# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
121 | Pengembangan Formulasi Kompon Pada Pembuatan Karet Ebonit | 2003 | Ir. Penny Setyowati,M.T. Ir. Kusumo Retno Winahyu Sunarti Rahayu, B.Sc. Subardi | Pengembangan formulasi kompon pada pembuatan karet ebonit merupakan kegiatan pembuatan kompon karet ebonit dengan variasi penggunaan sulfur 30 ? 50 phr dan optimasi penggunaan karet reklaim yang dinyatakan sebagai perbandingan RSS/reklaim pada 80/20, 70/30 dan 60/40 Phr/Phr. Karet ebonit yang dihasilkan diaplikasikan untuk lempeng PCB atau isolator listrik dan tutup hak sepatu wanita. Penggunaan sulfur 30 phr dan perbandingan RSS/reklaim 20/80 menghasilkan vulkanisat dengan hasil uji memenuhi klasifikasi kelompok 2 versi ASTM D2135 yaitu tegangan putus = 32,341 Mpa, perpanjangan putus = 40 %, kekerasan shore A = 87,8 dan pukul takik = 10,7 Nm/m. | Alas Kaki | |
122 | Pemanfaatan Cashew Nut Shell Liquid (CNSL) Sebagai Substitusi Bahan Baku Dan Bahan Pembantu Karet | 2004 | Ir. Herminiwati, M.P. Ir. Dwi Wahini Nurhayati, M.Eng Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari A s r i | Penelitian Pemanfaatan Cashew Nut Shell Liquid (CNSL )Sebagai Substitusi Bahan Baku dan Bahan Pembantu Karet bertujuan untuk memanfaatkan CNSL sebagai bahan substitusi karet dalam pembuatan kampas rem dan sebagai bahan bantu proses (plasticizer) dalam pembuatan sol sepatu. Formula untuk pembuatan kampas rem terdiri dari serta asbestos 44,0 ? 65,0 bagian, friction dust 10 bagian , barium sulfat 13,5 ? 15 bagian, heksamin 1,0 bagian dan binder 34,25 bagian. Formula binder terdiri dari CNSL masak 225,0 bagian, fenol 23,5 bagian, paraformaldehid 18,0 bagian, NaOH 2,5 bagian dan aquadest 12,0 bagian. Binder dibuat dengan cara memanaskan CNSL terlebih dulu pada suhu 120oC selama 1 jam kemudian didinginkan sampai suhu lebih kurang 50oC. Selanjutnya masukkan berturut-turut formaldehid, NaOH yang telah dilarutkan dengan aquadest, dan fenol. Pencampuran dilakukan sambil terus diaduk dan kemudian dipanaskan pada suhu 150oC selama 30 menit. Untuk pembuatan sepatu dengan plasticizer CNSL digunakan formula yang terdiri dari karet alam RSS 100 phr, karbon black 50 phr, minyak minarex B 0-10 phr, CNSL masak 0 ? 10 phr, asam stearat 0,5 phr, zink oksida 5 phr, parafin wax 0,5 phr, MBTS 1 phr, antioksidan 1 phr, dan belerang 2 phr. Proses komponding dilakukan dengan two roll mill, sedangkan vulkanisasi dilakukan pada suhu 150oC dan tekanan 150 kg/cm2. Kampas rem diuji berdasarkan SNI 09-2775-1992; cara Uji Massa Jenis Kampas Rem Cakram dan Kampas Rem Teromol untuk Kendaraan Bermotor, SNI 09-2663-1992 : Cara Uji Ketahanan terhadap Air, Larutan garam, Minyak pelumas, dan Cairan rem untuk Kendaraan Bermotor, dan SNI 09-2774 -1992 : Test Procedure of Porosity for Brake Linings and Pads of Automobiles. Sol sepatu diuji berdasarkan SNI 12 ? 0172 ? 1987 : Sepatu Kanvas untuk umum. CNSL dapat digunakan untuk substitusi bahan baku karet dalam pembuatan kampas rem kendaraan bermotor dan formulasi terbaik terdiri dari serat asbestos 58 bagian, friction dust 10 bagian, barium sulfat 13,5 bagian, heksamin 1 bagian, dan binder 34,25 bagian. Hasil uji formulasi kampas rem terbaik berturut -turut adalah massa jenis 1,50; porositas 12,99%; ketahanan terhadap air 2,50%; ketahanan terhadap larutan garam 2,20%; ketahanan terhadap oli 1,84%; ketahanan terhadap minyak rem 1,58%. Selain itu CNSL juga dapat digunakan untuk plasticizer dalam pembuatan sol sepatu dan formulasi terbaik terdiri dari karet alam RSS 100 phr, karbon black 50 phr, CNSL masak 5 phr, asam stearat 0,5 phr, zink oksida 5 phr, parafin wax 0,5 phr, MBTS 1 phr, antioksidan 1 phr, dan belerang 2 phr. Sifat fisis formulasi sol terbaik berturut-turut adalah kekerasan 62,33 Shore A, tegangan putus 136,4 kg/cm2, perpanjangan putus 198,29%, ketahanan sobek 63,56 kg/cm2, bobot jenis 1,136 g/cm3, perpanjangan tetap 6,40%, ketahanan kikis Grasselli 0,7111mm3/kgm dan tidak retak pada uji ketahanan retak lentur 150kcs. | Alas Kaki | |
