# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
181 | Pemanfaatan limbah pertanian serbuk sabut kelapa (Cocodust) untuk pembuatan komposit karet | 2005 | Ir. Penny Setyowati, MP Dra. Sri Nadilah Hernadi Surip, B.Sc. Ir. Any Setyaningsih | Abstrak: Penelitian dengan judul ?Pemanfaatan Limbah Pertanian serbuk sabut kelapa (cocodust) untuk pembuatan komposit karet? bertujuan memanfaatkan serbuk sabut kelapa (cocodust) untuk pembuatan komposit cocodust ? karet lateks sebagai bahan peredam suara dan komposit cocodust-karet padat untuk karpet karet. Penelitian pertama mengenai komposit cocodust-karet lateks untuk peredam suara secara garis besar menggunakan teknologi pembuatan papan partikel yaitu mencapur cocdust sebagai bahan solulose dengan kompon lateks sebagai bahan perekat dengan perbandingan cocodust : kompon lateks divariasi berturut-turut 1 : 1 dan 1 : 1,5, kemudian dicetak dan dipres dengan tekanan variasi berturut-turut 70,90 dan 110 kg/Cm2, setelah itu dijemur selama 3 x 8 jam, dilanjutkan proses vulkanisasi untuk mematangkan kompos lateksnya pada suhu 100 0C selama 3 jam. Hasil optimun dicapai pada perbandingan cocodust : komp. Lateks = 1 : 1 dan tekanan pengepresan 90 kg/Cm2 (komposit dengan kode P 90) dengan sifat fisik kerapatan 0,4933 g/Cm3, kadar air 7,9437%, kuat lentur 4,8802 kg/Cm2, kuat tarik tegak lurus 1,3409 kg/Cm2, kuat pegang skrup 4,528 kg, kemampuan menyerap suara (sound absorption) pada 125 Hz mencapai 95,4% dan hasil kemampuan dipaku baik (tidak retak ). Cara uji merujuk SNI 03-2105-1996 ? Mutu Papan Partikel ?SNI 15-0233-1984? Mutu dan cara uji Lembaran Serat Semen ? dan JIS A 1405-1988 ?Methods of Test for Sound Absorption of Acoustical Materials by The Tube Method?. Penelitian kedua mengenai komposit cocodust ? karet padat untuk karpet karet menggunakan teknologi komponding karet, formulasi berbasis karet, RSS dengan variable jumlah cocodust sebagai bahan pengisi berturut?turut 30,40,50,60 dan 70 phr, bahan aditip lainnya tetap. Kompon komposit cocodust-karet pada yang dihasilkan divulkanisasi pada suhu 150 0C, tekanan 150 kg/Cm2 dalam waktu 10 menit. Hasil optimum dicapai pada penggunaan cocodust 50 phr (komposit dengan kode KKIII) dengan sifat fisika tegangan putus 61,8257 kg/Cm2, perpanjangan putus 306%, kerapatan masa 1,1667 g/Cm3, kekerasan 71,45 shore A, ketahanan papatan 212,9131 N/Cm2, pampat tetap 7,3856% dan ketahanan terhadap pengusangan dipercepat memberikan hasil baik ( tidak retak ). Cara uji merujuk pada SNI 12-1000-1989 ?Karpet karet? | Standar | |
182 | Pembentukan inkubator bisnis penyamakan kulit wet blue. | 2005 | Sri Waskito, B. Sc Drs. Suprapto, MM Tomas Tukirin MM Ch. Riningsih, B.Sc | Kegiatan ini merupakan realisasi program pengembangan usaha bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang sudah digariskan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan melalui program Pembentukan Inkubator. Tujuan kegiatan ini adalah membentuk pengusaha kecil baru yang bergerak dibidang pembuatan kulit wet blue, menyiapkan SDM yang berkemampuan dan berketrampilan dibidang pembuatan kulit wet blue. Sasaran kegiatan ini adalah menciptakan lapangan kerja dibidang proses pengolahan kulit. Pembentukan inkubator bisnis ini didahului dengan kegiatan pra inkubator yang berupa uji coba kulit wet blue guna mendapatkan formula proses yang menghasilkan kulit wet blue dengan muitu yang sama dengan kulit wet blue yang dipasaran (buatan pabrik penyamakan kulit). Formula proses yang dipilih adalah formula penyamakan dengan 8% bahan penyamakan khrome yang dihitung dari berat kulit pickle , yang selanjutnya dipakai sebagai formula proses dalam pelatihan teksnis inkubasi pembuatan kulit wet blue. Pelatihan