# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
321 | Pembuatan Alas Kaki untuk Kebutuhan Khusus | 2014 | Sri Waskito., B.Sc., SE (Koordinator) Drs. Ir. Prayitno., Apt., M.Sc (Peneliti Utama) Ir. Arum Yuniari(Peneliti) | <div align="justify">Telah dilakukan penelitian untuk pembuatan sepatu kebutuhan khusus bagi penderita cacat kaki baik cacat-cacat kaki yang standar maupun cacat kaki bawaan yang belum terstandar atau yang disebabkan oleh adanya penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan terjadinya perubahan pada bentuk kaki. Dalam penelitian ini digunakan model dari 4 (empat) penderita cacat kaki meliputi: Cacat kaki dengan tinggi/panjang berbeda dengan Hallux Valgus, Cacat kaki berbeda panjang, Telapak kaki berbeda panjang dengan jari jempol kearah atas, dan Cacat kaki berbeda besarnya. <br /> Adapun tahapan pembuatan sepatu khusus berturut-turut sebagai berikut: <br /><ol><li>Pengukuran kaki Model untuk mengumpulkan data kaki, untuk menghasilkan bentuk pola sol dalam sebagai dasar pembuatan acuan dan estimasi dari gerakan kaki, </li> <li>Pembuatan desain, </li> <li>Tracing telapak kaki, untuk mempermudah menentukan tipe pola kaki yang sesuai, </li> <li>Pembuatan pola telapak kaki untuk memperbaiki sifat kecacatan kaki dan biomekanis, </li> <li>Membuat acuan sesuai pola telapak kaki dengan pertimbangan, toe spring, tinggi hal, lingkar gemur, lingkar gemuk sesuai kecacatan kaki, </li> <li>Mengkopi acuan untuk pembuatan pola, </li> <li>Membuat pola bagian atas sepatu, </li> <li>Membuat bagian atas sepatu, </li> <li>Membuat bagian bawah sepatu, </li> <li>Merakit bagian atas dan bawah, dan </li> <li>Finishing</li> </ol> Dari penelitian, diperoleh 4 jenis sepatu masing-masing dengan 3(tiga) pasang desain, dari hasil penilaian dari para panelis disimpulkan ketiga desain responden menyatakan tidak terdapat beda nyata dalam kesesuaian desain.</div> | Alas Kaki | |
322 | Aplikasi Motif Batik Modern pada Bahan Kulit | 2014 | Sri Waskito., B.Sc., SE (Koordinator) Sri Sutyasmi., ST (Peneliti Utama) Ir. Emiliana Kasmudjiastuti (Peneliti) Rihastiwi Setiya Murti, S.Si. (Peneliti) | <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Perkembangan Batik semakin meningkat, demikian juga dalam hal <em>fashion</em> seperti tas kulit dan dompet kulit yang di batik. Selama ini di pasaran kulit batik hanya dari kulit nabati sehingga kaku dan kurang bagus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bahan kulit jadi (<em>finish leather</em>) dari berbagai penyamakan kulit yang bisa dibatik dan dapat digunakan untuk pembuatan tas atau dompet dengan motif batik yang berkualitas baik. Kulit <em>pickle</em> disamak dengan 5 variasi penyamakan yaitu samak krom, samak kombinasi krom-syntan, krom- aldehid, krom-alum, dan samak nabati. Masing-masing penyamakan divariasi kadar minyaknya yaitu 2, 4 dan 6 %. Selanjutnya kulit dibatik dengan variasi batik tulis dan batik cap. Kemudian kulit di finish dengan lak, baru diuji fisis yaitu kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan retak cat tutup, ketahanan gosok cat dan kekuatan rekat cat tutup. Hasil uji kekuatan retak cat tutup terbaik adalah batik tulis kulit nabati (N6) dengan nilai 0,6 dan batik cap kulit nabati (N4) dengan nilai 0,66. Selain itu juga uji FTIR dan uji morfologi kulit untuk kulit krom 2% minyak dan kulit yang lain 6 % minyak. Hasil uji fisis menunjukkan bahwa semua variasi penyamakaan kulit dapat dibatik. Hasil uji fisis kulit batik cap lebih bagus dari kulit batik tulis. Hasil uji kulit hasil penelitian lebih bagus dari kulit yang ada di pasaran, Hasil uji FTIR rata-rata puncak berada pada 1000 – 750. </p> | Kulit | |
