# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
321 | Pembuatan sol tatak (Shock insole) yang dapat menyerap keringat dan bau | 2000 | Ir.Herminiwati, MP Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Dra. Sri Nadilah, Apt | Kegiatan penelitian pembuatan sol tatak (Shock insole) yang dapat menyerap keringat dan bau bertujuan untuk membuat sol tatak yang dapat menyerap keringat dan bau skala laboratorium. Dalam penelitian ini dibuat sol tatak satu lapis dan sol tatak dua lapis.Pembuatan sol tatak satu lapis dilakukan sesuai pembuatan sponge rubber dengan suhu vulkanisasi 150 ?C, tekanan 150 kg/cm2 selama 30 menit. Adapun pembuatan sol tatak dua lapis dilakukan secara pencampuran dingin dilanjutkan dengan proses pengepresan. Formulasi sol tatak satu lapis terbaik terdiri dari karet krep 100 phr, mineral oil 2O phr, karbon aktif 50 phr, ZnO 10 phr, asam stearat 5 phr, MBTS 1 phr, anti oksidan 1 phr, blowing agent 10 phr dlan belerang 2,5 phr dengan sifat fisis kuat tarik sebesar 9,97 kg/ cm2, kernuluran 175 %, kekerasan 30 Shore A, penyerapan keringat 4,12 % (1/2 jam) dan 10,78 % (2 jam), penyerapan bau 75,99 % serta tidak retak pada uji ketahanan bengkuk. Formulasi sol tatak dua lapis terbaik terdiri dari karbon aktif 75 bagian, pulp 25 bagian, lem NA 200 bagian dan air 100 bagian, dengan sifat fisis kuat tarik sebesar 30,70 kg/ cm2, kemuluran 10 %, kekerasan 72 Shore A, penyerapan keringat 13,88 % (1/2 jam) dan 33,99 % (2 jam), penyerapan bau 83,13 % serta tidak retak pada uji ketahanan bengkuk. | Karet | |
322 | Pembuatan Desain Unit Pengolah Limbah Cair Industri Karet Alam | 1999 | Ir. Hj. Kusumo Retno Winahyu Ir. Arum yuniari M. Sri wahyuni, B.sc | Kegiatan Pembuatan Desain Unit Pengolah Limbah Cair Industri Karet Alam (RSS) bertujuan untuk membuat desain unit pengolah limbah cair industri karet alam agar air limbah industri yang dibuang ke perairan memenuhi kriteria baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan SK. MEN.KLH No. 03/11/1991 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan yang sudah beroperasi. Penelitian kadar pencemaran air limbah industri karet sebelum dilakukan perlakuan adalah sebagai berikut : BOD 480 mg/lt-720 mg/ly; COD 670,4 mg/lt922,7 mg/lt; TSS 350 mg/lt-746 mg/lt; Amonia 10,76 mg/lt-12,4 mg/lt ; serta pH 7-8. Desain yang dibuat terdiri atas saringan halus berupa anyaman kawat yang diameter 0,2 cm, lebar saringan 40 em, tinggi 60 cm, dipasang dengan kemiringan 60?, bak equalisasi ukuran 7 mx5 mx7 m, rubber trap ukuran 15,6 mx5,2 mx3 m, dengan kemiringan 2? clan 5 bak an aerob berukuran 7 mx5 mx7 m. Alat ini telah berhasil mengolah air limbah industri karet alam sehingga memenuhi baku mutu untuk kapasitas pengolahan air limbah dengan debit 80 m3 per hari. Adapun basil analisa air limbah setelah diolah melalui desain instalasi air limbah adalah sebagai berikut : BOD 3,75-10 mg/lt; COD 70,5-100,7 mg/lt; TSS 36-81 mg/lt; Amonia 2,70-4,38 mg/lt dan pH : 6-7. | Rekayasa | |
323 | Pengembangan Pemanfaatan Lahan Untuk Buangan Limbah Krom Di Sitimulyo | 2003 | Ir. Pudji Ediari Suryaningsih Dra. Sri Mulati Ir. Suramto Ir.Ratna Utarianingrum | Kegiatan Kelompok Kerja 6301.B pada pokoknya adalah merealisasi sebagian tertentu lahan dalam kawasan Laboratorium Pengembangan Proses Penyamakan Kulit di Sitimulyo untuk pembuangan limbah padat yang mengandung krom. Pembuatan buangan limbah padat ini merupakan pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Adapun limbah industri penyamakan kulit termasuk kategori limbah B3 sesuai Lampiran I PP No. 18 Tahun 1999 