# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
321 | PENELITIAN SKALA PRODUKSI EKONOMIS PENYAMAKAN KULIT TAS KOPER DENGAN SISTEM COUNTER CURRENT (SKALA KECIL) | 1993 | Ir. Susilawati, Muchtar Lutfie, B.Sc, Ir. Agit Punto Yuwono | <div align="justify"><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';">Penelitian ini bertujuan membuat perhitungan tekno ekonomi dari skala ekonomis penyamakan secara counter current untuk menghasilkan kulit tas koper yang memenuhi SII 0241-79 “Mutu dan cara uji kulit sapi untuk kulit tas koper”. Sebagai pembanding dilakukan pula perhitungan untuk proses non counter current. Urutan proses dan resep yang digunakan untuk proses counter current adalah hasil pengembangan seksi Percobaan Balai Pengembangan barang Kulit, sedangkan untuk proses non counter current dari Kelompok Proses Balai Penelitian Barang Kulit, keduanya disempurnakan dengan hasil studi pustaka. Pengujian dengan tolak ukur SII 0241-79 menyatakan bahwa kulit yang dihasilkan semuanya memenuhi persyaratan. Perhitungan secara tekno ekonomi mendapatkan hasil harga pokok Rp 2.312,67/ sqft untuk proses counter current, dan Rp 2.636,305/ sqft untuk proses non counter current, sedangkan harga di pasaran bagi proses counter current adalah Rp 2.400,00/ sqft. Kapasitas minimum yang disarankan untuk proses counter current adalah 100 lembar kulit mentah, disarankan pula bahwa proses counter current ini tepat untuk dilaksanakan oleh industry penyamakan kulit skala kecil, dengan memanfaatkan jasa UPT atau BBKKP untuk proses pembelahan dan perataan kulit.</span></div> | Kulit | |
322 | PENELITIAN PENINGKATAN KETAHANAN KIKIS SOL KARET SEPATU KANVAS UNTUK OLAH RAGA | 1993 | Ir. Herminiwati, Ir. Any Setyaningsih, Ir. Kusumo Retno Winahyu, Hj. Supardal, B.Sc, Adi Slamet Supriyadi, Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari, J.Sagiman | <p class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Cambria Math', serif;">Dalam penelitian peningkatan ketahanan kikis sol karet sepatu kanvas untuk olah raga kini telah diteliti 12 formula kompon karet dengan bahan dasar karet alam dan telah diperoleh satu buah formula mempunyai ketahanan kikis yang tinggi serta memenuhi persyaratan sifat-sifat fisika lain sesuai SII.1406-85, Sepatu kanvas dengan sol karet untuk olahraga. Ketahanan kikis formula kompon tersebut adalah sebesar 5.52 mm3/kgm sedangkan menurut persyaratan SII.1406.85 ditetapkan sebesar maks. 1.0 mm3/kgm. Hasil uji terhadap sifat-sifat fisika formula kompon yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: tegangan putus 26.89 N/mm2, perpanjangan putus 736.67%, perpanjangan tetap 3.51%, ketahanan sobek 8.96 N/mm2, kekerasan 64.67 Shore A, bobot jenis 1.2 gr/cm3 dan ketahanan retak lentur 250 Kcs tidak retak. Adapun formula kompon terdiri dari karet 100 bagian, asam stearat 0.5 bagian , ZnO 0.5 bagian MgSiO2* 25 bagian, AlSiO2 25 bagian, Naphtenic Oil 9 Bagian, Paraffine Wax 0.5 Bagian , PBN 1 bagian, MBTS 1 bagian, DEG 2 bagian, TMT 1 bagian, TiO2 5 bagian dan Sulfur 2 bagian. Interaksi filler silikat dan naphtenic oil dapat meningkatkan ketahanan kikis sol karet sepatu kanvas untuk olahraga.</span></p> | Karet | |
