# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
281 | LAPORAN TEMU USAHA DALAM RANGKA PROMOSI KEMAMPUAN BBKKP | 2007 | Murjilah, SE, Indiyatsih | Kegiatan persiapan pendirian Lembaga Sertifikasi Ekolabel (LSE) bertujuan untuk menyipkan lembaga sertifikasi ekolabel dengan sasarn tersusunnya dokumen lembaga yang terdiri dari dokumen level I (panduan Mutu), dokumen level II (Prosedur kerja), dokumen level III (Instruksi Kerja) dan dokumen level IV (Format). Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah studi pustaka, mencari informasi tentang turan dan persyaratan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel, persiapan infrastruktur, penyususnan dokumen lembaga, evaluasi dan penyusunan laporan. Hasil kegiatan persiapan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel 9LSE) adalah Panduan Mutu yang berisi persyaratan yang harus dipenuhi dari pedoman KAN 801-2004, persyaratan umum Lembaga sertifikasi Ekolabel; Prosedur Kerja (Prosedur Kerja Pengendalian Dokumen, Pengendalian Rekaman, Evaluasi Sertifikasi, Evaluasi Ulang, Pengaturan Ulang, Pengaturan Penanganan Perubahan Persyaratan Sertifikasi, penanganan Permohonan sertifikasi, surveilen, penanganan Pertanggung gugatan); Instruksi Kerja dan Format serta dokumen Eksternal. | Kulit | |
282 | LAPORAN RISET PERKEMBANGAN POTENSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT | 2006 | M. Endang Titik Widyaningsih | Judul kegiatan ini adalah riset perkembangan potensi industri penyamakan kulit, bertujuan untuk mengetahui perkembangan industri penyamakan kulit serta mengetahui gambar permasalahan yang ada. Sebagai langkah awal dilakukan studi pustaka dan studi lapangan di berbagai Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Assosiasi, Lingkungan Industri Kecil (LIK), dan beberapa perusahaan penyamakan kulit . Data diperoleh dengan mengadakan survey dan mengirimkan Daftar Isian ke Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Industri Penyamakan Kulit. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa industri kecil dan menengah sebanyak 213 unit usaha dengan tenaga kerja sebanyak 3217 orang, sedangkan jumlah industri besar sebagnyak 18 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 4.009 orang. Volume ekspor kulit tahun 2006 apabila dibandingkan dengan volume ekspor kulit tahun 2005 diperkirakan mengalami penurunan sebanyak 10% karena banyaknya kulit mentah yang diekspor. Kendala yang dihadapi oleh industri kulit baik industri kecil, menengah, dan besar pada umumnya sama, yaitu kurangnya jumlah pasokan bahan baku kulit, mutu bahan baku berubah-ubah dan cenderung naik, adanya persaingan harga dan kualitas produk, spare-parts mesin sulit diperoleh/harus impor, dan biaya pemeliharaan mesin tinggi, serta kualitas bahan baku kulit tidak merata. | Kulit | |
283 | RANCANG BANGUN INDUSTRI LEMBARAN COCODUST BERKARET UNTUK BAHAN PEREDAM SUARA SKALA MINIPLANT | 2006 | Ir. Penny Setyowati, M.T., Tri Rahayu Setyo Utamai, S.T., Totok Marjiyanto, S.T., Hernadi Surip, B.S | Kegiatan rancang bangun industri lembaran cocodust berkaret untuk bahan peredam suara skala mini plant ini merupakan tindak lanjut dari penelitian terdahulu yang bertujuan untuk mengembangkan pengolahan cocodust menjadi produk lembaran cocodust berkaret dari skala laboratorium menjadi skala mini plant. Kegiatan ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama menyiapkan peralatan skala mini plant dan diuji coba untuk mendapatkan kondisi proses pembuatan lembaran cocodust berkaret dan tahap kedua menyusun rancang bangun industri berdasarkan data-data yang diperoleh pada tahap pertama. Peralatan utama terdiri