tersebut diatas. Tabel 2. Daftar Limbah B3 dari sumber yang specifik dengan kode D-224. Buangan Limbah Padat B3 yang telah dibuat berupa galian tanah disisi selatan IPAL dengan ukuran 6 m x 5 m dan kedalamannya 2,5 m. Sebelum dilapisi lembaran plastik tebal namun lemas, dibagian paling bawah diberi lapisan tanah liat 50 cm. Diatas lapisan lembaran plastik juga diberi tanah liat setebal 50 cm. Diantara lembaran plastik dan lapisan tanah liat diatasnya diberi pipa PVC dengan diameter 2? yang dihubungkan dengan sistem penampung lindi (leachate), agar lindi yang tertampung dapat diolah dan B3 nya dikembalikan kedalam buangan. Buangan limbah padat ini diberi naungan untuk menghindari air hujan mengingat pengisiannya hingga penuh butuh waktu yang cukup lama. Disamping pembuatan buangan limbah padat dilakukan pula penelitian dampak limbah krom dalam tanah terhadap tanaman. Percobaan dilakukan terhadap 3 (tiga) species tanaman sayuran (sawi,terong,dan tomat) dengan hasil (sementara) : - Krom (Cr) yang ada dalam tanah (media tanam) dengan berbagai bentuk dan konsentrasi dapat diserap tanaman masuk kedalam jaringan tanaman baik batang, daun maupun buah. -Limbah serutan kulit (shaving) dapat memperbaiki struktur tanah karena porositasnya yang tinggi. -Tidak ada cara lain untuk menghindari masuknya krom kedalam jaringan tanaman konsumsi selain membebaskan krom dari media tanamnya. | Standar | |
324 | Diseminasi Pembuatan Garmen Kulit Di Bali | 1998 | Ir. SOTJA PRAJATI | Kegiatan ini merupakan usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan bimbingan teknis dalam pembuatan jaket kulit yang ditujukan pada perajin garmen yang ada di Bali agar mampu membuat garmen kulit yang bermutu. Kegiatan diseminasi ini berupa pendidikan dan pelatihan terhadap 10 (sepuluh) orang perajin garmen kulit yang ada di Denpasar Bali selama 10 hari dimulai dari tangal 5 Agustus sampai dengan tanggal 15 Agustus 1996, meliputi pelajaran teori dan praktek. Pelajaran teori terdiri dari : teori desain, teori pengetahuan alat dan mesin, teori preparasi dan penjahitan, teori pola garmen, sedangkan pelajaran praktek terdiri dari : praktek desain, praktek pola garmen, praktek pemotongan bahan, praktek preparasi dan praktek penjahitan. Dalam pelaksanaan, setiap peserta diwajibkan untuk membuat 1 (satu) potong garmen dari kain drill sebagai prototip. Setelah itu peserta dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok membuat 1(satu) potong garmen kulit sebagai prototip. Model yang dipilih adalah jaket pria atau jas wanita. Secara keseluruhan, hasil praktek adalah berupa 3 (tiga) potong jaket kulit untuk pria, 2 (dua) potong jas kulit untuk wanita, 5 (lima) potong jaket kain untuk pria dan 5 (lima) potong jas kain untuk wanita. Dalam pelaksanaan diseminasi ini para peserta dapat mengikuti seluruh materi pelajaran dengan baik serta hasil praktek yang cukup memuaskan walaupun sarana yang digunakan kurang memadai, terutama mesin jahit yang digunakan adalah mesin jahit rumah tangga dan bukan mesin jahit khusus untuk kulit. Pada akhir pelaksanaan diseminasi , seluruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapatkan sertifikat. Dari hasil pelaksanaan diseminasi dapat disimpulkan bahwa para perajin memberikan tanggapan yang amat baik, bersemangat tinggi serta mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pengembangan jenis garmen kulit yang lain. | Kulit | |
