# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
181 | PEMBUATAN KARET MIKROSELULER UNTUK SOL RINGAN | 2009 | Ir. Herminiwati, MP, Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari, Lourentius Triyono, SE, Adi Slamet Supriyad | Ir. Herminiwati, MP, Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari, Lourentius Triyono, SE, Adi Slamet Supriyad | Alas Kaki | |
182 | PEMBUATAN KARET KOPLING ( RUBBER CLUTCH DUMPER ) DARI CAMPURAN KARET ALAM DAN EPDM | 2013 | Muhammad Sholeh, M.Eng (Koordinator) Ihda Novia Indrajati, MT (Peneliti Utama) | <p class="MsoNormal">Sepeda motor matic semakin diminati terbukti dengan permintaan yang semakin meningkat. Kebiasaan menggantung kecepatan pada saat bermanuver berimbas pada kerja kopling dan secara langsung berkaitan dengan karet peredam kopling (<em>rubber clutch dumper</em>) yang berfungsi sebagai bantalan alur mengembang dan menutupnya kampas kopling. Bila terkena panas berlebih maka material karet pada karet peredam menjadi mudah rusak. <br /></p> <p class="MsoNormal">Penelitian ini bertujuan untuk membuat karet peredam kopling dari campuran karet alam (NR) dan EPDM. Teknik pencampuran yang digunakan adalah modifikasi teknik reaktif, dimana kompon EPDM dan karet alam dibuat secara terpisah menggunakan <em>two roll mill</em>. Sebelum dicampur dengan kompon NR, terlebih dahulu kompon EPDM dipanaskan dengan waktu berbasis pada waktu scorchnya ( t<sub>s2 </sub>). Bahan-bahan yang digunakan adalah EPDM Kalten 4551A, pale crepe, ZnO, aflux 42, HAF black, GPF black, minyak jarak, paraffin wax, MBTS, ZDEC, sulfur, maleic anhydride (MAH) dan dicumyl peroxide (DCP). Variasi yang dipilih adalah waktu pemanasan awal dan rasio MBTS/ZDEC. Variasi waktu pemanasan awal meliputi 0,75t<sub>s2</sub>, sedangka variasi rasio MBTS/ZDEC terdiri dari rasio 1,6/0,0; 1,5/0,1; 1,4/0,2; 1,3/0,3 dan 1,2/0,4. Pengujian yang dilakukan meliputi karakteristik vulkanisasi (Rheometer), morfologi dengan SEM, karakteristik gugus fungsi dengan FTIR, difraksi sinar-x dengan XRD, sifat mekanik (tegangan putus, kekuatan sobek, kekerasan, perpanjang putus, ketahanan pegas pantul dan ketahanan pampat tetap) serta ketahanan ozon. <br /></p> <p class="MsoNormal">Morfologi campuran dengan akselerator tunggal (hanya MBTS) kurang homogen bila dibanding dengan akselerator ganda (MBTS/ZDEC). Pola difraksi sinar-x menunjukan dominasi daerah amorf pada campuran NR/EPDM. Pasangan akselerator MBTS dan ZDEC memberikan perimbangan pada waktu <em>scorch</em> dan kecepatan vulkanisasi, sehingga dapat berlangsung lebih cepat. Jumlah ZDECD semakin besar pada waktu pemanasan awal yang sama memberikan nilai tegangan putus yang bervariatif. Pada kekuatan sobek, penambahan ZDEC pada awalnya menaikan kekuatan sobek namun pemambahan lebih lanjut menurunkan kekuatan sobek. Kenaikan konsentrasi ZDEC menurunkan perpanjangan putus. Kekerasan memberikan nilai yang serupa dengan kenaikan jumlah ZDEC. Ketahanan pegas pantul pada campuran dengan akselerator tunggal (hanya MBTS) lebih tinggi daripada akselerator ganda (MBTS dan ZDEC). Kenaikan jumlah ZDEC menurunkan ketahanan pegas pantul. Ketahanan pampat tetap menurun dengan kenaikan jumlah ZDEC dalam campuran NR/EPDM. Waktu pemanasan awal tidak mempengaruhi tegangan putus, kekerasan dan ketahanan pegas pantul. Perpanjangan putus dan kekuatan sobek pada waktu pemanasan awal 0,75t<sub>s2</sub> lebih tinggi daripada 0,5t<sub>s2</sub>, demikian pula dengan ketahanan pampat tetap. Pengusangan menyebabkan perubahan sifat mekanin sebagai akibat oksidasi yang menyebabkan pemutusan rantai menjadi segmen lebih kecil dan pembentukan ikatan silang lanjutan. <br /></p> <p class="MsoNormal">Campuran dengan kombinasi akselerator MBTS/ZDEC dan waktu pemanasan awal 0,75t<sub>s2</sub> memberikan ketahanan ozon baik dibuktikan dengan hasil tidak retak setelah pengujian selama 72 jam pada<span><span></span></span><span> </span><span>70°C dengan konsentrasi ozon 40 pphm. Fomulasi terbaik dipilih rasio MBTS/ZDEC 1,2/0,4 dengan waktu pemanasan awal 0,75t<sub>s2.</sub></span> </p> | Karet | |