323 | PENGEMBANGAN PROSES PENYAMAKAN KULIT KAMBING UNTUK MEMBUAT KULIT NAPPA SEBAGAI BAHAN PAKAIAN | 1991 | Sudiyono, B.Sc, andjar Siswati, Rusman Saroso | <div align="justify"> <p style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Kelompok kerja ini bertugas menangani pengembangan penggunaan formaldehida sebagai pengganti sebagian dari bahan penyamak krom pada proses penyamakan kulit nappa untuk bahan pakaian dari kulit kambing.</span></p> <p style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Kegiatannya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:</span></p> <p style="text-align:justify;text-indent:-.25in;line-height:150%;" class="MsoListParagraphCxSpFirst"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;"><span>-<span style="font:7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Memproses 40 lembar kulit kambing awet garaman basah menjadi kulit pikel</span></p> <p style="text-align:justify;text-indent:-.25in;line-height:150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;"><span>-<span style="font:7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Memproses 4 lembar kulit kambing pikel untuk pengembangan pendahuluan. Menyamak masing-masing 18 lembar kulit kambing pikel dengan formaldehida 5,0% dan 6,0% (larutan 40%). Setiap 3 lembar kulit samak formalin disamak ulang dengan bahan penyamak krom (dengan 0,5%, 1,0%, dan 1,5% krom oksida), dengan satu kali ulangan. Kemudian proses dilanjutkan sampai menjadi kulit keras.</span></p> <p style="text-align:justify;text-indent:-.25in;line-height:150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;"><span>-<span style="font:7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Setelah kulit kambing dicat tutup menjadi kulit nappa untuk bahan pakaian, lalu dilakukan pengujian.</span></p> <p style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoListParagraphCxSpLast"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Uji fisis meliputi pencucian kering (dry cleaning), tembus uap air, kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan jahit dan kekuatan sobek. Uji kimiawi meliputi kadar abu, kadar krom oksida, kadar minyak/lemak, pH dan kadar formaldehida.</span></p> <p style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Setelah analisa statistic dari data hasil uji, dapat disimpulkan bahwa tidak ada satupun variasi perlakuan yang sepenuhnya memenuhi syarat untuk bahan pakaian. Sekalipun begitu, yang terbaik hasil uji fisisnya adalah penyamakan dengan kombinasi 6,0% formaldehida dan 1,5% krom oksida, dan yang paling hemat penggunaan bahan kimianya dengan sifat fisis yang tidak jauh berbeda adalah penyamakannya dengan kombinasi 5,0% formaldehida dan 0,5% krom oksida.</span></p> </div> | Kulit | |
324 | REKAYASA ALAT ROLL PRESS CETAK LABEL KULIT | 1996 | Sukardjo Ir. Penny Setyowati Asmongin | <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">Rekayasa alat roll press cetak label kulit yang telah dihasilkan dengan spesifikasi sebagai berikut: diameter/panjang roll penggerak (mm) : 60/200; diameter/panjang roll penahan (mm): 30/200;diameter dalam/terbaring roll grafik (mm) : 30/30 putaran roll penggerak (rpn): 7,4; motor: 1/Hp, 1450 rpm. Kapasitas 1,272m/menit; dimensi (cm) :50x60x130. Kegunaan:</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">Untuk memberi motof timbul pada permukaan kulit khususnya kulit sama nabati dengan ukuran lebar maksimal 40 mm.Dari hasil uji coba dapat di simpulkan hasil alat roll press cetak label kulit secara keseluruhan sudah dapat dikatakan baik dan memadai terutama bila kulit dibasahai dulu permukaanya dengan cara dioles dengan kain basah.Kalkulasih biaya Febuary 1996 = Rp.1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah). Alat tersebut dapat dioperasikan cukup lancer dengan perkiraan umur teknis<span> </span>5 tahun dan dalam satu minggu digunakan untuk mengepress (mencetak) kulit sebanyak 1167 lembar (beban penyusutan 3%) atau 700 lembar<span> </span>(beban penyusutan 5%).</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';"> </span></p> | Rekayasa | |