325 | Pembentukan inkubator bisnis penyamakan kulit wet blue. | 2005 | Sri Waskito, B. Sc Drs. Suprapto, MM Tomas Tukirin MM Ch. Riningsih, B.Sc | Kegiatan ini merupakan realisasi program pengembangan usaha bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang sudah digariskan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan melalui program Pembentukan Inkubator. Tujuan kegiatan ini adalah membentuk pengusaha kecil baru yang bergerak dibidang pembuatan kulit wet blue, menyiapkan SDM yang berkemampuan dan berketrampilan dibidang pembuatan kulit wet blue. Sasaran kegiatan ini adalah menciptakan lapangan kerja dibidang proses pengolahan kulit. Pembentukan inkubator bisnis ini didahului dengan kegiatan pra inkubator yang berupa uji coba kulit wet blue guna mendapatkan formula proses yang menghasilkan kulit wet blue dengan muitu yang sama dengan kulit wet blue yang dipasaran (buatan pabrik penyamakan kulit). Formula proses yang dipilih adalah formula penyamakan dengan 8% bahan penyamakan khrome yang dihitung dari berat kulit pickle , yang selanjutnya dipakai sebagai formula proses dalam pelatihan teksnis inkubasi pembuatan kulit wet blue. Pelatihan teknis inkubasi diselenggarakan selama 30 hari dari tanggal 2 Agustus?14 September 2004 dengan jmlah peserta sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri dari 4 (empat) peserta dari daerah Propinsi DIY dan 1 (satu) orang dari daerah Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Sesudah mengikuti pelatihan Teknis. Inkubasi, semua peserta telah mampu membuat kulit wet blue yang sudah dapat dijual di pasaran, yang mempunyai sifat masak dengan penyusutan 0% dan suhu pengkerutan yang tinggi yaitu rata-rata 1180 C. Peserta juga telah dapat melakukan sortasi mutu kulit mentah dan kulit wet blue serta pengukuran kulit wet blue. Dari hasil monitoring, serta pelatihan secara bersama?sama telah melakukan proses kulit wet blue hasil praktek menjadi kulit suede dan kulit jaket yang kemudian dipasarkan ke Bali dan dijual dalam bentuk jaket di Daerah DIY dan Purwokerto. Dan diantara peserta pelatihan telah ada 2 (dua) embrio pengusaha kecil bidang pembuatan kulit finish. | Kulit | |
326 | Gelar Teknologi Dalam Rangka Memasyarakatkan Hasil Litbang Kulit, Karet Dan PLastik Di Jakarta Dan Bali | 2004 | Kriswandi Mardi Rahardjo Ir. Meiyanti Suhardiyono | Kegiatan Gelar Teknologi Dalam Rangka Memasyarakatkan Hasil Litbang Kulit, Karet dan Plastik dilaksanakan dalam bentuk pameran, yaitu antara lain Pameran Produksi Indonesia 2003 (PPI 2003) di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran Jakarta yang diselenggarakan mulai tanggal 20 sampai dengan 29 Mei 2003 dan Pameran Pembangunan 2003 di Propinsi Bali pada tanggal 14 sampai dengan 24 Agustus 2003. Materi yang ditampilkan pada PPI 2003 ini berupa Mesin Pencacah Plastik Jenis Fleksibel (kantong plastik) kapasitas 40 kilogram/jam dan Alat Chrome Recovery dan Reuse Chromium dari air limbah Penyamakan kulit kapasitas 1000 liter. Disamping itu juga sebagai pelengkap ditampilkan berbagai macam produk kulit dan barang kulit dan sebagai pendukung disebarkan booklet Profil BBKKP dan 13 macam brosur hasil litbang BBKKP kepada pengunjung yang memerlukannya, sedangkan materi Pameran Pembangunan 2003 di Bali berupa contoh-contoh produk kulit eksotik, barang-barang kulit dari kulit ikan pari , cakar ayam dan sebagainya, penyebar luasan booklet dan brosur. Gelar Teknologi Dalam Rangka Memasyarakatkan Hasil Litbang Kulit, Karet dan Plastik yang dilaksanakan pada PPI 2003 dan Pameran Pembangunan 2003 di Bali telah berjalan dengan sukses. Hal ini dapat dilihat dari laporan petugas pemandu pameran mengenai respon pengunjung serta banyaknya pengunjung yang datang ke Stand BBKKP untuk melakukan konsultasi dengan petugas pemandu dan mencatatkan diri dalam buku tamu yang disediakan di Stand BBKKP sebanyak 555 orang, dan banyak yang berminat untuk mengadakan transaksi / konsultasi dengan BBKKP. | Kulit | |
