# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
61 | PEMBUATAN COVER CONVEYOR BELT TAHAN PANAS | 2012 | Ir. Nursamsi Sarengat L. Triyono Sri Brataningsih PL | <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal"><em><span lang="in" xml:lang="in">Conveyor belt</span></em><span lang="in" xml:lang="in"> adalah sabuk transmisi yang berfungsi menghantarkan barang atau material dari proses satu ke peroses lainnya. <em>Cover conveyor belt</em> tahan panas dibuat dari campuran pale crepe dan SBR. Tujuan dari penelitian adalah</span><span lang="in" xml:lang="in"> </span><span lang="in" xml:lang="in">m</span><span lang="sv" xml:lang="sv">endapatkan formulasi <em>cover conveyor belt</em> tahan panas dari campuran Karet alam dan<span> </span><em>Stirena Butadiene Rubber.</em></span><span lang="in" xml:lang="in"> Proses komponding<span> </span>dilakukan menggunakan two roll mill pada suhu 40º - 60ºC, p</span>roses vulkanisasi dengan hydraulic press suhu 150˚C waktu sesuai rheometer<span lang="in" xml:lang="in">. Adapun variasi pale crepe/SBR: 80/20; 70/30; 60/40; 50/50 phr dan variasi sulfur 1 dan 1,5 phr. Pengujian yang dilakukan adalah: sifat mekanik, sifat heat aging, SEM, FTIR , Tg/DTA. Hasil uji menunjukkan sifat mekanik sebelum dan sesudah aging menunjukkan hasil lebih baik pada penggunaan sulfur 1 phr, seluruh formulasi kompon dengan sulfur 1 phr, hasil uji memenuhi persyaratan IS 1891-<em>Part II Heat and Abrasion resistance conveyor belt</em>. Campuran Pale crepe dan SBR muncul peak baru (gugus fungsi C=O ). Uji Tg/DTA menujukkan reaksi eksotermis dan puncak dekomposisi vulkanisat terjadi pada suhu 520</span><span lang="in" style="font-family:Calibri, 'sans-serif';" xml:lang="in">⁰</span><span lang="in" xml:lang="in">C.</span></p> | Karet | |
62 | ADSORPSI AMONIAK DALAM AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN ABU TERBANG BAGAS | 2012 | Rihastiwi Setiya Murti Christiana Maria Herry Purwanti Ira Yuni Pantiwardhani Suyatini | <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:.0001pt;margin-left:35.45pt;text-align:justify;line-height:normal;"><span lang="in" xml:lang="in">Telah dilakukan penelitian tentang Adsorpsi Amoniak dalam Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit menggunakan Abu Terbang Bagas.</span><span lang="in" xml:lang="in"> </span><span lang="in" xml:lang="in">Penelitian </span><span lang="in" xml:lang="in"><span> </span></span><span lang="in" xml:lang="in">ini bertujuan untuk menurunkan kadar N-Amoniak dalam limbah cair industri penyamakan kulit yaitu pada proses tersier, hal ini disebabkan pada proses <em>Deliming</em> (pembuangan kapur) menggunakan Ammonium Sulfat (NH4)<sub>2</sub>SO<sub>4.</sub> Penelitian ini dilakukan secara batch dan kontinyu dengan menggunakan abu terbang bagas yang<span> </span>diaktivasi dengan 0,4 M H<sub>3</sub>PO<sub>4</sub> dan tidak diaktivasi (dicuci dengan air). Penelitian secara batch dilakukan variasi berat abu terbang bagas dan waktu kontak. </span><span lang="in" xml:lang="in">Pada penelitian secara Batch menggunakan abu terbang bagas yang tidak diaktivasi didapatkan kondisi optimum berat abu terbang bagas 2 gram dengan<span> </span>waktu kontak 1 jam. Persamaan yang sesuai adalah Model Persamaan Freundlich. Pada penelitian secara Batch menggunakan<span> </span>abu<span> </span>terbang<span> </span>bagas yang diaktivasi menggunakan Asam pospat 0,4 M didapatkan kondisi optimum berat abu terbang bagas 1,5 gram dengan<span> </span>waktu<span> </span>kontak 3<span> </span>jam. Persamaan yang sesuai adalah Model Persamaan Freundlich. Pada penelitian secara kontinyu, efisiensi removal Amonia menggunakan abu terbang bagas yang tidak diaktivasi untuk kecepatan alir<span> </span>60 