323 | PENELITIAN PEMBUATAN KOMPON KARET UNTUK ROL MESIN PERCETAKAN | 1993 | Usodo, B.Sc, Drs.Ir. prayitno, M.Sc,Ir. Hadi Musthofa | <div align="justify"><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan terbaik penggunaan campuran karet alam dengan karet sintesis Nitril dalam pembuatan kompon karet untuk percetakan. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasi perbandingan karet alam dengan karet nitril. Dari 100:0 ; 90: 10 ; 80:20 ; 70: 30 ; 60:40 ; 50:50 ; 40:60 ; 30:70 ; 20:80 dan 10: 90. Hasil pengujian baik fisika maupun kimia dengan menggunakan tolak ukur SII 2539-90, Rol karet percetakan, menunjukan bahwa hanya kompon dengan perbandingan karet alam dan karet sintesis 50:50 yang memenuhi persyaratan SII.</span><br /><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';"> Kompon yang memenuhi persyaratan tersebut mempunyai sifat fisis tegangan putus 5,18 N/mm2; perpanjangan putus 446,91%; kekerasan shore A 32; pampat tetap 4,11% perubahan setelah pengusangan pada tegangan putus -23,36 %; <span> </span>pada perpanjangan putus -21,96%; Kekerasan 1,33% shore A; Perubahan volume dalam NaOH -2,41%; dalam oli 2,96%; dalam HCl -4,67% dan di dalam Isooktan 3,14%. </span></div> | Karet | |
324 | PENELITIAN PEMANFAATAN RESIN UNTUK PERBAIKAN MUTU KULIT DENGAN SISTEM RADIASI KOBALT 60 | 1993 | Ir.Dwi Wahini Nurhajati,M.Eng Ir. Penny Setyowati, Kadariyah, DIII | <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;">Penelitian pemanfaatan resin untuk perbaikan mutu kulit dengan sistem radiasi kobalt-60 dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;">Kulit kras sapi Jawa kualitas C diimpregnasi dengan emulsi monomer n-butil akrilat (n-BA) dalam air atau dengan emulsi oligomer tripropylene glikol diakrilat (TPGDA) dalam air selama 2 jam, dimasukkan dalam kantong poliettilen dan diradiasi dengan sinar gamma kobalt-60 (dosis 5-25 kGy). Kulit yang sudah diradiasi dicuci dengan air, dikeringkan lalu diuji sifat fisisnya. Hasil uji sifat fisis menunjukkan bahwa: kuat tarik untuk kulit yang dicangkok dengan TPGDA menunjukkan kenaikan sedangkan kemolorannya menurun. Kuat tarik kulit yang dicangkok dengan n-BA ada yang naik dan ada yang turun demikian juga kemolorannya. Kulit modifikasi tahan terhadap bengkokan selama20.000 kali, sifat penyerapan airnya umumnya menurun, PHnya tetap, warnanya umumnya lebih gelap serta baunya lebih tajam. </p> <div align="justify"> </div> | Kulit | |
325 | LAPORAN PENELITIAN PEMANTAPAN PROSES DAN PENYIMPANAN SERTA PERAWATAN CINDERAMATA DARI GETAH NYATU | 1993 | Ir. Siti Rochani, Sofyan karani B.Sc, A. Buchori, B.Sc. | <div align="justify"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara penyimpanan dan perawatan cinderamata getah nyatu serta pelatihannya pada para perajin. Perlakuan dilakukan dengan cara: (1) Pengawetan dengan bahan borax dan prusi 2,4 dan 6% per liter air, (2) penyimpanan pada suhu kamar, ruang AC dan lemari buffet selama 12 bulan, (3) pelapisan menggunakan pernis, Poly Urethan (PU) dan LE 443, (4) Perawatan dengan perendaman berkala setiap 2 bulan sekali selama 24 jam. Hasil perlakuan dilakukan pengamatan setiap 2 bulan sekali yang menunjukkan bahwa pengawetan dengan borax lebih baik dari prusi dan pelapisan dengan PU lebih baik untuk suhu kamar sedangkan zat warna yang cocok untuk cinderamata getah nyatu adalah zat warna raoid dan napthol.</span></p> </div> | Karet | |
