# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
281 | Desiminasi T eknologi Pengawetan dan Proses Penyamakan Kulit Sapi dan Domba di Sulawesi Selatan. | 1999 | Desiminasi T eknologi Pengawetan dan Proses Penyamakan Kulit Sapi dan Domba di Sulawesi Selatan. Kegiatan Desiminasi ini diselenggarakan di Ujung Pandang selama 10 (sepulult) hari dari tanggal 10 s/d 19 September 1997, diikuti oleh 20 orang peserta dari pengumpul, perajin dan penyuluh industri. Tujuan desiminasi untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan bimbingan teknologi pengawetan dan proses penyamakan kulit serta meningkatkan mutu kulit jadi di Sulawesi Selatan. Materi desiminasi berupa pelajaran teori (8 session) dan pelajaran praktek 55 session. Pelajaran teori terdiri dari : pengetahuan bahan dan peralatan, pengawetan kulit mentah, penyamakan kulit, finishing kulit, sedang pelajaran praktek terdiri dari : pengawetan, pengerjaan basah, penyamakan kulit, fmishing dan evaluasi. Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat kerja yang tinggi sehingga desiminasi dapat berjalan lancar. Harapan peserta adanya tindak lanjut untuk pembuatan barang jadi sehingga diperoleh peningkatan nilai tambah yang cukup berati bagi pengembangan industri, khususnya untuk daerah Sulawesi Selatan. | Kulit | ||
282 | Penerapan ISO 9000 | 1999 | Sutarti rahayu, Bsc Rutini, Bsc Sugiyono | Penerapan ISO 9000 Kegiatan Desiminasi penerapan ISO 9000 dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari dari tanggal 18 s/d 29 Nopember 1997 di Yogyakarta. Jumlah peserta pada penerapan ISO 9000 ini ada 30 orang dengan perincian : 5 orang dari instansi pemerintah (kantor Departemen), 25 orang dari perajin/pengusaha kulit dan plastik yang berorientasi ekspor. Materi pelatihan meliputi : kebijakan Deperindag 2 session, pemahaman ISO 9000 4 session, pendalaman ISO 9000 5 session, teori dokumentasi 4 session, whorkshop penyusunan dokumen PSM 9 session, workshop penyusunan dokumen IK. 7 session, workshop penyusunan dokumen PM 6. session, rumah tangga perusahaan 3 session, motivasi 9 session, audit internal 27 session, dan evaluasi 4 session. Selama pelatihan berlangsung ternyata partisipasi peserta sangat tinggi dan tekun dalam mengikuti pelajaran dan dari basil evaluasi terhadap peserta semua peserta masuk kategori cukup dan baik. | Kulit | |
283 | Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia di Pondok Pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta | 1999 | Peningkatan Kemampuan Sumher Daya Manusia di Pondok Pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan peningkatan kemampuan SDM di pondok pesantren di DIY terdiri dari 2 kegiatan yaitu : pelatihan pembuatan barang kulit dan pelatihan pembuatan garmen kulit. Kegiatan ini merupakan usaha untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan bimbingan teknis dalam pembuatan jaket kulit, dampet wanita dan pria serta tas wanita yang ditujukan pada siswa-siswa pondok pesantren Ibnul Qoyyiin, Al Muthi'in dan Darussalam. Kegiatan desiminasi ini berupa pendidikan dan pelatihan terhadap 30 (tiga puluh) peserta untuk pembuatan barang kulit, dan 30 (tiga puluh) peserta untuk pembuatan garmen kulit. Pe1atihan selama 10 (sepuluh) hari, dimulai tanggal 8 Juli 1997 s/d 19 Juli 1997 meliputi pelajaran teori dan praktek. Pelajaran teori terdiri dari : teori desain, teori pengetahuan alat, bahan dan aksesori, teori preparasi dan pola, praktek pembuatan