dari grinder, pres hidrolik, mixer, agitator dan oven. Dari uji coba menunjukkan bahwa pembuatan lembaran cocodust berkaret dengan perbandingan cocodust : kompon lateks = 1 : 1 dengan ditambah bahan penguat urea formaldehid 20% berat cocodust, waktu penjemuran 2x8 jam, tekanan 150 kg/cm persegi selama 10 menit, vulkanisasi pada suhu 100 derajat selama 2 jam. Menghasilkan lembaran dengan ukuran 400x400x10 mm dan sifat fisika kerapatan 0,44 g/cm kubik, kadar air 6,54%, kuat lentur 5,0 kg/cm persegi, kuat tarik tegak lurus permukan 2,8 kg/cm persegi, kuat pegang sekrup 5,8 kg, pengembangan tebal 3,6%, kemampuan dipaku tidak pecah dan kemampuan menyerap suara pada 500 Hz sebesar 66%. Selanjutnya disusun rancang bangun industrinya dan secara garis besar berisi tinjauan studi kelayakan apabila sklala mini plant tersebut dikembangkan menjadi suatu usaha/bisnis. Faktor-faktor yang ditinjau menyangkut beberapa aspek antara lain aspek teknis, aspek marketing dan aspek ekonomi. Dari perhitungan tekno ekonomi bahwa dengan kapasitas produksi 50 lembar per hari ukuran 400x400x10 mm dan harga jual Rp. 12.000,-/lembar, pengembalian modal sesudah pajak dapat mencapai 2 tahun 5 bulan, batas rugi laba 62,8%. | Kulit | |
284 | LAPORAN PENGOLAHAN LUMPUR DENGAN SANITARY LANDFILL (TAHAP II) | 2007 | Sri Sutyasmi | Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari penelitian tahun 2006. Tujuan kegiatan penelitian ini ialah untuk mewujudkan prototipe Sanitary Landfill hasil penelitian tahun 2006 dan mengaplikasikannya untuk pengeloaan lumpur industri penyamakan kulit, sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah pengeloaan lumpur industri penyamakan kulit. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di unit proses penyamakan dan pengolahan limbah kulit, di dususn Nganyang, Siti Mulyo, Piyungan Bantul, Yogyakarta. Lumpur yang diolah/dikelola adalah lumpur dari IPAL unit proses penyamakandan pengolahan limbah kulit , tersebut. Lumpur dianalisa terlebih dahulu untuk mengetahui karakterisasinya, TCLP,LD 50, logam berat. Lumpur yang akan ditimbun dalam landfill ini mengandung logam berat seperti Cd - 2,80mg/kg; Pb - 13,10 mg/kg; Cr - 1160 mg/kg. apabila kandungan Cd dan Pb tersebut dibandingkan dengan data dalam Ketentuan Teknis ( tabel 6), maka ini berarti bahwa lumpur tersebut sebenarnya bisa dibuang kedalam landfill kategori III. Namun berhubung kandungan krom dalam lumpur tersebut adalah 1.160 mg/kg, yang berarti kurang dari 2500 mg/kg dan lebih besar dari 250 mg/kg, maka demi keamanan lumpur tersebut ditimbun dilandfill kategori II. Dari hasil pengjian LC50 96 lam sebesar 0,4% dengan sifat toksisitas yang akut. Efek perlakuan awal terhadap limbah diduga mengakibatkan reaksi yang akut jika bersinggungan dengan perairan. Hasil penelitian LD 50 untuk limbah lumpur, menunjukan tidak terjadi kematian yang mencapao 50%, hanya ada kecenderungan menurunkan berat cacing sebagai hewan uji. Dengan demikian limbah lumpur dapat dinyatakan cukup aman dan tidak toksik untuk dipapar dilingkungan padat. Produksi lumpur kering setelah diolah disaringan pasir ialah sebesar + 20 karung = 300 kg per minggu = 14.400 kg dalam satu tahun. Landfill didesain untuk dioperasikan selama 5 - 6 tahun tahun yang dapat menampung lumpur sebanyak 84.000 kg. Sehingga volume landfill yang dibuat minimal 56 m3 dengan ukuran 4,832 x 6,5 x 3,5 m3 . Dari kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa telah diperoleh suatu prototipe Sanitary landfill yang sesuai dengan persyaratan dan dapat digunakan untuk kebutuhan sendiri atau diaplikasikan ke IPK yang lain. Denagan terwujudnya prototipe landfill ini, diharapkan unit proses penyamakan dan pengolahan limbah kulit, di Sitimulyo, piyungan, Bantul Yogyakarta dapat mengatasi masalah lingkungan yang diakibatkan oleh lumpur. | Kulit | |