mL/menit<span> </span>44,44%<span> </span>dan<span> </span>untuk kecepatan alir 120 mL/menit 38,38% pada waktu kumulatif 420 menit. Efisiensi removal Amonia menggunakan abu terbang bagas yang<span> </span>diaktivasi dengan 0,4 M H<sub>3</sub>PO<sub>4</sub> untuk kecepatan alir<span> </span>60 mL/menit<span> </span>37,50%<span> </span>dan<span> </span>untuk kecepatan alir 120 mL/menit 33,07% pada waktu kumulatif 420 menit. Penelitian menggunakan abu terbang bagas yang diaktivasi dan tidak diaktivasi memberikan hasil tidak jauh berbed, untuk itu penelitian ke depan akan menggunakan abu terbang bagas yang tidak diaktivasi.</span></p> | Kulit | |
63 | PELATIHAN PEMBUATAN BARANG JADI DARI KULIT SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA | 2012 | Drs. Sugeng R. Jaka Susila, B.Sc., ST Ismail Umamit | Pelatihan Pembuatan Barang Jadi dari Kulit Sapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik selama enam hari dari tanggal 15 s.d 20 Oktober 2012. kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang teknologi pembuatan barang kulit dari kulit sapi, sedangkan sasran kegitan ini adalah terwujudnya 20 orang pengrajin yang berkemampuan dan terampil dalam pembuatan barang kulit dari kulit sapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah peserta sebanyak20 orang berasal dari daerah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Materi yang disampaikan berupa teori 20 % dan praktek 80 % dengan instruktur dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta yang kompeten di bidang kerajinan pembuatan barang kulit. Hasil yang didapat dari peserta selama pelatihan adalah meningkatnya kompetensi sumber daya manusia baik secara teori maupun praktek dalam hal pembuatan barang kulit terutama pembuatan tas dari kulit sap. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa para peserta sangat antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar, khususnya untukmateri praktek, terbukti hampir seluruh peserta meginginkan agar pelatihan dilanjutkan dengan waktu pelatihan yang lebih lama agar dapat mendalami ilmu yang diserap. | Kulit | |
64 | PEMBUATAN KARET WIPER MOBIL MENGGUNAKAN BAHAN PENGISI PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE (PCC) TERAKTIVASI | 2012 | Ike Setyowati, ST Indiah Ratna Dewi, S.Si Rangga Kistiwoyo, ST | Karet wiper merupakan komponen kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang vital karena menyangkut keselamatan pengemudinya. Material karet wiper rawan terkena deteriorasi akibat cuaca, akibatnya menjadi keras, kaku dan tidak fleksibel. Hal ini dapat menyebabkan pandangan pengemudi menjadi terganggu. Dengan meningkatnya produksi mobil, juga dengan pergeserab gaya hidup, maka komponen ini menjadi meningkatkebutuhannya. Penelitian-penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengupayakan produk karet wiper yang berkualitas prima. Berbagai jenis karet digunakan dengan metoda pelapisan dengan zat tertentu untuk menghasilkan performa penyapuan (wiping) yang maksimal. Namun, dengan berjalannya waktu lapisan tersebut semakin menipis dan akhirnya habis. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menghasilkan karet wiper dengan performa yang prima pada jangka waktu yang panjang. Precipitated calcium carbonate (PCC) digunakan pada komponen yang terbuat dari Polyvinyl Chloride (PVC) dapat memberikan surface gloss yang baik dan apabila digunakan dalam bentuk yang aktif dapat meningkatkan sifat fisis vulkanisat, jugadengan ketahanan terhadap cuaca. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah karet alam (pale crepe), precipitated calcium carbonat (PCC), impor (DIACAL) dan lokal (Surabaya), carbon black (HAF dan GPF), aflux 42, ZnO, TMQ, 6PPD, paraffin wax, paraffinic oil, PVI, MBTS, DPG dan sulfur, Kegiatan penelitian dibagi menjadi tahapan aktivasi PCC lokal, desain dan trial formulasi, penelitian dan analisa data. Data hasil pengujian dibandingkan dengan ASTM D 2000 untuk menentukan formulasi terbaik. Hasil penelitian menunjukkan kekerasan vulkanisat belum memenuhi persyaratan ASTM D 2000 untuk karet wiper (wiper blade). Sifat lain yang nilainya masih tinggi adalah ketahanan pampat tetap. Sifat fisis lainnya memberikan kecenderungan yang sama, baik PCC DIACAL maupun Lokal. Pemilihan formulasi terbaik dilakukan dengan mengesampingkan persyaratan kekerasan. Pertimbangan didasarkan pada perpanjangan putus, tegangan putus, kekuatan sobek dan ketahanan pampat. Diperoleh 2 (dua) formulasi terbaik, yaitu WB9 dan WB10. | Karet | |
65 | REKAYASA MESIN BLOW FILM TAHAP I | 2012 | Sri Waskito, B.Sc, SE Supriyadi, SE Jaka Susila, B.Sc, ST | Sampai saat ini permesinan yang dimiliki BBKKP untuk menunjang pelaksanaan tupoksinya masih dirasakan sangat kurang dan perkembangan teknologinya sudah ketinggalan, khususnya mesin-mesin plastik. Ssalah satu program yang ditempuh BBKKP dalam rangka meningkatkan teknologi peralatan dan meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki yaitu dengan melakukan perekayasaan mesin. Perekayasaan mesin yang dilakukan adalah membuat mesin blow film untuk kantong plastik dari bahan polipropilen. Kegiatan perekayasaan mesin blow film tahap I bertujuan membuat mesin blow film untuk kantong plastik dari bahan polipropilen. Kegiatan perekayasaan ini dimulai dengan melakukan studi pustaka mengenai mesin blow film, studi banding mesin blow film yang digunakan di industri plastik. Selanjutnya dilakukan pembuatan desain mesin dan pembuatan komponen mesin dari mesin blow film. Hasil pembuatan untuk tahap I berupa pembuatan 2 (dua) komponen utama mesin blow film yaitu pembuatan Die Head Assembly dan pembuatan rangka/ dudukan alat/ mesin. Perancangan komponen-komponen utama pembuatan mesin blow film yang meliputi perancangan Barrel dan Acrew, perancangan Die Head Assembly, perencanaan Sistem Penggerak Screw dan Gear Box, perancangan Guide Plate, perancangan Nip Roll Assembly, perancangan Winder Assembly, pemilihan motor penggerak, perancangan panel box mesin, perencanaan spesifikasi mesin dan cara kerja mesin blow film untuk kantong plastik dari bahan polipropilen. | Rekayasa | |
66 | ADSORPSI AMONIAK DALAM AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN ABU TERBANG BAGAS | 2012 | Christiana Maria Herry Purwanti Ira Yuni Pantiwardani Suyati | No Write | Kulit | |
67 | Pemanfaatan Enzim Alkaline Protease untuk Proses Perendaman Penyamakan Kulit Garmen | 2011 | Jaka Susila, B.Sc, ST., Ir. Emiliana K. | Penelitian penggunaan enzim proteolitik dalam industry penyamakan kulit adalah sebagai bahan pembantu untu menghilangkan inter fibril sehingga kulit menjadi elastic dan lembek. Enzim proteolitik dapat menghilangkan protein globular sehingga serabut kolagen kulit menjadi lebih terbuka dan akan mempermudah berikatan dengan bahan penyamak. Dibandingkan dengan metode konvensional penggunaan enzim proteolitik dalam perendaman dapat menghemat waktu sampai 45%. Tahap pra penelitian dengan memp[erlakukan 3 jenis enzim yaitu enzim komersial ( Basozym S-20 dan Borron DL) dengan enzyme mikroorganisme dari BPPT ( Bacillus Megatorium DSM-319). Hasil foto Mikrograf dilihat pda depolimerisasi akibat serabur kolagen terhadap penggunaan berbagai jenis enzyme serta hasi uji sifat fisis kulit garmen dan control. Proses penelitian menggunakan enzyme yang lebih dri hasil pra adalah Bacillus Megatorium DSM-319 dan data hasil pengujian dilakukan analisa dengan menggunakan rancangan acak lengkap 3 x 3 pola factorial, dengan 