326 | PENELITIAN PENGARUH PEMINYAKAN DAN PENYAMAKAN ULANG PADA PEWARNAAN KULIT | 1993 | Ir. Titik Purwati Widowati, Hasan Basalamah, B.Sc, Heru Budi Susanto, Dipl. Kim | <p align="justify" style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses peminyakan dan penyamakan ulang terhadap pewarnaan kulit kras. Penelitian dilakukan dengan variasi jenis bahan penyamak ulang dan jenis minyak. Bahan penyamak ulang yang digunakan adalah bahan penyamak krom, sintetik, dan nabati, sedang jenis minyak yang digunakan adalah minyak sintetik dan minyak alami. Masing-masing bahan tersebut diterapkan untuk kulit yang dilakukan pengecatan dasar warna merah, biru, dan beige. Kulit yang digunakan untuk setiap percobaan sebesar ¼ lembar dengan tiga kali ulangan.</span></p> <p align="justify" style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Dari hasil percobaan, dilakukan pengamatan terhadap warna kulit, dan sifat ketahanan gosok basah dan keringnya. Kulit yang diproses menggunakan bahan penyamak ulang nabati mempunyai warna lebih tua, disbanding dengan kulit kedua lainnya. Kulit yang disamak ulang menggunakan bahan penyamak ulang sintan mempunyai warna paling muda. Sifat ketahan gosok kulit yang proses dengan bahan krom mempunyai sifat yang paling baik daripada kedua kulit lainnya. Sedangkan pemrosesan menggunakan minyak sintetik dihasilkan kulit dengan warna yang lebih muda dan ketahanan gosok yang lebih baik daripada kulit yang dilakukan peminyakan menggunakan minyak alami.</span></p> | Kulit | |
327 | LAPORAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF TEKNOLOGI PENANGGULANGAN PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT | 1993 | Bambang Oetojo, B.Sc., Dra. Sri Mulati, Drs. Ign. Sunaryo, Ir. Pudji Ediari S, Ir. Meiyanti, Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, Sardjana | <div align="justify"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Pengkajian pengembangan alternative teknologi penanggulangan pencemaran limbah industri penyamakan kulit bertujuan untuk membantu industry kecil penyamakan kulit dalam menanggulangi masalah limbah dengan teknik pengoperasian yang memungkinkan untuk diterapkan dalam memenuhi persyaratan baku mutu limbah yang berlaku, sehingga tercipta sentra industry kecil penyamakan kulit yang berwawasan lingkungan. Adapun sasaran pengkajian meliputi sentra penyamakan kulit di Sukaregang (Garut), lingkungan industri kecil di Magetan dan sentra penyamakan kulit di Masin(Batang). Pengkajian dilaksanakan dengan cara pendataan di lapangan, pengamblan contoh limbah, analisa limbah, evaluasi hasil pengkajian dan menentukan alternatif penanggulangan pencemaran disetiap lokasi, arti praktis dari pengkajian adalah perlu adanya pembinaan dan penyuluhan terhadap industry penyamakan kulit tentang industry yang berwawasan lingkungan. Unit pengolahan air limbah dibangun dengan system pengolahan primer dan sekunder. Sedang yang telah ada perlu diaktifkan. </span></div> | Limbah | |
328 | LAPORAN PENGEMBANGAN JENIS BAHAN BAKU DAN DESAIN WADAH BIBIT TANAMAN | 1993 | Ir. Isananto Winursito Ir. Niken Karsiati, Ir. Arum Yuniari | <div align="justify"> </div> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian tentang jenis bahan baku dan desain kontiner untuk pembibitan bertujuan untuk mempelajari beberapa jenis desain dan mutu kontiner selama pembibitan. Dalam penelitian ini, jenis kontiner yang digunakan adalah enso pot, tube pot, dan styro block, sedangkan jenis tanaman yang digunakan adalah mahoni, sengon, Eucalyptus Urophylla. Variasi waktu untuk pembibitan adalah 2, 4, dan 6 bulan. Pengujian dilakukan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dan volume akar., selain itu juga dilaksanakan pengujian sifat fisika yang meliputi tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa desain kontiner ternyata berpengaruh terhadap bentuk dan perkembanagn volume akar, tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi bibit tanaman. Sifat-sifat fisika kontiner, meliputi : Sifat tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek, tida dipengaruhi oleh jenis kontiner dan waktu pembibitan. Kontiner dari bahan dasar polivinil klorida mempunyai sifat fisika yang lebih baik daripada kontiner dengan bahan dasar polistirena.</span></p> | Desain | |
