# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
141 | IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 – 2000 | 2006 | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Subandriyo, SE., Indriyana Prastiwi Hariyani | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Subandriyo, SE., Indriyana Prastiwi Hariyani | Sistem Mutu | |
142 | LAPORAN PERSIAPAN SERTIFIKASI ISO 9001 : 2000 UNIT FINISHING | 2007 | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Bambang Wirodono, B.Sc., Indriyana Prastiwi Hariyani, S.E. | Persiapan sertifikasi ISO 9001 : 2000 Unit Finishing merupakan kegiatan dari kelompok Kerja 0149 G Proyek Pengembangan dan Pelayanan teknologi Industri, BBKKP tahun 2007,melipti : persiapan, penelususran pustaka/studi pustaka dan pengadaan buku pustaka, pertemuan/implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dan revisi dokumen, Evaluasi yang berupa pelaksanaan audit mutu internal dan tinjauan manajemen serta pelaporan. Unit proses finishing dipilih sebagai penerap sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000, mengingat kegiatan unit ini lokasi dekat dan merupakan salah satu unit pelayanan jasa teknis yang ada di BBKKP, yang diharapkan dengan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 akan dapat lebih meningkatkan kepercayaan dari pemakai jasa di unit proses finishing. Dokumentasi sistem mutu sudah disusun dan dilakukan penerapan serta sudah dilakukan perbaikan/revisi dokumen, tinggal implementasi secara berlanjut dan perbaikan berkelanjutannya. | Sistem Mutu | |
143 | Pengembangan Taknologi Pembuatan Sepatu Dari Kulit Ikan Pari | 2004 | Ir. Suramto Rosma Radjagukguk, B Sc Suko Praptono, B Sc P o n i m a n | Judul kegiatan ini adalah Pengembangan Teknologi Pembuatan Sepatu Dari Kulit Ikan Pari bertujuan untuk diversifikasi bahan baku atasan sepatu, peningkatan nilai tambah ikan pari dan mendapatkan teknologi pembuatan sepatu dari kulit ikan pari. Sebagai langkah awal desain yang dibuat mulai dari faktor pengerjaan yang diperkirakan paling mudah / simpel sampai yang diperkirakan mempunyai kesulitan cukup dalam pengerjaan pembuatan sepatu, dari kulit ikan pari dengan posisi sebagai atasan sepatu yang tidak diopen sampai diopen pada bagian samping sepatu. Dipilih dua jenis sepatu yaitu untuk kelompok pria dan kelompok wanita masing-masing sejumlah 5 (lima) macam desain dan dibuat menjadi masing-masing 9 (sembilan) pasang sepatu. Bahan atasan yang digunakan dikombinasikan dengan bahan kulit boks dengan posisi kulit ikan pari yang ditumpangi. Kesulitan yang dihadapi dan perlu mendapat perhatian adalah pada penyesetan kulit ikan pari yang berbentuk melengkung kedalam (cekung), sehingga disarankan desain yang dibuat agar lebih landai, begitu pula pada bagian-bagian yang banyak kerutan perlu untuk dihindari pada penggunaan kulit ikan pari ini. | Desain | |
144 | Penerapan Penggunaan Bahan Kulit untuk Pengembangan Desain Furniture | 1999 | Ir. Suramto Bambang suroto, BA Dian dwi antari, Bsc | Kegiatan ini dengan judul penggunaan bahan kulit untuk pengembangan desain furniture bertujuan sebagai penganekaragaman produk barang kulit dari bahan kulit yang dipakai sebagai elemen produk furniture serta untuk menambah dan memacu kreatifitas perajin kulit serta sebagai peningkatan kemampuan dari personel. Sasaran yang dibuat berupa model/protipe 4 buah kursi, Sebuah meja, 2 buah tempat majalah serta 2 buah kap lampu. Metode yang digunakan dimulai dengan perancangan desain furniture yang menggunakan bahan kulit sebagai elemen hias yan dominan sekaligus fungsional. Kemudian gambar tekniknya baik pada kerangka furniture maupun pada bahan kulitnya kemudian direalisasikan pada barang jadi berupa model atau prototipenya. Pengerjaan kerangka furniture diserahkan pada perajin permebelan, sedang perancangan desain, pengerjaan bahan kulit maupun perakitan antara kerangka dan kulit dilaksanakan oleh anggota kelompok kerja. Teknologi perakitan menggunakan beberapa sistem antara lain dengan kaitan, lem atau tempel maupun teknik jahit. Guna menambah keindahan, kulit yang digunakan diberikan motif hias dengan hias tatah tembus, tatah timbul maupun pewarna. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dengan bahan kulit dapat memberikan tambahan nilai estetika dari produk furniture. | Plastik | |
145 | Rekayasa Drum Desalting | 2002 | Ir. Suliestyah Wrd, MM Heru Budi Susanto, Dip.Kim Hasan Basalamah, Bsc | Kegiatan rekayasa ini dilaksanakan selama 10 bulan, menghasilkan 1unit drum, dari bahan kayu bengkirai dengan ukuran 1500 x 2000 mm. Spesifikasi teknis drum adalah Ukuran O (2000 x 1500) mm, motor penggerak : 3 phase, 10 Hp; Tegangan listrik : 220/380/440 V/50 / 60 hz, 3 p; Speed reducer : 1 : 10 (10 Hp); Rpm drum : 14; Pulley V belt : O 110 cm, O poros : 19 cm, bahan dari baja tuang ; Gear besar : O 140 cm, jumlah gigi : 125; Rantai penggerak : 10 feet, type 120 RIV ; Lubang pembuangan garam : O 6 cm, jarak titik lubang 18 cm ; Berat total drum : 1,2 ton ; Kapasitas drum : 750 lembar kulit mentah awet garam kambing/domba. Tujuan pembuatan drum desalting adalah untuk menghilangkan garam dari kulit mentah awet garam sebelum diproses lebih lanjut. Maksud penghilangan garam adalah sebagai langkah awal penerapan teknologi bersih pada industri penyamakan kulit, guna mengurangi beban pencemaran pada limbah cair yang disebabkan oleh sisa garam pada unit pengolahan air limbah. Sisa garam dapat dimanfaatkan kembali antara lain untuk pengawetan ulang kulit mentah dan proses pikel pada industri penyamakan kulit. Ujicoba penghilangan garam pada kulit mentah awet garam dengan menggunakan drum desalting menghasilkan limbah garam sebanyak 7 % dari berat kulit mentah. Rekayasa drum desalting dapat diterapkan pada industri | Sistem Mutu | |
146 | LAPORAN PENGEMBANGAN DESAIN DAN KONTRUKSI SEPATU CASUAL DARI KULIT (LANJUTAN) | 2008 | Ir. Suliestiyah, Wrd, MM, Bambang Suroto, BA, Rosma Rajagukguk, B.Sc, SE, Hermit Sanjaya, A.Md | Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian tahun 2007 yaitu membuat desain sepatu casual dari kulit, pola sepatu casual dan Buku Panduan Pembuatan Pola Sepatu dengan Metode Copy of Last. Tahun 2008 dilanjutkan yang tujuannya untuk membuat sepatu casual dari kulit berdasarkan desain dan pola hasil penelitian tahun 2007. Kontruksi sepatu yang digunakan untuk membuat sepatu berdasarkan hasil survei di sentra sepatu IKM Jawa Timur (Sidoarjo, Mohokerto dan Magetan) sebanyak 47 responden. Dari hasil survei tersebut sebagian besar IKM sepatu yang ada di sentra Jawa Timur menggunakan konstruksi sepatu system lem (cemented). Kelemahan pokok yang ditemukan dari hasil survei adalah cara perakitan (assembling) bagian atas dan bagian bawah sepatu dengan cara pengeleman. Dalam penelitian ini dihasilkan 15 pasang sepatu casual dari kulit dengan menggunakan system pengeleman (cemented) serta 25 eksemplar Buku Panduan Petunjuk Teknis Cara Pembuatan Sepatu Casual. Dari hasil penelitian ini diharapkan segera disosialisasikan kepada IKM Sepatu terutama yang berada di sentra persepatuan di Jawa Timur yang tergabung dalam klaster industri alas kaki. Dengan disosialisasikannya hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk sepatu casual dari kulit dan diversifikasi desain yang dibuat oleh para IKM Sepatu sehingga akan meningkatkan daya saing produk tersebut dengan industri besar maupun produk impor (China, Vietnam, Korea) Kata Kunci : sepatu casual, konstruksi sepatu, cara pengeleman | Desain | |