pola, praktek preparasi dan penjahitan, praktek pembuatan jaket, dompet wanita dan pria serta tas wanita. Secara keseluruhan basil praktek adalah berupa 15 (lima betas) potong jaket dari kain drill, 10 (sepuluh) potong jaket dari kulit, 30 buah dampet pria dari kulit, 30 buah dampetr wanita begel dari kulil, 8 buah tas wanita dari kulit. Dalam pelaksanaan desiminasi ini seluruh peserta dapat mengikuti. seluruh materi pelajaran dengan baik serta hasil praktek yang cukup memuaskan. Pada akhir pelaksanaan desiminasi se1uruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapat sertifikat. Dan hasil pelaksanaan dapat disimpulkan bahwa para peserta memberikan tanggapan yang amat baik, bersemangat tinggi serta mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pengembangan pembuatan garmen dan barang kulit untuk jenis yang lain. | Kulit | ||
284 | Alih Teknologi Penyamakan Kulit Ikan Pari di Kalimantan Timur | 1998 | Drs. Suradal | Alih Teknologi Penyamakan Kulit Ikan Pari di Kalimantan Timur dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari tanggal 30 Agustus sampai dengan tanggal 4 September 2004. Pelaksanaan Alih Teknologi ini dilaksanakan Kerjasama antara Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalimantan Timur dan Balai riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Samarinda. Pelatihan diikuti oleh 15 ( lima belas ) orang peserta, terdiri dari para keluarga Nelayan, pengumpul kulit, pedagang ikan yang berada di wilayah Kalimantan Timur. Metode Alih teknologi/Pelatihan yang dilaksanakan adalah teori/diskusi dan praktek yang meliputi 20% teori/diskusi dan 80% praktek Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi/pelatihan ini ditanggung oleh Proyek PPTIKKP melalui Panitia dengan Anggaran Pembangunan tahun 2004 antara lain, makalah/hand out, perlengkapan/ATK peserta, bahan baku, bahan pembantu, perelatan praktek, konsumsi selama pelaksanaan alih teknnologi/pelatihan, uang saku dan transport selama pelaksanaan alih teknologi/pelatihan. Hasil dari alih teknologi/pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan, pendapatan dari keluarga nelayan khususnya dan masyarakat di wilayah kalimantan Timur pada umumnya. | Kulit | |
285 | Pembuatan Desain Unit Pengolahan Limbah Cair Industri Kecil Barang Jadi Karet Di Bandung | 1998 | Ir. Arum Yuniari Ir. Kusumo Retno Sri Setyasmi Bsc | Desain unit pengolah limbah cair industri barang jadi karet merupakan suatu rangkaian instalasi pengolahan air limbah pada industri barang jadi karet yang terdiri dari bak equalisasi, bak flokulasi, tangki sedimentasi dan saringan pasir. Penentuan rangkaian instalasi pengolahan air limbah disini berdasarkan beberapa alternatif yaitu : karakteristik dari air limbah yang diatas ambang batas. Desain instalasi pengolahan air limbah berdasarkan kapasitas produksi barang jadi karet untuk keperluan teknik 800 ton per tahun dan debit air limbah 612 liter perjam. Pada industri barang jadi karet parameter-parameter yang melebihi ambang batas yaitu : BOD5, COD, TSS, amonia dan pH. Percobaan pengolahan air limbah untuk menurunkan parameter-parameter yang diambang batas dengan menambahkan bahan kimia yaitu alum sebagaikoagulan dengan kadar 500 mgr/lt, 400 mgr/lt, 300mgr/lt, 200mgr/lt, 100mgr/lt. Selain itu juga ditambahkan polielektrolit sebesar 1 %. Setelah dilakukan percobaan pengolahan ternyata untuk parameter-parameter yang diatas ambang batas telah bisa memenuhi baku mutu sehingga air dapat dibuang ke perairan. | Rekayasa | |