325 | PEREKAYASAAN ALAT PEMANAS AIR DENGAN TENAGA SURYA UNTUK PENYAMAKAN KULIT | 1992 | Sukardjo, Asmongin, Sakun | <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu rekayasa alat pemanas air dengan tenaga surya untuk keperluan proses penyamakan kulit. Hal ini dilakukan karena energy surya yang ada di Yogyakarta cukup besar dan sangat potensial untuk dikembangkan. Selain itu penelitian ini juga untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan energy listrik di industri.</span></p> <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Metode penelitian yang dipergunakan adalah kajian pustaka dan eksperimen. Kajian teoritik dilakukan untuk mendapatkan data-data teknik guna perencanaan alat. Sedangkan eksperimen dilakukan untuk melihat hasil kerja atau unjuk kerja rancangan yang telah dibuat.</span></p> <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Setelah melalui beberapa tahap kegiatan yang telah ditetapkan akhirnya alat yang direncanakan dapat terwujud. Kemampuan kerja alat pemanas air dengan energy surya yang dihasilkan adalah selama 2 jam dengan cuaca cerah mampu memanaskan air dari suhu 30<sup>0</sup> sampai ± 70<sup>0</sup>. Akan tetapi kelemahan dari alat ini adalah sangat bergantung pada cuaca atau musim. Oleh karena itu untuk menjaga kontinyuitas penyediaan air panas maka pemanas air dengan energhi lain seperti energy listrik, minyak bumi atau gas perlu disediakan.</span></p> | Rekayasa | |
326 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU DENGAN MESIN PRES SOL HASIL REKAYASA DI MATARAM NUSA TENGGARA BARAT | 2008 | Supriyadi, SE | Alih Teknologi Pembuatan Sepatu dengan Alat Press Hasil Rekayasa di Mataram NTB merupakan kegiatan DIPA tahun 2008 Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik. Alih Teknologi berlangsung selama 6 (enam) hari dimulai dari tanggal 21 April s/d 26 April 2008 bertempat di showroom Pusaka Jl. TGH Faisal No. 14 Sweta, Cakaranegara, Mataram, NTB. Materi yang diberikan sebanyak 55 jam pelajaran (JPL) yaitu 20% JPL Teori dan 80% JPL praktik. Jumlah peserta sebanyak 15 orang berasal dari 15 orang perajin yang ada di Mataram dengan pendidika minimal SMP. Materi teori terdiri dari Pengetahuan Bahan dan Alat, Pengetahuan Disain dan Sepatu, Teknologi Pembuatan Pola, Teknologi Pembuatan Sepatu, Perhitungan Tekno Ekonomi, sedangkan praktik yang dilaksanakan yaitu Praktik Pembuatan Pola dan Pembuatan Sepatu Kulit. Hasil evaluasi peserta selama kegiatan berlangsung sebagai berikut : 93% peserta menyatakan sangat bermanfaat, materi yang disampaikan 80% sangat membantu tugas atau dapat diterapkan ditempat kerja, dalam menyampaikan materi 80% peserta menyatakan menarik, lama waktu penyelenggaraan 47% peserta menyatakan terlalu singkat, dan 80% peserta menyatakan perlu dilanjutkan. | Alas Kaki | |
327 | LAPORAN UJI COBA ALAT PRESS SOL SEPATU HASIL REKAYASA UNTUK INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) | 2006 | Supriyadi, SE., Bambang Wiradono, B.Sc., Poniman, Waskito Sidi | Alat press sol sepatu adalah alat yang digunakan sebagai alat bantu pada pembuatan sepatu alas kaki lainnya. Untuk mengetahui kualitas dari alat tersebut maka perlu dilakukan uji coba untuk membuat produk sepatu atau alas kaki lainnya di beberapa sentra pengrajin. Kemudian hasil produknya di uji berdasarkan di uji berdasarkan SNI 12-0566-1989 (uji sole adhesion test) dan SNI 12-1529-1989 (uji peel adhesion test). Dari hasil uji diketahui, untuk uji adhesion test sepatu buatan sentra Mojokerto, sentra Cibaduyut dan BBKKP ternyata dari jenis sol kulit, sol fiber dan sol TPR hasilnya baik/rata serta memenuhi standar SNI yang dipersyaratkan sebesar 137 N/cm dan untuk bagian belakang sebesar 350 N/cm. Sedang untuk uji peel test jenis sol kulit dan sol fiber hasil ujinya juga baik/rata juga memenuhi