147 | LAPORAN PENGEMBANGAN DESAIN DAN KONSTRUKSI SEPATU CASUAL DARI KULIT | 2007 | Ir. Suliestiyah, Wrd, MM, Bambang Suroto, BA, Adi Slamet Supriyadi, Hardjoko, S.Sn | Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain sepatu casual dari kulit, pola sepatu casual dan buku panduan pembuatan pola sepatu dengan metode copy of last. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan wawancara langsung kepada 32 responden IKM sepatu yang berada di sentra industri sepatu Kabupaten Sidoarjo, Kab. Mojokerto dan Kab. Magetan yang tergabung dalam KLASTER ALAS KAKI di Propinsi Jawa Timur. Analisa data hasil observasi, dilakukan dengan metode deskriptif (non statistik). Dari hasil analisa data, kemudian dijadikan dasar guna mengembangkan desain sepatu yang sudah ada, dengan memperhatikan pula perkembangan/trend desain sepatu melalui internet. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagi9an besar (78,12 %) responden telah mencoba membuat sendiri desain sepatu, serta sebanyak (91,90 %) responden telah membuat pola sepatu dengan metode copy of last. Hasil penelitian ini berupa : buku katalog desain sepatu casual 2007; buku pecah pola desain sepatu casual 2007 dan buku petunjuk pembuatan sepatu dengan metode copy of last. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu pengembangan IKM sepatu, khususnya yang tergantung dalam KLASTER ALS KAKI di Propinsi Jawa Timur. | Desain | |
148 | VERMIKOMPOSTING DARI LIMBAH FLESHING MENGGUNAKAN CACING TANAH ESENIA FOETIDA | 2012 | Ir. Suliestiyah Wiryodiningrat, MM Prayitna SE Dwi Ningsih, ST | Telah dilakukan penelitian untuk memanfaatkan limbah sisa fleshing dari proses penyamakan kulit untuk membuat kompos menggunakan cacing tanah. Penelitian ini dilakukan dengan dengan membuat kompos sebagai media pertumbuhan cacing tanah Esenia Foetida yang terdiri dari campurann kotoran sapi, sisa fleshing dan potongan jerami. Perbandingan antara kotoran sapi dengan limbah fleshing adalah sebagai berikut: 100:0; 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; dan 50:50. Fermentasi kompos dilakukan selama 3 minggu dan inkubasi untuk cacing dilakukan 6 minggu. Parameter yang diamati meliputi Nilai Keambanan Media; Bobot Cacing, C, N dan C/N ratio. Hasil percobaan menunjukan nilai keambanan media akan menurut dengan bertambahnya limbah fleshing yang ditambahkan, berturut-turut mulai dari tanpa penambahan sisa fleshing sampai penambahan dengan perbandingan 50:50 adalah sebagai berikut: 1.66 cm³/gr, 1.66 cm³/gr, 1.64 cm³/gr, 1.53 cm³/gr, 1.39 cm³/gr dan 1.31 cm³/gr. Sedangkan bobot cacing meningkat pada perlakuan dengan 60:40; dan 50:50 pada 2 minggu inkubasi sebagai berikut dari 30.9934 gr menjadi 57.4899 gr dan dari 25.6229 gr menjadi 48.4011 gr sedangkan C/N ratio hingga dibawah 15 dicapai setelah inkubasi 2 minggu. Ift optimum diperoleh pada perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi dengan fleshing 60:40 | Limbah | |
149 | Pembuatan kulit jok ( upholstery ) ramah lingkungan untuk otomotif | 2011 | Ir. Suliestiyah Wrd, MM., M. Nurhafiq, ST. | Penelitian pembuatan kulit jok ramah lingkungan untuk otomotif, dilaksanakan dengan tujuan untuk pembuatan kulit jok yang mempunyai sifat ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk otomotif yaitu jok mobil ( car seat ). Sampai saat ini jok mobil dari kulit dan ramah lingkungan belum dibuat oleh industry penyamakan kulit di Indonesia. Ada beberapa industri penyamakan kulit yang memproduksi kulit jok, tapi untuk kebutuhan jok mebel. Dengan semakin banyaknya impor mobil mewah di Indonesia, maka sudah saatnya industri penyamakan kulit, mengembangkan usahanya untuk memenuhi kebutuhan kulit jok mobil. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang salah satu tugasnya mengembangkan industri kulit, mempunyai kewajiban untuk melakukan kegiatan penelitian, yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh industry. Penelitian dilakukan dengan variasi proses menggunakan bahan penyamak krom kombinasi dengan bahan penyamak syntan dan bahan penyamak nabati kombinasi dengan bahan penyamak syntan. Hasil penelitian terbaik menunjukan bahwa kulit jok yang dibuat dengan menggunakan bahan penyamak krom 4% kombinasi bahan penyamak syntan 165, menghasilkan kulit jok ramah lingkungan untuk otomotif yang memenuhi syarat SNI Kulit Jok ( SNI. 06-0776-1989 ) dan Acceptable Quality levels in Leather ( 1976 ) | Kulit | |
150 | Penggunaan Ekstrak Kolagen dari Limbah Kulit sebagai Flokulan pada Pengolahan Limbah Industri Penyamakan Kulit | 2015 | Ir. Sugihartono, MS Ir. Nursyamsi Sarengat Sri Sutyasmi, B.Sc., ST Dona Rahmawati, STP | <div align="justify">Penyamakan kulit basah sebanyak satu ton, akan diturunkan limbah cair ± 40 m3,limbah padat sebelum samak sebesar 350 kg (berupa kulit hasil trimming 100 kg dan fleshing 250 kg), limbah padat sesudah samak sebesar 330 kg, dan limbah bahan kimia dari prosesing sebesar 380 kg. Pengolahan limbah cair dilakukan dengan menggunakan flokulan sintetis,namun industri sering kali mengurangi perhatiannya terhadap pengolahan limbah karena biaya mahal. Flokulan sintetis dapat menyebabkan masalah kesehatan dan lingkungan serta tidak dapat diurai di alam. Oleh karenanya perlu dicari pengganti flokulan yang bersifat biodegradable, terbarukan, biaya terjangkau, aman bagi manusia dan mahluk hidup lainnya, serta memiliki aktivitas tinggi. Gelatin merupakan protein yang dapat diproses dari kulit atau kulit limbah. Penggunaan gelatin untuk pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit belum banyak diteliti, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan gelatin sebagai koagulan-flokulan pada pengolahan limbah cair. Penelitian dilakukan secara bertahap yaitu tahap pengolahan gelatin dari kulit pikel limbah menggunakan variasi basa NaOH dan KOH masing-masing dengan konsentrasi 1 dan 2%, dan tahap uji coba gelatin untuk pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit dengan dosis 0,02; 0,04; 0,06; 0,08 dan 0,1% dari berat limbah; tahap terakhir yaitu menggunakan gelatin terpilih dan mengkombinasikan dengan fero sulfat/tawas (gelatin dibanding fero sulfat/ tawas adalah 100:0; 75:25; 50:50; 25:75; dan 0:100) untuk pengolahan limbah, dosis berat campuran 0,08% dari berat limbah. Cara pengolahan gelatin seperti cara Sugihartono (2014) dimodifikasi pada penghilangan garam dan asam menggunakan drum berputar, volume basa untuk hidrolisis sebesar 10 kali bagian kulit, dengan waktu perendaman selama 42 jam, dan air untuk ekstraksi sebesar 5 kali bagian kulit. Perbedaan jenis dan konsentrasi basa dalam hidrolisis kolagen dapat memberikan perbedaan rendemen, kadar abu, kadar protein dan bobot molekul protein gelatin. Rendemen gelatin paling tinggi dihasilkan dari perlakuan basa NaOH 2% yaitu 46,47%, sedangkan bobot molekul tinggi dihasilkan dari perlakuan basa KOH 1dan 2%, yaitu 100 -130 dKa. Gelatin hasil dari hidrolisis kolagen menggunakan basa NaOH dan KOH dengan konsentrasi 1 dan 2% dapat digunakan sebagai koagulan-flokulan dalam pengolahan limbah industri penyamakan kulit. Memiliki pengaruh yang beragam terhadap penurunan COD, kekeruhan, kromtotal, TDS, kapasitas adsorbsi dan persen adsorbsi. Koagulan-flokulan gelatin perlakuan NaOH 2% dosis 0,08% mampu menurunkan COD sebesar 