286 | Diseminasi Pembuatan Garmen Kulit Di Bali | 1998 | Ir. SOTJA PRAJATI | Kegiatan ini merupakan usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan bimbingan teknis dalam pembuatan jaket kulit yang ditujukan pada perajin garmen yang ada di Bali agar mampu membuat garmen kulit yang bermutu. Kegiatan diseminasi ini berupa pendidikan dan pelatihan terhadap 10 (sepuluh) orang perajin garmen kulit yang ada di Denpasar Bali selama 10 hari dimulai dari tangal 5 Agustus sampai dengan tanggal 15 Agustus 1996, meliputi pelajaran teori dan praktek. Pelajaran teori terdiri dari : teori desain, teori pengetahuan alat dan mesin, teori preparasi dan penjahitan, teori pola garmen, sedangkan pelajaran praktek terdiri dari : praktek desain, praktek pola garmen, praktek pemotongan bahan, praktek preparasi dan praktek penjahitan. Dalam pelaksanaan, setiap peserta diwajibkan untuk membuat 1 (satu) potong garmen dari kain drill sebagai prototip. Setelah itu peserta dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok membuat 1(satu) potong garmen kulit sebagai prototip. Model yang dipilih adalah jaket pria atau jas wanita. Secara keseluruhan, hasil praktek adalah berupa 3 (tiga) potong jaket kulit untuk pria, 2 (dua) potong jas kulit untuk wanita, 5 (lima) potong jaket kain untuk pria dan 5 (lima) potong jas kain untuk wanita. Dalam pelaksanaan diseminasi ini para peserta dapat mengikuti seluruh materi pelajaran dengan baik serta hasil praktek yang cukup memuaskan walaupun sarana yang digunakan kurang memadai, terutama mesin jahit yang digunakan adalah mesin jahit rumah tangga dan bukan mesin jahit khusus untuk kulit. Pada akhir pelaksanaan diseminasi , seluruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapatkan sertifikat. Dari hasil pelaksanaan diseminasi dapat disimpulkan bahwa para perajin memberikan tanggapan yang amat baik, bersemangat tinggi serta mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pengembangan jenis garmen kulit yang lain. | Kulit | |
287 | Penerapan Pembuatan Karet Bantalan Mesin Kendaraan Bermotor Yang Memenuhi SNI | 1998 | Dra. Supraptiningsih A. Buchori Bsc H.J. Supardal | Penelitian penerapan ini bertujuan untuk mendapatkan karet bantalan mesin kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan SNI 06 ? 1540 ? 1989 karet bantalan mesin kendaraan bermotor ?Karet bantalan mesin kendaraan bermotor dibuat dari bahan karet alam (RSS) dan karet sintetis (SBR) dengan penambahan bahan-bahan pembantu (ingredient). Kompon karet bantalan mesin dibuat dengan formula tertentu dengan memveriasikan RSS/SBR : 50/50 : 60/40 : dan 70/30 bagian serta carbon black : 70; 80 dan 90 bagian, Kompon yang didapat sebanyak 9 kompon diuji sifat fisisnya meliputi: tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampat tetap, aging tegangan putus dan perpanjangan putus serta pengembangan volume dan berat. Perhitungan Statistik menunjukkan bahwa variasi RSS/SBR dan carbon black sangat berpengaruh pada sifat fisis yang diuji. Kompon karet yang memenuhi persyaratan SNI 06-1540-1989 yaitu kompon dengan jumlah RSS/SBR 60/40 dengan carbon black 80 bagian dibuat/diterapkan menjadi barang jadi karet bantalan mesin di Industri karet Bandung. | Karet | |