3 perlakuan waktu perendaman dan 3 perlakuan konsentrasi enzym bila terjadi perbedaan dilakukan uji Duncan’s test. Penurunan kadar protein kulit kambing setelah perendaman yang terbaik adalah pada konsentrasi sebesar 1% dan waktu 60 menit yaitu 42,32%. Pengujian fisis kulit garmen kambing yang terbaik pada penelitian ini adalah pada kosentrasi sebesar 1% dan waktu 60 menit dan masuk persyaratan SNI 4593: 2011 Kulit Jakaet Domba/ Kambing yaitu kekuatan tarik 501,308 kg/cm2 , Kemuluran 45,66%, Kekuatan sobek 36,94 (kg/cm), Kelemasan 5,58 mm, Ketahanan gosokm cat basah 4 dan ketahanan gosok cat kering 4/5. | Kulit | |
68 | Pembuatan Web Sistem dan CD Interaktif BBKKP | 2011 | Sita Azizah Wahyuni, S.T. Subandriyo, S.E. Supramono, A.Md. Eko Sulistiyo Wibowo, S.T. | <p>Pembuatan Web Sistem dan CD Interaktif BBKKP. Web sistem menggunakan bahasa pemrograman web PHP dan database server MySQL. CD Interaktif menggunakan perangkat lunak Adobe Flash.</p> | Kulit | |
69 | Pembuatan Oil Seal untuk Power Steering | 2011 | Ihda Novia Indrajati, MT Dra. Supraptiningsih, M.Si | Penelitian pembuatan oil seal untuk power steering bertujuan untuk memperoleh formulasi oil seal yang untuk power steering yang memenuhi standar beserta produk jadinya. Penelitian ini dilator belakangi umur pakai oil seal yang relative pendek sebagai akibat factor pemakaian. Pemakaian elastomer /karet yang banyak digunakan untuk pembuatan seal ini adalah NBR< HNBR dan VITON. Sebagai bahan pengisi digunakan berbagai jenis carbon black. Bahan –bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah karet NBR Krynac 4975 F, HAF ( N-330 ), SRF ( N-774 ), asam strearat , Zinc oxide, sulfur, MBTS, TMTD, antioksidan TMQ, paraffin wax, coumarone - indine, resin dan dioctyl phthatalat (DOP). Tahapan penelitian terbagai menjadi sub tahan pra penelitian dn penelitian. Pra penelitian bertujuan menguji formulasi yang disusun dengan variable jumlah sulfur dan rasio HAF/SRF black. Pengujian dilakukan terhadap vulkanisat oil seal untuk power steering meliputi sifata morfologi campuran, sifat fisis yang terdiri dari kekerasan, berat jenis, kuat tarik, perpanjangan putus , compression set. Untuk sifat fisis ketahanan terhadap pengusangan udara diamati perubahan kekerassan, kuat tarik dan perpanjangan putus. Pengujian ketahanan terhadap fluida dilakukan menggunakan fluida power steering dan pengamatan dilakukan terhadap perubahan kekerasan, kuat tarik , perpanjangan putus dan perubahan volume. Data hasil pengujian dianalisa dan disajikan dalam bentuk table dan grafik, kemudian dibandingkan dengan ASTM D 2000 spesifikasi untuk seal power steering dan spesifikasi teknis produk komersial untuk menentukan formulasi terbaik.; Hasil penelitian menunjukan homogenitas kompon terbaik diperoleh pada kompon dengan rasio HAF/SRF 10/60 phr. Perubahan kuat tarik setelah pengusangan udara maupun perendaman dalam fluida power steering menunjukan kecenderungan yang sama untuk semua rasio HAF?SRF black. Tren yang sam juga diperoleh untuk perpanjangan putus dan kekerasan. Perendaman vulkanisat dalam fluida power steering menyebabkan terjadinya penurunan volume (shrinkage), dimana nilai penurunan terendah diperoleh pada rasio 50/20 phr. Compresion set vulakanisat terendah diperoleh pada rasio 50/20, yaitu sebesar 9,519%. Formulasi terbaik dipilih berdasarkan perbandingan sifat-sifat vulkanisat hasil penelitian dengan standar dan diperoleh kompon dengan rasio HAF/SRF 10/60 phr sebagai formulasi terbaik. | Karet | |