75,44%, gelatin perlakuan KOH 1% dosis 0,06% mampu menurunkan kandungan krom total 79,26%,gelatin perlakuan NaOH 1% dosis 0,1% mampu menurunkan kekeruhan sampai 90,49% serta gelatin perlakuan KOH 1% dosis 0,08% mampu mengadsorbsi polutan terlarut sampai 15,25%. Kombinasi gelatin dengan ferosulfat/tawas saling menguatkan dalam penurunan kadar krom total dan penurunan kekeruhan limbah yang diolah. Penggunaan gelatin secara tunggal maupun kombinasi dengan fero sulfat atau tawas dapat menekan derajad polutan limbah cair industri pengolahan kulit, walaupun hasil olahannya belum memenuhi Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014.</div> | Limbah | |
151 | Peningkatan kinerja flokulan gelatin kulit limbah melalui modifikasi dengan akrilamida untuk pengolahan limbah cair | 2016 | Ir. Sugihartono, MS Drs. Ir.Prayitno, Apt,M.Sc Sri Sutyasmi, B.Sc., ST. Noor Maryam Setyadewi, S.T., M.T. Dona Rahmawati, S.T.P. | <div align="justify">Kulit limbah pada industri penyamakan kulit merupakan masalah utama, apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan melalui udara, air dan tanah. Pengolahan kulit limbah menjadi gelatin merupakan upaya pemanfaatan kulit secara optimal yang memberi nilai tambah. Gelatin dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk untuk pengolahan air dan air limbah. Aplikasi gelatin secara tunggal maupun kombinasi dengan flokulan lain dapat menekan derajad polutan limbah cair, namun kinerjanya masih perlu ditingkatkan. Mereaksikan gelatin dengan polimer lain yang memiliki kemampuan flokulasi tinggi sehingga menjadi flokulan hibrida, diduga mampu meningkatkan kinerja gelatin sebagai flokulan untuk pengolahan limbah cair.<br /><br /> Bahan yang digunakan untuk pembuatan flokulan hibrida terdiri atas gelatin A kulit limbah pikel sebagai back bone, akrilamida sebagai kopolimer, dan metilen bis-akrilamida sebagai crosslinker agent. Penelitian dilakukan secara bertahap yaitu pembuatan gelatin A secara in-situ, grafting atau kopolimerisasi, karakterisasi gelatin A dan flokulan hibrida, serta uji coba kinerja flokulan hibrida.<br /><br /> Pemisahan garam pada kulit pikel limbah menggunakan perbandingan air dengan kulit pikel sebesar 20 : 1 v/b, merupakan perlakuan optimum dalam memproduksi gelatin A menggunakan asam in-situ. Gelatin yang diperoleh memiliki sifat, rendemen paling tinggi yaitu 49,73%, kadar air 8,57%, abu 2,68%, protein 80,74%, lemak 0,29%, energi 358,67 kal/100g, derajat keasaman (pH) 2,92; dan serat kasar 3,01%.<br /><br /> Grafting atau cangkok silang antara gelatin A dengan akrilamid dan metilen bis-akrilamida menggunkan reaktor microwave, menghasilkan produk/material baru yang berupa gelatin-g-akrilamida. Gelatin-g-akrilamida yang memiliki daya serap air paling besar adalah yang diproses dengan komposisi gelatin 2 g : akrilamida 4 g : metilen bis-akrilamida 0,1g yaitu sebesar 484%., dan yang paling kecil adalah yang komposisinya gelatin 2 g : akrilamida 4 g : metilen bis-akrilamida 0,2g<span> </span>yaitu sebesar 254%.<br /><br /> Flokulan gelatin-g-akrilamid mampu meningkatkan kinerja flokulan gelatin dalam hal menurunkan, TDS, COD, dan<span> </span>kekeruhan limbah cair. Peningkatan kinerja terjadi pada perlakuan A3B1 (akrilamida 8 g : metilen bis-akrilamida 0,1g)<span> </span>yaitu mampu mereduksi TDS<span> </span>1,6 kali dan COD 10,6 kali lipat dari flokulan gelatin. Perlakuan A2B2 (akrilamida 6 g : metilen bis-akrilamida 0,2g) kinerjanya meningkat 98,3% dari kinerja flokulan gelatin dalam mereduksi kekeruhan limbah. Akan tetapi kinerja flokulan gelatin-g-akrilamid lebih rendah dari pada kinerja flokulan gelatin dalam hal mereduksi krom heksavalen. </div> | Limbah | |