183 | Pembuatan Isolator Plastik Alat Rumah Tangga (Cookware) | 2014 | Ir. Titik Purwati Widowati., MP (Koordinator) Dra. Supraptiningsih., M.Si (Peneliti Utama) Ir. Sugihartono, M.S (Peneliti) Muhammad Sholeh, M.Eng (Peneliti) | - | Plastik | |
184 | Pembuatan insole penyerap bau (odor Destryoying insole) untuk sepatu olah raga dan tinjauan Tekno Ekonomi | 2005 | Ir. Herminiwati, MP Dra. Murwati Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari Supriyadi | Penelitian ini bertujuan untuk membuat insole penyerap bau (odor destroying insole) untuk sepatu olah raga. Pada sepatu olah raga insole penyerap bau juga berfungsi sebagai tatakan. Insole dibuat berdasar formulasi karet sponge dengan filter zeolit maupun karbon aktif yang juga berfungsi sebagai bahan penyerap bau. Kadar zeolit dan karbon aktif masing-masing 25,50 dan 75 phr, sedangkan kadar bahan pengembang berturut-turut 5,10, dan 15 phr. Vulkanisasi dilakukan pada suhu 1400C selama 10 menit. Insole penyerap bau dapat terdiri dari tatakan dan lembaran penyerap bau yang ditempelkan. Lembaran penyerap bau dibuat dengan variasi perbandingan selulose dan karbon aktif 20/80, 30/70, 40/60, 50/50, 60/40, 70/30 dan 80/20. Selulose yang dipakai terdiri dari kertas koran 30%, kertas semen 10%, dan kapas 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi insole zelit terbaik terdiri dari zeolit 50 phr dan blowin agent 5 phr, denan sifat sebagai berikut : tegangan putus 2,081 N/mm2, perpanjangan putus 521%, ketahanan sobek 1,029 N/mm2, bobot jenis 0,717 g/cm3, pampat tetap 36,38% dan daya serap bau 93,47%. Insole karbon aktif terbaik terdiri dari karbon aktif 75 phr dan blowing agent 10 phr dengan sifat sebagai berikut : tegangan putus 1,35 N/mm2, pepanjangan putus 400%, ketahanan sobek 0,709 N/mm2, bobot jenis 0,597 g/cm3, pampat tetap 29,66 dan daya serap bau 95,41%. Formulasi lembaran penyerap bau terbaik terdiri dari selulose 50 bagian dan karbon aktif 50 bagian mempunyai sufat sebagai berikut : lentur, tidak retak pada uji ketahanan bengkuk dan mempunyai daya serap bau 100%. | Desain | |
185 | Pembuatan Helm Pengaman Untuk Kerja Dari Polyester Tak Jenuh | 2003 | Dra Sri Nadilah, Apt M.Sri Wahyuni, Bsc Sri Budiasih, Bsc Christian Maria Herry Purwati | Sungkup helm pengaman untuk kerja di pasaran kebanyakan dibuat dari bahan polipropilen, polikarbonat secara cetak injeksi yang membutuhkan teknologi biaya tinggi. Untuk membuat helm pengaman untuk kerja dengan teknologi sederhana dan dengan kualitas yang memenuhi persyaratan, maka dilakukan penelitian pembuatan helm pengaman untuk kerja dari bahan poliester tak jenuh dengan teklogi cetak tuang. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan formulasi yang baik dibuat 9 variabel formulasi. Formulasi terbaik terdiri dari : poliester tak jenuh 100 bagian, katalisator 1 bagian, aselerator (kobalt) 2 bagian, talk 40 bagian, pigmen 1 bagian, dan fiber mat 20 bagian, dengan sifat fisika sebagai berikut : dimensi tinggi 140,7 mm; lingkar bagian dalam 666,6 mm; berat sungkup 301,067 gram; ketahanan penetrasi dan kekuatan helm 3mm pada ketebalan sungkup 4,823 mm; ketahanan terhadap nyala api 303,20 detik pada jarak bakar 7,5 mm ; beda defleksi antara kondisi pada saat diberi beban maksimum dan kondisi saat diberi bahan awal pada uji kekakuan = 4,5 mm, beda defleksi antara kondisi setelah beban maksimum dilepaskan dan kondisi pada saat diberi beban awal pada uji mkekakuan = 0 mm, ketahanan terhadap perendaman dalam air 0,023 %, dalam detergent - 0,149 %, dalam minyak kerosen 0,015 %. Dari formulasi ini untuk membua satu buah sungkup helm ditimbang sebanyak 3 kali berat formulasi dalam bobot gram, dan diperoleh hasil adonan yang tidak cepat kering, dan proses pencetakan yang cukup mudah dengan kecepatan pengeringan yang cukup sehingga diperoleh sungkup helm yang tidak rapuh. | Barang Kulit & Garmen | |
186 | Pembuatan Feed Roll Mesin Fotocopy Dari Karet | 1998 | Ir. Hadi Musthofa Pramono , B Sc Budiwiyono | Pembuatan feed roll merupakan bagian dari mesin foto copy yang sangat penting dan mudah sekali rusak sehingga perlu diganti disamping barang ini sementara masih import. Dengan pesatnya perkembangan penggunaan mesin foto copy maka kebutuhan akan suku cadang feed roll cukup banyak. Adapun feed roll mesin foto copy dibuat dengan menggunakan kompon terbaik dari 5 macam kompon yang divariasi dengan napthenic oil. Kompon yang dipakai adalah kode V, dengan kondisi proses tekanan 150 kg/cm2 , waktu 10 menit dan suhu 150o C. | Karet | |
187 | Pembuatan Desain Unit Pengolahan Limbah Cair Industri Kecil Barang Jadi Karet Di Bandung | 1998 | Ir. Arum Yuniari Ir. Kusumo Retno Sri Setyasmi Bsc | Desain unit pengolah limbah cair industri barang jadi karet merupakan suatu rangkaian instalasi pengolahan air limbah pada industri barang jadi karet yang terdiri dari bak equalisasi, bak flokulasi, tangki sedimentasi dan saringan pasir. Penentuan rangkaian instalasi pengolahan air limbah disini berdasarkan beberapa alternatif yaitu : karakteristik dari air limbah yang diatas ambang batas. Desain instalasi pengolahan air limbah berdasarkan kapasitas produksi barang jadi karet untuk keperluan teknik 800 ton per tahun dan debit air limbah 612 liter perjam. Pada industri barang jadi karet parameter-parameter yang melebihi ambang batas yaitu : BOD5, COD, TSS, amonia dan pH. Percobaan pengolahan air limbah untuk menurunkan parameter-parameter yang diambang batas dengan menambahkan bahan kimia yaitu alum sebagaikoagulan dengan kadar 500 mgr/lt, 400 mgr/lt, 300mgr/lt, 200mgr/lt, 100mgr/lt. Selain itu juga ditambahkan polielektrolit sebesar 1 %. Setelah dilakukan percobaan pengolahan ternyata untuk parameter-parameter yang diatas ambang batas telah bisa memenuhi baku mutu sehingga air dapat dibuang ke perairan. | Rekayasa | |
188 | Pembuatan Desain Unit Pengolah Limbah Cair Industri Karet Alam | 1999 | Ir. Hj. Kusumo Retno Winahyu Ir. Arum yuniari M. Sri wahyuni, B.sc | Kegiatan Pembuatan Desain Unit Pengolah Limbah Cair Industri Karet Alam (RSS) bertujuan untuk membuat desain unit pengolah limbah cair industri karet alam agar air limbah industri yang dibuang ke perairan memenuhi kriteria baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan SK. MEN.KLH No. 03/11/1991 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan yang sudah beroperasi. Penelitian kadar pencemaran air limbah industri karet sebelum dilakukan perlakuan adalah sebagai berikut : BOD 480 mg/lt-720 mg/ly; COD 670,4 mg/lt922,7 mg/lt; TSS 350 mg/lt-746 mg/lt; Amonia 10,76 mg/lt-12,4 mg/lt ; serta pH 7-8. Desain yang dibuat terdiri atas saringan halus berupa anyaman kawat yang diameter 0,2 cm, lebar saringan 40 em, tinggi 60 cm, dipasang dengan kemiringan 60?, bak equalisasi ukuran 7 mx5 mx7 m, rubber trap ukuran 15,6 mx5,2 mx3 m, dengan kemiringan 2? clan 5 bak an aerob berukuran 7 mx5 mx7 m. Alat ini telah berhasil mengolah air limbah industri karet alam sehingga memenuhi baku mutu untuk kapasitas pengolahan air limbah dengan debit 80 m3 per hari. Adapun basil analisa air limbah setelah diolah melalui desain instalasi air limbah adalah sebagai berikut : BOD 3,75-10 mg/lt; COD 70,5-100,7 mg/lt; TSS 36-81 mg/lt; Amonia 2,70-4,38 mg/lt dan pH : 6-7. | Rekayasa | |