288 | Peningkatan Teknologi Pembuatan Barang Jadi Kulit Buaya (Sepatu Dan Tas) Di Irian Jaya | 1998 | Suramto Syamsuirsyam Rosma Radjagukguk | Peningkatan teknologi pembuatan barang jadi kulit buaya (sepatu dan tas) di Propinsi Dati I Irian Jaya bertujuan untuk memberikan pengetahuan di bidang teori dan praktek pembuatan pola dengan sistem copy of last. Menambah pengetahuan di bidang pembuatan sepatu dengan bahan kulit buaya dikombinasikan dengan kulit boks serta untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam teknologi pembuatan barangjadi berupa tas atau dompet dari kulit buaya, khususnya pada perajin atau calon perajin kulit di Propinsi Dati I Irian Jaya. Tempat pendidikan dan pelatihan dilaksanakan di Merauke Irian jaya selama 13 hari (tanggal 4 Nopember 1996 s/d 18 Nopember 1996) untuk pembuatan barang jadi sepatu serta selama 7 hari (tanggal 4 Nopember 1996 s/d tanggal 11 Nopember 1996) untuk pembuatan barang jadi tas/dompet, yang diikuti oleh 10 orang peserta pada masing-masing pelatihan. Materi pelajaran yang diberikan berupa teori dan praktek, yang dalam penyampaiannya disertai dengan diskusi. Hasil praktek yang dapat dikerjakan dalam pendidikan dan latihan barang jadi sepatu adalah setiap peserta dapat membuat 3 model/desain sepatu. Dengan metoda para peserta dibuat kelompok yang anggotanya terdiri 2 (dua) orang peserta, maka didapatkan sepatu sebanyak 15 pasang sepatu dengan rincian sebagai berikut : 5 pasang sepatu pria model derby, 5 pasang sepatu pria model pantofel serta 5 pasang sepatu model pump. Hasil praktek pada pelatihan barang jadi tas/dompet adalah menyelesaikan membuat pola serta membuat barang jadi kulit berupa barang bentuk tas wanita dan bentuk dompet pria. Rincian hasil pembuatan pola adalah setiap peserta menyelesaikan 2 (dua) buah tas wanita 2 (dua) buah dompet (pria/wanita) serta sebuah tas pria. Sedang pada praktek pembuatan barang jadi berupa tas yaitu satu kelompok terdiri 2 orang peserta menyelesaikan 1 (satu) buah tas wanita sedang untuk barang bentuk dompet seorang peserta 1 (satu) buah dompet pria | Karet | |
289 | Perekayasaan unit Kelengkapan (Take Up Unit) Mesin Pelletizing | 1998 | Sadali , Bsc Agustin Suraswati, BE Supriyanto B | Mesin Pelletizing adalah mesin pembuat pellet/bijih plastik, yang pada prinsipnya terbagi menjadi 2 (dua) unit yaitu unit ekstruder dan unit kelengkapannya. Untuk lebih menambah fungsi mesin ekstruder yang sudah ada perlu dibuat suatu unit kelengkapan (take up unit) agar mesin ekstruder tersebut dapat difungsikan pula sebagai mesin pelletizing. Pada perekayasaan unit kelengkapan ( take up unit ) mesin pelletizing ini yang dikerjakan adalah mengganti nozzle dengan die dan menambah komponen lain seperti bak pendingin dan alat potong plastik. Adapun spesifikasi teknis komponen tersebut adalah die mempunyai 5 lubang dengan diameter 0,2 cm, bak pendingin dengan ukuran ( 300 x 32 x 31 ) cm, alat potong plastik dengan 2 buah pisau putar dengan ukuran ( 10 x 4 x 0,3 ) cm dan 1 buah pisau stasioner dengan ukuran ( 10 x 4 x 0,3 ) cm. | Sistem Mutu | |
290 | Desiminasi Teknologi Penyamakan Kulit Di Menado Sulawesi Utara | 1998 | Widari Herryanto | Diseminasi penyamakan kulit ikan dilaksanakan selama 10 hari dari tanggal 24 Juli sampai dengan 2 Agustus 1996, di Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mangondow Manado Sulawesi Utara diikuti oleh 23 peserta terdiri dari pengumpul dan perajin kulit ikan. Tujuan diseminasi teknologi penyamakan kulit ikan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengumpul dan perajin kulit ikan di Menado Sulawesi Utara. Bahan baku pelatihan adalah kulit mentah segar dan kulit mentah awetan garam basah terdiri dari : 40 lembar kulit ikan hiu, 20 lembar kulit ikan pari dan 40 lembar kulit ikan kakap. Secara organoleptis, kulit jadi hasil pelatihan termasuk kulit jadi kwalitas II dan III. Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat kerja yang tinggi sehingga pelatihan berjalan dengan lancar. | Kulit | |