teknis inkubasi diselenggarakan selama 30 hari dari tanggal 2 Agustus?14 September 2004 dengan jmlah peserta sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri dari 4 (empat) peserta dari daerah Propinsi DIY dan 1 (satu) orang dari daerah Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Sesudah mengikuti pelatihan Teknis. Inkubasi, semua peserta telah mampu membuat kulit wet blue yang sudah dapat dijual di pasaran, yang mempunyai sifat masak dengan penyusutan 0% dan suhu pengkerutan yang tinggi yaitu rata-rata 1180 C. Peserta juga telah dapat melakukan sortasi mutu kulit mentah dan kulit wet blue serta pengukuran kulit wet blue. Dari hasil monitoring, serta pelatihan secara bersama?sama telah melakukan proses kulit wet blue hasil praktek menjadi kulit suede dan kulit jaket yang kemudian dipasarkan ke Bali dan dijual dalam bentuk jaket di Daerah DIY dan Purwokerto. Dan diantara peserta pelatihan telah ada 2 (dua) embrio pengusaha kecil bidang pembuatan kulit finish. | Kulit | |
183 | Pembentukan inkubator bisnis atasan sepatu | 2005 | Saryoto, B.Sc. Ir. V. Sri Pertiwi R, MP Suko Pratomo, B.Sc Poniman | Program kegiatan dengan judul PEMBENTUKAN INKUBATOR BISNIS PEMBUATAN SEPATU adalah bagian dari kegiatan Proyek PPTIKKP tahun 2004 di Balai Besar Kulit , Karet dan Plastik. Tujuan kegiatan ini untuk menumbuhkan usaha kecil pembuatan sepatu dan menciptakan lapangan kerja di bagian pembuatan sepatu. Target dan kegiatan ini adalah tumbuhnya 1 ( satu) wiraswasta kecil baru pembuat sepatu dari 5 (lima) ?tenant? inkubator. Dari rekrutmen peserta dengan pendekatan formal dan observasi perorangan, dapat dipilih 5 (lima) orang ?tenant? incubator dari 7 (tujuh) orang pelamar (pemohon). Pelatihan teknis dan teknologi pembuatan sepatu serta management produksi, pemasaran dan kewirausahaan yang diselenggarakan di BBKKP selama 30 hari efektif mampu diserap dan memberikan bekal ketrampilan, kerajinan melalui praktek masing-masing membuat 7 (tujuh) pasang sepatu dan alas kaki. Bimbingan dan monitoring dengan mengupayakan berbagai fasilitas untuk dapat menjadi wiraswasta dalam pembuatan sepatu, maka sampai bulan Nopember 2004, 2 (dua) orang berhasil membuka usaha pembuatan sepatui dan 3 (tiga) orang merasa belum cukup berani untuk membuka usaha pembuatan sepatu, sehingga perlu menggali pengalaman dan permodalan dengan cara bekerja di perusahaan alas kaki/sepatu. | Kulit | |
184 | Mutu Produk kulit untuk penyusunan RSNI | 2005 | Ir. Hj. Siti Rochani Ir. Niken Karsiati Ir. Emi Sulistyo Astuti Irene Sri Sukaeni, B.Sc. | Abstrak: Penelitian mutu produk kulit untuk penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia bertujuan untuk mengetahui mutu produk kulit untuk alas kaki dan melakukan pengkajian Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah diterapkan oleh industri. SNI yang dikaji ulang meliputi 3(tiga) buah SNI produk alas kaki yaitu : SNI 12-3361-1994. Sepatu pria dan kulit model derby sistem lem, SNI 12-0073-1995, Sepatu Pria dari kulit model pantopel sistem lem, SNI 12-2942-1992, sepatu wanita dari kulit model pantopel sistem lem. Kaji ulang dilakukan berdasarkan ISO Guide 7 ( Pedoman KAN 14-2001) dan Pedoman BSN 8-2000. Tahapan-tahapan penelitian meliputi : penelusuran pustaka standar, survey dan pengambilan contoh, penyiapan contoh uji, pengujian dan kaji ulang SNI. Hasil ang yang dapat direkomendasikan adalah ketiga SNI tersebut diatas yaitu: SNI 12-3361-1994, SNI 12-0073-1995, SNI 12-2942-1992 perlu direvisi sesuai pedoman KAN 14-221 dan Pedoman BSN 8-2000. Berdasarkan rekomendasi hasil kaji ulang telah dibuat konsep revisi ketiga SNI tersebut diatas. | Kulit | |