70 | Pembuatan kulit jok ( upholstery ) ramah lingkungan untuk otomotif | 2011 | Ir. Suliestiyah Wrd, MM., M. Nurhafiq, ST. | Penelitian pembuatan kulit jok ramah lingkungan untuk otomotif, dilaksanakan dengan tujuan untuk pembuatan kulit jok yang mempunyai sifat ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk otomotif yaitu jok mobil ( car seat ). Sampai saat ini jok mobil dari kulit dan ramah lingkungan belum dibuat oleh industry penyamakan kulit di Indonesia. Ada beberapa industri penyamakan kulit yang memproduksi kulit jok, tapi untuk kebutuhan jok mebel. Dengan semakin banyaknya impor mobil mewah di Indonesia, maka sudah saatnya industri penyamakan kulit, mengembangkan usahanya untuk memenuhi kebutuhan kulit jok mobil. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang salah satu tugasnya mengembangkan industri kulit, mempunyai kewajiban untuk melakukan kegiatan penelitian, yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh industry. Penelitian dilakukan dengan variasi proses menggunakan bahan penyamak krom kombinasi dengan bahan penyamak syntan dan bahan penyamak nabati kombinasi dengan bahan penyamak syntan. Hasil penelitian terbaik menunjukan bahwa kulit jok yang dibuat dengan menggunakan bahan penyamak krom 4% kombinasi bahan penyamak syntan 165, menghasilkan kulit jok ramah lingkungan untuk otomotif yang memenuhi syarat SNI Kulit Jok ( SNI. 06-0776-1989 ) dan Acceptable Quality levels in Leather ( 1976 ) | Kulit | |
71 | ALIH TEKNOLOGI KULIT NON KONVENSIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA | 2011 | Heru Budi Susanto Wahono Suhodo Widodo | Alih Teknologi Kulit non-Konvensional di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan berkenaan akhir ahir ini industri kulit mengalami penurunan kapasitas produksi dikarenakan kurangnya pasokan bahan baku kulit konvensional, bahkan banyak yang gulung tikar karena tidak mendapatkan pasokan bahan baku kulit mentah, untuk itu kegiatan ini diharapkan dapat memberikan alternatif/diversivikasi bahan baku kulit. Kegiatan ini dilaksanakan selama 6 (enam) hari dari tanggal 15 juni sampai degan 21 juni 2011 bertempat di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta dengan peserta sebanyak 15 orang, berasal dari Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta, bertujuan untuk memasyarakatkan teknologi penyamakan kulit non konvensional, mengurangi ketergantungan terhadap kulit konvensional dan menumbuhkan wira usaha baru dibidang penyamakan kulit nn konvensional. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat industri penyamakan kulit konvensional dan non konvensional, terwujudnya 15(lima belas) orang yang dapat menyamak kulit non konvensional dan terwujudnya pengurangan ketergantungan terhadap bahan baku kulit konvensional. Materi yang disampaikan berupa teori 17 % dan praktek 83 % dengan pengajar dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik. Hasil yang diperoleh dari peserta selama pelatihan adalah meningkatnya sumberdaya manusia yang menguasai secara teori dan praktek penyamakan kulit non konvensional. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa peserta sangat antusias dan sungguh sungguh mengikuti kegiatan ini, terbukti pesera menghendaki perlu ada pelatihan lanjutan dengan materi yang berbeda, ada bantuan alat dan komunikasi yang berkelanjutan dengan instansi penyelenggara dan bimbingan dari pemerintah untuk penerapannya di dunia usaha. | Kulit | |
72 | Rekayasa penyaring limbah padat sistem rotary pada industry penyamakan kulit | 2011 | Tri Rahayu Setyo Utami, Junjung Ponco P. | Kegiatan Rekayasa Penyaring Limbah Padat Sistem Rotary di Unit Pengolahan Air Limbah Industri Penyamakan Kulit bertujuan untuk membuat alat penyaring limbah system rotary.Penyaring limbah yang akan dibuat alat penyaring limbah model seperti screw conveyor hanya bagian bawah casing diganti dengan perforated stainless steel 304 dengan ukuran 42 mesh dan o lubang 2 mm. Hasil kegiatan berupa satu unit mesin penyaring limbah dengan spesifikasi diameter screw 300 mm, jarak pitch 171,4 mm, diameter poros 25,4 mm, panjang screw 1200 mm, kapasitas (theory) screw 20.648,27 kg/jam, kapasitas (octual) screw 10.324,13 kg/jam. Rangkaian penggeraknya berupa inverter, motor listrik ( 3 phase, 1 HP) dan gearbox. Kecepatan putaran mesin 0 – 29 RPM. | Rekayasa | |