291 | Pemanfaatan Serbuk Kulit Untuk Pembuatan Batu Bata Dan Batako | 1998 | Ir.Susilawati Hernadi Surip. Bsc | Dalam proses penyamakan kulit dihasilkan bermacam-macam limbah diantaranya limbah shaving dan buffing 20 ? 30 kg/ton kulit awet garaman. Penanganan limbah sampai saat ini hanya dibuang ke TPA dengan biaya rata-rata Rp 150,-/feet kulit yang dihasilkan. Penelitian pemanfaatan limbah industri penyamakan kulit untuk batu-bata dan batako dilaksanakan di DIY dengan bahan baku tanah liat dan limbah shaving + buffing berasal dari DKI, Jabar, Jateng, D.I.Yogyakarta dan Jatim. Pengujian fisis dan organoleptis dengan parameter SII 0281-78 untuk batako dan SII 0285 -80 untuk batu bata. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua masuk kelas 25 kg/cm2 dan sifat unggulnya adalah lebih ringan kurang lebih 15 % dari batu bata biasa, jenis limbah tidak berpengaruh,,sedangkan jenis tanah liat dan cara proses sangat berpengaruh. Penerapan hasil penelitian dilaksanakan pada perajin batu-bata di daerah Jogonalan Kab. Klaten. Hasil uji batu bata penerapan menunjukkan angka kuat tekan terbaik yaitu 34,1540 kg/cm dan semuanya masuk dalam kelas 25 kg/cm2. Untuk dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan bahan batu bata, formulasi terbaik adalah 8 (delapan) bagian tanah liat dan 2 (dua) bagian limbah, sedangkan rata-rata yang ada dipasaran dibawah 20 kg/cm2. Formulasi terbaik untuk batako adalah satu bagian semen, delapan bagian pasir dan satu bagian limbah. Hasil uji kuat tekan batako rata-rata 19,5690 kg/cm2, sedangkan hasil uji rata-rata batako dipasaran 17 ? 20 kg/cm2 dan sifat unggulannya adalah tidak langsung hancur bila terkena benturan. | Limbah | |
292 | Pengembangan Teknologi Proses Dan Penerapan Lateks Alam Iradiasi Kopolimer (Laik) Sebagai Lem Pada Pembuatan Sepatu Kanv | 1998 | Ir. Penny Setyowati Dra. Sri Nadilah Dra. Murwati | Kegiatan ? Pengembangan teknologi proses dan penerapan lateks alam iradiasi kopolimer (LAIK) sebagai lem pada pembuatan sepatu kanvas ? meliputi tahap pra penerapan dilanjutkan dengan tahap penerapan di industri sepatu. Pada tahap pra penerapan dilaboratorium dilakukan percobaan perekatan antara lembaran karet dengan kanvas menggunakan 6 jenis lem LAIK yaitu M33LK, M43LK, M50lk, M33LI, M43LI dan M50LI. Kondisi perekatan bervariasi : dipres dengan tekanan 4 kg/cm2 pada suhu kamar (pres dingin) selama 2 menit, suhu 100o C selama 10 detik, suhu 120oC selama 10 detik dan suhu 150oC selama 10 detik. Pada tahap pra penerapan ini, hasil kuat rekat antara karet kanvas yang optimum dicapai oleh lem LAIK M43Lk pada kondisi pengepresan 100 oC sebesar 17,96 N/6 mm. Selanjutnya hasil optimum tersebut diterapkan di industri sepatu PT.Kompas Mas, kondisi menyesuaikan dengan kondisi pabrik yaitu vulkanisasi otoklaf 110o C ? 12oC, menghasilkan kuat rekat antar foksing ? kanvas = 16,763 N/mm. Hasil tersebut sedikit lebih tinggi baik dibandingkan dengan kuat rekat sepatu kanvas menggunakan lateks kebun biasa (LA) serta memenuhi persyaratan mutu SNI. 12-0172-1987 ? Sepatu Kanvas untuk Umum?. | Karet | |