123 | Pengembangan Pemanfaatan Limbah Serbuk Sabut Kelapa (Coco Dust) Untuk Pembuatan Bantalan Karet | 2004 | Ir. Penny Setyowati Ir. Anny Setyaningsih Hernadi Surip, B Sc S u m a r n o, BA | Pengembangan pemanfaatan limbah serbuk sabut kelapa (cocodust) untuk pembuatan bantalan karet bertujuan untuk mengolah limbah cocodust menjadi produk yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Secara garis besar prinsip dari pengolahan ini adalah mencampur cocodust sebagai bahan selulose dengan karet lateks sebagai bahan perekat, kemudian dicetak disertai dengan pengepresan , setelah itu dijemur, dilanjutkan proses vulkanisasi untuk mematangkan karet lateks pada suhu 100o C selama 2 ? 4 jam. Penelitian/pengembangan dilakukan dengan variasi perbandingan cocodust : kompon lateks berturut-turut 1 : 0,5 ; 1 : 1 ; 1 : 1,5 dan 1 : 2. Hasilnya berupa lembaran/bantalan cocodust berkaret dan diuji sifat fisikanya meliputi : kerapatan (g/cm3), kadar air (%), kuat lentur (kg/cm2), kuat tarik tegak lurus (kg/cm2), pengembangan tebal (%), kemampuan dipaku, pampat tetap (%), kuat pegang sekrup (kg) dan kemampuan menyerap suara (%). Hasil yang optimum dicapai pada perbandingan 1 : 1 dan 1 : 1,5 digunakan untuk bahan peredam (eternit peredam) dan pada perbandingan 1 : 2 untuk supporting material pada bantalan furnitur. | Alas Kaki | |
124 | Penelitian Pembuatan Kompon Rol Karet Mesin Fleshing Industri Penyamakan Kulit. | 2002 | Ir. H. Hadi Mustofa Ir. Ismiati Sumarno, B.Sc | Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi kompon karet yang dapat memenuhi persyaratan Mutu Roll Karet Mesin Penyamakan Kulit. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasi penggunaan bahan pengisi penguat hard clay 10 phr, 15 phr, 20 phr, 25 phr, dan 30 phr, dari lima macam kompon tersebut dilihat dari kekerasannya belum ada yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam SNI.06 ?1846 ? 1990, yang kekerasan mesin fleshing adalah sebesar 30 ? 35 shore A. Pada kompon ke VI dengan menambah penggunaan Napthenic Oil 20 phr, maka kekerasan dapat mendekati persyaratan yang ditetapkan. | Alas Kaki | |
125 | Validasi metode uji pengujian Cr +6 dalam kulit. | 2005 | Ir. Ratna Utarianingrum | Penelitian mengenai validasi metode uji chrome hexavalen dalam kulit bertujuan untuk membuktikan bahwa metode uji tersebut mempunyai sensitivitas yang tinggi dan dapat memberikan hasil uji yang valid. Dalam penelitian ini yang digunakan bahan uji adalah kulit samak krome, sedangkan metode uji yang dipakai adalah colorimetri dipherylcarbazide dengan penambahan gas inert (Nitrogen) untuk menghilangkan udara dan colorimetri diphenylecarbazide tanpa penambahan gas inert. Hasil validasi manunjukan bahwa metode uji colorimetri diphenylcarbazide tanpa penambahan gas inert menghasilkan data uji dengan sebaran yang homogen dan hasil uji optimal hasil ini dudukung oleh analisa statistik dengan Robust Test dengan Z Score adalah -0,7238 sampai 0,5387 menurut ISO Guide dinyatakan memuaskan. | Alas Kaki | |
126 | Validasi metode uji pengujian Curing Time kompon karet. | 2005 | Ir. E. Ratna Utarianingrum | Oscillating Disk Rheometer berfungsi untuk menentukan karakteristik vulkanisasi dari kompon karet tervulkanisasi. Dengan menggunakan Rheometer kita dapat menentukan waktu dan suhu vulkanisasi yang optimal dan akurat sehingga kompon karet yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik. Validasi Metode Uji Pengujian Curing Time Kompon Karet bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pengujian diantara analis di LUKKAPS, Validasi Metode Uji juga akan meningkatkan profesionalisme para analis laboratorium. Standar Uji/Metode Uji yang digunakan ASTM.D. 2084-81 ?Test for Rubber Property-Vulcanization Characteristics Using Oscillating Disk Cure Meter?. Sedang evaluasi hasil uji dilakukan dengan penilaian Z-Score. Validasi Metode Uji Pengujian Curing Time Kompon Karet dilaksanakan oleh 4 (empat) orang operasionil LUKKAPS dengan kode : ana, yy, rw, dan eltri. Pengujian dilakukan dengan kondisi yang sama yaitu : upper time: 1500 C, lower time : 1500 C dan waktu pengujian : 30 menit. Evaluasi data keseluruhan empat personil ada 1 (satu) data yaitu eltri dengan nilai Z-score 2,81 sehingga dikatagorikan meragukan. Sedang hasil pengujian lainnya menunjukkan nilai Z-score anatara -2 dan +2 dengan katagori memuaskan. Evaluasi data masing-masing personil ada 2 (dua) data yaitu yy6 nilai Z-score 2,02 dan eltri2 nilai Z-score 2,02 dikategorikan meragukan. Sedang 2 (du) data yaitu rwt nilai Z score 3,37 dan eltri nilai Z- score 8,09 sehingga dikategorikan outlier. | Alas Kaki | |
