# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
121 | Penerapan Teknologi Proses Unhairing Ramah Lingkungan | 2001 | Ir. Titik Purwati Widowati, MP Ir. Puji Ediari Suryaningsih Ir. Hadi Mustofa | Penelitian penerapan teknologi unhairing ramah lingkungan pada industri penyamakan kulit ini bertujuan untuk mencari alternatif bahan proses unhairing yang ramah lingkungan berupa protease Rhizopus sp. dan mensyaratkan teknologi proses unhairing yang ramah lingkungan kepada industri penyamakan kulit. Penelitian ini meliputi percobaan produksi protease, percobaan unhairing secara enzimatis dan penerapan proses unhairing ramah lingkungan di industri. Hasil penelitian menunjukkan cara produksi protease tampak menghasilkan jamur yang paling kompak dan merata. Percobaan unhairing secara enzimatis menggunakan kombinasi aktivitas enzim 0,7 U/cm2 dan Na2S 1 % sudah dapat merontokkan bulu kulit kambing serta kulit mempunyai permeabilitas udara yang baik sehingga tidak perlu dilakukan proses bating dalam tahapan proses selanjutnya. Berdasarkan fotomikrograf, penggunaan protease Rhizopus sp sebagai agensia unhairing mengakibatkan bulu tercabut sampai kepangkal bulunya, sedangkan penggunaan Na2S hanya mengakibatkan pemutusan bulu. Limbah cair yang dihasilkan oleh proses unhairing secara kombinasi enzim dan Na2S kualitasnya lebih baik dibandingkan limbah cair yang dihasilkan oleh proses unhairing secara konvensional, diantaranya hanya mempunyai kandungan sulfida sekitar 15 % nya. Sifat fisik dan organoleptis kecuali kemulurannya memenuhi persyaratan SNI 06.-0234-1989, Mutu dan cara Uji Kulit Glace kambing. Proses unhairing ramah lingkungan menggunakan Rhizopus sp ini telah diterapkan di industri dengan hasil baik | Standar | |
122 | Pembentukan Inkubator Bisnis Penyamak Kulit | 2004 | Ir. Titik Purwati Widowati, MP Drs. Suprapto, MM Sukaryono Thomas Tukirin | Program ini baru merupakan tahap embrio terhadap program inkubator yang digariskan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dengan tujuan terciptanya satu embrio pengusaha baru di bidang usaha pembuatan kulit pikel dari peserta inkubator. Sasaran program ini adalah menciptakan lapangan kerja bidang pengolahan kulit dan sebagai usaha optimalisasi pengembangan potensi usaha perkulitan di daerah. Pembentukan inkubator bisnis ini didahului dengan pra=inkubasi berupa penelitian pembuatan kulit pikel. Penelitian tersebut dilakukan atas dasar kondisi industri penyamakan kulit umumnya lebih suka membeli kulit pikel. Kulit pikel yang dikehendaki mempunyai warna putih terang dan berkualitas. Jenis agensia penghilang kapur (deliming agent) yang digunakan masing-masing ZA 2% (I). NH4Cl 2% (II) NaHSO 2% (III). ZA 1% dan NH4Cl 0,5% (IV) serta ZA 1% dan NH4Cl 1% (V). Setelah dievaluasi berdasar kualitas, warna dan tingkat penerimaan panelis, serta beban cemaran limbahnya, kulit pikel dengan perlakuan II (penggunaan NH4Cl 2%) paling dapat diterima konsumen. Formula pembuatan kulit pikel ini digunakan sebagai formula dasar dalam pelatihan pembentukan inkubator. Penyelenggaraan pelatihan inkubasi dilaksanakan 7 Juli sampai dengan 3 Oktober 2003, diikuti oleh lima peserta dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah pelatihan selesai , peserta telah dapat mensortasi kulit mentah, mengawetkan kulit mentah, memproses kulit pikel dalam berbagai skala produksi dan mensortasi kulit pikel dengan baik. Pemasaran kulit pikel langsung ke industri penyamakan kulit mengalami kesulitan karena jumlah pikel yang dapat dipasok hanya sedikit. Industri penyamakan kulit menghendaki jumlah pasokan minimal untuk satu partai produksi mereka (minimal 1000 lembar). Selain umumnya industri-industri ini juga telah mempunyai pemasok yang tetap. Pengusaha kulit pikel pemula diharapkan berhubungan lebih dulu dengan pemasok lama, atau pemasok pikel lama yang tadinya tidak melakukan proses pembuatan kulit pikel sendiri itu yang ditingkatkan kemampuannya agar dapat melakukan proses pembuatan kulit pikel sendiri. Penjualan kulit pikel tidak dilakukan secara tunai, tetapi dengan cek mundur minimal 2 bulan. Hasil monitoring telah ada dua embrio dari hasil pelatihan. | Kulit | |