189 | Pembuatan Desain Instalasi Unit Pengolah Limbah Cair Industri Daur Ulang Sampah Plastik Fleksibel | 2002 | Ir. Any Setyaningsih Dra. Sri Brotoningsih Puji Lestari Irene Sri Sukaeni, B.Sc | Desain instalasi unit pengolahan limbah industri daur ulang sampah plastik fleksibel merupakan satu rangkuman instalasi pengolahan air limbah pada industri, yang terdiri dari : bak equalisasi, bak flokulasi, bak sedimentasi dan bak saringan. Penentuan instalasi tersebut diatas berdasarkan debit air limbah dari hasil studi lapangan yaitu sebesar 1,04 lt/dt bekas cucian sampah plastik fleksibel bahan pembuat pellet. Disamping itu juga berdasarkan karakteristik air limbah yang berada diatas ambang batas Baku Mutu Limbah Cair Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.660 1/02/1997. Setelah dilakukan pengolahan dengan penambahan koagulan FeCl3 6H2O 0,1% sebanyak 20 ml dan flokulan polyelektrolit 0,1% sebanyak 20 ml diperoleh hasil pengujian sebagai berikut : pH 7; COD 36 mg/lt; BOD 18 mg/lt; TSS 116 mg/lt yang sudah memenuhi Baku Mutu, sehingga air limbah tersebut sudah aman untuk dibuang di perairan umum. | Standar | |
190 | PEMBUATAN COVER CONVEYOR BELT TAHAN PANAS | 2012 | Ir. Nursamsi Sarengat L. Triyono Sri Brataningsih PL | <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal"><em><span lang="in" xml:lang="in">Conveyor belt</span></em><span lang="in" xml:lang="in"> adalah sabuk transmisi yang berfungsi menghantarkan barang atau material dari proses satu ke peroses lainnya. <em>Cover conveyor belt</em> tahan panas dibuat dari campuran pale crepe dan SBR. Tujuan dari penelitian adalah</span><span lang="in" xml:lang="in"> </span><span lang="in" xml:lang="in">m</span><span lang="sv" xml:lang="sv">endapatkan formulasi <em>cover conveyor belt</em> tahan panas dari campuran Karet alam dan<span> </span><em>Stirena Butadiene Rubber.</em></span><span lang="in" xml:lang="in"> Proses komponding<span> </span>dilakukan menggunakan two roll mill pada suhu 40º - 60ºC, p</span>roses vulkanisasi dengan hydraulic press suhu 150˚C waktu sesuai rheometer<span lang="in" xml:lang="in">. Adapun variasi pale crepe/SBR: 80/20; 70/30; 60/40; 50/50 phr dan variasi sulfur 1 dan 1,5 phr. Pengujian yang dilakukan adalah: sifat mekanik, sifat heat aging, SEM, FTIR , Tg/DTA. Hasil uji menunjukkan sifat mekanik sebelum dan sesudah aging menunjukkan hasil lebih baik pada penggunaan sulfur 1 phr, seluruh formulasi kompon dengan sulfur 1 phr, hasil uji memenuhi persyaratan IS 1891-<em>Part II Heat and Abrasion resistance conveyor belt</em>. Campuran Pale crepe dan SBR muncul peak baru (gugus fungsi C=O ). Uji Tg/DTA menujukkan reaksi eksotermis dan puncak dekomposisi vulkanisat terjadi pada suhu 520</span><span lang="in" style="font-family:Calibri, 'sans-serif';" xml:lang="in">⁰</span><span lang="in" xml:lang="in">C.</span></p> | Karet | |