293 | Penerapan Pembuatan Karet Bantalan Mesin Kendaraan Bermotor Yang Memenuhi SNI | 1998 | Dra. Supraptiningsih A. Buchori Bsc H.J. Supardal | Penelitian penerapan ini bertujuan untuk mendapatkan karet bantalan mesin kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan SNI 06 ? 1540 ? 1989 karet bantalan mesin kendaraan bermotor ?Karet bantalan mesin kendaraan bermotor dibuat dari bahan karet alam (RSS) dan karet sintetis (SBR) dengan penambahan bahan-bahan pembantu (ingredient). Kompon karet bantalan mesin dibuat dengan formula tertentu dengan memveriasikan RSS/SBR : 50/50 : 60/40 : dan 70/30 bagian serta carbon black : 70; 80 dan 90 bagian, Kompon yang didapat sebanyak 9 kompon diuji sifat fisisnya meliputi: tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampat tetap, aging tegangan putus dan perpanjangan putus serta pengembangan volume dan berat. Perhitungan Statistik menunjukkan bahwa variasi RSS/SBR dan carbon black sangat berpengaruh pada sifat fisis yang diuji. Kompon karet yang memenuhi persyaratan SNI 06-1540-1989 yaitu kompon dengan jumlah RSS/SBR 60/40 dengan carbon black 80 bagian dibuat/diterapkan menjadi barang jadi karet bantalan mesin di Industri karet Bandung. | Karet | |
294 | Penerapan Teknologi Pewarnaan Kulit Suede Dengan Maskering Dari Kain Bermotif Untuk Pakaian | 1998 | Ir. Emi Sulistyo Astuti Widhiati, Bsc R. Jaka Susila, Bsc | Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kulit suede , penganeka-ragaman produk kulit untuk pakaian serta mendapatkan komposisi bahan cat tutup yang optimal agar hasil akhir sesuai dengan persyaratan untuk pakaian kulit. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit kambing pikel kualitas afkir sebanyak 30 lembar kemudian diproses menjadi kulit suede dan diberi motif. Pemberian motif dilakukan dengan cara sablon yaitu melekatkan pewarna berbentuk pasta yang diulaskan pada kulit bagian daging melalui kasa dengan alat penyaput, kemudian dikeringkan diberi lapisan atas. Variasi perlakuan pada penggunaan bahan pengental (50 gram, 75 gram, 100 gram) dan bahan perekat ( 350 gram, 400 gram ) untuk setiap 1.000 gram larutan cat tutup. Hasil penerapan menunjukkan bahwa variasi bahan perekat tidak mempengaruhi ketahanan gosok cat tutup secara kering, kekuatan sobek dan kualitas kulit tetap mempengaruhi ketahanan gosok cat tutup secara basah. Variasi pengental tidak mempengaruhi ketahanan gosok cat tutup secara kering, kekuatan sobek dan kualitas kulit tetapi mempengaruhi ketahanan gosok cat tutup secara basah. Dari penerapan disimpulkan bahwa variasi yang terbaik adalah menggunakan bahan perekat 350 bagian dan pengental 100 bagian. Kulit kambing kualitas afkir dapat diolah menjadi kulit suede bermotif untuk pakaian sehingga dapat meningkatkan kualitasnya. | Kulit | |
295 | Pembuatan Feed Roll Mesin Fotocopy Dari Karet | 1998 | Ir. Hadi Musthofa Pramono , B Sc Budiwiyono | Pembuatan feed roll merupakan bagian dari mesin foto copy yang sangat penting dan mudah sekali rusak sehingga perlu diganti disamping barang ini sementara masih import. Dengan pesatnya perkembangan penggunaan mesin foto copy maka kebutuhan akan suku cadang feed roll cukup banyak. Adapun feed roll mesin foto copy dibuat dengan menggunakan kompon terbaik dari 5 macam kompon yang divariasi dengan napthenic oil. Kompon yang dipakai adalah kode V, dengan kondisi proses tekanan 150 kg/cm2 , waktu 10 menit dan suhu 150o C. | Karet | |