123 | AKREDITASI SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000 (UNIT FINISHING (LANJUTAN) | 2008 | Ir. Titik Purwati Widowati, M.P., Ir. Any Setyaningsih, Dra. Murwati, Bambang Wiradono, B.Sc. | Ir. Titik Purwati Widowati, M.P., Ir. Any Setyaningsih, Dra. Murwati, Bambang Wiradono, B.Sc. | Sistem Mutu | |
124 | ALIH TEKNOLOGI PENGAWASAN MUTU KULIT DAN SORTASI KULIT WET BLUE DI PADANG PANJANG SUMATERA BARAT | 2008 | Ir. Titik Purwati Widowati, M.P., Drs. Sugeng | Ir. Titik Purwati Widowati, M.P., Drs. Sugeng | Kulit | |
125 | LAPORAN PEMBUATAN KULIT ATASAN SEPATU TIPE FINISH OIL PULL UP DARI KULIT SAPI | 1992 | Ir. Titik Purwati Widowati, Ir. Widari, Hasan Basalamah, B.Sc | <div align="justify"> <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kulit atasan sepatu tipe finish oil pull up dan peningkatan kualitas kulit atasan sepatu. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit sapi samak krom basah sebanyak 24 side, kualitas III. Tiga side kulit untuk penelitian pendahuluan dan 21 side untuk penelitian. Bahan penyamak ulang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi bahan penyamak ulang sintetik-nabati. Untuk pengulasan minyak pada pengecatan tutup menggunakan “finishing oil” F91 sebesar : 15 gram/sqft, 20 gram/sqft, dan 25 gram/sqft. Untuk meningkatkan ketahanan terhadap air(water repellent) ditambahkan silicon 30 gram/liter. Hasil uji fisis, kimiawi dan organoleptis kulit oil pull up hasil penelitian dapat digunakan untuk kulit atasan sepatu. Klasifikasi/mutu rata-rata kulit oil pull up : B2.</span></p> </div> | Kulit | |
126 | PENELITIAN PENGARUH PEMINYAKAN DAN PENYAMAKAN ULANG PADA PEWARNAAN KULIT | 1993 | Ir. Titik Purwati Widowati, Hasan Basalamah, B.Sc, Heru Budi Susanto, Dipl. Kim | <p align="justify" style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses peminyakan dan penyamakan ulang terhadap pewarnaan kulit kras. Penelitian dilakukan dengan variasi jenis bahan penyamak ulang dan jenis minyak. Bahan penyamak ulang yang digunakan adalah bahan penyamak krom, sintetik, dan nabati, sedang jenis minyak yang digunakan adalah minyak sintetik dan minyak alami. Masing-masing bahan tersebut diterapkan untuk kulit yang dilakukan pengecatan dasar warna merah, biru, dan beige. Kulit yang digunakan untuk setiap percobaan sebesar ¼ lembar dengan tiga kali ulangan.</span></p> <p align="justify" style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Dari hasil percobaan, dilakukan pengamatan terhadap warna kulit, dan sifat ketahanan gosok basah dan keringnya. Kulit yang diproses menggunakan bahan penyamak ulang nabati mempunyai warna lebih tua, disbanding dengan kulit kedua lainnya. Kulit yang disamak ulang menggunakan bahan penyamak ulang sintan mempunyai warna paling muda. Sifat ketahan gosok kulit yang proses dengan bahan krom mempunyai sifat yang paling baik daripada kedua kulit lainnya. Sedangkan pemrosesan menggunakan minyak sintetik dihasilkan kulit dengan warna yang lebih muda dan ketahanan gosok yang lebih baik daripada kulit yang dilakukan peminyakan menggunakan minyak alami.</span></p> | Kulit | |