191 | Pembuatan Cetakan Souvenir Plastik Sistem Injection Molding Dengan Mesin CNC BBKKP | 2010 | Sri Waskito, BSc., SE Sujarwoko Tri Rahayu Setyo Utami Pramono | Kegiatan pembuatan Cetakan Souvenir Plastik Sistem Injection molding dengan mesin CNC BBKKP bertujuan untuk membuat cetakan souvenir plastik sistem Injection molding yang mempunyai presisi baik dengan mesin CNC BBKKP. Bahan untuk pembuatan cetakan/mold berupa MS Plate S$%C, bahan pembuatan Elektrode proses EDM berupa tembaga dan bahan untuk uji coba injection molding berupa resin plastic Polipropilena. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini melalui beberapa tahapan yaitu tahap studi pustaka, studi banding, pembuatan desain souvenir, pembuatan cetakan dan uji coba cetakan dengan mesin Injection Molding BBKKP. Hasil kegiatan yang dilaksanakan berupa satu unit cetakan souvenir plastic system injection molding dengan mesin CNC BBKKP dengan ukuran Cavity plate dan core plate (panjang x lebar = 270x250 mm) untuk souvenir plastic dengan logo Kementrian Perindustrian dan logo BBKKP. Cetakan telah diuji coba menggunakan mesin injection molding BBKKP dengan bahan resin plastic polipropilena dan PVC. | Plastik | |
192 | Pembuatan CD Interaktif dan Web System Guna mendukung Promosi BBKKP | 2011 | Sita Azizah Wahyuni, ST., Eko Sulistiyo Wibowo, ST. | Pembuatan CD interaktif dan Web system guna mendukung promosi BBKKP dilaksanakan untuk menyediakan informasi yang ada di BBKKP. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah memperbaharui website BBKKP dari sisi desain tampilan agar lebih menarik, dari sisi kejelasan sitemap, dan dari sisi kelengkapan konten yang biasa di-update melalui CMS ( Content management system ) dan mengembangkan media promosi yang lebih interaktif dan lengkap mengenai profil BBKKP berupa CD interaktif. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan program Software Macromedia Flash 8, Software adobe Flash, Software CorelDraw X5, Software Nero Burning ROM, Software Adobe Photoshop CS3, Softare Adobe premiere, Software PHP dan MySQL. Model informasi yang dihasilkan bentuk CD interaktif yang berisi profil BBKKP yang dapat digunakan sebagai sarana promosi BBKKP dan Website BBKKP yangakan dapat diakses melalui situs http://www.bbkkp.go.id terdiri dari beberapa komponen dalam proses pembuatannya, yakni peta situs (sitemap), desain tampilan Web, pembuatan basis data, dan pembuatan CMS | Kulit | |
193 | PEMBUATAN BUSA LATEKS KARET ALAM MENGGUNAKAN SABUN CASTOR OIL DAN PRACIPITATED CALCIUM CARBONATE ( PCC ) | 2013 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si. Ihda Novia Indrajati, MT Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari Rihastiwi Setia Murti, S.T Muhammad Sholeh, M.Eng Indiah Ratna Dewi, S.Si Subardi | <p class="MsoNormal">Lateks karet alam adalah komoditif alam yang sangat bernilai ekonomis dan merupakan sektor industri yang sangat strategis. Lateks karet alam dapat diproduksi menjadi barang-barang seperti benang, lem, bantalan karpet, barang tipis dengan teknologi celup, cinderamata, ataupun busa lateks. Salah satu komoditi lateks karet alam yang banyak dibutuhkan oleh industri baik nasional maupun internasional adalah busa lateks. Busa lateks sangat tahan lama dan dapat memberikan tingkat kenyamanan yang tinggi saat pemakaian, serta dapat menopang beban dengan sangat baik, meskipun digunakan secara berulang-ulang dalam waktu yang sangat lama. Pembentukan dan stabilitas busa dapat dibentuk dengan penambahan bahan kimia seperti sabun, saponin dan gelatin. Promoter busa yang digunakan adalah sabun karboksilat, baik oleat, resinoleat ataupun sabun <em>castor oil</em>. Busa lateks<span> </span>yang umum diperdagangkan berwarna putih, sehingga bahan pengisi yang ditambahkan adalah bahan pengisi yang tidak hitam, seperti silica, kaolin dan kasium karbonat (CaCO<sub>3</sub>). Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan busa dari lateks karet alam menggunakan sabun <em>Castrol oil</em> dan <em>Pracipited calcium Carbonate. </em></p> <p class="MsoNormal">Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lateks karet alam dengan KKK 60%, Ionol, Sulfur, ZDEC, Nano Pracipited calcium Carbonate (PCC), TiO<sub>2</sub>, DPG, ZnO, NSF, castor oil, NaOH, etanol, NaCl, dan aquadest. Kegiatan penelitian dibagi menjadi tahapan aktivasi pembuatan sabun dari castor oil, desain dan trial formulasi, penelitian dan analisa data. Data hasil pengujian dibandingkan dengan SNI 06-099-1989 Karet Busa Lateks Tipe Medium dan ASTM D1055-09. Standard Specification for Flexible Celluler Materials – Lateks Foam untuk menentukan formulasi terbaik.</p> <p class="MsoNormal">Hasil penelitian menunjukan teknologi pembuatan busa lateks belum memiliki keterulangan proses produksi yang baik, dan sifat fisik busa lateks yang dihasilkan belum dapat diuji.<br /></p> | Karet | |
194 | Pembuatan Blend PVC dan Nitril untuk O Ring | 2011 | Ir. Arum Yuniari, Ir. Nursamsi Sarengat | Blend PVC dan NBR merupakan thermoplastic elastomer yang dapat digunakan sebagai bahan baku seal O ring. Seal O ring adalah salah satu komponen dalam permesinan yang berfungsi sebagai penyekat untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruang yang bertekanan dan berfluida. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui formulasi seal O ring dari blend PVC daqn NBR yang memenuhi persyaratan ASTM D 2000. Spesifikasi teknis seal O ring. Seal O ring dibuat dengan mencampur PVC dan NBR menggunakan two roll mill dengan suhu 60-85ºC. Proses vulkanisasi dilakukan pada suhu 160°C dan tekanan 150 kg/cm2. Adapun variasi dari penelitian adalah : NBR/PVC : 90/10; 85/15; 80/20; 75/25; 70/30 dan 65/35 phr, sebagai kompatibiliser digunakan maleat anhidrat dengan variasi : 4 dan 5 phr. Blend PVC dan NBR diuji sifat fisis meliputi tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampat tetap sebelum dan sesudah aging dan perendaman dalam fuel. Uji morfologi dilakukan terhadap SEM maupun FTIR. Hasil uji menunjukan bahwa kompatibiliser maleat anhidrat mampu meningkatkan sifat fisis. Penambahan NBR meningkatkan swelling dan sifat fisis. Penambahan PVC meningkatkan ketahanan terhadap pengusangan. Microgarf SEM menunjukan permukaan campuran merata dan kompatibel. Analisa FTIR menunjukan terbentuk gugus fungsi OH pada panjang gelombang 3468 cm-1. Formulasi blend PVC dan NBR untuk seal O ring yang memenuhi persyaratan ASTM D 2000, adalah NBR 80 phr, PVC,20 phr, MAH 4 phr, DOP 25 phr, Ca stearat 3 phr, ZnO 3 phr, asam stearat 25 phr, MTQ 2 phr, MBTS 1 phr, TMT 0,5 phr, carbon black 40 phr, DCP 0,2 phr dan sulfur 1,5 phr. Kata kunci : NBR, PVC,maleat anhidrat, grafting, seal O ring. | Plastik | |
195 | Pembuatan Bahan Penyamak Nano Nabati | 2011 | Sri Waskito, B.Sc, SE., Ir. Herminiwati, MP | Sampai saat ini bahan penyamak nabati powder hasil ekstrak kulit kayu akasia masih import. Penggunaanya secara konvensional dilaksanakan dengan mengekstrak babakan kulit kayu secara langsung sehingga tidak praktis, memerlukan proses yang lama dan inkonsisten mutunya. Penelitian ini bertujuan untuk memebuat bahan penyamak nano nabati dari ekstrak kulit kayu akasia. Proses pembuatannya dilakukan melalui tahapan pengecilan ukuran kulit kayu akasia ( 16,7 mm x 4,9 mm x 1,8 mm), ekstraksi kulit kayu akasia secara counter current menggunakan air 1 : 3 dengan suhu air awal 80°C sehingga diperoleh ekstrak dengan kekentalan 6°Be. Pengeringan dilakukan dengan spray dryer, serbuk hasil spray dryer diukur partikelnya dengan particle Size Analyser, kemudian diteruskan dengan pengecilan ukuran menggunakan Plannetary Ball Mill (PBM) selama 6 jam sehingga diperoleh partikel berukuran 63,3 – 90,8 nm. Berbagai bahan penyamak nabati diaplikasikan dalam proses penyamakan nabati pada kadar 15, 20,25%. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan ekstrak cair kulit kayu akasia dan dengan nilai suhu pengkerutan 85°C dan derajad penyamakan 85,06%. Ekstrak nano nabati kulit kayu akasia ternyata sulit larut dlam air sehingga membutuhkan variasi dispersan atau suhu pelarut bahan penyamak agar bahan penyamak dapat masuk dlam jaringan kulit yang disamak. Kata kunci : Bhana penyamak, nano nabati, kulit kayu akasia, ekstraksi planetary | Kulit | |
196 | Pembuatan Alat Pencacah Sampah Plastik Jenis Fleksibel (Kantong Plastik) | 2001 | Ir. Arum Yuniari Ir. Niken Karsiati Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari | Pada pembuatan alat pencacah sampah plastik fleksibel dimaksudkan untuk mencacah sampah plastik fleksibel (plastik film atau sheet) dengan tebal ? 0.2 mm sehingga menjadi serpihan-serpihan kecil agar siap dimasukkan dalam mesin pelletizer. Adapun kapasitas dari alat pencacah sampah plastik fleksibel adalah 40-50 kg dengan spesifikasi teknis : motor 5,5 HP 220/380 volt, dimensi mesin panjang 1000 mm, lebar 500 mm dan tinggi 1650 mm, pisau tetap 2 buah ukuran (300 x 80 x 19) mm bahan baja ST 30 dilapisi nikko stell HV 600, peralatan dilengkapi saringan dengan diameter 15 mm. Sedangkan untuk pengering cacahan plastik (oven) mempunyai dimensi panjang 2500 mm, lebar 1000 mm dan tinggi 750 mm dilengkapi blower ? PK dan kompor minyak, oven mempunyai kapasitas 50 kg. | Sistem Mutu | |
197 | Pembuatan Alas Kaki untuk Kebutuhan Khusus | 2014 | Sri Waskito., B.Sc., SE (Koordinator) Drs. Ir. Prayitno., Apt., M.Sc (Peneliti Utama) Ir. Arum Yuniari(Peneliti) | <div align="justify">Telah dilakukan penelitian untuk pembuatan sepatu kebutuhan khusus bagi penderita cacat kaki baik cacat-cacat kaki yang standar maupun cacat kaki bawaan yang belum terstandar atau yang disebabkan oleh adanya penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan terjadinya perubahan pada bentuk kaki. Dalam penelitian ini digunakan model dari 4 (empat) penderita cacat kaki meliputi: Cacat kaki dengan tinggi/panjang berbeda dengan Hallux Valgus, Cacat kaki berbeda panjang, Telapak kaki berbeda panjang dengan jari jempol kearah atas, dan Cacat kaki berbeda besarnya. <br /> Adapun tahapan pembuatan sepatu khusus berturut-turut sebagai berikut: <br /><ol><li>Pengukuran kaki Model untuk mengumpulkan data kaki, untuk menghasilkan bentuk pola sol dalam sebagai dasar pembuatan acuan dan estimasi dari gerakan kaki, </li> <li>Pembuatan desain, </li> <li>Tracing telapak kaki, untuk mempermudah menentukan tipe pola kaki yang sesuai, </li> <li>Pembuatan pola telapak kaki untuk memperbaiki sifat kecacatan kaki dan biomekanis, </li> <li>Membuat acuan sesuai pola telapak kaki dengan pertimbangan, toe spring, tinggi hal, lingkar gemur, lingkar gemuk sesuai kecacatan kaki, </li> <li>Mengkopi acuan untuk pembuatan pola, </li> <li>Membuat pola bagian atas sepatu, </li> <li>Membuat bagian atas sepatu, </li> <li>Membuat bagian bawah sepatu, </li> <li>Merakit bagian atas dan bawah, dan </li> <li>Finishing</li> </ol> Dari penelitian, diperoleh 4 jenis sepatu masing-masing dengan 3(tiga) pasang desain, dari hasil penilaian dari para panelis disimpulkan ketiga desain responden menyatakan tidak terdapat beda nyata dalam kesesuaian desain.</div> | Alas Kaki | |