127 | Penelitian mutu sol karet cetak | 2005 | Ir. Niken Karsiati | Penelitian mutu sol karet cetak bertujuan untuk mendapatkan data hasil uji mutu sol karet cetak yang beredar di pasaran dan untuk melakukan pengkajian terhadap SNI 12-0778-1989 ?Sol karet cetak?. Tahapan penelitian meliputi penelusuran pustaka standar, sampling, penyiapan contoh uji, pengujian, evaluasi data pengujian, dan pengkajian SNI berdasarkan pedoman BSN 8-2000 dan Pedoman KAN 14-2001. Berdasarkan hasil uji mutu diketahui bahwa sol karet cetak yang beredar di pasaran masih memenuhi persyaratan SNI, sedangkan hasil kaji ulang dapat direkomendasikan bahwa SNI 12-0778-1989 ?Sol Karet Cetak? perlu direvisi. | Alas Kaki | |
128 | Pengembangan pembuatan cetakan dari karet/lateks untuk proses cetak tuang plastik termoset. | 2005 | Ir. Penny Setyowati, MT | Kegiatan in-house research dengan judul ?Pengembangan Pembuatan Cetakan dari Karet Lateks untuk Proses Cetak Tuang Plastik Termoset? bertujuan untuk memanfaatan karet lateks sebagai bahan cetakan pengganti karet silicon yang masih merupakan komoditi impor dan harganya mahal. Adapun tahapan kegiatan litbang ini meliputi penyusuanan desain formulasi kompon lateks dengan mengunakan 2 jenis filler yaitu kaolin dan CaCo3 masing-masing divariasi berturut-turut 20, 30, dan 40 bagian berat (bb). Sedangkan bahan aditip lain dibuat tetap terdiri dari ZnO (bahan penggiat dan pengeg?l) 1 bb, Pilnox TDQ 1bb,TMT 0,75 bb, NSF 2 bb dan belerang 2 bb. Masing-masing kompon diberi notasi berdasarkan jenis filler dan jumlahnya yaitu Al, All, dan AllI untuk filler kaolin 20, 30 dan 40 bb serta BI, BII dan BIII untuk untuk filler CaCO3 20, 30, dan 40 bb. Untuk keperluan uji fisik masing-masing kompon lateks dibuat lembaran dengan tebal sekitar 2 mm dan divulkanisasi pada suhu 100 0C dalam waktu 10 menit dengan menggunakanan udara panas ( dioven). Uji sifat fisik mengacu pada SNI 06-1301-1989 ?Sarung Tangan Karet?. Berdasar hasil uji fisik yang dicapai serta pertimbangan optimalisasi penggunaan filler, maka vulkanisat yang menghasilkan sifat-sifat fisik optimal yaitu tegangan putus 211, 294 kg/cm2, perpanjangan putus 733,33%, perubahan perpanjangan putus setelah pengusangan -2,18%, perubahan perpanjangan putus setelah pengusangan -4,54%, ketahanan sobek 154,97 kg/cm2, permanent set ( perpanjangan tetap 200%) mencapai 3,87% dan ketahahan retak lentur 150 kcs menghasilkan cuplikan yang tetap baik tidak retak. Kompon lateks dengan formulasi AII ( kandungan kaolin 30 bb) diuji coba untuk pembuatan prototip cetakan produk-produk cinderamata dengan cara pengacuan celup/pelapisan dan hasilnya cukup baik, namun permukaan bagian dalam kurang halus dan mengkilat seperti cetakan karet silikon. Selanjutnya cetakan tersebut digunakan untuk mencetak produk cinderamata dari bahan plastik poliester tidak jenuh dengan cara sistem cetak tuang . | Alas Kaki | |
129 | Aplikasi karet riklim hasil penelitian untuk foot ? step dan ban vulkanisir kendaraan bermotor roda dua. | 2005 | Ir. Dwi Wahini Nurhayati, M.Eng | Telah dilakukan aplikasi karet hasil penelitian untuk foot step dan vulkanisasi. Tujuan penelitian ini untuk membuat kompon untuk foot step dan ban vulkanisir kendaraan bermotor roda dua. Kompon foot step dan ban vulkanisir dibuat dengan perbandingan jumlah karet RSS I dengan karet riklim hasil penelitian berturut-turut ; 100/0,75/25,50/50 dan 25/75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompon foot step yang mengandung karet riklim 25 phr atau rasio RSS I/riklim = 75/25 memiliki sifat fisis yang lebih baik dibanding foot step pasaran. Adapun sifat fisis kompon foot step terbaik yang menggunakan karet riklim 25 phr adalah sebagai berikut : tegangan putus = 126,43 kg/Cm2, perpanjangan putus =523,36%, kekerasan = 50,33 Shore A, ketahanan kikis = 2,912 mm 3/Kgm, berat jenis = 1,233 g/Cm3, pampat tetap = 4,687%. Kompon terbaik untuk ban vulkanisir diberikan oleh kompon yang menggunakan karet reklim 25 phr dengan sifat fisis sebagai berikut : tegangan putus 114,59 kg/cm2, perpanjangan putus= 560,0%, modulus 300% =6 kg/Cm2, katahanan sobek = 45,26Kg/Cm2, kekerasan = 59,0 Shore A, ketahanan kikis = 3,583 mm3/Kgm, berat jenis =1,29g/Cm3, daya rekat =47,58 N/inchi. | Alas Kaki | |