SNI yang dipersyaratkan sebesar 13 N/cm, namun untuk jenis sol TPR hasil ujinya belum memenuhi SNI yang dipersyaratkan sebesar 13 N/cm tetapi tingkat kerataannya sudah baik. Sehinga alat ini sudah layak digunakan oleh para pengrajin sepatu dan alas kaki yang lain. Adapun spesifikasi teknis alat ini adalah : nama alat : mesin/alat press sol sepatu, type alat : press sol sepatu mekanik, jenis : press sol untuk hak rendah (casual),kedalaman sol max : 50 mm, sistem press : kantong membran dilengkapi dengn kontol tekanan dan waktu, kapasitas : 100 s/d 120 pasang/hari dimensi ukuran; alat press : (60x35x65) cm, meja dudukan alat : (80x80x70) cm, berat total : 90 kg. | Rekayasa | |
328 | Pengembangan Sistem Informasi Pemetaan Industri Kulit dan Produk Kulit di Indonesia | 2010 | Supriyadi. SE Bambang Tunasmoyo, S.Pd Sita Azizah Wahyuni, ST Supramono, Amd | <p align="left">Pengembangan sistem informasi pemetaan kulit dan produk kulit di Indonesia dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan informasi data-data tentang industri penyamakan kulit dan produk kulit imitasi yang berupa alas kaki. Tujuannya adalah membuat sistem layanan informasi tentang industry penyamakan kulit dan produk alas kaki dengan bahan baku kulit dan kulit imitasi, yang cepat, efektif serta mudah dipahamidan mampu menyajikan informasi secara optimal bagi stakeholder. Data-data yang ditampilkan dalam sistem informasi pemetaan ini dieroleh dari hasil survey dan di beberapa daerah di puau Jawa, Biro Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta , dan Asosiasi Penyamakan Kulit (APKI) maupun dari Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) serta data-data dari internet. Pelaksanaan Pembuatan sistem informasi ini menggunakan Macromedia Flash 8, Microsoft Wordd, Solid Converter PDF, Converter gpdf2swf, Microsoft Powerpoint, dan Plugin iSpring Free. Metode Pembuatannya adalah memanfaatkanMacromedia Flash 8 untuk menghasilkan file EXE (executable) yang komunikatif dan informatif. Model sistem informasi yang dihasilkan ini berbentuk CD interaktif yang dapat juga digunakan sebagai sarana promosi BBBKKP.</p> | Kulit | |
329 | -1 | 2004 | Supriyo Suparto Margono | Diseminasi Teknologi Pengoperasian Unit Pengolahan Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari pada tanggal 9 ? 20 Oktober 2003 di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta yang terdiri dari industri penyamakan kulit di DIY dan instansi terkait dari Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta . Metoda dokumentasi menggunakan metoda teori, diskusi dan praktek. Bahan dan peralatan untuk praktek Pengoperasian UPAL dan pengujian laboratorium disediakan oleh anggaran Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia pelaksana hasil dari diseminasi ini adalah bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat industri kulit dalam pengoperasian UPAL serta adanya peran serta instansi terkait di DIY dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan hidup. | Kulit | |
330 | Peningkatan Teknologi Pembuatan Barang Jadi Kulit Buaya (Sepatu Dan Tas) Di Irian Jaya | 1998 | Suramto Syamsuirsyam Rosma Radjagukguk | Peningkatan teknologi pembuatan barang jadi kulit buaya (sepatu dan tas) di Propinsi Dati I Irian Jaya bertujuan untuk memberikan pengetahuan di bidang teori dan praktek pembuatan pola dengan sistem copy of last. Menambah pengetahuan di bidang pembuatan sepatu dengan bahan kulit buaya dikombinasikan dengan kulit boks serta untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam teknologi pembuatan barangjadi berupa tas atau dompet dari kulit buaya, khususnya pada perajin atau calon perajin kulit di Propinsi Dati I Irian Jaya. Tempat pendidikan dan pelatihan dilaksanakan di Merauke Irian jaya selama 13 hari (tanggal 4 Nopember 1996 s/d 18 Nopember 1996) untuk pembuatan barang jadi sepatu serta