329 | PENELITIAN KETAHANAN WADAH BIBIT PLASTIK UNTUK TANAMAN INDUSTRI JANGKA PANJANG | 1992 | Ir. Arum Yuniari Ir. Niken Kasiati | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Penelitian tentang ketahanan wadah bibit plastic untuk tanaman industri jangka pendek, menegah dan panjang bertujuan untuk mengetahui mutu kantong plastik wadah bibit tanaman. Dalam penelitian ini digunakan 243 buah kantong plastic yang terdiri dari 27 buah kantong plastik sebagai blanko, 108 buah kantong plastik ditanami bibit tanaman industry jangka pendek dan menengah, dalam hal ini diwakili oleh tanaman lada, vanili dan nilam, dan 108 buah kantong plastik ditanami bibit tanaman industry jangka panjang, yang diwakili oleh bibit tanaman kopi, coklat dan melinjo. Kantong plastik yang digunakan mempunyai ketebalan 0,03 mm, 0,05 mm dan 0,10 mm. variasi waktu<span> </span>tanaman untuk tanaman industry jangka pendek dan menengah adalah 3, 4, 5, dan 6 bulan, sedangklan untuk tanaman jangka panjang adalah 9, 12, 15, dan 18 bulan. Pengujian di lakukan sesuai JIS K 6781-1977 ‘Polyethylene Films for agriculture terhadap kantong plastic yang sudah ditanami dan blanko meliputi uji tegangan putus, perpanjang putus dan ketahanan sobek dengan masing-masing 3 kali ulangan. Analisa statistik menunjukan bahwa sampe waktu 18 bulan, variasi jenis tanaman tidak mempengaruhi nilai tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek. Sedangkan variasi tebal kantong plastik dan waktu tanam sangat mempengaruhi nilai tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kantong plastik dengan tebal 0,03 mm dapat dipakai untuk pembibitan jangka pendek dan menengah, kantong plastik dengan tebal 0,05 mmdan 0,10 mm dapat dipakai untuk pembibitan jangka panjang.</span></p> | Plastik | |
330 | PEMBUATAN KULIT ATASAN SEPATU TIPE FINISH OIL PULL UP DARI KULIT SAPI | 1992 | Ir. Titik Purwati Widowati Ir. Widari Hasan Basalamah, B. Sc | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kulit atasan sepatu tipe finish oil pull up dan peningkatan kualitas kulit atasan sepatu. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit sapi sama krum basah 24 side, kualitas III. Tiga side kulit untuk penelitian pendahuluan dan 21 side untuk penelitian. Bahan penyamak ulang yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi bahan penyamak ulang sintetik-nabati. Untuk pengulasan minyak pada pengecatan tutup menggunakan “finising oil” F 91 “sebesar : 15 gram / sqft, 20 gram /sqft dan 25 gram / sqft. Untuk meningkatakan ketahanan terhadap air (water repllent) di tambahkan silicon 30 gram / liter. Hasil uji fisis, kmia dan organoleptis kulit oil pull up hasil dapat di gunakan untuk kulit atsan sepatu. Klasifikasi / mutu rata-rata kulit oil pull up : B2.</span></p> | Kulit | |