130 | Pembuatan karkas ban kendaraan bermotor dari cashew nut shell liquid ( CNSL ) | 2005 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M. Eng Pramono, B.Sc. M. Sri Wahyuni, B.Sc. Sismaryanto, B.Sc | Telah dilakukan penelitian pembuatan karkas ban kendaraan bermotor dari cashew nut shell liquid ( CNSL ). Tujuan penelitian ini mencari formulasi kompon CNSL yang cocok digunakan membuat karkas ban kendaraan bermotor. Resin CNSL formaldehid dibuat dari resin CNSL 100 bagian formalin 37% sebanyak 5 bagian, dan NH4OH sebanyak 2 bagian yang direaksikan selama 60 menit pada suhu 150o C. Pada penelitian ini resin CNSL-formuladehid berfungsi sebagai substitusi karet SBR. Kompon karkas ban dibuat denan perbandingan jmlah karet SBR dengan resin CNSL- formaldehid berturut-turut ; 50/10, 40/10, 30/20, 10/40 dan 50/0 dan jumlah karet alam dibuat tetap 50 phr. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pembuatan kompon karkas ban resin CNSL-formaldehid dapat mensubstitusi karet SBR sampai 20% semakin banyak resin CNSL-formaldehid yang ditambahkan akan menurunkan sifat tegangan putus, perpanjangan putus, modulus 300% dan ketahanan kikis, namun menaikkan sifat ketahanan sobek, kekerasan dan berat jenis. Formula kompon karkas terbaik diberikan oleh kompon F2 yaitu kompon yang berisi karet alam 50 phr, karet SBR/resin CNSL-formaldehid 40/10 dengan sifat fisis sbb tegangan putus = 139,454 kg/cm2, perpanjangan putus = 710,97%, modulus 300% = 37,158 kg/cm2, kekerasan = 62 Shore A, berat jenis = 1,124 g/cm3, mooney viscosity = 31,7 lb-in, dan daya rekat = 423,477 N/inch. Kompon karkas F2 mempunyai sifat fisis yang lebih baik dibanding dengan kompon karkas pabrik namun mempunyai laju vulkanisasi lebih lama. | Alas Kaki | |
131 | Pembuatan Plastik Biodegradabel untuk Sarung Tangan sekali pakai (tahap I) | 2017 | Ir.Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng. Muhammad Sholeh, M.Eng. Noor Maryam Setyadewi, St., MT. Hesty Eka Mayasari, ST. Dr. HostaArdhayananta, ST., M.Sc. | Penggunaan sarung tangan sekali pakai ((disposable Gloves) di indonesia terkait penggunaan di restoran, Industri, medis dan lain-lainnya saat ini meningkat. Fungsi sarung tangan ialah untuk melindungi sang pemakaidari pengaruh lingkungan sekitarnya atau melindungi lingkungan sekitar dari tengan sang pemakai. Sarung tangan plastik sekali pakai banyak diimport dari Cina. Mengingat penggunaan sarung tangan plastik sangat banyak perlu dipikirkan penggunaan plastik yang dapat di daurulang atau yang mudah terdegradasi di alam. Salah satu cara yang dikembangkna untuk mengatasi masalah sampah plastik adalah penggunaan plastik biodegradabel . Pada penelitian ini telah dibuat 10 formula plastik biodegradabel dari campuran HDPE dan TPS berbasis pati tapioka. TPS yang digunakan ada 2 jeni TPS-bbkkp dan TPS komersial Enviplast. Pembuatan plastik biodegradabel dilakukan dengan menggunakan haake rheomix pada suhu130°C, 75 rpm selama 15 menit. Plastik biodegradabel hasil penelitian ditinjau dari sifat kekuatan tarik yang memenuhi syarat ASTM D7329- Standard Specification for food preparation and foot handling (foot service) Glove Tabel 3f. Persyaratan fisis untuk vynil (PVC) adalah plastik biodegradabel yang berisi enviplast 30 phr, dan plastik biodegradabel yang berisi TPS-bbkkp 30-60 phr namun ditinjau dari sifat perpanjangan putus belum ada yang memenuhi prsyaratan ASTM D7329 tersebut. Nilai kuat tarik dan perpanjangan putus turun dengan penambahan pati termoplastik (TPS). Densitas plastik biodegradabel meningkat dengan meningkatnya jumlah TPS yang ditambahkan. MFI meningkat dengan jbertambahnya jumlah TPS komersial. Mikograf SEM dari plastik biodegradabelsebelum diuji tanam memperlihatkan bahwapencampuran HDPE denagan TPS-bbkkp lebih homogen dibanding pencampuran HDPE dengan Enviplast.Setelah dilakukan uji tanam selama 14 hari terlihat bahwa plastik biodegradabel yang berisi TPS terjadi perubahan morfologi. Sifat kuat tarik dan perpanjangan putus plastik biodegradabel turun setelah ditanam dalam tanah selama 14, 28, 42 dan 56 hari termasuk terjadinya penurunan berat. Penurunan kuat tarik tertinggi(-58,74%) dan perpanjangan putus tertingg (-61,09%) serta penurunan berat terbesar (-62,077%) dicapai oleh F 10 yang berisi TPS-bbkkp sebanyak 70 phr. Hasil uji XRD menunjukan bahwa plastik biodegradabel yang dihasilkan adalah semi kristalin. | Plastik | |