selama 7 hari (tanggal 4 Nopember 1996 s/d tanggal 11 Nopember 1996) untuk pembuatan barang jadi tas/dompet, yang diikuti oleh 10 orang peserta pada masing-masing pelatihan. Materi pelajaran yang diberikan berupa teori dan praktek, yang dalam penyampaiannya disertai dengan diskusi. Hasil praktek yang dapat dikerjakan dalam pendidikan dan latihan barang jadi sepatu adalah setiap peserta dapat membuat 3 model/desain sepatu. Dengan metoda para peserta dibuat kelompok yang anggotanya terdiri 2 (dua) orang peserta, maka didapatkan sepatu sebanyak 15 pasang sepatu dengan rincian sebagai berikut : 5 pasang sepatu pria model derby, 5 pasang sepatu pria model pantofel serta 5 pasang sepatu model pump. Hasil praktek pada pelatihan barang jadi tas/dompet adalah menyelesaikan membuat pola serta membuat barang jadi kulit berupa barang bentuk tas wanita dan bentuk dompet pria. Rincian hasil pembuatan pola adalah setiap peserta menyelesaikan 2 (dua) buah tas wanita 2 (dua) buah dompet (pria/wanita) serta sebuah tas pria. Sedang pada praktek pembuatan barang jadi berupa tas yaitu satu kelompok terdiri 2 orang peserta menyelesaikan 1 (satu) buah tas wanita sedang untuk barang bentuk dompet seorang peserta 1 (satu) buah dompet pria | Karet | |
331 | LAPORAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES PEMBUATAN KULIT MOTIF BATIK UNTUK BARANG KULIT DAN SEPATU | 2006 | Susilawati, Sri Untari, Herryanto, Kasmin Nainggolan | Penelitian kulit batik telah beberapa kali dilakukan, namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah ada, yaitu penyesuaian dengan barang kulit atau sepatu yang akan dibuat dan mencari pelorodan yang mudah serta pengaruhnya terhadap warna.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh teknologi pembuatan kulit motif batik untuk barang kulit dan sepatu. Materi untuk penelitian ini berupa, kulit kras sapi untuk kulit tegler, kulit kras sapi untuk kulit boks , kulit kras sapi untuk kulit glase, dan kulit kras sapi untuk kulit nubuk. Masing- masing 3 (tiga) lembar di uji kekuatan tarik, kemuluran, kuat jahit dan uji penyerapan air. Sedangkan untuk uji kemudahan pelorodan. ketahan bengkuk dan ketahan gosok cat ( kelunturan ) masing-masing kulit dibuat contoh uji dengan ukuran 3x8 cm dari bagian krupon, kemudian dibatik tulis, cap dan remukan, masing- masing dengan 3( tiga) perlakuan dan 3 (tiga) kali ulangan. Hasil penelitian ini adalah pembasahan mutlak harus dilakukan untuk kulit yang akan dibatik yaitu optimum pembasahan kulit tegler dan glase 5 (lima) detik, dan kulit boks dan nubuk 90 (sembilan puluh) detik. Proses batik tulis dapat dilakukan pada semua jenis kulit dan semua desain produk, serta semua motif batik, sedangkan batik cap dapat dilakukan pada kulit tegler dan glase. Desain yang melebar supaya dipilih motif cap yang kecil- kecil. Proses batik remukan dapat diterapkan pada semua jenis kulit, dan semua desain, Campuran lilin untuk pembatikan tulis dan cap terdiri dari 6 (enam) bagian gondorukem, 6 (enam)bagian lilin bekas, 6 (enam) bagian kote, 2 (dua) bagian kendal, 1(satu) bagian mikrowax. Campuran lilin untuk pembatikan remukan terdiri dari l(satu) bagian lilin klowong dan 9 (sembilan) bagian parafin. Proses pembatikan pada kulit tidak berpengaruh terhadap sifat ketahanan tarik, kemuluran dan kekuatan jahit kulit. Pada uji ketahanan bengkuk tidak retak dan ketahanan gosok cat (kelunturan) tidak luntur baik pada uji ketahan gosok basah maupun kering. Sedangkan prototip produk barang kulit dan sepatu dengan bahan kulit batik yang diwakili oleh panelis dapat diterima konsumen. | Rekayasa | |