185 | Desiminasi Penyamakan Kulit Ikan Pari di Aceh | 2005 | RB Muryanto | Abstrak: Diseminasi atau Pelatihan Penyamakan Kulit ikan Pari di Aceh dilaksanakan selama 10 hari kerja, dimulai pada tanggal 6 ? 16 September 2004 di Langsa, Kabupaten Aceh Timur. Pelatihan ini terlaksana berkat kerjasama antara Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta dengan Dinas Perindustrian dan perdagangan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, Langsa. Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Pari di Aceh diikuti oleh 20 (dua puluh ) orang peserta yang terdiri dari masyarakat nelayan, pengumpul kulit, pengusaha dan penyuluh perindustrian. Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Pari di Aceh menggunakan metode teori , diskusi dan praktek. Bahan baku, bahan pembantu serta peralatan yang digunakan dalam pelatihan ini telah disediakan oleh panitia. Hasil pelatihan atau diseminasi ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menumbuhkan perekonomian Kabupaten Aceh Timur pada khususnya dan Daerah Aceh pada umumnya. | Kulit | |
186 | Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Pari di Madura | 2005 | Ir. Primayanti | Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Pari di Kabupaten Sumenep Madura dilaksanakan 10 ( sepuluh ) hari pada tanggal 23 Agustus 2004 s/ d 2 September 2004, kerjasama antara Proyek Pengembangan dan Pelayanan teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik (PPTIKKP) dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten sumenep Madura, dengan jumlah peserta 20 ( dua puluh 0 orang, komposisi peserta terdiri dari nelayan /pengumpul ikan dan pengrajin hasil laut, tempat pelaksanaan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Sumenep Madura. Metode pelatihan menggunakan metode teori, diskusi dan praktek. Tujuan pelatihan penyamakan kulit ikan pari tersebut adalah ; 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan pemanfaatan hasil laut. 2. Peningkatan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha para nelayan dan keluarganya. 3. mengembangkan rekayasa teknologi era guna dan teknologi lokal yang spesifik yang disusuikan dengan kondisi daerah setempat dengan memperhatikan faktor lingkungan. Dan hasil evaluasi para peserta sangat tertarik akan materi yang diberikan sehingga sampai praktek pelatihan selesai jumlah peserta tetap 20 orang. Materi yang diberikan, cara penyampaian materi dan pelaksaan dinyatakan sangat menarik dan bermanfaat oleh para peserta dan peserta mengharapkan tindak lanjut kegiatan ini ke proses produksi kerajinan untuk mengurangi pengangguran. Agar tujuan tersebut berhasil dengan baik perlu adanya kerjasama antara Instansi terkait yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep Madura, Dinas Perindustrian dan Kelautan Kabupaten Sumenep Madura serta balai Besar kulit, Kart dan palstik Yogyakarta. | Kulit | |
187 | Diseminasi Pembuatan Kemasan makanan Dari plastik alat Thermoforming | 2005 | Ir. Sotja Prajati | Abstrak: Diseminasi Pembuatan Kemasan Makanan dari plastik dengan Alat Thermoformng dilaksanakan dengan tujuan untuk menyebarluaskan teknologi pembuatan kemasan plastik, meningkatkan pengetahuan dan pendapatan pengusaha industri kecil serta menumbuhkan wirausaha baru dibidang pembuatan kemasan dari plastik. Sasaran kegiatan ini adalah 15 orang pengusaha kemasan plastik yang berdomisili di DIY. Diseminasi dilaksanakan di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta Jalan Sokonandi No.9 Yogayakarta, mulai tanggal 12 Sampai dengan 17 Juli 2004. Tenaga pengajar sebagian besar adalah staf Balai besar Kulit, Karet dan Plastik. Pelajaran yang diberikan terdiri dari pelajaran teori 8 sesion dan praktek 40 session. Dari hasil evaluasi terhadap peserta disimpulkan bahwa seluruh peserta dinyatakan lulus dan berhak mendapat sertifikat. Pada umumnya peserta menghendaki adanya pelatihan lanjutan karena amat bermanfaat untuk mendukung kegiatan mereka sehari-hari. | Kulit | |