152 | SOSIALISASI HASIL PENELITIAN INTEGRATED PLANT DESIGN INDUSTRI KULIT IKAN | 2008 | Ir. Sri Untari, Esti Rahayu, Suwondo, Sukirno | Ir. Sri Untari, Esti Rahayu, Suwondo, Sukirno | Kulit | |
153 | Desiminasi Teknologi Pengulitan, Pengawetan dari Proses Penyamakan Kulit Ikan Pari di Sulawesi Selatan. | 1999 | Ir. Sri Untari | Desiminasi Teknologi Pengulitan, Pengawetan dari Proses Penyamakan Kulit Ikan Pari di Sulawesi Selatan. Kegiatan Desiminasi ini diselenggarakan selama 10 (sepulult) hari mulai tanggal 10 s/d 19 September 1997 di Ujung Pandang dengan jumlah peserta 20 orang yang terdiri dari nelayan/pengumpul ikan sebanyak 8 orang, penyuluh perindustrian sebanyak 7 orang dan perikanan sebanyak 5 orang serta 1 orang peninjau. Tujuan desiminasi ini adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui latihan penyuluhan pemanfaatan basil laut, peningkatan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha para nelayan dan keluarganya, mengembangkan rekayasa teknologi tepat guna dan teknologi lokal yang spesifik yang disesuaikan dengan kondisi nelayan dan daerah setempat dengan memperhatikan faktor lingkungan. Materi pada desiminasi ini berupa pelajaran teori 14 session dan praktek 66 session. Pelajaran teori terdiri dari pengetahuan bahan dan peralatan, teori pengulitan, teori pengawetan kulit, teori penyamakan, sedangkan pelajaran praktek meliputi : praktek pengulitan, praktek pengawetan kulit, dan praktek penyamakan. Dari basil evaluasi ternyata para peserta sangat tertarik akan materi yang diberikan dan para peserta menyatakan akan membuka usaha sendiri setelah selesai desiminasi ini, baik dengan modal sendiri maupun akan membentuk koperasi. | Kulit | |
154 | Desiminasi teknologi penyamakan nabati / kombinasi untuk kulit domba kambing di Tegal Jawa Tengah | 2000 | Ir. Sri Untari Kasmin nainggolan, BSc | Desiminasi teknologi penyamakan nabati / kombinasi untuk kulit domba kambing di Tegal Jawa Tengah Kegiatan ini merupakan usaha untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui latihan penyamakan kulit dengan bahan penyamak nabati dan kombinasi serta suatu usaha untuk peningkatan kesempatan kerja dan membuka lapangan kerja baru. Kegiatan desiminasi ini diselenggarakan di Pesayangan, Talang, Tegal , Jawa Tengah 'selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 15 September sampai dengan 25 September 1998 diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta terdiri dari pengumpul kulit, 20 pengrajin kulit, penyamak kulit, pengangguran (korban PHK). Materi pelajaran meliputi pelajaran teori sebanyak 8 session dan pelajaran praktek 72 session yang terdiri dari teori pengetahuan bahan, teori penyamakan, praktek penyamakan dan .,praktek finishing. Dari hasil eva!uasi akhir pelaksanaan desiminasi ternyata para peserta sangat tertarik dengan materi yang diberikan dan bersemangat untuk menerapka hasil desiminasi ini dan berharap dilanjutkan ke pembuatan barang jadi. Semua peserta dinyatakan lulus dengan baik dan berhak mendapatkan sertifikat | Kulit | |
155 | Diseminasi Pembuatan Garmen Kulit Di Bali | 1998 | Ir. SOTJA PRAJATI | Kegiatan ini merupakan usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan bimbingan teknis dalam pembuatan jaket kulit yang ditujukan pada perajin garmen yang ada di Bali agar mampu membuat garmen kulit yang bermutu. Kegiatan diseminasi ini berupa pendidikan dan pelatihan terhadap 10 (sepuluh) orang perajin garmen kulit yang ada di Denpasar Bali selama 10 hari dimulai dari tangal 5 Agustus sampai dengan tanggal 15 Agustus 1996, meliputi pelajaran teori dan praktek. Pelajaran teori terdiri dari : teori desain, teori pengetahuan alat dan mesin, teori preparasi