285 | PELATIHAN PEMBUATAN BARANG KULIT DARI KULIT IKAN PARI DI KALIMANTAN TIMUR | 2006 | Drs. Suradal | Drs. Suradal | Kulit | |
286 | Pengembangan Teknologi Pengambilan Lemak dari Fleshing Industri Penyamakan Kulit untuk Pembuatan Sabun Mandi | 2010 | Drs. Ign Sunaryo Ir. Suliestiyah Wrd, MP Widodo Y. Edy Dahono, ST | Dari penelitian sebelumnya oleh Sunaryo, dkk. (2002), sabun yang dibuat dengan menggunakan bahan lemak dari fleshing, masih keruh belum jernih dan berbau amis (bau kulit mentah). Hal ini dikarenakan lemak dari fleshing tersebut belum disulfonasi, belum dimurnikan, dan masih asli. Oleh karena itulah penelitian pengembangan teknologi pengambilan lemak dari fleshing industry penyamakan kulit untuk pembuatan sabun mandi ini perlu dilaksanakan untuk mendapatkan cara pengambilan, penjernihan, dan penghilangan bau amis (bau kulit mentah) pada lemak fleshing. Agar bisa digunakan untuk membuat sabun mandi yang cerah dan tidak berbau amis. Limbah fleshing dari industry penyamakan kulit di Yogyakarta digunakan untuk penelitian ini. Setelah dicuci dan dinetralkan, limbah fleshing kemudian direbus untuk diambil lemaknya. Lemak fleshing terambil kemudian dimurnikan dengan 3 (tiga) variasi perlakuan yakni HNO_3 (15 ml, 20 ml dan 25 ml), H_2 SO_4 (20%, 25%, dan 30%) dan waktu pemanasan ( 10 menit dan 15 menit). Tujuan pemurnian ialah agar warna dan bau amis bisa hilang atau berkurang semaksimal mungkin. Lemak sebelum dan setelah dimurnikan diuji kandungan asam lemaknya, dan diuji secara kimia untuk mengetahui kadar air, lemak, kotoran, angka asam, angka penyabunan, angka Yod. Uji organoleptis juga dilaksanakan dengan dibantu oleh 10 orang Panelis terhadap 31 sampel lemak yang telah dimurnikan, terdiri dari 18 sampel lemak fleshing kulit domba/ kambing dan sisanya lemak fleshing kulit sapi. Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada lemak fleshing kulit domba/ kambing. Sebagai kesimpulan, Tim/ Pokja 0044E telah mendapat pengembangan teknologi pengambilan lemak dari fleshing kulit domba/ kambing sebagai berikut. Cara : a. Proses diawali dengan pencucian dan penetralan fleshing, maka proses dilanjutkan dengan perebusan lemak dan pemurnian lemak fleshing. b. Timbang lemak fleshing. c. Masukkan dalam tabung/ gelas beker. d. Lelehkan lemak dengan pemanasan, sekitar 5 menit, suhu 65-〖90〗^0C. e. Tambahkan H_2 O_2 absolut sebanyak 1 ml. f. Tambahkan larutan As. Nitrat 2% volume 20 ml, 25 ml, dan 30 ml. g. Tambahkan larutan As. Sulfat dengan variasi 15%, 20%, dan 25% @ sebanyak 15 ml. f. Panaskan 5-10 menit. h. Cuci dengan larutan NaCl 10% dengan 3 kali pengulangan. i. Netralkan dengan NaOH 1 N sampai pH 7-8, kemudian dinginkan. | Kulit | |
287 | PENGEMBANGAN LSP-JPA DAN LSSML-JECA | 2006 | Ir. Widari, Ir. Sotja Prajati, C. Yuwono Sumasto, ST., Murdjilah, SE. | Ir. Widari, Ir. Sotja Prajati, C. Yuwono Sumasto, ST., Murdjilah, SE. | Kulit | |
288 | PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH DI UNIT PROSES PENYAMAKAN KULIT SITIMULYO | 2007 | Heru Budi Susanto, Purwadi Achmad, B.Sc., Kuwatno, Widodo | Heru Budi Susanto, Purwadi Achmad, B.Sc., Kuwatno, Widodo | Kulit | |