331 | Penelitian Pembuatan Barang Kulit Kecil (Small Leather Goods) Dari Kulit Kaki Ayam | 1992 | Bambang Suroto, BA, Ir. Sotja Prajati | <div align="justify">Penelitian Pembuatan Barang Kulit Kecil(Small Leather Goods) Dari Kulit Kaki Ayam bertujuan mengetahui secara organoleptis pengaruh pengerjaan penyesetan, penjahitan, perakitan pada kulit kaki ayam dengan bahan penyamak nabati dan krom; menambah keragaman produk barang kulit; serta diharapkan dapat memberikan/menambah/menumbuhkan kreatifitas pengrajin. Sasaran membuat 6 buah tas wanita ukuran kecil dan 6 buah dompet. Materi digunakan kulit kaki ayam, ditambah kulit konvensional(boks/glace) serta bahan-bahan pembantu seperti lapis, lem, benang maupun aksesoris. Metoda yang digunakan: Kulit kaki ayam dikelompokkan menjadi dua, 1 kelompok disamak krom dan 1 kelompok disamak nabati, kemudian diwarnai sesuai desain. Uji fisis(Kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek) dilakukan pada kulit kras sedang uji organoleptis(pemotongan, pengeleman, penyesetan, penjahitan) pada kulit finis. Kulit setiap jenis penyamakan, dibuat 3 buah tas dan 4 buah dompet dengan tahap-tahap/perlakuan yang sama. Penggunaan kulit kaki ayam pada bagian badan, sedang bagian lainnya menggunakan kulit konvensional. Kesimpulan penelitian ini ialah bahwa kulit kaki ayam samak nabati relatif lebih mudah pengerjaannya(pemotongan, pengeleman dan penyusunannya) dibandingkan dengan samakan krom(secara organoleptis).<br /></div> | Barang Kulit & Garmen | |
332 | PEMANFAATAN KULIT BELAHAN DARI KULIT SAPI UNTUK BAHAN PEMBUATAN TAS / KOPER | 1992 | Ir. Susilowati, Sudiyono, B.Sc, Ir. Primayanti | <div align="justify"><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';">Pengembangan ini bertujuan memanfaatkan kulit belahan sapi untuk pembuatan kulit tas/ koper yang memenuhi persyaratan SII 0241-79 “Mutu dan cara uji kulit sapi untuk tas/ koper”. Bahan berupa kulit sapi belahan kering 15 (lima belas) lembar (30 side) yang biasa digunakan untuk pembuatan kulit sel dalam. Penyamakan dengan bahan penyamak kombinasi, yaitu krom dan ekstrak mimosa sampai diperoleh kulit kras. Kulit kras diimpregnasi dengan variasi perbandingan film forming 17 ;20;23 bagian dan penetrator 7;10;13 bagian. Dari beberapa warna yang dicoba, maka warna yang diterapkan karena lebih banyak pemilihnya adalah warna coklat muda yang berasal dari 98 bagian camotex tan pp 1859 dan 2 bagian pigmen hitam serta warna coklat tua yang berasal dari 70 bagian camotex tan pp 1859, ekor 25 bagian dan 5 bagian pigmen hitam. Hasil kulit yang diperoleh diuji dengan parameter SII 0241-79, sedangkan sebagai pelengkap, untuk keadaan cat tutupnya dibandingkan dengan SII 0018-79 “Mutu dan cara uji kulit boks”. Dari 9 variasi yang dilakukan, yang memenuhi persyaratan adalah variasi 17:7 ; 20:7 ; 23:7 ;17:10 ; 20:10 dan 23:10. Masing-masing variasi mempunyai salah satu sifat fisikan yang unggul, oleh karenanya dapat dipilih variasi yang tepat untuk memperoleh sifat unggulan sesuai kebutuhan. Namun yang paling ekonomis adalah pemakaian variasi 17 : 7 dengan perkiraan biaya produksi Rp 1.993,40 / sq.ft.</span></div> | Kulit | |
333 | PEMANFAATAN KULIT BELAHAN DARI KULIT SAPI UNTUK BAHAN PEMBUATAN TAS / KOPER | 1992 | Ir. Susilowati, Sudiyono, B.Sc, Ir. Primayanti | <div align="justify"><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';">Pengembangan ini bertujuan memanfaatkan kulit belahan sapi untuk pembuatan kulit tas/ koper yang memenuhi persyaratan SII 0241-79 “Mutu dan cara uji kulit sapi untuk tas/ koper”. Bahan berupa kulit sapi belahan kering 15 (lima belas) lembar (30 side) yang biasa digunakan untuk pembuatan kulit sel dalam. Penyamakan dengan bahan penyamak kombinasi, yaitu krom dan ekstrak mimosa sampai diperoleh kulit kras. Kulit kras diimpregnasi dengan variasi perbandingan film forming 17 ;20;23 bagian dan penetrator 7;10;13 bagian. Dari beberapa warna yang dicoba, maka warna yang diterapkan karena lebih banyak pemilihnya adalah warna coklat muda yang berasal