127 | PEMBUATAN KULIT ATASAN SEPATU TIPE FINISH OIL PULL UP DARI KULIT SAPI | 1992 | Ir. Titik Purwati Widowati Ir. Widari Hasan Basalamah, B. Sc | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kulit atasan sepatu tipe finish oil pull up dan peningkatan kualitas kulit atasan sepatu. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit sapi sama krum basah 24 side, kualitas III. Tiga side kulit untuk penelitian pendahuluan dan 21 side untuk penelitian. Bahan penyamak ulang yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi bahan penyamak ulang sintetik-nabati. Untuk pengulasan minyak pada pengecatan tutup menggunakan “finising oil” F 91 “sebesar : 15 gram / sqft, 20 gram /sqft dan 25 gram / sqft. Untuk meningkatakan ketahanan terhadap air (water repllent) di tambahkan silicon 30 gram / liter. Hasil uji fisis, kmia dan organoleptis kulit oil pull up hasil dapat di gunakan untuk kulit atsan sepatu. Klasifikasi / mutu rata-rata kulit oil pull up : B2.</span></p> | Kulit | |
128 | Pembuatan Protease Rhizopus Sp.Amobil | 2003 | Ir. Titik Purwati Widowati Ir. Drs. Prayitno, Apt, Msc Dra Murwati Sri Sutyasmi, Bsc, ST | Penelitian ini bertujuan utama untuk membuat sediaan enzimatis Rhizopus sp dalam karier. Rhizopus sp ditumbuhkan dalam media sekam gandum kemudian diekstrak, difraksionasi menggunakan garam amonium sulfat serta diikat dalam karier. Ekstrak kasar enzim mempunyai aktifitas specifik 1,95 U/mg protein. Pemurnian parsial menggunakan amonium sulfat 20 % menunjukkan peningkatan aktifitas spesifik enzim 1,63 kali menjadi 3,18 U/mg protein. Pengikatan karier berupa serbuk kayu sonokeling pada fraksi amonium sulfat 20 % meningkatkan aktifitas enzim menjadi 100,53 U dari aktifitas crude enzyme 95,88 U. Sediaan enzimatis ini digunakan sebagai agensia bating. Proses bating dilakukan pada 12 tengahan lembar kulit kambing awet garam-basah. Hasil pembuatan preparat mikroskopis menunjukkan bahwa proses bating menyebabkan terjadinya serabut-serabut kolagen kulit, juga mengakibatkan terjadinya pengurangan kadar protein kulit. Proses bating menggunakan sediaan enzimatis Rhizopus sp amobil menghasilkan sifat fisis kulit kras yang tidak berbeda nyata dengan kulit yang diproses bating menggunakan agensia komersial dan memenuhi SII 0038-73 : Mutu dan cara uji kulit kras kecuali kemulurannya. Hasil uji kualitas limbah cair setelah proses bating menuunjukkan bahwa limbah hasil bating yang menggunakan sediaan rhizopus sp mempunyai nilai BOD, COD dan N-NH3 yang lebih kecil dibanding limbah hasil proses bating menggunakan agensia komersial, sedang nilai TSS-nya relatif sama. | Kulit | |
129 | Peningkatan Kompon Ban Motor Vulkanisir Sesuai Persyaratan SNI | 2014 | Ir. Syakir Hasyimi., M.Si (Koordinator) Ir. Herminiwati., MP (Peneliti Utama) Muhammad Sholeh, M.Eng (Peneliti) Ike Setyorini, S.T (Peneliti) | <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Penelitian ini dilakukan dalam rangka menunjang SNI wajib yang akan diterapkan untuk ban motor vulkanisir. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan formula kompon telapak ban motor dan lem terbaik untuk diaplikasian dalam pembuatan ban motor vulkanisir sehingga diharapkan diperoleh ban motor vulkanisir yang memenuhi persyaratan SNI. Sebagai pembanding formula terbaik dibandingkan dengan kompon telapak ban dan lem dari pasaran.<span style="font-size:10pt;line-height:115%;"></span></p> <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Kompon telapak ban motor terbaik diperoleh pada formula dengan perbandingan karet alam-karet sintetik 70 : 30 dengan filer N 330, sedangkan dengan filer N 550 pada perbandingan karet alam-karet sintetik 80 : 20. Formula lem terbaik diperoleh pada tackifer siongka dengan kadar padatan 14%. Formula terbaik yang diaplikasikan dalam pembuatan ban motor vulkanisir secara proses panas dapat memenuhi persyaratan SNI 0101 : 2012 tentang ban sepeda motor. Pembuatan motor vulkanisir mempunyai prospek ekonomi yang baik.</p> | Karet | |