289 | Pengembangan Sistem Informasi Pemetaan Industri Kulit dan Produk Kulit di Indonesia | 2010 | Supriyadi. SE Bambang Tunasmoyo, S.Pd Sita Azizah Wahyuni, ST Supramono, Amd | <p align="left">Pengembangan sistem informasi pemetaan kulit dan produk kulit di Indonesia dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan informasi data-data tentang industri penyamakan kulit dan produk kulit imitasi yang berupa alas kaki. Tujuannya adalah membuat sistem layanan informasi tentang industry penyamakan kulit dan produk alas kaki dengan bahan baku kulit dan kulit imitasi, yang cepat, efektif serta mudah dipahamidan mampu menyajikan informasi secara optimal bagi stakeholder. Data-data yang ditampilkan dalam sistem informasi pemetaan ini dieroleh dari hasil survey dan di beberapa daerah di puau Jawa, Biro Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta , dan Asosiasi Penyamakan Kulit (APKI) maupun dari Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) serta data-data dari internet. Pelaksanaan Pembuatan sistem informasi ini menggunakan Macromedia Flash 8, Microsoft Wordd, Solid Converter PDF, Converter gpdf2swf, Microsoft Powerpoint, dan Plugin iSpring Free. Metode Pembuatannya adalah memanfaatkanMacromedia Flash 8 untuk menghasilkan file EXE (executable) yang komunikatif dan informatif. Model sistem informasi yang dihasilkan ini berbentuk CD interaktif yang dapat juga digunakan sebagai sarana promosi BBBKKP.</p> | Kulit | |
290 | Penelitian Penyamakan kulit Ikan Nila yang Dapat Dicuci (washable) | 2010 | Drs. Ir. Prayitno Apt, MSc Ir. Emiliana Bambang Wirodono, BSc Nurwachid Sahadi, Amd | Telah dilakukan penelitian untuk mengolah kulit ikan nila dari hasil samping industri fillet ikan nila untuk dijadikan samak yang dapat dicuci. Untuk memenuhi criteria kulit yang dapat dicuci yaitu sesudah pencucian kulit tidak luntur dan tidak mengalami perubahan warna, kulit tidak mengalami perubahan dalam sifat fisika , kulit tetap lunak dan lemas serta tidak mengalami perubahan ukuran, maka penelitian dilakukan dengan pemilihan zat warna yang tahan terhadap pencucian dan bahan minyak yang dapat memberikan kelemasan baik sebelum maupun sesudah pencucian. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan zat warna yang bersifat reaktif dan bahan peminyakan digunakan bahan minyak yang bersifat hidrophobik dikombinasikan dengan bahan minyak anionic. Konsentrasi zat warna dan bahan minyak baik yang hidrophobik maupun anionic divariasi masing-masing dalam 3 konsentrasi, sehingga dalam penelitian ini dilakukan dalam 27 perlakuan. Hasil penelitian menunjukan tidak ada kelunturan pada pencucian dan tidak ada warna, juga tahan terhadap keringat, ini dapat dilihat hasil uji menunjukan skala 5 gray scale, dan kulit tetap lemas setelah pengujian dengan nilai kelemasan antara 4-6. Dari uji fisika menunjukan kuat sobek semua perlakuan memenuhi persyaratan SNI 06-4593-1998 dengan nilai 19,81 kg/cm dan nilai tertinggi 47,70 kg/cm, untuk sifat jahit semua memenuhi persyaratan SNI, dengan nilai terendah 59,58 kg/cm dan tertinggi 98,57 kg/cm sedangkan untuk kuat tarik 15 perlakuan dapat memenuhi persyaratan SNI dengan nilai tertinggi 171,40 kg/cm2. Kemuluran kulit hasil penelitian sangat tinggi dengan kemuluran terendah 69,30% dan tertinggi 110,00%. Dari 27 perlakuan, perlakuan I memberikan hasil yang optimum. | Kulit | |
291 | Pemanfaatan Krom Hasil Hidrolisa Krom Shaving Dengan Alkali Untuk Penyamakan Kulit | 2010 | Sri Sutyasmi, B Sc, ST,Dra Supraptiningsih, MSi, Joko Susila, B.Sc, ST, Agustin Suraswati BE | Limbah padat pada kulit khususnya limbah shaving di industri penyamakan kulit sangat bermasalah, sulit ditangani. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk penanganan limbah shaving ini, namun belum semua termanfaatkan. Penelitian mengenai hidrolisa krom shaving yang menggunakan alkali, asam maupun enzim telah dilakukan di tahun 2008, sedangkan pemanfaatan hidolisa krom shaving belum dimanfaatkan. Untuk itu tahun 2010 memanfaatkan krom hasil hidrolisa dengan alkali untuk penyamakan kulit. Alkali yang digunakan untuk hidrolisa krom shaving ini adalah NaOH, dengan variasi 1%, 2% dan 3% dalam air 10 Liter dan limbah shaving 30 kg serta waktu hidrolisa 1 jam, suhu 100 oC. Hasil Hidrolisa Kemudian dipisahkan antara krom dan protein kolagen yang ada dalam limbah shaving dengan cara penyaringan. Lumpur krom yang tersisa di saringan selanjutnya di recovery dengan menggunakan asam sulfat pekat sampai larut, kemudian di uji kadarCr2O3 hasilnya 11 mg/l. Selanjutnmya larutan krom sulfat digunakan untuk menyamak kulit dengan variasi 0, 30, 40, 50, 60, 70 dan 100 % dan kadar Krom (Cr2O3) yang digunakan untuk menyamak kulit glace jumlahnya 8%. Hasil analisa kulit glace baik yang menggunakan krom olahan maupun krom asli (Chromosal B) memenuhi SNI -250-1989 kecuali kemuluran dan kadar abu. Pemakaian krom olahan ini dapat menghemat krom sebesar 144 kg/tahun atau Rp. 5.760.000,-. | Kulit | |
292 | Desiminasi teknologi penyamakan nabati / kombinasi untuk kulit domba kambing di Tegal Jawa Tengah | 2000 | Ir. Sri Untari Kasmin nainggolan, BSc | Desiminasi teknologi penyamakan nabati / kombinasi untuk kulit domba kambing di Tegal Jawa Tengah Kegiatan ini merupakan usaha untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui latihan penyamakan kulit dengan bahan penyamak nabati dan kombinasi serta suatu usaha untuk peningkatan kesempatan kerja dan membuka lapangan kerja baru. Kegiatan desiminasi ini diselenggarakan di Pesayangan, Talang, Tegal , Jawa Tengah 'selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 15 September sampai dengan 25 September 1998 diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta terdiri dari pengumpul kulit, 20 pengrajin kulit, penyamak kulit, pengangguran (korban PHK). Materi pelajaran meliputi pelajaran teori sebanyak 8 session dan pelajaran praktek 72 session yang terdiri dari teori pengetahuan bahan, teori penyamakan, praktek penyamakan dan .,praktek finishing. Dari hasil eva!uasi akhir pelaksanaan desiminasi ternyata para peserta sangat tertarik dengan materi yang diberikan dan bersemangat untuk menerapka hasil desiminasi ini dan berharap dilanjutkan ke pembuatan barang jadi. Semua peserta dinyatakan lulus dengan baik dan berhak mendapatkan sertifikat | Kulit | |
293 | Desiminasi teknologi penyamakan kulit ikan pari di Banjarmasin, Daerah Istimewa Aceh serta Ambon. | 2000 | Hasan basalamah, BSc Muchtar Lutfie, BSc | Desiminasi teknologi penyamakan kulit ikan pari di Banjarmasin, Daerah Istimewa Aceh serta Ambon. Kegiatan desiminasi ini merupakan usaha untuk penyampaian teknologi penyamakan kulit ikan pari sehingga bernilai tambah dan sebagai usaha peningkatan pendapatan daerah dan devisa negara pada sektor perkulitan. Kegiatan desiminasi diselenggarakan di 3 kota yakni Banjarmasin, Banda Aceh dan Ambon. Di Banjarmasin dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 6 Okober sampai dengan 16 Oktober 1998, diikuti o1eh 20 (dua puluh) orang peserta yang terdiri dari para nelayan, pengrajin, penyuluh perindustrian dan remaja putus sekolah. Pelaksanaan desiminasi di Banda Aceh diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 21 Oktober sampai dengan 31 Oktober 1998, diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta yang terdiri dari para nelayan, pengrajin,remaja putus sekolah dan penyuluh perindustrian. Pelaksanaan desiminasi di Ambon diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 21 Oktober sampai dengan 31 Oktober 1998, diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta yang terdiri dari para nelayan, "pengrajin,remaja putus sekolah dan penyuluh perindustrian. Materi yang diberikan , meliputi pelajaran teori sebanyak 26 session dan pelajaran praktek 93 session yang terdiri dari ' teori pelajaran bahan, teori penyamakan, teori finishing, praktek penyamakan, praktek finishing, Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat yang tinggi sehingga desiminasi dapat berjalan lancar.Pada akhir pelaksanaan desiminasi semua peserta dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan sertifikat. | Kulit | |