327 | Pengembangan Taknologi Pembuatan Sepatu Dari Kulit Ikan Pari | 2004 | Ir. Suramto Rosma Radjagukguk, B Sc Suko Praptono, B Sc P o n i m a n | Judul kegiatan ini adalah Pengembangan Teknologi Pembuatan Sepatu Dari Kulit Ikan Pari bertujuan untuk diversifikasi bahan baku atasan sepatu, peningkatan nilai tambah ikan pari dan mendapatkan teknologi pembuatan sepatu dari kulit ikan pari. Sebagai langkah awal desain yang dibuat mulai dari faktor pengerjaan yang diperkirakan paling mudah / simpel sampai yang diperkirakan mempunyai kesulitan cukup dalam pengerjaan pembuatan sepatu, dari kulit ikan pari dengan posisi sebagai atasan sepatu yang tidak diopen sampai diopen pada bagian samping sepatu. Dipilih dua jenis sepatu yaitu untuk kelompok pria dan kelompok wanita masing-masing sejumlah 5 (lima) macam desain dan dibuat menjadi masing-masing 9 (sembilan) pasang sepatu. Bahan atasan yang digunakan dikombinasikan dengan bahan kulit boks dengan posisi kulit ikan pari yang ditumpangi. Kesulitan yang dihadapi dan perlu mendapat perhatian adalah pada penyesetan kulit ikan pari yang berbentuk melengkung kedalam (cekung), sehingga disarankan desain yang dibuat agar lebih landai, begitu pula pada bagian-bagian yang banyak kerutan perlu untuk dihindari pada penggunaan kulit ikan pari ini. | Desain | |
328 | Diseminasi Teknologi Recovery Dan Reuse Chromium Di Penyamakan Kulit Jawa Timur | 2004 | Isrofiyah St. Suliestyo Tugiman | Diseminasi Teknologi Recovery dan Reuse Chromium di Penyamakan Kulit Jawa Timur bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian bagi para industri penyamakan kulit dalam pelestarian dan pengawasan lingkungan hidup dan memanfaatkan bahan limbah krom serta menyiapkan SDM yang berkemampuan teknis dan terampil dalam mengolah sisa bahan krom serta memanfaatkan kembali. Diseminasi dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari dari tanggal 8 s/d 14 Agustus 2003 di PT. Rajawali Nusindo Unit PK Tanjungsari , Jl. KH. MasMansyur No. 1 Desa Tanjungsari Kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Pelajaran yang diberikan sebanyak 49 session meliputi : 15 session teori dan 33 session praktek. Peserta sebanyak 15 orang terdiri dari karyawan penyamak kulit dan pegawai Dinas Perindag Sidoarjo. Pelajaran teori meliputi : Teknologi Bersih pada Industri Penyamakan Kulit, Krom di Industri Penyamakan Kulit dan Sebarannya, Teknologi Proses Recovery dan Reuse Air Limbah Chrome Penyamakan Kulit, Penerapan Teknologi Bersih pada Proses Tanning. Pelajaran praktek meliputi : Praktek Krom Recovery dan Reuse, Praktek Aplikasi Bahan Krom Recovery pada Proses Tanning, Praktek Aging, Sammying, Shaving dan Penimbangan, Wetting Back, Neutralizing, Retanning, Dyeing, Fatliquoring, Fiksasi, Drying, Staking, Tacking, Trimming, Base Coat, Top Coat, Ironing , Measuring. Adapun hasil akhir dari diseminasi tersebut adalah telah terdidik / terlatih tenaga terampil yang mampu mengolah sisa bahan krom dari industri penyamakan kulit dengan teknologi tepat guna (Teknologi Recovery dan Reuse Chromium ) | Kulit | |