130 | Pengembangan Bahan Thermoplastik Elastomer (TPE) Berbasis Poli Propilen untuk Komponen Otomotif Ramah Lingkungan | 2014 | Ir. Syakir Hasyimi., M.Si (Koordinator) Ir. Dwi Wahini Nurhajati., M.Eng (Peneliti Utama) Ir. Nursamsi Sarengat (Peneliti) Dra. Supraptiningsih, M.Si (Peneliti) | <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Penelitian pembuatan thermoplastic elastomer (blend NBR/PVC) untuk selang kompor LPG bertujuan memperoleh teknologi proses pembuatan selang kompor LPG dari campuran NBR dan PVC baik menggunakan<span> </span>DOP maupun MACO (maleated castor oil) sebagai pemlastis, mempelajari pengaruh paparan LPG terhadap campuran NBR/PVC dan mengetahui kinerja MACO pada campuran<span> </span>NBR/PVC.</p> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">MACO merupakan pemlastis berbasis bio yang dibuat dengan mereaksikan castor oil (CO) dan maleat anhidrat (MAH) dengan bantuan pelarut xilena. Pembuatan MACO dilakukan dengan memvariasikan perbandingan CO dan xilena yaitu 1:0; 1:0,5; 1:0,6 dan 1:0,75 dengan perbandingan CO:MAH sebesar 3:1 bagian. Disamping itu dilakukan juga variasi jumlah MAH (1,5:2,0 dan 3 bagian). Monitoring produk MACO dilakukan dengan mengukur angka asam pada interval tertentu, Karakterisasi MACO dilakukan melalui pengujian dengan FTIR dan NMR (<sup>13</sup>C- dan <sup>1</sup>H-NMR). Kinerja MACO yang dihasilkan dilihat dari aplikasinya pada kompon NBR/PVC. </p> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Campuran NBR/PVC dibuat<span> </span>menggunakan two roll mill dengan memvariasikan jumlah PVC ( 0. 10, 20, 30, dan 40 phr ) untuk masing-masing jenis pemlastis (DOP, MACO dan DOP/MACO). Kematangan kompon diuji menggunakan moving die rheometer (MDR) pada suhu 180<sup>o</sup>C dan divulkanisasi menggunakan mesin kempa hidrolik pada suhu yang sama dan tekanan 150 kg/cm<sup>2</sup>. Pengujian kompon meliputi sifat fisis sesuai persyaratan pada SNI 7213:2014 ditambah dengan parameter kuat sobek. Karakterisasi morfologi dan analisa ternal menggunakan TG/DTA dan DSC. Produk selang kompor LPG dibuat bekerja sama dengan PT.Delta Jaya Mas, Gresik, Jawa Timur yang merupakan salah satu produsen selang karet untuk kompor LPG. Produk selang LPG dibuat dengan komposisi NBR/PVC 80/20 dan 50/50 bagian menggunakan pemlastis DOP dan DOP/MACO, Uji bakar dilakukan mengacu SNI 06-7213-2006 Amd-2008.</p> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Sifat fisis NBR/PVC hasil penmelitian secara umum memenuhi persyaratan mutu pada SNI 7213:2014. Kompon dengan pemlastis MACO memberikan sifat fisis lebih rendah dari pada dengan DOP, namun memiliki ketahanan ozon yang baik. Penggunaan pemlastis ganda (DOP/MACO) memberikan nilai yang sebanding dengan hanya pemlastis DOP dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk meningkatkan kinerja MACO sebagai pemlastis perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut agar dapat menggantikan pemlastis berbasis turunan minyak bumi.</p> | Plastik | |
131 | PEMBUATAN BUSA LATEKS KARET ALAM MENGGUNAKAN SABUN CASTOR OIL DAN PRACIPITATED CALCIUM CARBONATE ( PCC ) | 2013 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si. Ihda Novia Indrajati, MT Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari Rihastiwi Setia Murti, S.T Muhammad Sholeh, M.Eng Indiah Ratna Dewi, S.Si Subardi | <p class="MsoNormal">Lateks karet alam adalah komoditif alam yang sangat bernilai ekonomis dan merupakan sektor industri yang sangat strategis. Lateks karet alam dapat diproduksi menjadi barang-barang seperti benang, lem, bantalan karpet, barang tipis