294 | Pelatihan pembuatan garmen kulit di pondok pesantren Daerah Istimewa Yogyakarta. | 2000 | Marwito, BSc Ir. Suharto Ahmad Bion | Pelatihan pembuatan garmen kulit di pondok pesantren Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan usaha untuk menggali potensi sumber daya manusia dengan meningkatkan ketrampilan di lingkungan pondok pesantren dan untuk menumbuh kembangkan industri garmen kulit di lingkungan pondok pesantren. Pelaksanaan desiminasi ini diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Miftah, Nanggulan, Kulon Praga, Daerah Istimewa Yogyakarta selama 10 (sepuJuh) hari dari tanggal 13 Juli sampai dengan 23 luli 1998, diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang santri. Materi pe!ajaran meliputi pelajaran teori 18 session dan pelajaran praktek 62 session yang. terdiri dari teori desain, teori pengetahuan alat, bahan dan assesoris, teori preparasi 18 dan penjahitan, teori pola garmen, praktek desain, praktek pola garmeh, praktek pemotongan bahan, praktek preparasi dan praktek penjahitan. Secara keseluruhan hasil praktek berupa 7 (tujuh) potong jaket dari kain dril1, 8 (delapan) potong jaket dari kulit. Dalam pelaksanaan desiminasi ini seluruh peserta dapat mengikuti seluruh materi "pelajaran dengan baik serta hasil praktek yang cukup memuaskan. Pada akhir pe1aksanaan desiminasi seluruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapat sertifIkat. Untuk bantuan modal kerja diberikan 1 (satu) unit mesin obras dan 2 (dua) unit mesin jahit lurus yang diserahkan ke pihak pondok pesantren Dari hasil pelaksanaan dapat disimpulkan bahwa para peserta memberikan tanggapan yang amat balk, bersemangat tinggi serta mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pengembangan pembuatan garmen dan jenis yang lain. | Kulit | |
295 | Desiminasi pembuatan sepatu kulit untuk para pengajar penderita cacat dan atau penderita cacat. | 2000 | Rosma Raja Gukguk, BSc Riris Simanungkalit, BSc | Desiminasi pembuatan sepatu kulit untuk para pengajar penderita cacat dan atau penderita cacat. Kegiatan desiminasi ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan ketrampilan para penderita cacat maupun para pengajarnya di bidang persepatuan juga berusaha menumbuhkan wira usaha haru di bidang pembuatan sepatu. Kegiatan desiminasi ini berupa pendidikan dan pelatihan terhadap 15 (lima belas) orang selama 10 (sepuluh) hari, dimulai tanggal 7 Juli sampai dengan 17 JuJi 1998, meliputi pelajaran teori dan praktek. pelajaran teori sebanyak 8 session yang terdiri dari : pengetahuan pola, pengetahuan grading, pengetahuan persepatuan. Sedangkan pelajaran praktek sebanyak 72 session yang terdiri dari praktek pembuatan pola, praktek pembuatan kudungan dan praktek pembuatan bawahan. Dalam pelaksanaan desiminasi ini para peserta dapat mengikuti seluruh materi pelajaran dengan baik, serta hasil praktek yang cukup memuaskan. Pada akhir pelaksanaan desiminasi, seluruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapatkan sertifikat. Dari hasil pelaksanaan desiminasi dapat disimpulkan bahwa para peserta memberikan tanggapan yang baik dan bersemangat untuk menindak lanjuti hasil dari desiminasi ini. | Kulit | |