73 | Pembuatan CD Interaktif dan Web System Guna mendukung Promosi BBKKP | 2011 | Sita Azizah Wahyuni, ST., Eko Sulistiyo Wibowo, ST. | Pembuatan CD interaktif dan Web system guna mendukung promosi BBKKP dilaksanakan untuk menyediakan informasi yang ada di BBKKP. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah memperbaharui website BBKKP dari sisi desain tampilan agar lebih menarik, dari sisi kejelasan sitemap, dan dari sisi kelengkapan konten yang biasa di-update melalui CMS ( Content management system ) dan mengembangkan media promosi yang lebih interaktif dan lengkap mengenai profil BBKKP berupa CD interaktif. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan program Software Macromedia Flash 8, Software adobe Flash, Software CorelDraw X5, Software Nero Burning ROM, Software Adobe Photoshop CS3, Softare Adobe premiere, Software PHP dan MySQL. Model informasi yang dihasilkan bentuk CD interaktif yang berisi profil BBKKP yang dapat digunakan sebagai sarana promosi BBKKP dan Website BBKKP yangakan dapat diakses melalui situs http://www.bbkkp.go.id terdiri dari beberapa komponen dalam proses pembuatannya, yakni peta situs (sitemap), desain tampilan Web, pembuatan basis data, dan pembuatan CMS | Kulit | |
74 | Pembuatan Bahan Penyamak Nano Nabati | 2011 | Sri Waskito, B.Sc, SE., Ir. Herminiwati, MP | Sampai saat ini bahan penyamak nabati powder hasil ekstrak kulit kayu akasia masih import. Penggunaanya secara konvensional dilaksanakan dengan mengekstrak babakan kulit kayu secara langsung sehingga tidak praktis, memerlukan proses yang lama dan inkonsisten mutunya. Penelitian ini bertujuan untuk memebuat bahan penyamak nano nabati dari ekstrak kulit kayu akasia. Proses pembuatannya dilakukan melalui tahapan pengecilan ukuran kulit kayu akasia ( 16,7 mm x 4,9 mm x 1,8 mm), ekstraksi kulit kayu akasia secara counter current menggunakan air 1 : 3 dengan suhu air awal 80°C sehingga diperoleh ekstrak dengan kekentalan 6°Be. Pengeringan dilakukan dengan spray dryer, serbuk hasil spray dryer diukur partikelnya dengan particle Size Analyser, kemudian diteruskan dengan pengecilan ukuran menggunakan Plannetary Ball Mill (PBM) selama 6 jam sehingga diperoleh partikel berukuran 63,3 – 90,8 nm. Berbagai bahan penyamak nabati diaplikasikan dalam proses penyamakan nabati pada kadar 15, 20,25%. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan ekstrak cair kulit kayu akasia dan dengan nilai suhu pengkerutan 85°C dan derajad penyamakan 85,06%. Ekstrak nano nabati kulit kayu akasia ternyata sulit larut dlam air sehingga membutuhkan variasi dispersan atau suhu pelarut bahan penyamak agar bahan penyamak dapat masuk dlam jaringan kulit yang disamak. Kata kunci : Bhana penyamak, nano nabati, kulit kayu akasia, ekstraksi planetary | Kulit | |
75 | Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate untuk Komponen Elektronika | 2011 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M Eng., Dra. Sri Brataningsih Pudji Lestari | Kegiatan penelitian “ Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate ( PCC ) unuk komponen elektronika” yang telah dilaksanakan selama 10 bulan telah diperoleh 5 formulasi komposit PVC/NPCC. Komposit PVC/NPCC diproses dengan menggunakan laboplastomill dilakukan pada suhu 165ºC dengan torsi 50 rpm dan waktu 10 menit. Hasil mikograf SEM menunjukan bahwa parikel