188 | Pelatihan pembuatan barang Kulit Ikan pari di Nusa tenggara Barat | 2005 | Th. Widiarti,B.Sc | Pelatihan Pembuatan Barang Kulit Ikan Pari di Nusa Tenggara Barat ini merupakan kegiatan Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, karet dan Plastik Yogyakarta. Kegiatan ini berupa pendidikan dan pelatihan terhadap 20 ( dua puluh ) orang peserta yang terdiri dari perajin dan Pembina yang berada di Mataram Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya, Pelatihan ini berlangsung dari Tangal 25 Agustus s/d 3 September 2004. Pelajaran yang diberikan meliputi 65 session, meliputi 9 session pelajaran teori dan 56 session pelajaran praktek. Pelajaran teori terdiri dari Teori Pengetahuan Pemasaran, teori Pengtahuan Permodalan, teori Pengetahuan Desain dan Pola, Teori Pengetahuan Mesin dan Alat. Teori Pengetahuan Barang Kulit, Pelajaran Praktek terdiri dari : Praktek Pembuatan Pola Baran Kulit dan Praktek Pembuatan Barang Kulit. Hasil Praktek dibuat masing-masing peserta adalah 1 ( satu 0 buah dompet pria dan 1 ( satu ) buah dompet wanita, ini diterimakan bagi peserta, sebagai contoh, untuk mereka didalam Pembuatan Barang Kulit Ikan pari. Pada akhir pelatihan, seluruh peserta yang dinyatakan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, mendapatkan sertifikat. Dari hasil pelaksanaan pelatihan ini dapat disimpulkan bahwa para perajin maupun Pembina sebagai peserta pelatihan, memberi tanggapan yang baik, bersemangat dan mengharapkan adanya tindak lanjut dengan diselenggarakannya pelatihan dalam hal pembuatan ikat pinggang, tas maupun pesrsepatuan dengan peserta yang sama, agar mereka dapat meperoleh ilmu tentang pembuatan barang kulit lebih banyak lagi, sehingga dapat mengembagkan diri dalam taraf keahlian yang lebih professional dalam memproduksi barang kulit dengan mutu yang baik. | Karet | |
189 | Sosialisasi HAKI Dan Standar di Daerah Istimewa Yogyakarta. | 2005 | Rosma Radjagukguk,B.sc | Abstrak: Pelaksanaan Sosialisasi HAKI dan Standar yang bertujuan untuk pengenalan HAKI dan standar sistem manajemen pada Industri yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta Sosialisasi diikuti 30 orang partisi yang peserta dari Kabupaten Bantul, Sleman dan DIY masing-masing 21,3 dan 6 orang : Adapun pelaksanaan Sosialisasi tersebut adalah tanggal 3 sampai dengan 10 Agustus 2004 di Yogyakarta dengan Instruktur dari Pusat pelayanan HAKI, UGM serta BBKKP Yogyakarta. Jumlah materi yang disampaikan pada sosialisasi tersebut adalah 56 sission, semua peserta dinyatakan lul.us dan mendapat sertifikat. Prospek Pelaksanaan Sisialisasi untuk ke depan sangat baik untuk di tindak lanjuti pada kempatan mendatang sehubungan respon para peserta sangat baik dengan adanya komunikasi yang interralitif antara Instruktur dan peserta. | Kulit | |
190 | Diseminasi Teknologi Pembuatan Alas Kaki dari kulit kelinci Berbulu | 2005 | Dian Dwiantari, B.sc | Diseminasi Teknologi Pembuatan Alas Kaki dari Kulit Kelinci berbulu merupakan kegiatan proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2004. Diseminasi berlangsung selama 5 (lima ) hari dari tanggal 12 s/d 16 Juli 2004 bertempat di UPT Cibaduyut Jalan Cibaduyut Raya 150, Bandung. Pelajaran yang diberikan sebanyak 40 sesion yaitu 4 session teori dan 36 session praktek. Jumlah peserta 20 orang berasal dari desa Cibaduyut dan sekitarnya dengan variasi pendidikan dari SD s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari : Teori Pembuatan desain, Pengetahuan Bahan, Teori Pembuatan Pola dan Pembuatan Grading Tangan. Praktek yang dilaksanakan berupa Praktek pembuatan Pola, pemotongan Bahan, Pembuatan kudungan, Pengerjaan Bawahan serta Finishing. Produk yang dibuat adalah sepatu anak dan selop atau sandal, evaluasi yang dilaksanakan sangat baik dan akan dilakukan monitoring untuk memantau perkembangan hasil pelatihan ini. | Kulit | |