296 | Desiminasi penyamakan kulit reptil di Samarinda (Kalimantan Timur). | 2000 | Desiminasi penyamakan kulit reptil di Samarinda (Kalimantan Timur). Kegiatan desiminasi ini diselenggarakan di Samarinda selama 10 (sepuluh) hari dari tanggal 18 Nopember s/d 28 Nopember 1998, diikuti oleh 25 orang pcserta dari pengrajin, putus sekolah dan para penyuluh perindustrian di daerah Samarinda. Tujuan desiminasi adalah penyampaian teknologi penyamakan kulit reptil yang banyak terdapat di daerah tersebut juga untuk meningkatkan pendapatan daerah dan devisa negara pada sektor perkulitan. Materi desiminasi berupa pelajaran teori 32 . session dan pelajaran praktek 93 session. Pelajaran teori terdiri dari pengetahuan bahan dan peralatan, teori pengawetan kulit mentah, teori penyamakan kulit, teori finishing. Sedangkan pelajaran praktek terdiri dari praktek penyamakan dan praktek finishing. Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat kerja yang tinggi sehingga desiminasi dapat berjalan lancar. Harapan peserta adanya tindak lanjut untuk pembuatan barang jadi sehingga diperoleh peningkatan nilai tambah yang cukup berarti bagi pengembangan industri, khususnya untuk daerah Samarinda, Kalimantan Timur. | Kulit | ||
297 | Desiminasi teknologi Peningkatan Mutu Kulit Wet blue sapi Kualitas R Untuk pembuatan kulit atasan sepatu motif jeruk. | 2000 | Ir. Emiliana kasmujiastuti Margono | Desiminasi teknologi Peningkatan Mutu Kulit Wet blue sapi Kualitas R Untuk pembuatan kulit atasan sepatu motif jeruk. Kegiatan desiminasi ini diselenggarakan di Yogyakarta selama 10 hari (sepuluh) dari tanggal 3 sampai dengan 13 Agustus 1998. Adapun tujuan desiminasi ini adalah : meningkatkan nilai tambah kulit kualitas R, alih teknologi bidang penyamakan kulit untuk kulit atasan sepatu. Peserta pada desiminasi ini sebanyak 10 orang yang berasal dari industri penyamakan kulit skala kecil yang ada di DIY. Materi kegiatan ini meliputi pelajaran teori sebanyak 20 session dan praktek sebanyak 60 session. Pelajaran teori terdiri dari : teori sortasi kulit, teori pengetahuan bahan dan obat-obatan, teori pengetahuan pengujian bahan dan produk kulit, teori penyamakan kulit, teori teknologi penyamakan kulit akrab lingkungan, teori penyamakan ulang, teori finishing dan pewarnaan kulit, serta teori pengetahuan mesin-mesin finishing kulit. Pe!ajaran praktek meliputi : praktek penyamakan kulit dan praktek finishing kulit. Dari evaluasi terlihat bahwa para peserta desiminasi dapat mengikuti pelatihan dengan baik sehinga semua peserta dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat. | Kulit | |
298 | Pemanfaatan jenis tumbuhan lokal sebagai pengganti bahan penyamak nabati asal impor. | 2000 | Ir. Sri Pertiwi Rumiyati,MP Sri Waskito B.Sc Rusman Saroso | Penelitian pemanfaatan jenis tumbuhan lokal sebagai pengganti bahan penyamak nabati asal impor bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman lokal yang mengandung zat penyamak nabati dan dapat digunakan sebagai bahan penyamak. Jenis tanaman untuk penelitian adalah tanaman bakau - bakau, biji pinang dan gambir. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu : (1) Ekstraksi zat penyamak nabati. (2) Proses penyamakan kulit tas koper sistim samak cepat proses samak kombinasi krom ? nabati, dan krom - sintan - nabati dengan bahan penyamak dari bakau-bakau, biji pinang dan gambir; (3) Analisa kuantitatif bahan penyamak nabati serta uji mutu kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan zat penyamak (tannin) dalam bakau ? bakau, biji pinang dan gambir berturut-turut adalah 15,5 g/l; 11,62 g/l; 30,00 g/l. Bahan penyamak tersebut dapat digunakan sebagai alternatif sebagai pengganti bahan penyamak nabati asal impor. Mutu kulit tas koper yang dihasilkan relatif sama dengan mutu kulit tas koper samak kombinasi dengan bahan penyamak asal impor (mimosa). Mutu kulit tersebut memenuhi persyaratan SNI. 06-0335-1989, Mutu dan cara uji kulit sapi untuk tas kopor. | Kulit | |