198 | Pembuatan Acuan Sepatu Multi Toe | 2017 | Tri Kanthi Rochmadianto, S. Sn. Hardjaka, A. Md. Haris Nur Salam, A. Md., S. Pd. Ahmad Bion, A. Md. Sugiyanto, A. Md. TK. | Acuan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cetakan, dalam ilmu persepatuan adalah alat untuk mengukur bentuk sepatu. Acuan merupakan sarana penting pada proses pembuatan sepatu terutama untuk kenyamanan sepatu untuk kaki. Acuan sepatu dapat dibuat dari bahan kayu, logamdan plastik. Acuan sebagai sarana yang penting untuk pembuatan sepatu perluadanaya inovasi yang mampu memberikan nilai tambah. Dalam kegiatan ini pengembangan acuan terutama teknologi acuan sangat diperlukan untuk memberikan teknologi yang inovatif sehingga dapat diwujudkan suatu bentuk nilai tambah pada acuan tersebut. Acuan sepatu multi toe diharapkan dapat memberikan nilai tambah dengan adanya inovasi teknologi pada konstruksi acuan sepatu multi toe. Untuk itu perlu dianalisa teknologi pembuatan acuan sepatu multi toe ini , yang mana dari hasil analisa tersebut dapat digunakan sebagai dasar dapalam pembuatan acuan sepatu multi toe. | - | |
199 | Pembentukan Inkubator Bisnis Penyamak Kulit | 2004 | Ir. Titik Purwati Widowati, MP Drs. Suprapto, MM Sukaryono Thomas Tukirin | Program ini baru merupakan tahap embrio terhadap program inkubator yang digariskan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dengan tujuan terciptanya satu embrio pengusaha baru di bidang usaha pembuatan kulit pikel dari peserta inkubator. Sasaran program ini adalah menciptakan lapangan kerja bidang pengolahan kulit dan sebagai usaha optimalisasi pengembangan potensi usaha perkulitan di daerah. Pembentukan inkubator bisnis ini didahului dengan pra=inkubasi berupa penelitian pembuatan kulit pikel. Penelitian tersebut dilakukan atas dasar kondisi industri penyamakan kulit umumnya lebih suka membeli kulit pikel. Kulit pikel yang dikehendaki mempunyai warna putih terang dan berkualitas. Jenis agensia penghilang kapur (deliming agent) yang digunakan masing-masing ZA 2% (I). NH4Cl 2% (II) NaHSO 2% (III). ZA 1% dan NH4Cl 0,5% (IV) serta ZA 1% dan NH4Cl 1% (V). Setelah dievaluasi berdasar kualitas, warna dan tingkat penerimaan panelis, serta beban cemaran limbahnya, kulit pikel dengan perlakuan II (penggunaan NH4Cl 2%) paling dapat diterima konsumen. Formula pembuatan kulit pikel ini digunakan sebagai formula dasar dalam pelatihan pembentukan inkubator. Penyelenggaraan pelatihan inkubasi dilaksanakan 7 Juli sampai dengan 3 Oktober 2003, diikuti oleh lima peserta dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah pelatihan selesai , peserta telah dapat mensortasi kulit mentah, mengawetkan kulit mentah, memproses kulit pikel dalam berbagai skala produksi dan mensortasi kulit pikel dengan baik. Pemasaran kulit pikel langsung ke industri penyamakan kulit mengalami kesulitan karena jumlah pikel yang dapat dipasok hanya sedikit. Industri penyamakan kulit menghendaki jumlah pasokan minimal untuk satu partai produksi mereka (minimal 1000 lembar). Selain umumnya industri-industri ini juga telah mempunyai pemasok yang tetap. Pengusaha kulit pikel pemula diharapkan berhubungan lebih dulu dengan pemasok lama, atau pemasok pikel lama yang tadinya tidak melakukan proses pembuatan kulit pikel sendiri itu yang ditingkatkan kemampuannya agar dapat melakukan proses pembuatan kulit pikel sendiri. Penjualan kulit pikel tidak dilakukan secara tunai, tetapi dengan cek mundur minimal 2 bulan. Hasil monitoring telah ada dua embrio dari hasil pelatihan. | Kulit | |
200 | PEMBENTUKAN INKUBATOR BISNIS PEMBUATAN SEPATU | 2006 | Rosma Radjagukguk, B.Sc, SE., Murjilah, SE, Haris Nur Salam, A.Md., Junjung Ponco Purwandono, SE. | Rosma Radjagukguk, B.Sc, SE., Murjilah, SE, Haris Nur Salam, A.Md., Junjung Ponco Purwandono, SE. | Kulit |