filler NPCC dialam matrik PVC terdistribusi secara homogeny. Hasil FTIR komposit PVC/NPCC menunjukan adanya gugus PVC, aditif dan NPCC. Hasil pengujian komposit PVC/NPCC menunjukan bahwa peningkatan jumlah NPCC menaikkan kekerasan, kuat tarik, berat jenis, ketahanan pukul takik, ketahanan terhadap panas dan suhu awal dekomposisi, namun menurunkan sifat perpanjangan putus. Hasil uji sifat elektrik dan ketahanan terhadap percikan api semua komposit yang dibuat telah memenuhi persyaratan SNI 04-6504-2011, namun ketahanan terhadap panas belum dapat memenuhi persyaratan SNI 04-6504-2011; lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum – persyaratan keselamatan. Komposit terbaik ditinjau dari sifat ketahanan panas adalah komposit yang berisi NPCC 15 phr dan dicetak menjadi komponen elektronika. | Plastik | |
76 | Daur Ulang Limbah Cair Terolah Industri Penyamakan Kulit dengan Metoda Wetland | 2011 | Drs. Ir. Prayitno Apt, MSc., Drs. Ign. Sunaryo, | Telah dilakukan penelitian untuk mengolah limbah cair terolah industry penyamakan kulit dengan metode wetland. Penelitian ini dilakukan dengan membangun dua buah taman tanaman air yang masing –masing memiliki dimensi yang sama, yaitu : ( panjang x lebar x dalam) adalah (3 x 1 x 1) m3 atau identik dengan volume sekitar 3 m3. Media pengisi taman tanaman air dibuat sam yaitu lapisan paling bawah koral diameter ± 10 cm dengan ketebalan 0,3 m, lapisan 2 kerikil dengan diameter ± 3 cm ketebalan 0,3 m dan lapisan ijuk dengan ketebalan ± 10 cm dan lapisan paling atas berupa pasir dengan ketebalan 0,3 m, system aliran menggunakan system upflow. Tanaman yang digunakan adlah bamboo air ( equisetum hyemale), dan melati air ( Echinodorus palaefolius var, Latifolius) perlakuan operasional dengan memvariasi debit aliran masing untuk bamboo air 0,72d0; 1,080 dan 1,440 m3/d sedangkan untuk tanaman air 0,432; 0,576 dan 1,440 m3/d, efektivitas kerja wetland diukur dengan penurunan kadar BOD, COD dan N-Amonia, TSS, S dan Khrom. Pda kondisi terahir untuk mengetahui efektivitas penggunaan limbah yang telah diolah dengan wetland dilakukan untuk menyamak kulit dan dilihat kualitasnya dari kulit samak yang dihasilkan untuk jaket dengan kekuatan tarik dan kemuluran serta kandungan khrom oksida. | Limbah | |
77 | PEMBUATAN KULIT ATAS SEPATU BEBAS KROM | 2011 | Ir. Widari. Rambat, S.Si | Pembuatan kulit atasan sepatu merupakan kegiatan kelompok kerja 1866.01.001, bertujuan untuk memperoleh formulasi proses penyamkan kulit dan pembuatan kulit atasan sepatu bebas krom dengan sasaran kulit atasan sepatu bebas krom yang memenuhi persyaratan teknis sebagai kulit bagian atas alas kaki. Proses penyamakan menggunakan bahan penyamak nabati (mimosa), syntan dan kombinasi antara nabati-syntan. Variasi perlakuan ditetapkan pada penggunaan bahan penyamak nabati (%) = 25; 30; 35; bahan penyamak syntan (%) = 10; 15; 20; untuk kombinasi nabati- syntan (%) = 15, 10; 15,15 ; dan 20,15 ; sebagai kontrol adalah bahan penyamak krom. Ditinjau dari hasil uji fisis dengan tolok ukur SNI 0234: 2009 dan BASF standard, kulit hasil penelitian telah memenuhi persyaratan mutu kulit atasan sepatu. Kekuatan tarik tertinggi diperoleh dari penyamakan kombinasi 15% nabati dan 10% syntan, yaitu kekuatan tarik rata-rata 566,96 kg/cm2 dan kemuluran rata-rata 43,33%. Hal ini menunjukan bahwa bahan penyamak nabati ( mimosa ) dan syntan dapat digunakan untuk proses penyamakan kulit atasan sepatu bebas krom. | Kulit | |