191 | Pengembangan desain sepatu Casual dengan bahan dasar kulit kaki ayam dan kulit ikan pari. | 2005 | Ir. Puji Ediari Suryaningsih | Perkembangan model sepatu masa kini sangatlah dinamis, hal ini disebabkan oleh faktor komunikasi yang maju dengan pesat baik itu media cetak maupun elektronika dan yang serba komputerize. Ulah konsumen yang tidak mau dikatakan ketinggalan mode mendorong para desain menciptakan desain-desain yang kreatip terus menerus. ?Penemuan? bahan baku baru untuk pembuatan sepatu terus bermunculan dan yang tidak diduga sebelumnya oleh pelaku industri maupun konsumen itu sendiri memberikan inovasi tersendiri bagi desainer untuk mengembangkan desainnya. Kulit-kulit non-konvensional atau kulit-kulit eksotik misal : kulit ikan pari, kulit kaki ayam, kulit ikan kakap, bull frog, ikan kerapu mulai dikembangkan untuk desain sepatu. Daya pikat dari kulit ikan pari misalnya dari ?sisik? yang berupa bintik-bintik putih dengan bintik mahkota yang berada di tengah yang menebar pesona kemewahan bernilai tinggi, kulit kaki ayam yang bermotif eksotis dengan tekstur halusnya yang bergradasi dengan warna alamiahnya yang menawan mampu memberi nilai tambah yang sangat tinggi. Kali ini Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik mencoba kedua kulit tersebut ke desain sepatu kasual walau tidak menutup kemungkinan ke sepatu formal atau fesyen. Kegiatan ini nantinya menghasilkan sebuah katalog desain yang berisi gambar desain dari 10 desain sepatu dari kulit kaki ayam dan 10 desain sepatu dari kulit ikan pari sebagai hasil akhirnya. Katalog ini tampil berwarna dan dijilid spiral dengan cover glossy paper dan diharapkan dapat disebar luaskan ke pelaku industri persepatuan yang membutuhkan. | Desain | |
192 | Penelitian pembuatan sandal etnik dari kulit sapi samak nabati | 2005 | Ir. Puji Ediari Suryaningsih | Pembuatan sandal etnik dari kulit samak nabati sebagai kegiatan Seksi Sarana riset Kulit dan Produk Kulit tahun 2004 ini menghasilkan 6 desain sandal berikut prototipenya. Adapun kesan etnik yang dipilih adalah yang ada ditanah air (Indonesia) sendiri, dengan pertimbangan untuk menggali potensi dalam negeri yang dapat memperkaya potensi seni dan budaya nasional. Kulit samak nabati yang digunakan untuk membuat sandal tersebut dalam desainnya dikombinasi dengan bahan lain terutama yang digunakan untuk bawahan (sol) nya, mengingat harga jual yang bisa cukup mahal apabila seluruhnya dari kulit, sehingga akan mengurangi minat konsumen menengah kebawah. Dari keenam pasang sandal etnik hasil kegiatan ini semoga dapat merangsang terciptanya desain-desain lain yang lebih baik dan lebih diminati. | Desain | |
193 | Aplikasi karet riklim hasil penelitian untuk foot ? step dan ban vulkanisir kendaraan bermotor roda dua. | 2005 | Ir. Dwi Wahini Nurhayati, M.Eng | Telah dilakukan aplikasi karet hasil penelitian untuk foot step dan vulkanisasi. Tujuan penelitian ini untuk membuat kompon untuk foot step dan ban vulkanisir kendaraan bermotor roda dua. Kompon foot step dan ban vulkanisir dibuat dengan perbandingan jumlah karet RSS I dengan karet riklim hasil penelitian berturut-turut ; 100/0,75/25,50/50 dan 25/75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompon foot step yang mengandung karet riklim 25 phr atau rasio RSS I/riklim = 75/25 memiliki sifat fisis yang lebih baik dibanding foot step pasaran. Adapun sifat fisis kompon foot step