dengan teknologi celup, cinderamata, ataupun busa lateks. Salah satu komoditi lateks karet alam yang banyak dibutuhkan oleh industri baik nasional maupun internasional adalah busa lateks. Busa lateks sangat tahan lama dan dapat memberikan tingkat kenyamanan yang tinggi saat pemakaian, serta dapat menopang beban dengan sangat baik, meskipun digunakan secara berulang-ulang dalam waktu yang sangat lama. Pembentukan dan stabilitas busa dapat dibentuk dengan penambahan bahan kimia seperti sabun, saponin dan gelatin. Promoter busa yang digunakan adalah sabun karboksilat, baik oleat, resinoleat ataupun sabun <em>castor oil</em>. Busa lateks<span> </span>yang umum diperdagangkan berwarna putih, sehingga bahan pengisi yang ditambahkan adalah bahan pengisi yang tidak hitam, seperti silica, kaolin dan kasium karbonat (CaCO<sub>3</sub>). Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan busa dari lateks karet alam menggunakan sabun <em>Castrol oil</em> dan <em>Pracipited calcium Carbonate. </em></p> <p class="MsoNormal">Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lateks karet alam dengan KKK 60%, Ionol, Sulfur, ZDEC, Nano Pracipited calcium Carbonate (PCC), TiO<sub>2</sub>, DPG, ZnO, NSF, castor oil, NaOH, etanol, NaCl, dan aquadest. Kegiatan penelitian dibagi menjadi tahapan aktivasi pembuatan sabun dari castor oil, desain dan trial formulasi, penelitian dan analisa data. Data hasil pengujian dibandingkan dengan SNI 06-099-1989 Karet Busa Lateks Tipe Medium dan ASTM D1055-09. Standard Specification for Flexible Celluler Materials – Lateks Foam untuk menentukan formulasi terbaik.</p> <p class="MsoNormal">Hasil penelitian menunjukan teknologi pembuatan busa lateks belum memiliki keterulangan proses produksi yang baik, dan sifat fisik busa lateks yang dihasilkan belum dapat diuji.<br /></p> | Karet | |
132 | LAPORAN SISTEM INFORMASI PENINGKATAN LAYANAN IPTEK BBKKP | 2007 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Sunarso Zaenal, Sita Azizah Wahyuni, ST | Pengembangan sistem informasi layanan iptek merupakan sistem informasi yang dibangun dengan berbasis web dan merupakan peran BBKKP dalam mendukung dunia pendidikan khususnya pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Penyajian informasi berupa fasilitas yang dapat digunakan sebagai sumber layanan iptek di BBKKP, sedangkan input data meliputi : input surat masuk, input surat balasan, input pengunjung, input pembayaran, input data penelitian, input data kerja praktek. Untuk dapat masuk ke input data pengguna harus menginputkan data nama user dan password melalui jendela admin. Mode pemasukan data kunjungan, kerja praktek dan penelitian atau magang melalui halaman index. | Kulit | |
133 | PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI HASIL RISET | 2006 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Bambang Tunasmoyo, BA, Sita Azizah Wahyuni, ST | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Bambang Tunasmoyo, BA, Sita Azizah Wahyuni, ST | Kulit | |
134 | KAJIAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PRODUK KARET | 2012 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si Ir. Emi Sulistyo Astuti, MP Indriyani Prastiwi Hariyani, ST | Kajian Standar Nasional Indonesia (SNI) produk karet, bertujuan untuk melakukan pengkajian Standar Nasional Indonesia terhadap isi dokumen SNI produk karet sebanyak 5 (lima) judul dan melakukan pengujian mutu produk sebagai salah satu dasar untuk menentukan persyaratan mutu dalam penyusunan draft Rancangan SNI. Lima judul SNI produk karet tersebut adalah : SNI Lembaran karet cetak untuk sol, SNI Lis karet kaca kendaraan bermotor, SNI Packing karet tutup tangki bahan bakar kendaraan bermotor, SNI Karet pegangan