78 | Pembuatan Blend PVC dan Nitril untuk O Ring | 2011 | Ir. Arum Yuniari, Ir. Nursamsi Sarengat | Blend PVC dan NBR merupakan thermoplastic elastomer yang dapat digunakan sebagai bahan baku seal O ring. Seal O ring adalah salah satu komponen dalam permesinan yang berfungsi sebagai penyekat untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruang yang bertekanan dan berfluida. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui formulasi seal O ring dari blend PVC daqn NBR yang memenuhi persyaratan ASTM D 2000. Spesifikasi teknis seal O ring. Seal O ring dibuat dengan mencampur PVC dan NBR menggunakan two roll mill dengan suhu 60-85ºC. Proses vulkanisasi dilakukan pada suhu 160°C dan tekanan 150 kg/cm2. Adapun variasi dari penelitian adalah : NBR/PVC : 90/10; 85/15; 80/20; 75/25; 70/30 dan 65/35 phr, sebagai kompatibiliser digunakan maleat anhidrat dengan variasi : 4 dan 5 phr. Blend PVC dan NBR diuji sifat fisis meliputi tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampat tetap sebelum dan sesudah aging dan perendaman dalam fuel. Uji morfologi dilakukan terhadap SEM maupun FTIR. Hasil uji menunjukan bahwa kompatibiliser maleat anhidrat mampu meningkatkan sifat fisis. Penambahan NBR meningkatkan swelling dan sifat fisis. Penambahan PVC meningkatkan ketahanan terhadap pengusangan. Microgarf SEM menunjukan permukaan campuran merata dan kompatibel. Analisa FTIR menunjukan terbentuk gugus fungsi OH pada panjang gelombang 3468 cm-1. Formulasi blend PVC dan NBR untuk seal O ring yang memenuhi persyaratan ASTM D 2000, adalah NBR 80 phr, PVC,20 phr, MAH 4 phr, DOP 25 phr, Ca stearat 3 phr, ZnO 3 phr, asam stearat 25 phr, MTQ 2 phr, MBTS 1 phr, TMT 0,5 phr, carbon black 40 phr, DCP 0,2 phr dan sulfur 1,5 phr. Kata kunci : NBR, PVC,maleat anhidrat, grafting, seal O ring. | Plastik | |
79 | Kajian Standar Nasional Indonesia di Bidang Kulit, Karet dan Plastik | 2011 | Emi Suliestyo Astuti, Hastungkoro W.W | Kajian Standar Nasional Indonesia (SNI) dibidang Kulit, Karet dan Plastik bertujuan untuk melakukan kaji ulang sebanyak 5 ( lima ) judul SNI yang telah diterbitkan lebih dari 20 tahun yang berkaitan dengan cara uji kulit. Adapun judul tersebut adalah : SNI 06-0563-1989 cara uji kadar abu dalam kulit tersamak, SNI 06-0644-1989 Cara uji kadar air dalam kulit, SNI 06-0564-1989 Cara uji kadar minyak dan atau lemak dalam kulit tersamak, SNI 06-0645-1989 Cara uji kadar krom oksida kulit tersamak dan SNI 06-0994-1989 Cara uji derajad penyamakan (DP) kulit tersamak. Berdasarkan hasil kajian dan pedoman KAN 14-2001 tentang spesifikasi SNI untuk penilaian kesesuaian, maka kelima judul SNI tersebut perlu direvisi. Kemudian hasil kajian diusulkan kepada panitya teknis kulit , produk kulit dan alas kaki untuk dilakukan program perumusan. | Standar | |
80 | Pembuatan Cetakan Souvenir Plastik Sistem Injection Molding Dengan Mesin CNC BBKKP | 2010 | Sri Waskito, BSc., SE Sujarwoko Tri Rahayu Setyo Utami Pramono | Kegiatan pembuatan Cetakan Souvenir Plastik Sistem Injection molding dengan mesin CNC BBKKP bertujuan untuk membuat cetakan souvenir plastik sistem Injection molding yang mempunyai presisi baik dengan mesin CNC BBKKP. Bahan untuk pembuatan cetakan/mold berupa MS Plate S$%C, bahan pembuatan Elektrode proses EDM berupa tembaga dan bahan untuk uji coba injection molding berupa resin plastic Polipropilena. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini melalui beberapa tahapan yaitu tahap studi pustaka, studi banding, pembuatan desain souvenir, pembuatan cetakan dan uji coba cetakan dengan mesin Injection Molding BBKKP. Hasil kegiatan yang dilaksanakan berupa satu unit cetakan souvenir plastic system injection molding dengan mesin CNC BBKKP dengan ukuran Cavity plate dan core plate (panjang x lebar = 270x250 mm) untuk souvenir plastic dengan logo Kementrian Perindustrian dan logo BBKKP. Cetakan telah diuji coba menggunakan mesin injection molding BBKKP dengan bahan resin plastic polipropilena dan PVC. | Plastik |