terbaik yang menggunakan karet riklim 25 phr adalah sebagai berikut : tegangan putus = 126,43 kg/Cm2, perpanjangan putus =523,36%, kekerasan = 50,33 Shore A, ketahanan kikis = 2,912 mm 3/Kgm, berat jenis = 1,233 g/Cm3, pampat tetap = 4,687%. Kompon terbaik untuk ban vulkanisir diberikan oleh kompon yang menggunakan karet reklim 25 phr dengan sifat fisis sebagai berikut : tegangan putus 114,59 kg/cm2, perpanjangan putus= 560,0%, modulus 300% =6 kg/Cm2, katahanan sobek = 45,26Kg/Cm2, kekerasan = 59,0 Shore A, ketahanan kikis = 3,583 mm3/Kgm, berat jenis =1,29g/Cm3, daya rekat =47,58 N/inchi. | Alas Kaki | |
194 | Pengembangan pembuatan cetakan dari karet/lateks untuk proses cetak tuang plastik termoset. | 2005 | Ir. Penny Setyowati, MT | Kegiatan in-house research dengan judul ?Pengembangan Pembuatan Cetakan dari Karet Lateks untuk Proses Cetak Tuang Plastik Termoset? bertujuan untuk memanfaatan karet lateks sebagai bahan cetakan pengganti karet silicon yang masih merupakan komoditi impor dan harganya mahal. Adapun tahapan kegiatan litbang ini meliputi penyusuanan desain formulasi kompon lateks dengan mengunakan 2 jenis filler yaitu kaolin dan CaCo3 masing-masing divariasi berturut-turut 20, 30, dan 40 bagian berat (bb). Sedangkan bahan aditip lain dibuat tetap terdiri dari ZnO (bahan penggiat dan pengeg?l) 1 bb, Pilnox TDQ 1bb,TMT 0,75 bb, NSF 2 bb dan belerang 2 bb. Masing-masing kompon diberi notasi berdasarkan jenis filler dan jumlahnya yaitu Al, All, dan AllI untuk filler kaolin 20, 30 dan 40 bb serta BI, BII dan BIII untuk untuk filler CaCO3 20, 30, dan 40 bb. Untuk keperluan uji fisik masing-masing kompon lateks dibuat lembaran dengan tebal sekitar 2 mm dan divulkanisasi pada suhu 100 0C dalam waktu 10 menit dengan menggunakanan udara panas ( dioven). Uji sifat fisik mengacu pada SNI 06-1301-1989 ?Sarung Tangan Karet?. Berdasar hasil uji fisik yang dicapai serta pertimbangan optimalisasi penggunaan filler, maka vulkanisat yang menghasilkan sifat-sifat fisik optimal yaitu tegangan putus 211, 294 kg/cm2, perpanjangan putus 733,33%, perubahan perpanjangan putus setelah pengusangan -2,18%, perubahan perpanjangan putus setelah pengusangan -4,54%, ketahanan sobek 154,97 kg/cm2, permanent set ( perpanjangan tetap 200%) mencapai 3,87% dan ketahahan retak lentur 150 kcs menghasilkan cuplikan yang tetap baik tidak retak. Kompon lateks dengan formulasi AII ( kandungan kaolin 30 bb) diuji coba untuk pembuatan prototip cetakan produk-produk cinderamata dengan cara pengacuan celup/pelapisan dan hasilnya cukup baik, namun permukaan bagian dalam kurang halus dan mengkilat seperti cetakan karet silikon. Selanjutnya cetakan tersebut digunakan untuk mencetak produk cinderamata dari bahan plastik poliester tidak jenuh dengan cara sistem cetak tuang . | Alas Kaki | |
195 | Pemanfaatan limbah sekam padi dan serbuk sabut kelapa untuk pembuatan komposit plastik. | 2005 | Dra. Sri Nadilah | Penelitian Pemanfaatan Limbah Sekam Padi dan Serbuk Sabut Kelapa untuk Pembuatan Komposit Plastik bertujuan untuk mempelajari limbah serbuk sekam padi dan serbuk sabut kelapa sebagai bahan pengisi dan pengaruhnya terhadap sifat fisika komposit plastik. Limbah sekam padi dan serbuk sabut kelapa dikeringkan, kemudian di ?grinding? dengan ayakan nomor 0,25, diayak lagi untuk mendapatkan ukuran serbuk yang merata besarnya dengan ayakan plastik. Serbuk sekam padi dan serbuk sabut kelapa dicampur bersama plastik HDPE, Ca Stearat dan ZnO dengan jumlah serbuk sekam padi divariasi 25, 50, 75 dan 100 bagian, dan jumlah serbuk sabut kelapa divariasi : 15, 20, 25, dan 30 bagian, kedalam alat pencampur Rheocord 90 Haake, pada suhu 180o C selama 10 menit untuk kapasitas 200-250 gram. Komposit plastik yang terbentuk selanjutnya dicetak menjadi lembaran untuk contoh uji fisikanya. Hasil uji menunjukkan bahwa serbuk sekam padi dan serbuk sabut kelapa bisa digunakan sebagai bahan pengisi pada komposit plastik. Penambahan bahan pengisi menurunkan sifat kuat tarik, perpanjangan putus, kuat pegang skrup, dan kekerasan, tetapi tidak menurunkan stabilitas dimensi dan kerapatan masa sehingga komposit plastik tidak mudah retak, melintir atau bengkok dan tepat digunakan sebagai produk bahan bangunan. | Barang Kulit & Garmen | |