132 | Pembuatan paking oil seal mesin mobil | 2017 | Ir. Arum Yuniar Ike Setyorini, ST. Noor Maryam Setyadewi, ST., MT. Hesty Eka Mayasari, ST. Wahyu Pradan Arsitika, ST. | Produsen suku cadang otomotif dituntut mampu menhasilkan suku cadang dengan kualitas dan kuantitas yang terjamin.Keberadaaan suku cadang otomotif adalah untuk memasok kepabrikan mobil atau Original Equipment Manufacturer (OEM) juga untuk memenuhi kebutuhan konsumen (after market). Salah satu suku cadang yangsangat dibutuhkan oleh konsumen adalah paking oil seal mesin mobil. Fungsi dari paking oil seal mesin mobil adalah untuk menahan rembesan kebocoran oli mesin mesin mobil supaya tetap pada tempatnya. Di Pasaran banyak beredar produk yang tidak orisinil dengan kualitas yang tidak standar. Beberapa keluhan dari pengguna otomotif adalah paking oil seal mudah mengeras, tidak tahan panas dan tidak tahan oli, sehingga terjadi kebocoran oli di sekitar mesin mobil. Pada penelitian ini akan dibuat paking oil seal mesin mobil dari komposit NBR/EPDMdengan sifat material tahan panas dan tahan oli. Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) tahun (2017-2019).Tjuan dari penelitian adalah mendapatkan optimun formulasi paking oil seal mesin mobil dari komposit NBR/EPDM, serta mempelajari pembuatan paking oil seal mesin mobil. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah : NBR, EPDM, Kompatibiliser MBS, montmorillonite,Zeocyl, BIIR dan beberapa aditif.Pengujian yang dilakukan sifat material yang dikorelasikan dengan aplikasinyadi lapangan meliputi: Karakteristik proses, morfologi dan sifat mekanik ( Tegangan putus, perpanjangan putus, kuat sobek, swelling). Selain itu uji SEM, XRD, dan DSC juga dilakukan untuk mengetahui karakter material. Dari hasil prnrlitian yang dilakukan, diketahui bahwa kompatibiliser montmorillonite memberikan campuran yang lebih homogen ditinjau dari hasil SEM dan juga penggunaan montmorillonite dengan akselerator MBT memberikan sifat fisik yang baik dengan tegangan putus mencapai 151,67 kg/cm2. Namun demikian , penelitian ini perlu dilanjutkan untuk mendapatkan ketahanan swelling yang lebih baik lagi. | Plastik | |
133 | Optimasi Pembuatan Bioplastik Berbasis Limbah Pertanian | 2015 | Ihda Novia Indrajati, MT Ir. Herminiwati, MP Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Muhammad Sholeh, M.Eng | <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:93%;" class="MsoNormal"><span>Penelitian ini bertujuan mengoptimasi pembuatan bioplastik dari bahan limbah pertanian kulit umbi singkong dan diaplikasikan pada barang non kemasan. Pada penelitian ini barang yang akan dibuat adalah filamen untuk mesin cetak 3D. </span></p> <p align="justify" style="margin-bottom:.0001pt;line-height:5.55pt;" class="MsoNormal"><span> </span></p> <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:98%;" class="MsoNormal"><span>Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan. Pra penelitian, sebagai kegiatan pendahuluan, difokuskan pada ekstraksi pati dari kulit umbi singkong. Untuk memperoleh prosedur ekstraksi pati yang memberikan yield optimum, terlebih dahulu dilakukan ekstraksi pati dari umbi singkong. Pada percobaan tersebut divariasikan waktu pulping, waktu steeping, jumlah air, konsentrasi dan jumlah natrium metabisulfit (NMB). Kondisi yang memberikan yield optimum kemudian diterapkan pada ekstraksi pati dari kulit umbi singkong. Pada tahapan tersebut kembali dilakukan variasi konsentrasi NMB. Modifikasi pati menggunakan asam sitrat dilakukan untuk meningkatkan hidrofobitas pati. Modifikasi dilaksanakan pada waktu reaksi yang berbeda, yaitu 16, 18 dan 20 jam. Karakterisasi dilakukan terhadap gugus fungsi, morfologi dan kristalinitas, baik pada sampel pati hasil ekstraksi (NS) maupun pati modifikasi. Pembuatan TPS dilaksanakan