332 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN BARANG KULIT | 2008 | Sutarti Rahayu, B.Sc | Alih teknologi pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan di dusun Tukluk, Desa Semin, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul selama 6 (enam) hari dari tanggal 10 sampai dengan 15 Maret 2008. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat perajin dalam menekuni pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus, meningkatkan sumber daya manusia, menciptakan keanekaragaman produk dan meningkatkan pendapatan perajin di wilayah sekitarnya. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah perajin barang kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperoleh peningkatan ketrampilan dalam pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus. Jumlah peserta sebanyak 15 orang berasal dari daerah disekitarn Kecamatan Semin. Materi yang disampaikan berupa teori 15% dan praktek 85% dengan instruktur personil dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang kompeten dibidang pembuatan barang kulit, khususnya tatah tembus/sungging. Hasil yang didapat dari peserta selama kegiatan adalah dua jenis produk yaitu kap lampu dan kipas. Berdasarkan hasil evaluasi, peserta memahami materi yang diberikan oleh instruktur. Instruktur menguasai materi yang disampaikan dan peserta mengharapkan adanya tindak lanjut dari kegiatan ini. | Kulit | |
333 | Penerapan ISO 9000 | 1999 | Sutarti rahayu, Bsc Rutini, Bsc Sugiyono | Penerapan ISO 9000 Kegiatan Desiminasi penerapan ISO 9000 dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari dari tanggal 18 s/d 29 Nopember 1997 di Yogyakarta. Jumlah peserta pada penerapan ISO 9000 ini ada 30 orang dengan perincian : 5 orang dari instansi pemerintah (kantor Departemen), 25 orang dari perajin/pengusaha kulit dan plastik yang berorientasi ekspor. Materi pelatihan meliputi : kebijakan Deperindag 2 session, pemahaman ISO 9000 4 session, pendalaman ISO 9000 5 session, teori dokumentasi 4 session, whorkshop penyusunan dokumen PSM 9 session, workshop penyusunan dokumen IK. 7 session, workshop penyusunan dokumen PM 6. session, rumah tangga perusahaan 3 session, motivasi 9 session, audit internal 27 session, dan evaluasi 4 session. Selama pelatihan berlangsung ternyata partisipasi peserta sangat tinggi dan tekun dalam mengikuti pelajaran dan dari basil evaluasi terhadap peserta semua peserta masuk kategori cukup dan baik. | Kulit | |
334 | Diseminasi Pembuatan Barang Interior Dan Cinderamata Dari Plastik Thermoset Di Daerah Istimewa Yogyakarta | 2004 | Sutarti Rahayu, Bsc S u k i r n o S u r y o n o | Diseminasi Pembuatan Barang Interior dan Cinderamata dari Plastik Thermoset merupakan kegiatan Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 23 s/d 28 Juni 2003, bertempat di Kecamatan Patuk Kab. Gunung Kidul Yogyakarta . Pelajaran yang diberikan sebanyak 24 session yaitu 6 session teori dan 18 session praktek. Jumlah peserta 15 orang berasal dari tiga desa di Kecamatan Patuk dengan variasi pendidikan dari Sekolah Dasar s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari : Kewirausahaan, Perhitungan Ekonomi, Pengetahuan Bahan, Pengetahuan Desain dan Alat, Pengetahuan Proses, dan Pengetahuan Finishing. Praktek yang dilaksanakan berupa pembuatan barang interior dan cinderamata. Produk yang dibuat beraneka desain dan jenisnya, evaluasi yang dilaksanakan peserta sangat baik dan akan dilakukan monitoring untuk memantau perkembangan hasil pelatihan ini. | Kulit | |
335 | Pelatihan Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) Di Daerah Istimewa Yogyakarta | 2004 | Suyono Wahyu Bintoro | Diseminasi Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) merupakan kegiatan Proyek Pengembangan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) berlangsung selama 10 (sepuluh) hari mulai dari tanggal 21 Juli 2003 sampai dengan tanggal 31 Juli 2003 yang bertempat di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jln. Sokonandi No. 9 Yogyakarta. Pelajaran yang diberikan sebanyak 40 session yaitu 3 session pelajaran teori, dan 37 session pelajaran