196 | Optimalisasi proses pengolahan biologi di unit pengolahan air limbah sitimulyo. | 2005 | I. V. Sri Pertiwi Rumiyati, MP | Kegiatan IN-HOUSE riset tahun anggaran 2004 di Seksi Alih Teknologi dan Inkubasi pada unit pengolahan Limbah Sitimulyo adalah Optimalisasi Proses Pengolahan Biologi di unit Pengolahan Air Limbah Sitimulyo. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan optimalisasi proses pengolahan limbah cair secara Biologi di IPAL Sitimulyo dan mengetahui efisiensi pengolahan limbah cair di IPAL Sitimulyo, sedangkan sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatkan upaya pengelolaan limbah cair dari kegiatan operasional unit penyamakan kulit Sitimulyo. Metode pelaksanaan penelitian meliputi pecobaan jar tes pengolahan air limbah secara kimia, pengolahan air limbah secara kimia fisika, ahlimatimasi bakteri untuk lumpur aktip, pengolahan air limbah secara biologi lumpur aktip dengan variasi umur lumpur aktip, pengujian parameter beban pencemaran dan evaluasi efisiensi penurunan beban pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan pengolahan air limbah secara kimia fisika di IPAL Sitimulyo menghasilkan efisiensi penurunan beban pencemaran terbesar TSS = 84,875% dan terkecil adalah COD = 55,92%. Kemudian penurunan beban pencemaran BOD = 56,43%; khrome total = 76,69%; sulphida (H2S) = 80,410% dan Amonia-N-NH3 = 71,658%. Pengolahan air limbah secara biologi lumpur aktip di IPAL Sitimulyo dengan kondisi pH ? 7,0-7,5, S.V. (30 menit) = 20-30% dan waktu tinggal 48 jam dapat optimal dengan umur lumpur aktip 25 hari. Efisiensi penurunan beban pencemaran N-NH3 = 74,1%; COD = 98,40%; BOD = 89,73% dan TSS = 92,80%. Dosis bahan kimia pada pengolahan kimia di IPAL Sitimulyo adalah bahan koagulan Tawas = 500 mg/l air limbah; bahan flokulan anionic polyelektrilyte = 1 mg/l air limbah dengan pH = 7,0 ? 7,5. | Standar | |
197 | Penelitian mutu sol karet cetak | 2005 | Ir. Niken Karsiati | Penelitian mutu sol karet cetak bertujuan untuk mendapatkan data hasil uji mutu sol karet cetak yang beredar di pasaran dan untuk melakukan pengkajian terhadap SNI 12-0778-1989 ?Sol karet cetak?. Tahapan penelitian meliputi penelusuran pustaka standar, sampling, penyiapan contoh uji, pengujian, evaluasi data pengujian, dan pengkajian SNI berdasarkan pedoman BSN 8-2000 dan Pedoman KAN 14-2001. Berdasarkan hasil uji mutu diketahui bahwa sol karet cetak yang beredar di pasaran masih memenuhi persyaratan SNI, sedangkan hasil kaji ulang dapat direkomendasikan bahwa SNI 12-0778-1989 ?Sol Karet Cetak? perlu direvisi. | Alas Kaki | |
198 | Rekayasa pembuatan cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua. | 2005 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati,MP | Kegiatan in-house riset tahun anggaran 2004 di Seksi Alih Teknologi dan Inkubasi pada unit Rekayasa Produk adalah Rekayasa Pembuatan Cetakan Peredam Kejut untuk Jok Kendaraan Bermotor Roda Dua. Tujuan dari riset tersebut adalah mengembangkan teknologi pembuatan cetakan peredam kejut khususnya peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor jenis motor bebek. Metode pelaksaan riset meliputi studi pustaka, study lapangan, pembuatan gambar