dengan metode solvent casting. Pati yang digunakan merupakan campuran antara pati murni (NS) dan pati modifikasi (PCA), yaitu dengan rasio 1:0, 1:0,3 dan 1:1, serta variasi konsentrasi bentonite clay 0, 0,5, 1, 5, 10 dan 15%. Bentonite ditambahkan dalam bentuk dispersi 50%. Pemlastis digunakan air dan gliserol dengan konsentrasi masing-masing 10 g/g pati dan 3 g/g pati. Acid scavenger digunakan asam asetat glasial 5% v/v ditambahkan sebanyak 10%. Asam stearat ditambahkan sebanyak 1% sebagai pelumas internal. Karakterisasi dilakukan terhadap sampel TPS meliputi gugus fungsi, kristalinitas, sifat termal (DSC dan TG/DTA), melt flow index (MFI) dan sifat mekanik yang mencakup tegangan putus, perpanjangan putus dan kekerasan. </span></p> <p align="justify" style="margin-bottom:.0001pt;line-height:6pt;" class="MsoNormal"><span> </span></p> <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:97%;" class="MsoNormal"><span>Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum ekstraksi pati kulit umbi adalah 200 ml air, 250 ml NMB 20% w/w, waktu pulping 2 menit, waktu rasping 6 menit dan waktu settling 24 jam. Gugus fungsi pati hasil ekstraksi sama dengan pati komersial dan mempunyai struktur kristal tipe A. Modifikasi pati menggunakan asam sitrat (PCA) tidak mengubah kristalinitas pati dan tidak memecah granular pati. Efektivitas modifikasi ditunjukkan melalui uji termal (TG/DTA) dengan adanya puncak endotermis pada 159,42 dan 211,59ºC. Thermoplastic starch (TPS) yang dihasilkan bersifat rapuh sehingga pengujian sifat mekanik belum dapat dilakukan karena terkendala proses preparasi contoh ujinya. TPS hasil penelitian menunjukkan sifat amorf. Penambahan bentonite menaikkan sifat termal TPS ditunjukkan dengan pergeseran puncak endotermis pada daerah 250-300ºC. </span></p> | Plastik | |
134 | Pencetakan Toe Cap Sepatu Pengaman dari Plastik Menggunakan Mesin Cetak Injeksi | 2015 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Ir. Arum Yuniari Hardjaka, M.Sn Ihda Novia Indrajati, MT | <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:68pt;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span>Kegiatan penelitian “Pencetakan Toe Cap sepatu Injeksi” dilakukan dengan tujuan mendapatkan kondisi pencetakan yang optimum. Bahan <span> </span>yang digunakan dalam penelitian ini adalah komposit hasil penelitian BBKKP tahun 2013 yang dikomposisi dari resin acrylonitrile butadiene styrene (ABS), resin poli karbonat (PC) dan bahan pengisi nano precipitated calcium carbonate (NPCC) dengan perbandingan ABS/PC/NPCC: 90/10/2,5 dan juga aditif. Selain itu sebagai pembanding juga dicoba membuat toe cap dari poli paduan ABS/PC tanpa nanofiller dengan perbandingan ABS/PC 25/75, juga dicoba membuat toecap dari ABS murni dan PC murni. Pencetakan toe cap menggunakan mesin cetak injeksi (injection molding) merek Komatsu 80T dengan parameter yang diteliti adalah penyetelan (setting) suhu dan tekanan injeksi. Kondisi proses pencetakan komposit BBKKP yang optimum pada setting suhu barrel 215ºC (zone 4 atau feeding zone), 225ºC (zone 3), 230ºC (zone 2) dan 235ºC (zone 1 atau metering zone), dan tekanan injeksi 109 MPa (detik 1), 105 MPa (detik 2), dan 101 MPa (detik 3) suhu nozzle 177 ºC menghasilkan toe cap yang penuh. Hasil uji menunjukkan bahwa hasil uji panjang sisi dalam pengeras depan semua toe cap yang dibuat memenuhi SNI sepatu pengaman namun untuk uji ketahanan pukul dengan enerji 200J toe cap yang diuji berdasarkan EN 12568 untuk toe cap yang dibuat dari komposit BBKKP yang dikomposisi dari ABS/PC/NPCC dan toe cap dari bahan ABS pecah, sedangkan dari bahan PC dan polipaduan ABS/PC retak. Hasil uji ketahanan terhadap tekanan dengan beban 15 kN dari toe cap plastik yang dibuat dari komposit BBKKP retak sedangkan toe cap dari bahan ABS, PC dan polipaduan ABS/PC tidak retak. </span></p> | Plastik | |