329 | Diseminasi Teknologi Pengulitan Dan Pengawetan Kulit Di Makasar Sulawesi Selatan | 2004 | Endang St, B BA Marsudi Wiyono S a g i m a n | Diseminasi Teknologi Pengulitan dan Pengawetan Kulit merupakan kegiatan Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi berlangsung selama 5 (lima) hari dari tanggal 25 s/d 29 Agustus 2003 bertempat di Balai riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Makasar Sulawesi Selatan. Pelajaran yang diberikan sebanyak 39 session yaitu 6 session teori, 32 session praktek dan 1 session untuk evaluasi. Peserta yang mengikuti diseminasi sebanyak 20 orang terdiri dari pengumpul kulit, penyuluh industri dan perdagangan Makasar yang berpendidikan minimal SLTA. Pelajaran teori yang diberikan terdiri dari Pengulitan Kulit, Pengawetan Kulit Mentah serta Pengetahuan Alat dan Bahan, sedang Praktek yang diberikan adalah Pengulitan, Pengawetan Garam Basah, Pengawetan Secara Pengeringan, Perendaman, Pengapuran, Buang Daging, Buang Kapur, Buang Lemak, Pengikisan Protein dan Pengemasan, sedangkan Evaluasi dilaksanakan peserta sangat bermanfaat. | Kulit | |
330 | Diseminasi Teknologi Pengulitan Dan Pengawetan Kulit Mentah Di Propinsi Nusa Tenggara Timur | 2004 | Siti Sumaryani, B.Sc Purwadi Achmad, B.Sc W i d o d o W a r d o Bw Budihardjo | Diseminasi Teknologi Pengulitan dan Pengawetan Kulit Mentah adalah merupakan kegiatan Proyek pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Pelaksanaan Diseminasi bertempat di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Nusa Tenggara Timur, yang berlangsung selama 5 (lima) hari dari tanggal 13 s/d 17 Oktober 2003, dengan materi pelajaran yang diberikan sebanyak 60 session yaitu 16 session teori, 42 session praktek dan 2 session evaluasi. Peserta diseminasi sebanyak 15 orang yang terdiri dari masyarakat industri, peternak dan para penyuluh perindustrian dengan minimal pendidikan lulus SMTA. Adapun pelajaran teori yang diberikan terdiri dari pengetahuan pengulitan kulit mentah, pengetahuan pengawetan kulit mentah baik secara pengeringan, penggaraman maupun pengasaman serta pengetahuan bahan pembantu pada proses pengawetan kulit mentah secara pengeringan, penggaraman. Sedangkan pelajaran praktek meliputi : praktek pengulitan, praktek pengawetan kulit mentah secara pengeringan, penggaraman maupun pengasaman. | Kulit | |
331 | -1 | 2004 | Supriyo Suparto Margono | Diseminasi Teknologi Pengoperasian Unit Pengolahan Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari pada tanggal 9 ? 20 Oktober 2003 di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta yang terdiri dari industri penyamakan kulit di DIY dan instansi terkait dari Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta . Metoda dokumentasi menggunakan metoda teori, diskusi dan praktek. Bahan dan peralatan untuk praktek Pengoperasian UPAL dan pengujian laboratorium disediakan oleh anggaran Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia pelaksana hasil dari diseminasi ini adalah bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat industri kulit dalam pengoperasian UPAL serta adanya peran serta instansi terkait di DIY dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan hidup. | Kulit | |
332 | Pelatihan Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) Di Daerah Istimewa Yogyakarta | 2004 | Suyono Wahyu Bintoro | Diseminasi Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) merupakan kegiatan Proyek Pengembangan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) berlangsung selama 10 (sepuluh) hari mulai dari tanggal 21 Juli 2003 sampai dengan tanggal 31 Juli 2003 yang bertempat di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jln. Sokonandi No. 9 Yogyakarta. Pelajaran yang diberikan sebanyak 40 session yaitu 3 session pelajaran teori, dan 37 session pelajaran praktek. Peserta yang mengikuti diseminasi ini sebanyak 10 