teknis, pembuatan cetakan, uji coba dan evaluasi. Hasil riset menghasilkan satu unit cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua dengan spesifikasi teknis sebagai berikut : Bahan dari baja ST 60, type cetakan two modul plate, jenis cetakan, cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua jenis sepeda motor bebek, sistem cetakan knockdown, jumlah cavity satu, kapasitas produksi 7 buah peredam kejut/jam dengan ukuran dimensi panjang 90 mm, lebar 70 mm, tinggi 60 mm. Cetakan tersebut dapat dioperasikan dengan menggunakan bantuan alat hydraulic press dengan kondisi proses suhu (140-150)0C, tekanan (80-100) PSI, waktu (5-7) menit. Peredam kejut hasil uji coba menggunakan cetakan hasil rekayasa menunjukkan hasil yang baik dengan kekerasan (56-58) shore A. Beaya operasional penggunaan cetakan/hari sebesar Rp. 30,00 | Sistem Mutu | |
199 | Validasi metode uji pengujian Curing Time kompon karet. | 2005 | Ir. E. Ratna Utarianingrum | Oscillating Disk Rheometer berfungsi untuk menentukan karakteristik vulkanisasi dari kompon karet tervulkanisasi. Dengan menggunakan Rheometer kita dapat menentukan waktu dan suhu vulkanisasi yang optimal dan akurat sehingga kompon karet yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik. Validasi Metode Uji Pengujian Curing Time Kompon Karet bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pengujian diantara analis di LUKKAPS, Validasi Metode Uji juga akan meningkatkan profesionalisme para analis laboratorium. Standar Uji/Metode Uji yang digunakan ASTM.D. 2084-81 ?Test for Rubber Property-Vulcanization Characteristics Using Oscillating Disk Cure Meter?. Sedang evaluasi hasil uji dilakukan dengan penilaian Z-Score. Validasi Metode Uji Pengujian Curing Time Kompon Karet dilaksanakan oleh 4 (empat) orang operasionil LUKKAPS dengan kode : ana, yy, rw, dan eltri. Pengujian dilakukan dengan kondisi yang sama yaitu : upper time: 1500 C, lower time : 1500 C dan waktu pengujian : 30 menit. Evaluasi data keseluruhan empat personil ada 1 (satu) data yaitu eltri dengan nilai Z-score 2,81 sehingga dikatagorikan meragukan. Sedang hasil pengujian lainnya menunjukkan nilai Z-score anatara -2 dan +2 dengan katagori memuaskan. Evaluasi data masing-masing personil ada 2 (dua) data yaitu yy6 nilai Z-score 2,02 dan eltri2 nilai Z-score 2,02 dikategorikan meragukan. Sedang 2 (du) data yaitu rwt nilai Z score 3,37 dan eltri nilai Z- score 8,09 sehingga dikategorikan outlier. | Alas Kaki | |
200 | Validasi metode uji pengujian penthachlorophenol (PCP ). | 2005 | Ir. E. Ratna Utarianingrum | Validasi metode uji pengujian pentachlorophenol secara personal dengan metode DIN 53313 yang menggunakan detektor Electron Capture Detector (ECD) dilakukan dengan detektor Mass Spectrometer (MS) bertujuan untuk mengetahui kadar penthachlorophenol dari bermacam-macam kulit mentah tersamak. Tahap-tahap pengujian meliputi ekstraksi dengan ekstraktor Soxhlet, evaporasi, ekstraksi cair-cair, asetilasi, pemurnian dan analisis dengan GC-MS. Hasil pengujian dengan standar pentachlorophenol menunjukkan bahwa puncak pentachlorophenol muncul pada waktu retensi 12.525 dan dapat juga muncul puncak pada waktu retansi 12.317 sebagai pentachloromethoxy-Anisole, sehingga peralatan kromatograpfi gas dengan detektor spektrometer massa dapat menggantikan kromatografi gas dengan detektor penangkap elektron seperti yang disyaratkan DIN 53313 tetapi dengan kondisi operasi yang berbeda. Hasil pengujian pentachhlorophenol secara kualitatatif terhadap kulit boks, kulit jaket dan kulit sarung tangan memberikan hasil negatif. Dalam analisis ini tidak digunakan tetrachloroguaicol (TCG) sebagai standar internal untuk pengujian secara kuantitatif. | Barang Kulit & Garmen |