135 | Pembuatan Komposit Plastik untuk Toe Cap Sepatu Pengaman | 2016 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Ir. Arum Yuniari Muhammad Sholeh, M.Eng Ihda Novia Indrajati, MT Ike Setyorini, ST Indiah Ratna Dewi, S.Si | <div align="justify">Toe cap merupakan bagian sepatu pengaman (safety shoes) yang berfungsi untuk melindungi pemakainya dari benda jatuh, sengatan listrik dan bahaya tempat kerja lainnya. Awalnya toe cap dibuat dari baja, namun dengan perkembangan teknologi sekarang sudah dijumpai toe caps dari plastik. Pada penelitian ini telah dibuat 7 formula komposit untuk toe cap sepatu pengaman berbahan dasar poli karbonat (PC) dan akrilonitril butadiena stiren baik yang diisi fiberglass maupun tidak. Pembuatan komposit plastik dilakukan menggunakan twin screw extruder pada suhu 230-260<span>ËšC</span><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';"></span> dilanjutkan dengan proses pelletizing. Komposit plastik yang memenuhi persyaratan sepatu pengaman ISO 20345: 2011, Personal Protective Equipment-Safety Footwear dibuat dari PC/ABS 75/25 dan dicetak menjadi toe cap dengan mesin cetak injeksi pada kondisi proses suhu barrel 225-240<span>Ëš</span>C, suhu nozzle 120<span>Ëš</span>C, tekanan injeksi 58-65 bar dan tekanan holding<span> </span>60%. Hasil FTIR menunjukkan bahwa komposit yang dibuat tidak terdegradasi. Hasil SEM menunjukkan bahwa pencampuran plastik PC dan ABS serta bahan aditif lainnya homogen. Penambahan fiberglass ternyata menurunkan sifat ketahanan pukul komposit. Adanya fiber glass membuat komposit PC/ABS lebih amorf. Nilai 2-theta untuk komposit PC/ABS yang berisi fiber glass 15% lebih tinggi dari nilai 2-theta PC/ABS tanpa fibberglass. Toe cap hasil penelitian telah diuji coba penerapan pada pembuatan sepatu pengaman di 3 perusahaan sepatu yaitu di Mitra Batant Bandung, PT. Jaly Indonesia Utama Bogor dan di PT. Sumber Rejeki Agung Surabaya. </div> | Plastik | |
136 | Pembuatan Thermoplastik Elastomer (Blend NBR dengan PNC) untuk Selang Kompor LPG | 2014 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati., MP (Koordinator) Ihda Novia Indrajati., MT (Peneliti Utama) Ike Setyorini, S.T. (Peneliti) | - | Plastik | |
137 | Pengembangan Bahan Thermoplastik Elastomer (TPE) Berbasis Poli Propilen untuk Komponen Otomotif Ramah Lingkungan | 2014 | Ir. Syakir Hasyimi., M.Si (Koordinator) Ir. Dwi Wahini Nurhajati., M.Eng (Peneliti Utama) Ir. Nursamsi Sarengat (Peneliti) Dra. Supraptiningsih, M.Si (Peneliti) | <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Penelitian pembuatan thermoplastic elastomer (blend NBR/PVC) untuk selang kompor LPG bertujuan memperoleh teknologi proses pembuatan selang kompor LPG dari campuran NBR dan PVC baik menggunakan<span> </span>DOP maupun MACO (maleated castor oil) sebagai pemlastis, mempelajari pengaruh paparan LPG terhadap campuran NBR/PVC dan mengetahui kinerja MACO pada campuran<span> </span>NBR/PVC.</p> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">MACO merupakan pemlastis berbasis bio yang dibuat dengan mereaksikan castor oil (CO) dan maleat anhidrat (MAH) dengan bantuan pelarut xilena. Pembuatan MACO dilakukan dengan memvariasikan perbandingan CO dan xilena yaitu 1:0; 1:0,5; 1:0,6 dan 1:0,75 dengan perbandingan CO:MAH sebesar 3:1 bagian. Disamping itu dilakukan juga variasi jumlah MAH (1,5:2,0 dan 3 bagian). Monitoring produk MACO dilakukan dengan mengukur angka asam pada interval tertentu, Karakterisasi MACO dilakukan melalui pengujian dengan FTIR dan NMR (<sup>13</sup>C- dan <sup>1</sup>H-NMR). Kinerja MACO yang dihasilkan dilihat dari aplikasinya pada kompon NBR/PVC. </p> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Campuran NBR/PVC dibuat<span> </span>menggunakan two roll mill dengan memvariasikan jumlah PVC ( 0. 10, 20, 30, dan 40 phr ) untuk masing-masing jenis pemlastis (DOP, MACO dan DOP/MACO). Kematangan kompon diuji menggunakan moving die rheometer (MDR) pada suhu 180<sup>o</sup>C dan divulkanisasi menggunakan mesin kempa hidrolik pada suhu yang sama dan tekanan 150 kg/cm<sup>2</sup>. Pengujian kompon meliputi sifat fisis sesuai persyaratan pada SNI 7213:2014 ditambah dengan parameter kuat sobek. Karakterisasi morfologi dan analisa ternal menggunakan TG/DTA dan DSC. Produk selang kompor LPG dibuat bekerja sama dengan PT.Delta Jaya Mas, Gresik, Jawa Timur yang merupakan salah satu produsen selang karet untuk kompor LPG. Produk selang LPG dibuat dengan komposisi NBR/PVC 80/20 dan 50/50 bagian menggunakan pemlastis DOP dan DOP/MACO, Uji bakar dilakukan mengacu SNI 06-7213-2006 Amd-2008.</p> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Sifat fisis NBR/PVC hasil penmelitian secara umum memenuhi persyaratan mutu pada SNI 7213:2014. Kompon dengan pemlastis MACO memberikan sifat fisis lebih rendah dari pada dengan DOP, namun memiliki ketahanan ozon yang baik. Penggunaan pemlastis ganda (DOP/MACO) memberikan nilai yang sebanding dengan hanya pemlastis DOP dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk meningkatkan kinerja MACO sebagai pemlastis perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut agar dapat menggantikan pemlastis berbasis turunan minyak bumi.</p> | Plastik | |