dari 98 bagian camotex tan pp 1859 dan 2 bagian pigmen hitam serta warna coklat tua yang berasal dari 70 bagian camotex tan pp 1859, ekor 25 bagian dan 5 bagian pigmen hitam. Hasil kulit yang diperoleh diuji dengan parameter SII 0241-79, sedangkan sebagai pelengkap, untuk keadaan cat tutupnya dibandingkan dengan SII 0018-79 “Mutu dan cara uji kulit boks”. Dari 9 variasi yang dilakukan, yang memenuhi persyaratan adalah variasi 17:7 ; 20:7 ; 23:7 ;17:10 ; 20:10 dan 23:10. Masing-masing variasi mempunyai salah satu sifat fisikan yang unggul, oleh karenanya dapat dipilih variasi yang tepat untuk memperoleh sifat unggulan sesuai kebutuhan. Namun yang paling ekonomis adalah pemakaian variasi 17 : 7 dengan perkiraan biaya produksi Rp 1.993,40 / sq.ft.</span></div> | Kulit | |
334 | LAPORAN PENELITIAN CAT UNTUK KULIT SAMAK NABATI | 1992 | IR. Koentro Soebijarso, Ir. Sulistiyah WRD | <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian cat tutup untuk kulit samak nabati ini bertujuan untuk mendapatkan cara finishing kulitsamak nabati yang menghasilkan kulit dengan cat tutup yang tahan gosokan/goresan. Dalam percobaan digunakan 6(enam) side kulit tas/kopor samak nabati yang masing-masing dibatasi menjadi 3 bagian untuk 2(dua) variasi cara pengecatan tutup. Setiap variasi menggunakan pigmen warna ochre, maroon, coklat, dan ungu untuk pengecatan tutup kulit yang sebelumnya telah dicat dasar masing-masing dengan satu kali ulangan. Kulit hasil pengecatan tutup kemudian disetrika dengan suhu 70</span><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Cambria Math', serif;">℃, tekanan 100 Bar selama 1detik. Kemudian dilakukan uji fisis yang meliputi kuat rekat, ketahanan gosok dan ketahanan goresan dari cat tutup, baik dalam keadaan kering maupun basah. Evaluasi hasil menunjukkan bahwa variasi II menghasilkan cat tutup dengan sifat fisis yang lebih baik, yaitu kekuatan rekat cat tutup kering(800 – 1887,5) g/cm, kekuatan rekat cat tutup basah (50 – 275) g/cm, ketahanan gosok cat tutup kering dengan nilai(4-5) pada skala abu-abu, dan nilai 5 pada skala penodaan, ketahan gosok cat tutup basah dengan nilai (4-5) pada skala abu-abu, dan nilai (3-5) pada skala penodaan, ketahanan goresan kering dengan nilai (2-4) pada skala abu-abu, dan<span> </span>ketahanan goresan basah dengan nilai(3-5) pada skala abu-abu. Cat tutup dengan warna ochre memberikan hasil yang lebih baik. Adapun formula dari cat tutup variasi IIadlah sebagai berikut : Untuk lapisan pertama digunakan campuran 40 bagian pasta pigmen, 40 bagian emulsi resin lunak, 40 bagian emulsi resin keras dan 60 bagian air dengan air diperlukan 2 kali ulas, dan disemprot 1-2 kali, sedang untuk lapisan penutupnya adalah 200 bagian emulsi lak keras dan 300 bagian super Thinner yang perlakuannya (1-2) kali semprot.</span></p> | Kulit | |
335 | PENELITIAN KETAHANAN WADAH BIBIT PLASTIK UNTUK TANAMAN INDUSTRI JANGKA PANJANG | 1992 | Ir. Arum Yuniari, Ir. Niken Karsiati, Ir. Irsananto W. M. Eng | Penelitian tentang ketahanan wadah plastik untuk tananman industri jangka pendek, menengah dan panjang bertujuan untuk mengetahui mutu kantong plastik wadah bibit tanaman. Dalam penelitian ini digunakan 243 buah kantong plastik yang terdiri dari 27 buah kantong plastik sebagai blanko, 108 buah kantong plastik ditanami bibit tanaman industri jangka pendek dan menengah dalam hal ini diwakili oleh tanaman lada, vanili dan nilam, dan 108 buah kantong plastik ditanami bibit tanaman industri jangka panjang yang diwakili oleh tanaman kopi, coklat dan melinjo. Kantong plastik yang digunakan mempunyai ketebalan 0.03 mm, 0.05 mm, dan 0.10 mm. Variasi waktu tanam untuk tanaman industri jangka pendek dan menengah adalah 3, 4, 5 dan 6 bulan sedangkan untuk tanaman jangka panjang adalah 9, 12, 15, 18 bulan. Pengujian dilakukan sesuai JIS K 6781-1977 ' Polyethylene Films For Agriculture' terhadap kantong plastik yang sudah ditanami blanko, meliputi uji ketegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek dengan masing- masing tiga kali ulangan. | Plastik | |