orang yang berasal dari Kabupaten Gunung Kidul 1 orang, Kabupaten Bantul 6 orang, Kotamadya Yogyakarta 1 orang dan Kabupaten Sleman 1 orang, dengan variasi pendidikan dari tingkat SLTA sampai dengan Sarjana. Untuk pelajaran teori, meliputi pengetahuan Garmen Kulit, pengetahuan Desain dan Pola, serta pengetahuan Alat dan Mesin. Sedangkan pelajaran praktek meliputi pembuatan Desain Garmen Kulit, pembuatan Pola Garmen Kulit, Praktek pemotongan Bahan, serta praktek Preparasi dan Penjahitan. Praktek yang dibuat dalam pelatihan ini adalah jaket dari bahan kain drill sebagai prototype sebanyak 10 (sepuluh) jaket dan hasilnya dibawa pulang untuk peserta. Sedangkan pembuatan 5 (lima) buah jaket dari kulit untuk arsip Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. | Kulit | |
333 | Desiminasi Teknologi Penyamakan Kulit Di Menado Sulawesi Utara | 1998 | Widari Herryanto | Diseminasi penyamakan kulit ikan dilaksanakan selama 10 hari dari tanggal 24 Juli sampai dengan 2 Agustus 1996, di Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mangondow Manado Sulawesi Utara diikuti oleh 23 peserta terdiri dari pengumpul dan perajin kulit ikan. Tujuan diseminasi teknologi penyamakan kulit ikan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengumpul dan perajin kulit ikan di Menado Sulawesi Utara. Bahan baku pelatihan adalah kulit mentah segar dan kulit mentah awetan garam basah terdiri dari : 40 lembar kulit ikan hiu, 20 lembar kulit ikan pari dan 40 lembar kulit ikan kakap. Secara organoleptis, kulit jadi hasil pelatihan termasuk kulit jadi kwalitas II dan III. Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat kerja yang tinggi sehingga pelatihan berjalan dengan lancar. | Kulit | |
334 | Diseminasi Pembuatan Barang Interior Dan Cinderamata Dari Plastik Thermoset Di Daerah Istimewa Yogyakarta | 2004 | Sutarti Rahayu, Bsc S u k i r n o S u r y o n o | Diseminasi Pembuatan Barang Interior dan Cinderamata dari Plastik Thermoset merupakan kegiatan Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 23 s/d 28 Juni 2003, bertempat di Kecamatan Patuk Kab. Gunung Kidul Yogyakarta . Pelajaran yang diberikan sebanyak 24 session yaitu 6 session teori dan 18 session praktek. Jumlah peserta 15 orang berasal dari tiga desa di Kecamatan Patuk dengan variasi pendidikan dari Sekolah Dasar s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari : Kewirausahaan, Perhitungan Ekonomi, Pengetahuan Bahan, Pengetahuan Desain dan Alat, Pengetahuan Proses, dan Pengetahuan Finishing. Praktek yang dilaksanakan berupa pembuatan barang interior dan cinderamata. Produk yang dibuat beraneka desain dan jenisnya, evaluasi yang dilaksanakan peserta sangat baik dan akan dilakukan monitoring untuk memantau perkembangan hasil pelatihan ini. | Kulit | |
335 | Pemanfaatan Limbah Padat Buffing Sebagai Filler Pembuatan Kompon Keret Untuk Sol | 2004 | Dra. Murwati Bambang Supriyono, B Sc Sri Sutyasmi, B Sc, ST Chr. Riningsih, B Sc Isyuniari | Debu buffing merupakan limbah pada kulit yang dihasilkan oleh industri penyamakan kulit. Selama ini limbah padat tersebut belum ditangani secara optimal, maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan limbah padat kulit tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk penanganan limbah padat buffing dengan memanfaatkan sebagai filler. Pembuatan kompon karet untuk sol . Penelitian dilakukan dengan mensubstitusi sebagian filler carbon black dengan debu buffing dan menvariasi jumlah perbandingan carbon black dengan debu buffing sebanyak 5 (lima) variasi yaitu carbon black/debu buffing = 50/10, 