138 | Pembuatan Isolator Plastik Alat Rumah Tangga (Cookware) | 2014 | Ir. Titik Purwati Widowati., MP (Koordinator) Dra. Supraptiningsih., M.Si (Peneliti Utama) Ir. Sugihartono, M.S (Peneliti) Muhammad Sholeh, M.Eng (Peneliti) | - | Plastik | |
139 | PENINGKATAN SIFAT KETAHANAN PANAS NANO KOMPOSIT PVC UNTUK KOMPONEN ELETRONIKA | 2013 | Ir. Niken Karsiati (Koordinator) Ir. Arum Yuniarti (Peneliti Utama) Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari (Peneliti) | <p class="MsoNormal"><span>Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan PVC/LDPE dan <em>flame retardant</em> terhadap sifat ketahanan panas, sifat mekanik, sifat elektrik, morphologi dan analisa gugus fungsi. Pembuatan nano komposit PVC untuk elektronika dilakukan menggunakan laboplastomill pada suhu </span>215°C<span>, kecepatan torsi 50 rpm dan waktu 10 menit. Komposisi PVC dibuat tetap , kandungan LDPE divariasi 15;20;25 dan 30 phr. <em>Flame retardant</em> jumlahnya divariasi 30 dan 35 phr. Hasil pengujian menunjukan bahwa ketahanan panas nanokomposit PVC untuk elektronika masih belum memenuhi persyaratan SNI terkait elektronika seperti SNI 04-3892. 1-2006 : tusuk kontak dan kontak kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya – Bag I : Persyaratan dan SNI 04-6504-2011 : Lampu swaballast untuk pelayanan umum - persyaratan keselamatan. Nilai ketahanan panas nanokomposit terbaik adalah 4,3 mm. Sifat mekanik nanokomposit terbaik pada penggunaan <em>flame retardant</em> 35 phr. Resistansi isolasi nanokomposit tidak menyala. Morphologi nanokomposit diamati dengan <em>Scanning Electron Microscope</em> (SEM) tampak campuran homogen dan LDPE terdispersi pada matriks PVC. Analisa gugus fungsi nanokomposit dengan FTIR menunjukan terbentuknya gugus fungsi polyene dan carbonyl.</span></p> | Plastik | |
140 | PEMBUATAN KOMPOSIT PLASTIK UNTUK TOE CAP YANG MEMENUHI PERSYARATAN SNI SEPATU PENGAMAN | 2013 | Hardjaka, A.Md., M.Sn (Koordinator) Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng (Peneliti Utama) Ir. Sugiharto, MS (Peneliti) Ike Setyorini, ST (Peneliti) | Di Indonesia toe caps dari plastik ataupun komposit masih merupakan produk impor, karena itu perlu dilakukan penelitian untuk membuat <em>toe cap</em> dari plastik ataupun komposit. Pada penelitian ini formula komposit plastik untuk toe cap dirancang menggunakan plastik ABS dan PC. Tujuan penalitian ini adalah mempelajari pengaruh perbandingan jumlah plastik dan nanofiller terhadap sifat fisis dan morfologi komposit untuk <em>toe cap</em>. Pada penelitian ini perbandingan ABS/PC yang dipakai adalah 100/0; 90/10; 80/20; 70/30. Selain itu juga digunakan nanofiller NPCC yang jumlahnya divariasi sebanyak 2,5 dan 5 phr (phr = per haundred resin). Komposit plastik dibuat dengan menggunakan mesin Laboplastomill pada suhu 200°C waktu 10 menit. <br /><br /> Hasil mikrograf SEM menunjukkan bahwa bahan penyusun komposit tercampur homogen dan tidak terlihat NPCC teraglomerasi. Hasil FTIR komposit plastik menunjukkan adanya paduan dari bahan penyusun komposit. Komposit plastik hasil penelitian terbaik ditinjau dari sifat kuat tarik adalah komposit yang berisi ABS/PC = 90/10 tanpa nanofiller dengan hasil uji kuat tarik 471,09 kg/cm<sup>2</sup>, perpanjangan putus 4,01%, ketahanan pukul 3,480 J/m<sup>2</sup> , densitas 1,18 g/cm<sup>3</sup> , dan kekerasan 85 Shore D. Penambahan nanofiller NPCC tidak memperlihatkan perbaikan sifat fisis yang signifikan. Ditinjau dari sifat ketahanan pukul maka semua komposit hasil penelitian dapat diaplikasikan sebagai bahan baku toe cap sepatu pengaman. | Plastik |