336 | LAPORAN PENELITIAN TEKNOLOGI PEWARNAAN MOTIF ANDA BERBAGAI JENIS KULIT SUEDE AFKIR (DOMBA & KAMBING) | 1992 | Ir. Widari, Hernadi Surip B.Sc, Widhiati B.Sc. | <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian Teknologi Pewarnaan Motip Pada Berbagai jenis Kulit Suede Afkir (Domba dan Kambing) bertujuan untuk memperoleh kulit suede dengan bahan baku kulit domba dan kambung kualitas afkir serta menambah daya tarik kulit suede.</span></p> <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Materi Penelitian adalah kulit domba dan kambing krom basah kualitas afikir sebanyak 40 lembar, kemudian diolah menjadi kulit suede. Kulit suede kemudian diberi motip pada bagian daging dengan system padding dan sablon. Variasi perlakuan pada penggunaanpengental (CMC) : 25 bagian, 50 bagian, dan 75 bagian. Sedangkan variasi resin acrylic : 10 bagian, 20 bagian, dan 30 bagian. Dari hasil uji kimiawi, organeleptis dan fisis ternyata kadar lemaknya lebih tinggi dobanding SII . 066 - 74 : Mutu dan Cara Uji Kulit Buludru/ Velvet. Warna motip sistim pencapaian yang terbaik adalah 50 bagian pengental dan 30 bagian resin atau 75 bagian pengental dan 10 bagian resin. Dari kulit domba/ atau kambing kualitas afkir dapat dilolah menjadi kulit suede kualitas II.</span></p> | Kulit | |
337 | PEREKAYASAAN ALAT PEMANAS AIR DENGAN TENAGA SURYA UNTUK PENYAMAKAN KULIT | 1992 | Sukardjo, Asmongin, Sakun | <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu rekayasa alat pemanas air dengan tenaga surya untuk keperluan proses penyamakan kulit. Hal ini dilakukan karena energy surya yang ada di Yogyakarta cukup besar dan sangat potensial untuk dikembangkan. Selain itu penelitian ini juga untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan energy listrik di industri.</span></p> <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Metode penelitian yang dipergunakan adalah kajian pustaka dan eksperimen. Kajian teoritik dilakukan untuk mendapatkan data-data teknik guna perencanaan alat. Sedangkan eksperimen dilakukan untuk melihat hasil kerja atau unjuk kerja rancangan yang telah dibuat.</span></p> <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Setelah melalui beberapa tahap kegiatan yang telah ditetapkan akhirnya alat yang direncanakan dapat terwujud. Kemampuan kerja alat pemanas air dengan energy surya yang dihasilkan adalah selama 2 jam dengan cuaca cerah mampu memanaskan air dari suhu 30<sup>0</sup> sampai ± 70<sup>0</sup>. Akan tetapi kelemahan dari alat ini adalah sangat bergantung pada cuaca atau musim. Oleh karena itu untuk menjaga kontinyuitas penyediaan air panas maka pemanas air dengan energhi lain seperti energy listrik, minyak bumi atau gas perlu disediakan.</span></p> | Rekayasa | |