praktek. Peserta yang mengikuti diseminasi ini sebanyak 10 orang yang berasal dari Kabupaten Gunung Kidul 1 orang, Kabupaten Bantul 6 orang, Kotamadya Yogyakarta 1 orang dan Kabupaten Sleman 1 orang, dengan variasi pendidikan dari tingkat SLTA sampai dengan Sarjana. Untuk pelajaran teori, meliputi pengetahuan Garmen Kulit, pengetahuan Desain dan Pola, serta pengetahuan Alat dan Mesin. Sedangkan pelajaran praktek meliputi pembuatan Desain Garmen Kulit, pembuatan Pola Garmen Kulit, Praktek pemotongan Bahan, serta praktek Preparasi dan Penjahitan. Praktek yang dibuat dalam pelatihan ini adalah jaket dari bahan kain drill sebagai prototype sebanyak 10 (sepuluh) jaket dan hasilnya dibawa pulang untuk peserta. Sedangkan pembuatan 5 (lima) buah jaket dari kulit untuk arsip Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. | Kulit | |
336 | PENGEMBANGAN PRODUK BARANG-BARANG CINDERAMATA DARI KULIT UNTUK EKSPOR (BONEKA KECIL, TEMPAT PERHIASAN MEJA KANTOR/ MAKAN, MASCOT) | 1991 | Th. Widiarti, B.Sc, F.B. Trisyono, B.Sc, Wigiyanto | <div align="justify"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian Pengembangan Produk Barang-barang Cinderamata dari Kulit untuk Ekspor bertujuan untuk membuat desain barang-barang cinderamata yang selanjutnya akan diberikan kepada pengrajin yang memerlukan. Barang-barang cinderamata dibuat dengan kualitas baik dari segi desain, mutu bahan maupun pengerjaan dalam rangka menggalakkan dan meningkatkan ekspor non migas serta untuk memanfaatkan kulit-kulit sisa dari industry besar. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Barang Kulit, Balai Besar penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet, dan plastic Yogyakarta. Sasaran barang yang dibuat meliputi 3 buah boneka, 4 buah tempat hiasan meja kantor/makan serta 2 buah mascot. Dalam realisasinya dicoba dibuat : Prajurit Lombok Abang, Prajurit Manggala Yuda, Prajurit Daeng serta Pengantin Putri jawa gaya Surakarta. Tempat hiasan meja kantor/ makan berupa vas bunga kering, tempat sendok, tempat surat, tempat pensil model 01, tempat pensil model 02, tempat pensil model 03, alas meja makan model 01 dan alas meja makan model 02 serta bentuk hiasan ayam. Untuk mascot ialah dengan model gambar Kresni, model gambar Woro Srikandi serta bentuk gerobak. Dari hasil pengamatan ternyata barang cinderamata dapat dibuat mempergunakan kulit sisa garment yang relative luasnya kecil, misalnya untuk pakaian dari boneka, pembungkus profil sehingga dapat memberikan nilai tambah. Begitu pula kulit tas dengan dikombinasikan bahan-bahan lain dapat menghasilkan suatu barang dengan daya tarik sendiri.</span></div> | Barang Kulit & Garmen | |
337 | Pelatihan pembuatan barang Kulit Ikan pari di Nusa tenggara Barat | 2005 | Th. Widiarti,B.Sc | Pelatihan Pembuatan Barang Kulit Ikan Pari di Nusa Tenggara Barat ini merupakan kegiatan Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, karet dan Plastik Yogyakarta. Kegiatan ini berupa pendidikan dan pelatihan terhadap 20 ( dua puluh ) orang peserta yang terdiri dari perajin dan Pembina yang berada di Mataram Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya, Pelatihan ini berlangsung dari Tangal 25 Agustus s/d 3 September 2004. Pelajaran yang diberikan meliputi 65 session, meliputi 9 session pelajaran teori dan 56 session pelajaran praktek. Pelajaran teori terdiri dari Teori Pengetahuan Pemasaran, teori Pengtahuan Permodalan, teori Pengetahuan Desain dan Pola, Teori Pengetahuan Mesin dan Alat. Teori Pengetahuan Barang Kulit, Pelajaran Praktek terdiri dari : Praktek Pembuatan Pola Baran Kulit dan Praktek Pembuatan Barang Kulit. Hasil Praktek dibuat masing-masing peserta adalah 1 ( satu 0 buah dompet pria dan 1 ( satu ) buah dompet wanita, ini diterimakan bagi peserta, sebagai contoh, untuk mereka didalam Pembuatan Barang Kulit Ikan pari. Pada akhir