296 | Penerapan Pembuatan Oil Seal Pada Industri Barang Karet | 1998 | Ir. Hj. Siti Rochani Ir. Niken Karsiati Ir. Any Setyaningsih | Penerapan pembuatan Oil Seal ( HS.401693000) pada industri barang karet bertujuan untuk meningkatkan mutu oil seal. Sebelum dilakukan pembuatan oil seal pada industri karet, terlebih dulu dilakukan penelitian secara laboratories dengan dua tahap pra penerapan . Pra penerapan tahap I sebanyak 4 formulasi dengan memvariasikan bahan baku karet nitril , karet SBR dan karet alam. Berdasarkan hasil uji tahap I dilakukan pra penerapan tahap II dengan 9 formulasi. Bahan yang divariasikan adalah karet nitril 70, 75, 80 bagian; karet alam 10, 15, 20 bagian dan carbon black 45, 50, 55 bagian. Kemudian dari 9 formulasi tersebut ditentukan 3 formulasi terbaik untuk digunakan sebagai dasar pembuatan barang jadi oil seal. Berdasarkan hasil uji sifat fisis terhadap barang jadi oil seal diperoleh hasil bahwa kompon dengan formulasi bahan baku karet nitril 70 bagian, karet SBR 10 bagian, karet alam 20 bagian, dan carbon black 55 bagian memberikan sifat yang paling baik. Secara umum mutu oil seal hasil penerapan lebih baik dibandingkan dengan mutu oil seal yang beredar di pasaran. | Karet | |
297 | Penerapan Pembuatan Karpet Karet Sesuai SNI | 1998 | Dra. Supraptiningsih Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari A. Buchori, B Sc | Telah dilakukan penelitian Penerapan Karpet Karet SNI 1000-89 A. Pada pra penerapan dibuat 9 formulasi dengan memvariasikan jumlah CaCO3 dan RSS/SBR. Variasi yang dibuat adalah CaCO3 90, 100, 110 bagian dan RSS/SBR 70/30, 80/20, 90/10 bagian. Kemudian dari 9 formulasi tersebut dibuat slab untuk diuji sifat fisik sesuai dengan metode SNI 1000-1989 A Karpet Karet, yaitu meliputi uji tebal, tegangan putus, perpanjangan putus, kerapatan massa, kekerasan, ketahanan pampat tetap dan ketahanan terhadap pengusangan dipercepat. Dari hasil pengujian setelah dibandingkan dengan SNI ternyata kompon V (variasi CaCO3 100 bagian dan RSS/SBR 80/20 bagian) yang memnuhi persyaratan SNI, kecuali pampat tetap . Hasil uji tersebut yaitu : tebal 3,663 mm, tegangan putus 889,1617 N/cm2; perpanjangan putus 386,666, kerapatan massa 1, 6189 g/cm3 ; kekerasan 70 shore A ; ketahanan pampat 500,310 N/cm2, pampat tetap 10,1881 % dan setelah pengusangan yang dipercepat hasil pengamatan tidak berubah warna dan sedikit retak. Untuk penerapan di industri digunakan kompon V tersebut. | Karet | |
298 | PENERAPAN PEMBUATAN SLANG RADIATOR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR YANG MEMENUHI SNI | 1996 | Dra. Supraptiningsih Dra. Murwati A. Buchori, B. Sc | <span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman';">Penelitian penerapan pembuatan slang radiator ini bertujuan untuk memperoleh komposisi slang radiator .Kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan.Penelitian dilakukan dengan memvariasikan smooth sheet/SBR(100/0; 85/15 ;70/30) dan china clay (75,100,125,)bag Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perbadingan RSS / SBR sangat mempengarahui hasil uji tegangan putus dan kekerasan tetapi tidak mempengaruhi perpajangan putus.Kompon optimum dan memenuhi</span><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';"> </span>persyaratan standar pada penelitian ini adalah <span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman';"></span> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">Untuk