40/20, 30/30, 20/40 dan 10/50 limbah padat buffing yang digunakan 2 (dua) jenis yaitu limbah padat buffing dari samak khrom dan limbah padat buffing dari samak kombinasi/formaldehid. Kompon karet hasil penelitian diuji sifat fisisnya dengan tolok ukur SNI 0778-1989 ? Sol Karet Cetak ? dan semua formulasi untuk variasi jumlah debu buffing memnuhi persyaratan SNI. Dari hasl evaluasi formula yang memberi hasil terbaik adalah yang menggunakan perbandingan carbon black/buffing = 20/40 untuk samak khrom dan 10/50 untuk debu buffing samak kombinasi/formaldehid. Jadi limbah padat buffing dapat digunakan sebagai filler kompon karet untuk sol dan berdampak positif terhadap sifat-sifat sol karet cetak. | Standar | |
336 | Pemanfaatan Debu Buffing Dan Shaving Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Dan Kukit Imitasi | 2001 | Sri Sutyasmi BSc.ST Dra. Murwati Sofyan Karani, B.Sc. ST Drs. Suprapto | Debu buffing dan sisa shaving merupakan limbah padat kulit yang sulit terdekomposisi dan merupakan masalah yang besar di industri penyamakan kulit. Selama ini limbah tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal dan hanya dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Penelitian ini mencoba untuk memanfaatkan debu buffing dan shaving sebagai bahan baku kertas dan sebagai filler untuk kulit imitasi. Untuk pembuatan kertas karton digunakan sisa shaving dengan variasi sebesar 0%, 20%, 40%, 60% dan 80%. Semua variasi pembuatan kertas karton dalam penelitian ini secara fisik kelihatan baik, namun hasil uji secara laboratories terlihat bahwa semakin besar penambahan sisa shaving, kualitas kertas karton semakin menurun. Untuk kertas seni sisa shaving hanya digunakan untuk pembuatan motif, dan hasilnya menunjukkan bahwa kertas seni yang diproses mempunyai kualitas lebih baik dibanding dengan yang tidak dipress. Untuk kulit imitasi, debu buffing dengan variasi 0; 2,5; 5 ; 7,5 ; dan 10 bagian, dimanfaatkan untuk filler sebagai pengganti CaCO3 aktif. Dari hasil uji laboratorium terlihat bahwa kualitas terbaik pada penambahan 10 bagian buffing. | Standar | |
337 | Workshop Hasil Litbang Bidang Pengendalian Pencemaran | 2004 | Dra. Supraptiningsih Ir. Primayanti | Dari hasil penyajian makalah dan diskusi serta kunjungan lapangan yang berjalan, Pokok-pokok kesimpulan Workshop Hasil Litbang Bidang pengendalian Pencemaran di Yogyakarta, 8 Oktober 2003 adalah sebagai berikut : 1.Penyebaran informasi hasil-hasil litbang dalam bidang pengendalian pencemaran kepada kalangan industri dan instansi terkait serta masyarakat masih dipandang perlu. 2.Aplikasi teknologi baru yang lebih berwawasan lingkungan seharusnya mendapat dukungan dari semua pihak yaitu pemerintah, pelaku industri dan masyarakat. | Kulit | |
338 | Pemantauan Dan Evaluasi | 2004 | Priyo Budi Basuki, SH Drs. S u r a d a l H a r d o n o, SH | Dalam identifikasi permasalahan yang terdapat dalam industri persepatuan, daur ulang sampah plastik, vulkanisir ban dan penyamakan kulit menunjukkan bahwa sebagian besar permasalahannya menyangkut non teknis, yaitu permasalahan diluar kewenangan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik seperti masalah penurunan penjualan, pemasaran dan modal. Pelatihan/ diseminasi yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar Kulit, karet dan Plastik melalui Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik telah memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan industri kecil persepatuan, daur ulang sampah plastik, vulkanisir ban dan penyamakan kulit. Berdasarkan hasil monitoring, identifikasi