299 | Penerapan penggunaan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating asal impor. | 2000 | Ir. Widari Hernadi Surip, B.Sc Heru Budi Susanto | Kegiatan penerapan penggunaan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating asa1 impor bertujuan untuk memanfaatkan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan jamur tempe terhadap sifat - sifat fisis kulit boks dan kulit glace. Sebagai bahan baku adalah kulit sapi awetan garam kemudian diproses menjadi kulit boks dan kulit kambing awetan garam kemudian diproses menjadi kulit glase. Variasi prosentase jamur tempe pada penggunaan adalah 0,6 %; 1,0 % dan 1,4%; untuk pancreol bate: 0,6 %. Variasi pH jamur tempe pada penggunaan adalah 3,5 dan 7, untuk pancreol bate : 8,5. Sebagai tolok ukur menggunakan SNI. 06-0253-1989 . Mutu dan cara uji kulit glase dari kulit kambing, serta SNI. 06-0234-1989 : Mutu dan cara uji kulit boks dari kulit sapi. Dari data hasil uji fisis kulit ternyata tidak terdapat perbedaan yang nyata antara penggunaan jamur tempe dengan penggunaan pancreol bate dengan prosentase jamur tempe 0,6 ? 1,4 % dan pH 5 ? 7. Dengan melihat hasilnya maka penggunaan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating asal impor ternyata cukup efisien dari segi ekonominya. | Kulit | |
300 | Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia di Pondok Pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta | 1999 | Peningkatan Kemampuan Sumher Daya Manusia di Pondok Pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan peningkatan kemampuan SDM di pondok pesantren di DIY terdiri dari 2 kegiatan yaitu : pelatihan pembuatan barang kulit dan pelatihan pembuatan garmen kulit. Kegiatan ini merupakan usaha untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan bimbingan teknis dalam pembuatan jaket kulit, dampet wanita dan pria serta tas wanita yang ditujukan pada siswa-siswa pondok pesantren Ibnul Qoyyiin, Al Muthi'in dan Darussalam. Kegiatan desiminasi ini berupa pendidikan dan pelatihan terhadap 30 (tiga puluh) peserta untuk pembuatan barang kulit, dan 30 (tiga puluh) peserta untuk pembuatan garmen kulit. Pe1atihan selama 10 (sepuluh) hari, dimulai tanggal 8 Juli 1997 s/d 19 Juli 1997 meliputi pelajaran teori dan praktek. Pelajaran teori terdiri dari : teori desain, teori pengetahuan alat, bahan dan aksesori, teori preparasi dan pola, praktek pembuatan pola, praktek preparasi dan penjahitan, praktek pembuatan jaket, dompet wanita dan pria serta tas wanita. Secara keseluruhan basil praktek adalah berupa 15 (lima betas) potong jaket dari kain drill, 10 (sepuluh) potong jaket dari kulit, 30 buah dampet pria dari kulit, 30 buah dampetr wanita begel dari kulil, 8 buah tas wanita dari kulit. Dalam pelaksanaan desiminasi ini seluruh peserta dapat mengikuti. seluruh materi pelajaran dengan baik serta hasil praktek yang cukup memuaskan. Pada akhir pelaksanaan desiminasi se1uruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapat sertifikat. Dan hasil pelaksanaan dapat disimpulkan bahwa para peserta memberikan tanggapan yang amat baik, bersemangat tinggi serta mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pengembangan pembuatan garmen dan barang kulit untuk jenis yang lain. | Kulit |