setang (grip handle) sepeda motor, SNI Karet bantalan kaki (rubber step) sepeda motor. Kajian dilakukan terhadap dokumen SNI berdasar ISO Guide 7, Pedoman BSN dan hasil survey ke industri, pasaran terhadap produk lembaran karet cetak untuk sol,lis karet kaca kendaraan bermotor, packing karet tutup tangki bahan bakar kendaraan bermoto, karet pegangan setang (grip handle) sepeda mototr, dan karet bantalan kaki (rubber step) sepeda motor. Berdasar kajian dokumen SNI dan data hasil pengujian produk di laboratorium, dan Pedoman KAN 14-2001 tentang Spesifikasi SNI untuk penilaian kesesuaian, maka terhadap kelima judul dokumen SNI produk karet yaitu SNI Lembaran karet cetak untuk sol, SNI Lis karet kaca kendaraan bermotor, SNI Packing karet tutup tangki bahan bakar kendaraan bermotor, SNI Karet pegangan setang (grip handle) sepeda motor, SNI Karet bantalan kaki (rubber step) sepeda motor perlu direvisi dan disusun draft RSNI nya. | Standar | |
135 | OPTIMALISASI PARAMETER TERUKUR PADA OPEN MILL | 2013 | Ir. Syakir Hasyimi , M.Si. (Koordinator) Ir. Widari (Peneliti Utama) | Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi dari penggunaan <em>Open Mill</em> yakni untuk mengetahui nilai temperatur kompon saat proses penggilingan dan kecepatan putar penggiling saat beroperasi sehingga mendapatkan mekanisme yang tepat untuk menjaga temperatur komponen pada rentan tertentu. Adapun percobaan dilakukan dengan menggunakan alat sensor temperatur dan kecepatan tanpa sentuh terhadap objek yang diamati. Pemantauan temperatur kompon saat proses penggilingan digunakan sensor merk Raytek tipe CI3A dan untuk penampil temperatur digunakan modul mikrokontroler merk Arduino Uno R3 yang dilengkapi <em>Characteter LCD</em>. Pemantauan kecepatan putar penggiling digunakan <em>proximity sensor</em> merk Omron dan untuk penampil kecepatan digunakan <em>Meter Display</em> merk Omron. Pengendalian temperatur kompon dilakukan dengan membuka dan menutup kran air yang salurannya masuk ke dalam putar penggiling. Hasil pemantauan temperatur kompon, kecepatan putar penggiling dan kran air di integrasikan pada satu sistem pengolah data yang dapat dengan mudah dioperasikan oleh operator. | Karet | |
136 | Pengembangan Layanan Informasi Melalui Jaringan Komputer (Lan) Dan Implementasi Data Base Litbang | 2004 | Ir. Syakir Hasyimi Budiwiyono Sunarso Zaenal Dewi Rustiningsih | Tujuan dari pengembangan layanan informasi ini adalah membangun sistem informasi litbang Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik dengan sasaran terwujudnya tatanan informasi litbang Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang terpadu, mudah diakses, efisien, terbaharui dan informatif. Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pelayanan Informasi melalui jaringan Kompurer (LAN) dan Implementasi Database Litbang sampai dengan semester kedua telah dilakukan kegiatan yang melipuri : studi pustaka, studi lapangan, perancangan konfigurasi LAN, instalasi jaringan LAN yang mencakup 14 titik. Uji coba dan Implementasi Database Litbang dan Pelatihan Jaringan LAN di BBKKP. Belum adanya dukungan komputer pada ruang Ka. BBKKP, Peneliti dan Seksi Kerjasama serta relokasi Sub. Bagian Program, menyebabkan baru 10 titik yang beroperasi. | Kulit | |