permasalahan dan manfaat diseminasi maka perlu diadakan pembinaan lebih lanjut dengan strategi yang lebih tepat. Perlu diadakan pelatihan/diseminasi lanjutan dengan materi yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama. Perlu adanya kemudahan bagi industri kecil khususnya untuk memperoleh bahan baku dalam proses produksi. Guna kepentingan pengembangan lebih lanjut, perlu diadakan pembinaan baik mengenai proses produksi, teknologi dan aspek ekonomi oleh Balai Besar Kulit, karet dan Plastik maupun oleh Instansi terkait diwilayah masing-masing industri kecil berdomisili. | Kulit | |
339 | Rekayasa Mesin Fleshing Untuk Kulit Reptil Dan Kulit Berbulu | 1999 | Saryoto, Bsc Asmongin Sriyono | Buang daging pada kulit kecil dan kulit reptil masih dilakukan dengan kerja ntangan menggunakan pisau seset, dikarenakan kulitnya tidak rata , juga untuk menjaga kelestarian bagian nerf. Dengan data hasil observasi proses buang daging kulit ikan pari di Dian Desa dan data kepustakaan disusunlah 3 alternatif sistim tenaga penggerak pisau. Berdasar berbagai perhitungan dan pertimbangan untuk mendukung industri kecil penyamakan kulit dan industri kecil perbengkelan / rekayasa dipilih satu desain dengan tenaga penggerak pisau sistim pneumatik. Dengan pembuatan gambar teknik dan penyesuaian pengadaan bahannya dibuatlah komponen mesin sampai proses perakitannya. Uji coba mekanik dan beberapa kali perbaikan dapat merekayasa 1 (satu) unit mesin buang daging kulit kecil dengan data sebagai berikut : 1. Berat bagian mesin fleshing : 1,75 kg ; 2. Berat kompresor dan pipa spiral : 57,5 kg; 3. Berat keseluruhan : 59,25 kg; 4. Tekanan kompresor : 6 kg/cm ; 5. Ukuran diameter pisau : 100 mm ; 6. RPM poros pisau : 7700 ; 7. Ukuran paking mesin : ( P.100 ) ( L.45 ) ( T.80 ) cm ; 8. Ukuran luas lantai : ( 2,5 x 2 ) m. Uji coba untuk buang daging pada kullit ikan pari menunjukkan hasil yang lebih menguntungkan dari pada dikerjakan dengan pisau tangan antara lain : 1. Kerja memerlukan tenaga yang lebih ringan ; 2. Menghindari sesetan pisau yang dapat melukai kulit, 3. Diperlukan waktu yang lebih cepat apabila operator telah menguasai sistim kerja mesin. Dari hasil rekayasa ini dapat dimasyarakatkan dan dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung permesinan tepat guna pada industri kecil perkulitan. | Sistem Mutu | |
340 | Pendirian Pusat Pelatihan Persepatuan | 2004 | Saryoto, B.Sc Adi Slamet Supriyadi Bambang Tunasmoyo, BA Sriyono | 1.Pusat Pelatihan Persepatuan merupakan unit pelayanan teknologi dibidang pelatihan SDM yang menjadi misi dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang dikelola secara profesional. 2.Pusat Pelatihan Persepatuan mempunyai 4 tingkat pelatihan dengan kurikulum dan silabus untuk memenuhi kebutuhan SDM yang memadai pada industri skala besar, sedang dan kecil/rumah tangga. 3.Tersusunnya kurikulum dan silabus pelatihan beserta 25 judul buku IPTEK dan Petunjuk Teknis, tersedianya 9 jenis peralatan praktek serta telah tercetaknya 1000 lb brosur dan terlaksananya sosialisasi melalui media cetak / koran. 4.Keperluan sarana pra sarana telah dipersiapkan sebagian khususnya buku pegangan, peralatan peserta perorangan, sedangkan sarana yang lain menggunakan fasilitas yang telah ada. 5.Pusat Pelatihan persepatuan akan dimulai bulan Maret 2004, mempunyai cukup waktu untuk persiapan lebih lanjut apabila terus tergarap secara intensif. 6.Perusahaan sepatu pada umumnya berharap adanya Pusat Pelatihan Persepatuan untuk dapat menjadi tempat melatih ditingkat kepala group sampai kepala produksi. | Desain |