dan penjahitan, teori pola garmen, sedangkan pelajaran praktek terdiri dari : praktek desain, praktek pola garmen, praktek pemotongan bahan, praktek preparasi dan praktek penjahitan. Dalam pelaksanaan, setiap peserta diwajibkan untuk membuat 1 (satu) potong garmen dari kain drill sebagai prototip. Setelah itu peserta dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok membuat 1(satu) potong garmen kulit sebagai prototip. Model yang dipilih adalah jaket pria atau jas wanita. Secara keseluruhan, hasil praktek adalah berupa 3 (tiga) potong jaket kulit untuk pria, 2 (dua) potong jas kulit untuk wanita, 5 (lima) potong jaket kain untuk pria dan 5 (lima) potong jas kain untuk wanita. Dalam pelaksanaan diseminasi ini para peserta dapat mengikuti seluruh materi pelajaran dengan baik serta hasil praktek yang cukup memuaskan walaupun sarana yang digunakan kurang memadai, terutama mesin jahit yang digunakan adalah mesin jahit rumah tangga dan bukan mesin jahit khusus untuk kulit. Pada akhir pelaksanaan diseminasi , seluruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapatkan sertifikat. Dari hasil pelaksanaan diseminasi dapat disimpulkan bahwa para perajin memberikan tanggapan yang amat baik, bersemangat tinggi serta mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pengembangan jenis garmen kulit yang lain. | Kulit | |
156 | Desiminasi Teknologi Pembuatan Garmen Kulit di Jawa Timur. | 1999 | Ir. Sotja Prajati | Desiminasi Teknologi Pembuatan Garmen Kulit di Jawa Timur. Kegiatan Desiminasi ini merupakan usaha untuk ,meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan bimbingan teknis dalam pembuatan garmen kulit bagi perajin garmen yang ada di Jawa Timur agar mampu membuat garmen kulit yang bermutu. Kegiatan desiminasi ini berupa pendidikan dan latihan terhadap 10 (sepuluh) orang perajin garmen kulit yang ada di Magetan selama 10 (sepuluh) hari, dimulai tanggal 1 Desember s/d 11 Desember 1997, meliputi pelajaran teori dan praktek. Pelajaran teori terdiri dari : teori desain, teori pengetahuan alar dan mesin, teori preparasi dan penjahitan, teori pola garmen, sedangkan pelajaran praktek terdiri dari : praktek desain, praktek pola garmen, praktek penjahitan. Dalam pelaksanaan pelatihan, setiap peserta diwajibkan membuat 1 (satu) potong garmen dari kain drill sebagai prototipe. Setelah itu peserta dibagi dalam 5 (lima) kelompok, masing-masing kelompok membuat 1 (satu) potong garmen kulit sebagai prototipe. Model yang dipilih adalah jaket dan jas untuk pria. Secara keseluruhan hasil praktek adalah berupa 4 (empat) potong jaket kulit untuk pria, 1 (satu) potong jas kulit untuk pria, 8 (delapan) potong jaket kain untuk pria dan 2 (dua) potong jas kain untuk pria. Dalam pelaksanaan desiminasi ini para peserta dapat mengikuti seluruh materi pelajaran dengan bail, serta hasil praktek yang cukup memuaskan. Pada akhir pelaksanaan desiminasi, seluruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapatkan sertifikat. Dan hasil pelaksanaan desiminasi dapat disimpulkan bahwa para perajin memberikan tanggapan yang baik, bersemangat serta mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pengembangan jenis garmen kulit yang lain. | Kulit | |
