pelanggan. Kegiatan dilakukan melalui studi banding, uji banding antar personil dan uji banding antar laboratorium, uji profisiensi, kalibrasi peralatan kalibrasi, pelatihan kalibrasi dan sosialisasi ISO 17025 versi 2005, audit internal serta survelen dan verfikasi lapangan terhadap parameter uji yang diajukan pada perluasan skope tahun 2005 yaitu komoditi sepatu pengaman, karung plastik dan parameter uji udara. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa uji banding antar personil dan antar laboratorium secara umum didapatkan hasil yang memuaskan untuk parameter uji tembus uap air, kadar nitrogen dan kompon ban dalam. Sedangkan uji banding antar laboratorium dan uji profisiensi masih menunggu evaluasi. Hasil survelen menunjukkan bahwa Laboratorium telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO/IEG 17025:2005, namufn perlu .pengembangan untuk tetap menjaga konsistensinya, terutama terkait dengan implemeritasi ISO/IEC 17025:2005. | Sistem Mutu | |
156 | DISEMINASI PENYAMAKAN DAN PEMBUATAN BARANG JADI KULIT DI PADANG | 2006 | Kulit | |||
157 | LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN KULIT TAHAN AIR ( WATER PROOF ) | 2006 | Penelitian Pembuatan Kulit Tahan Air ( waterproof ) dilakukan untuk mencari formula terbaik guna menghasilkan kulit waterproof dari kulit sapi sebagai bahan atasan sepatu. Saat ini para pengusaha penyamakan kulit berusaha memenuhi kebutuhan kulit waterproof yang sangat diperlukan oleh para pengusaha sepatu khususnya sepatu olah raga. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu tahap pra penelitian dengan melakukan percobaan proses penyamakan kulit menggunakan formula fatliquoring sebanyak 10%, kombinasi dengan silikon 3 variasi yaitu 5%,7,5% dan 10% pada proses dyeing serta 50 bagian, 75 bagian dan 100 bagian pada proses finishing. Dari hasil pra penelitian didapatkan formula terbaik yaitu kombinasi antara fatliquoring 10% dengan silikon 7,5% pada proses dyeing. Dari formulas! tersebut dilakukan penelitian yaitu menggunakan variasi fatliquoring 12%, 10% dan 8% kombinasi dengan silikon dengan variasi10%, 7,5% dan 5% pada proses dyeing, Kualitas kulit diuji secara fisis sesuai uji ISO.8782-1: 1998 E dan DIN Standard. Formula terbaik dihasilkan oleh formula Kode IX yaitu formula dengan variasi penggunaan fatliquoring sebanyak 12% dan silikon sebanyak 5%. | Kulit | ||
158 | LAPORAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES PEMBUATAN KULIT MOTIF BATIK UNTUK BARANG KULIT DAN SEPATU | 2006 | Susilawati, Sri Untari, Herryanto, Kasmin Nainggolan | Penelitian kulit batik telah beberapa kali dilakukan, namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah ada, yaitu penyesuaian dengan barang kulit atau sepatu yang akan dibuat dan mencari pelorodan yang mudah serta pengaruhnya terhadap warna.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh teknologi pembuatan kulit motif batik untuk barang kulit dan sepatu. Materi untuk penelitian ini berupa, kulit kras sapi untuk kulit tegler, kulit kras sapi untuk kulit boks , kulit kras sapi untuk kulit glase, dan kulit kras sapi untuk kulit nubuk. Masing- masing 3 (tiga) lembar di uji kekuatan tarik, kemuluran, kuat jahit dan uji penyerapan air. Sedangkan untuk uji kemudahan pelorodan. ketahan bengkuk dan ketahan gosok cat ( kelunturan ) masing-masing kulit dibuat contoh uji dengan ukuran 3x8 cm dari bagian krupon, kemudian dibatik tulis, cap dan remukan, masing- masing dengan 3( tiga) perlakuan dan 3 (tiga) kali ulangan. Hasil penelitian ini adalah pembasahan mutlak harus dilakukan untuk kulit yang akan dibatik yaitu optimum pembasahan kulit tegler dan glase 5 (lima) detik, dan kulit boks dan nubuk 90 (sembilan puluh) detik. Proses batik tulis dapat dilakukan pada semua jenis kulit dan semua desain produk, serta semua motif batik, sedangkan batik cap dapat dilakukan pada kulit tegler dan glase. Desain yang melebar supaya dipilih motif cap yang kecil- kecil. Proses batik remukan dapat diterapkan pada semua jenis kulit, dan semua desain, Campuran lilin untuk pembatikan tulis dan cap terdiri dari 6 (enam) bagian gondorukem, 6 (enam)bagian lilin bekas, 6 (enam) bagian kote, 2 (dua) bagian kendal, 1(satu) bagian mikrowax. Campuran lilin untuk pembatikan remukan terdiri dari l(satu) bagian lilin klowong dan 9 (sembilan) bagian parafin. Proses pembatikan pada kulit tidak berpengaruh terhadap sifat ketahanan tarik, kemuluran dan kekuatan jahit kulit. Pada uji ketahanan bengkuk tidak retak dan ketahanan gosok cat (kelunturan) tidak luntur baik pada uji ketahan gosok basah maupun kering. Sedangkan prototip produk barang kulit dan sepatu dengan bahan kulit batik yang diwakili oleh panelis dapat diterima konsumen. | Rekayasa | |
159 | LAPORAN PENINGKATAN MUTU PRODUK KLASTER MENUJU PENERAPAN SNI ALAS KAKI | 2006 | Ir. Emiliana Kasmudjiastuti, Widodo, B.Sc, S.Sos., Rutini, B.Sc., Lourentius Triyono, SE. | Kegiatan peningkatan mutu produk klaster menuju penerapan SNI alas kaki bertujuan untuk peningkatan mutu produk alas kaki menuju penerapan SNI dan mensosialisasikan tentang mutu produk sepatu dan tata cara penerapan SNI ke klaster industri persepatuan. Kegiatan yang dilakukan meliputi studi pustaka, pengambilan sampel, pengujian produk, evaluasi hasil uji dan sosialisasi tentang mutu produk dan tata cara penerapan SNI. Sampel sepatu berupa sepatu pantofel pria dan sepatu pantofel sepatu wanita yang diambil masing-masing dari dua klaster industri persepatuan di Jawa Timur dan Jawa Barat. Standar yang diacu dalam pengujian adalah SNI 12-0073-1995, Sepatu Pria Model Pantofel dari Kulit Sistem Lem dan SNI 12-2942-1996, Sepatu Wanita Model Pantofel dari Kulit Sistem Lem. Pengambilan sampel, pengujian produk dan evaluasi hasil uji dilakukan dua tahap. Evaluasi tahap pertama masih ditemukan dua sampel dengan parameter uji Peel adhesion yang belum memenuhi persyaratan SNI. Setelah dilakukan pembinaan mutu produk dan sosislaisasi tata cara penerapan SNI selanjutnya dilakukan pengambilan sampel yang kedua setelah di uji dari parameter uji Peel adhesion memenuhi persyaratan SNI. Pembinaan mutu produk dan sosialisasi ke empat industri persepatuan (dua di Jawa Barat dan dua di Jawa Timur) memberikan manfaat bagi industri yang berupa pemahaman dan peningkatan mutu produk. | Standar | |
160 | PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI HASIL RISET | 2006 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Bambang Tunasmoyo, BA, Sita Azizah Wahyuni, ST | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Bambang Tunasmoyo, BA, Sita Azizah Wahyuni, ST | Kulit |