137 | PEMBUATAN SOL SEPATU DARI LATEKS KARET ALAM | 2013 | Ir. Syakim Hasimi, M. Si. (Koordinator) Ir. Herminiwati, MP (Peneliti Utama) | Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan di industri sepatu Bunut Kab. Asahan Sumut. Sol sepatu biasanya dibuat dari bahan karet padat namun sol Bunut yang dibuat dari lateks karet alam memiliki keunggulan kenyamanan pakai dan keawetannya. Sol lateks ini biasanya digunakan untuk membuat sepatu yang memerlukan kelenturan seperti sepatu mokasin dan sepatu kanvas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh teknologi proses pembuatan sol sepatu dari lateks karet alam dan memperoleh formulasi terbaik sol sepatu dari lateks karet alam.<br /> Metode pembuatan sol lateks karet alam adalah secara proses fluida. Parameter uji berdasarkan pada sifat fisik yang meliputi tegangan putus, perpanjangan putus kekerasan, ketahanan retak lentur, ketahanan, sobek, ketahanan kikis dan bobot jenis sesuai SNI sepatu kanvas untuk umum.<br /><br /> Berdasarkan sifat tegangan putus sebesar 48,39 kg/cm<sup>2</sup> , perpanjangan putus sebesar 444,6%, kekerasan sebesar 52,317 shore A, ketahanan retak lentur yang paling baik dan tidak retak, bobot jelis sebesar 1,06 g/cm<sup>3</sup> dan ketahanan sobek sebesar 36,284 kg/cm<sup>2</sup> , maka formula terbaik sol lateks terdiri atas lateks (KKK 60%) 100 phr, sulfur 3 phr, ZnO 3 phr, ZDBC 0,8 phr, lonol 2 phr, Lesitin 0,5 phr, NPCC 5 phr dan CaCO<sub>3</sub> 20 phr. | Karet | |
138 | PEMANFAATAN KULIT BELAHAN DARI KULIT SAPI UNTUK BAHAN PEMBUATAN TAS / KOPER | 1992 | Ir. Susilowati, Sudiyono, B.Sc, Ir. Primayanti | <div align="justify"><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';">Pengembangan ini bertujuan memanfaatkan kulit belahan sapi untuk pembuatan kulit tas/ koper yang memenuhi persyaratan SII 0241-79 “Mutu dan cara uji kulit sapi untuk tas/ koper”. Bahan berupa kulit sapi belahan kering 15 (lima belas) lembar (30 side) yang biasa digunakan untuk pembuatan kulit sel dalam. Penyamakan dengan bahan penyamak kombinasi, yaitu krom dan ekstrak mimosa sampai diperoleh kulit kras. Kulit kras diimpregnasi dengan variasi perbandingan film forming 17 ;20;23 bagian dan penetrator 7;10;13 bagian. Dari beberapa warna yang dicoba, maka warna yang diterapkan karena lebih banyak pemilihnya adalah warna coklat muda yang berasal dari 98 bagian camotex tan pp 1859 dan 2 bagian pigmen hitam serta warna coklat tua yang berasal dari 70 bagian camotex tan pp 1859, ekor 25 bagian dan 5 bagian pigmen hitam. Hasil kulit yang diperoleh diuji dengan parameter SII 0241-79, sedangkan sebagai pelengkap, untuk keadaan cat tutupnya dibandingkan dengan SII 0018-79 “Mutu dan cara uji kulit boks”. Dari 9 variasi yang dilakukan, yang memenuhi persyaratan adalah variasi 17:7 ; 20:7 ; 23:7 ;17:10 ; 20:10 dan 23:10. Masing-masing variasi mempunyai salah satu sifat fisikan yang unggul, oleh karenanya dapat dipilih variasi yang tepat untuk memperoleh sifat unggulan sesuai kebutuhan. Namun yang paling ekonomis adalah pemakaian variasi 17 : 7 dengan perkiraan biaya produksi Rp 1.993,40 / sq.ft.</span></div> | Kulit | |
139 | PEMANFAATAN KULIT BELAHAN DARI KULIT SAPI UNTUK BAHAN PEMBUATAN TAS / KOPER | 1992 | Ir. Susilowati, Sudiyono, B.Sc, Ir. Primayanti | <div align="justify"><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';">Pengembangan ini bertujuan memanfaatkan kulit belahan sapi untuk pembuatan kulit tas/ koper yang memenuhi persyaratan SII 0241-79 “Mutu dan cara uji kulit sapi untuk tas/ koper”. Bahan berupa kulit sapi belahan kering 15 (lima belas) lembar (30 side) yang biasa digunakan untuk pembuatan kulit sel dalam. Penyamakan dengan bahan penyamak kombinasi, yaitu krom dan ekstrak mimosa sampai diperoleh kulit kras. Kulit kras diimpregnasi dengan variasi perbandingan film forming 17 ;20;23 bagian dan penetrator 7;10;13 bagian. Dari beberapa warna yang dicoba, maka warna yang diterapkan karena lebih banyak pemilihnya adalah warna coklat muda yang berasal dari 98 bagian camotex tan pp 1859 dan 2 bagian pigmen hitam serta warna coklat tua yang berasal dari 70 bagian camotex tan pp 1859, ekor 25 bagian dan 5 bagian