157 | LAPORAN SOSIALISASI HAKI | 2008 | Ir. Sotja Prajati | Pada tahun anggaran 2008 Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) memiliki kegiatan Sosialisasi HKI yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja 0066E. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan sehingga masyarakat industri menjadi paham dan sadar akan pentingnya HKI serta dapat meningkatkan gairah industri untuk melakukan inovasi produk agar produk yang dihasilkan menjadi lebih baik. Sosialisasi dilakukan terhadap 30 industri prajin kulit selama 2 (dua) hari dengan pemakalah dari Ditjen HKI, Dep. Hukum dan HAM serta dari Kanwil Dept. Hukum dan HAM DIY. Dari 30 peserta, 2 orang dinyatakan sebagai peserta terbaik, yaitu : Yoi Yohanantoko (perajin barang kulit) dan Sujiyono, SE (perajin kerajinan kulit). Dari hasil evaluasi diketahui bahwa 12 orang peserta berminat untuk menindak lanjuti dengan permohonan pendaftaran merk atau disain industri. Disamping kegiatan sosialisasi HKI, kelompok kerja 0060E juga melakukan kegiatan berupa persiapan pendirian klinik konsultasi HKI yang ditandai dengan penerbitan SK Struktur Organisasi Klinik Konsultasi HKI-BBKKP, serta SK Pengelola Klinik Konsultasi HKI-BBKKP. Fungsi klinik tersebut adalah untuk mengfasilitasi industri dalam hal-hal yang berkaitan denga HKI. Namun keberadaan klinik HKI-BBKKP ini masih perlu dipromosikan. | Kulit | |
158 | LAPORAN PENELITIAN PEMANTAPAN PROSES DAN PENYIMPANAN SERTA PERAWATAN CINDERAMATA DARI GETAH NYATU | 1993 | Ir. Siti Rochani, Sofyan karani B.Sc, A. Buchori, B.Sc. | <div align="justify"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara penyimpanan dan perawatan cinderamata getah nyatu serta pelatihannya pada para perajin. Perlakuan dilakukan dengan cara: (1) Pengawetan dengan bahan borax dan prusi 2,4 dan 6% per liter air, (2) penyimpanan pada suhu kamar, ruang AC dan lemari buffet selama 12 bulan, (3) pelapisan menggunakan pernis, Poly Urethan (PU) dan LE 443, (4) Perawatan dengan perendaman berkala setiap 2 bulan sekali selama 24 jam. Hasil perlakuan dilakukan pengamatan setiap 2 bulan sekali yang menunjukkan bahwa pengawetan dengan borax lebih baik dari prusi dan pelapisan dengan PU lebih baik untuk suhu kamar sedangkan zat warna yang cocok untuk cinderamata getah nyatu adalah zat warna raoid dan napthol.</span></p> </div> | Karet | |
159 | APLIKASI LEMBARAN KULIT SINTETIK DARI PVC UNTUK ATASAN SEPATU | 2007 | Ir. Siti Rochani, Dra. Sri Nadilah, Apt., Mohammed Sholeh ST., Ir. Hadi Mustofa | Ir. Siti Rochani, Dra. Sri Nadilah, Apt., Mohammed Sholeh ST., Ir. Hadi Mustofa | Kulit | |
160 | LAPORAN PENGEMBANGAN PEMBUATAN LEMBARAN KULIT SINTETIS DARI PVC | 2006 | Ir. Siti Rochani, Dra. Sri Nadilah, Apt, A. Buchori, B.Sc., Mohammad Sholeh, ST. | Kulit sintetis dari PVC dibuat dari bahan resin PVC (emulsi) dengan ditambahkan bahan-bahan aditif sebagai plastisizer, Ba Cd sebagai stabilizer dan Ca CD3 sebagai filler, serta pigmen untuk pewarna lapisan atas (top). Bahan-bahan tersebut dicampur dengan menggunakan alat pencampur (mixer) hingga homogen. Kulit sintetis dibuat dengan 3 lapisan. yaitu lapisan atas (top), lapisan dasar dan penguat dari kain . Diatas lapisan top diberi lapisan PU untuk memperbaiki sifat flexing kulit sintetis yang dihasilkan. Untuk membuat permukaan seperti kulit digunakan kertas embos. Kulit sintetis dibuat dengan memvariasikan jumlah Dioktyl phtalat paca lapisan atas 45 ; 50 ; 55 ; 60 dan 65 bagian, waktu pemanasan lapisan atas 4 ; 5 dan 6 menit, ketebalan lapisan atas 0,6 mm, lapisam dasar 0,1 mm, kain penguat 0,3 mm dan lapisan PU 0,1 mm. Hasil kulit sintetis diuji sifat-sifat fisisnya sesuai JIS K 6772 - 1994 meliputi : ketebalan, kekuatan tarik, kemuluran, ketahanan sobek, ketahanan rekat, ketahanan luntur warna terhadap gosokan, ketahanan terhadap pelekatan, ketahanan terhadap temperatur rendah dan ketahanan terhadap pengusangan. Kulit sintetis yang mempunyai sifat fisis yang optimal adalah kulit sintetis yang lapisan atas mengandung DOP 50 bagian dengan waktu pemanasan 6 menit. Penggunaan lapisan PU pada lapisan top dapat memperbaiki sifat flexing kulit sintetis yang dihasilkan. | Kulit |