pelatihan, seluruh peserta yang dinyatakan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, mendapatkan sertifikat. Dari hasil pelaksanaan pelatihan ini dapat disimpulkan bahwa para perajin maupun Pembina sebagai peserta pelatihan, memberi tanggapan yang baik, bersemangat dan mengharapkan adanya tindak lanjut dengan diselenggarakannya pelatihan dalam hal pembuatan ikat pinggang, tas maupun pesrsepatuan dengan peserta yang sama, agar mereka dapat meperoleh ilmu tentang pembuatan barang kulit lebih banyak lagi, sehingga dapat mengembagkan diri dalam taraf keahlian yang lebih professional dalam memproduksi barang kulit dengan mutu yang baik. | Karet | |
338 | Pembuatan Acuan Sepatu Multi Toe | 2017 | Tri Kanthi Rochmadianto, S. Sn. Hardjaka, A. Md. Haris Nur Salam, A. Md., S. Pd. Ahmad Bion, A. Md. Sugiyanto, A. Md. TK. | Acuan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cetakan, dalam ilmu persepatuan adalah alat untuk mengukur bentuk sepatu. Acuan merupakan sarana penting pada proses pembuatan sepatu terutama untuk kenyamanan sepatu untuk kaki. Acuan sepatu dapat dibuat dari bahan kayu, logamdan plastik. Acuan sebagai sarana yang penting untuk pembuatan sepatu perluadanaya inovasi yang mampu memberikan nilai tambah. Dalam kegiatan ini pengembangan acuan terutama teknologi acuan sangat diperlukan untuk memberikan teknologi yang inovatif sehingga dapat diwujudkan suatu bentuk nilai tambah pada acuan tersebut. Acuan sepatu multi toe diharapkan dapat memberikan nilai tambah dengan adanya inovasi teknologi pada konstruksi acuan sepatu multi toe. Untuk itu perlu dianalisa teknologi pembuatan acuan sepatu multi toe ini , yang mana dari hasil analisa tersebut dapat digunakan sebagai dasar dapalam pembuatan acuan sepatu multi toe. | - | |
339 | Pembuatan Sepatu Pengaman dengan Pre Moulded Insole dan Komposit Toe Cap | 2016 | Tri Kanthi Rokhmadianto, S.Sn Hardjaka, A.Md Haris Nur Salam, A.Md, S. Pd Teguh Martianto, S.Si, M.T. Endang Susiani, S.T | <div align="justify">Sepatu pengaman adalah salah satu Alat Pelindung Diri yang harus dipakai seseorang ketika bekerja guna menghindari resiko kecelakaan. Sepatu pengaman bukan sekedar sebagi pelindung diri saja, tetapi dengan memakai sepatu pengaman sipemakai akan lebih leluasa bergerak hingga dapat meningkatkan efektivitas dalam bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sepatu pengaman dengan konstruksi pre mold insole dan composite toe cap yang nyaman dipakai. Sepatu pengaman yang tidak mempertimbangkan kenyamanan pakai akan mengganggu kenyamanan kaki saat beraktivitas. Hal ini dapat timbul dari konstruksi dan bahan yang dipakai dalam pembuatan sepatu. Untuk itu perlu dianalisa teknik produksi pembuatan sepatu pengaman dan sekaligus mencari fitting kaki untuk sepatu pengaman ini, yang mana dari hasil analisa tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam pembuatan sepatu pengaman dengan pre-molded insole dan komposit toe cap. </div> | Alas Kaki | |
340 | Rekayasa penyaring limbah padat sistem rotary pada industry penyamakan kulit | 2011 | Tri Rahayu Setyo Utami, Junjung Ponco P. | Kegiatan Rekayasa Penyaring Limbah Padat Sistem Rotary di Unit Pengolahan Air Limbah Industri Penyamakan Kulit bertujuan untuk membuat alat penyaring limbah system rotary.Penyaring limbah yang akan dibuat alat penyaring limbah model seperti screw conveyor hanya bagian bawah casing diganti dengan perforated stainless steel 304 dengan ukuran 42 mesh dan o lubang 2 mm. Hasil kegiatan berupa satu unit mesin penyaring limbah dengan spesifikasi diameter screw 300 mm, jarak pitch 171,4 mm, diameter poros 25,4 mm, panjang screw 1200 mm, kapasitas (theory) screw 20.648,27 kg/jam, kapasitas (octual) screw 10.324,13 kg/jam. Rangkaian penggeraknya berupa inverter, motor listrik ( 3 phase, 1 HP) dan gearbox. Kecepatan putaran mesin 0 – 29 RPM. | Rekayasa |