pigmen hitam. Hasil kulit yang diperoleh diuji dengan parameter SII 0241-79, sedangkan sebagai pelengkap, untuk keadaan cat tutupnya dibandingkan dengan SII 0018-79 “Mutu dan cara uji kulit boks”. Dari 9 variasi yang dilakukan, yang memenuhi persyaratan adalah variasi 17:7 ; 20:7 ; 23:7 ;17:10 ; 20:10 dan 23:10. Masing-masing variasi mempunyai salah satu sifat fisikan yang unggul, oleh karenanya dapat dipilih variasi yang tepat untuk memperoleh sifat unggulan sesuai kebutuhan. Namun yang paling ekonomis adalah pemakaian variasi 17 : 7 dengan perkiraan biaya produksi Rp 1.993,40 / sq.ft.</span></div> | Kulit | |
140 | Penyusunan Rencana Teknis | 2004 | Ir. Susilawati, M.Si Ir. Hasanul Arifin Lubis, MS Widodo , B.Sc. S.Sos Sri Hastuti Nawaningsih, S | Perencanaan teknis kegiatan di Balai Besar Kulit,Karet dan Plastik (BBKKP) disusun melalui langkah tahapan yang cukup panjang, mulai dari pembicaraan tingkat kelompok /seksi /fungsional , tingkat unit, rapat kerja di lingkup Perindustrian dan Perdagangan, rapat kerja di lingkup Badan Litbang Industri dan Perdagangan, rapat koordinasi dengan berbagai instansi terkait. Seluruh aktivitas perencanaan dan penyusunan program ini harus dikerjakan untuk tercapainya program yang terencana dengan baik, sehingga diharapkan dalam pelaksanaan program tersebut dapat terhindar dari kendala-kendala yang tidak diinginkan. Tujuan mempersiapkan data dan masukan untuk penyusunan rencana program kerja BBKKP sehingga berhasil guna dan berdaya guna. Sasaran kegiatan ini tersusunnya masukan untuk program kerja BBKKP tahun 2004 dari anggaran rutin, pembangunan dan pelayanan jasa teknis. Dari hasil kajian dalam upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi dan pengembangan yang diharapkan dalam industri kulit, karet dan plastik dapat disimpulkan adalah : Kegiatan unggulan BBKKP 3 (tiga) tahun terakhir yang sangat mungkin untuk dikembangkan antara lain Pemanfaatan limbah industri penyamakan kulit; Pengembangan teknologi akrab lingkungan; Teknologi pembuatan kompon karet; Bahan-bahan alternatif untuk kompon karet dan Rekayasa alat untuk pemanfaatan limbah kulit, karet dan plastik. Hasil kajian industri kulit, karet dan plastik, ada beberapa indikator permasalahan yang harus segera ditindak lanjuti, yaitu Bahan baku dan bahan pembantu untuk industri kulit, karet dan plastik masih perlu penelitian, terutama untuk inovasi bahan baku non konvensional; Teknologi proses belum seluruhnya mengarah pada teknologi ramah lingkungan, Kompetensi SDM masih lemah, perlu peningkatan melalui pelatihan teknis, Industri belum seluruhnya menerapkan manajemen mutu untuk menghadapi tantangan global; Standar Nasional Indonesia bidang kulit, karet dan plastik masih terbatas terutama bagi SNI wajib. Sumber Daya Manusia (SDM) untuk desain sepatu masih terbatas. Masukan dari hasil temu usaha di daerah dan stakeholder yang akan menjadi program kerjasama adalah Pelatihan penyamakan dan pembuatan barang dari kulit kelinci berbulu, kulit ikan pari, kulit ikan kakap, kulit reptil, kulit ular; Pelatihan dan pengadaan mesin pengolah limbah plastik, chrome recovery dan thermoforming; Magang di BBKKP bagi pengrajin/masyarakat; Pelatihan persepatuan (desain dan teknologi proses). Secara intern BBKKP masih perlu peningkatan dalam hal kinerja personil; koordinasi antar bidang; peralatan laboratorium; jejaring usaha. Guna memperoleh masukan terbaru dari seluruh stakeholder BBKKP, maka Program Rencana Teknis perlu diadakan setiap tahunnya. Evaluasi keberhasilan program ini perlu disusun sistem monitoring yang terpadu. Program RAPBN (Rutin,Pembangunan dan Pelayanan Jasa Teknis) agar selalu berpedoman pada RENSTRA dan masukan dari Rencana Teknis. | Kulit |