338 | LAPORAN PEMBUATAN KULIT ATASAN SEPATU TIPE FINISH OIL PULL UP DARI KULIT SAPI | 1992 | Ir. Titik Purwati Widowati, Ir. Widari, Hasan Basalamah, B.Sc | <div align="justify"> <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kulit atasan sepatu tipe finish oil pull up dan peningkatan kualitas kulit atasan sepatu. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit sapi samak krom basah sebanyak 24 side, kualitas III. Tiga side kulit untuk penelitian pendahuluan dan 21 side untuk penelitian. Bahan penyamak ulang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi bahan penyamak ulang sintetik-nabati. Untuk pengulasan minyak pada pengecatan tutup menggunakan “finishing oil” F91 sebesar : 15 gram/sqft, 20 gram/sqft, dan 25 gram/sqft. Untuk meningkatkan ketahanan terhadap air(water repellent) ditambahkan silicon 30 gram/liter. Hasil uji fisis, kimiawi dan organoleptis kulit oil pull up hasil penelitian dapat digunakan untuk kulit atasan sepatu. Klasifikasi/mutu rata-rata kulit oil pull up : B2.</span></p> </div> | Kulit | |
339 | PENELITIAN PEMBUATAN DRUM OKSIDASI UNTUK KULIT CHAMOIS | 1991 | Kabul Soemarsono , B.Sc Soekaryono Mardirahardjo Margono | <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Penelitian ini mempunyai tujuan untuk membuat drum oksidasi dari kayu jati yang memiliki dimensi :</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>`ø drum<span> </span>= 1500 mm</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Panjang drum <span> </span>= 1500 mm</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>R p m drum<span> </span><span> </span>= ± 12</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Motor listrik penggerak drum<span> </span>=<span> </span>5 HP</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Motor listri kompresor<span> </span>= 1,5 HP</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';">System pemanasan udara pengering memakai kompor minyak. juga Sistim pemanasan pembangkit uap, yang dipakai untuk oksidasi minyak ikan. Dan untuk perlengkapan-perlengkapan<span> </span>lainnya yang diperlukan sampai terbentuk suatu drum oksidasi untuk membuat kulit chamois (kulit sama minyak). Bahan mentah untuk membuat kulit chamois adalah kulit kualitas rendah yang sama seakli sudah tidak dapat diekspor. Dengan jalan disamak minyak (dibuat kulit chamois) maka kemudian hasilnya dapat laku diekspor, dengan demikain akan mempertinggi nilai tambah dari kulit tadi. Pembuatan kulit chamois dengan cara lama memakan waktu minimal 30 hari, sedangkan kalau menggunakan drum oksidasi memerlukan waktu kira-kira 15 hari saja. Dengan demikian menghemat waktu banyak.</span></p> | Rekayasa | |
340 | PENELITIAN PENINGKATAN MUTU SEAL UNTUK PINTU AIR | 1991 | Drs.prayitno,M.sc Drs.Tjahja Wartono Ir.Hadi Musthofa Ir.Emiliana Kasmujiastuti | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi dalam dalam pembuatan soal pintu air yang memenuhi persyaratan teknis pabrik.Pembuatan kompon yang dilakukan dengan menggunakan campuran karet alam dan karet sententis dengan perbandingan 100:20 : 100:30 : 100:40 serta bahan pengisi carbon black yang divariasi 50 dan 60 bagian .Dari hasil analisa stastistik terhadap data-data pengujian fisika,maka diperoleh kompon yang terbaik adalah kompon dengan 30 bagian karet sentestis untuk 100 bagian karet alam dengan bahan pengisi carbon black sebanyak 50 bagian.Adapun sifat-sifat fisika dari komposisi adalah :tegangan putus 219kg/cm.Perpajangan putus 826%,kekerasan (shore A) 68,pampat tetap 19,04% ,penyerapan air 0,1017%,specific gravity 1,1438 gr/cm3.Kemudian setelah dilakukan againg pada 70c selama 48 jam tegangan putus dan perpanjangan putus terjadi perubahan sebesar berturut-turut -1,38% dan 5,98%</span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"> </span></p> | Sistem Mutu |