cover :<span> </span>RSS/SBR<span> </span><span> </span>:<span> </span>85/15<span> </span>bag</span></p> <p style="margin:0in .2in .0001pt .5in;text-indent:.5in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">China clay <span> </span><span> </span>:<span> </span>100 bag</span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">Untuk lining :<span> </span>RRS/SBR<span> </span><span> </span><span> </span>:<span> </span>85/15 bag</span></p> <p style="margin:0in .2in .0001pt .5in;text-indent:.5in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">China clay<span> </span><span> </span><span> </span>:<span> </span>75 bag</span></p> <br /><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman';"></span> | Standar | |
299 | REKAYASA MESIN PENGASAR SEPATU BERPITA UNTUK INDUSTRI KECIL | 1996 | Mardi Raharjo Rosma Radja Guk Guk, B. Sc Saryoto, B. Sc | <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Proses pengasahan pada pembuatan sepatu system lem merupakan tahapan penting untuk mendapatkan kualitas sepatu khususnya pada kuat rekat lem antara bagian atasan sepatu dengan bagian sol (bawahan). Pada industri sepatu skala besar, pengasaran ini dilakukan dengan berbagai mesin pengasar sesuai dengan bentuk dan jenis bahan komponen /bagian sepatu yang akan direkatkan. Keterbatasan kemampuan alat /mesin pada industri sepatu skala kecil menjadi kendala utama untuk kualitas dan kuantitas produk sepatu sistem lem khususnya model sepatu berpita. Berdasar observasi dari beberapa industri sepatu skala besar, maka dapat dibuat rekayasa mesin pengasar sepatu berpita yang dapat berfungsi untuk mengasarkan berbagai bentuk dan bahan komponen /sepatu berpita secara praktis sesuai kemampuan industri skala kecil. Uji coba hasil rekayasa mesin pengasar sol sepatu berpita disentra industri kecil sepatu kodya Magelang selama 45 hari dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) mesin pengasar sepatu berpita hasil rekayasa dapat digunakan oleh industri skala kecil (siap pakai). 2) dari perhitungan tekno ekonomi, untuk waktu penyusutan 10 tahun dengan penggunaan 72 pasang/hari rata-rata dapat dihitung : a) beban biaya penyusutan perpasang Rp.10,00 . b) beban biaya pelayanan teknis perpasang Rp. 62,00 . apabila digunakan untuk 48 pasang/hari rata-rata dapat dihitung : a) beban biaya penyusutan perpasang Rp.14,50 . b) beban biaya pelayanan teknis perpasang Rp. 104,00. Disarankan hasil rekayasa mesin pengasar sepatu berpita ini tepat untuk pelayanan teknis di sentra industry kecil sepatu.</span></p> | Rekayasa | |
300 | PERSIAPAN AKREDITASI LABORATORIUM UJI KOMODITI KULIT DAN SEPATU | 1996 | Dra. Sri Mulati Ir. Ismiati Djajusman, B.Sc | <p align="left" style="text-align:center;" class="MsoNormal"> </p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Persiapan Akreditasi Laboratorium Uji Komoditi Kulit, Karet dan Plastik di lakukan dengan kegiatan antara lain pembenahan personal laboratorium dengan mengikuti kursus-kursus yang berkaitan dengan akreditasi, pembenahan peralatan laboratorium yaitu dengan kalibrasi secara menyeluruh, yaitu dari penanganan contoh uji masuk sampai dikeluarkannya Surat Tanda Uji (STU) ; termasuk dokumen-dokumen yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan untuk laboratorium penguji sesuai aturan DSN, antara lain : struktur organisasi laboratorium sebagai syarat mutlak, dimana Manajer puncak adalah kepala BBKKP. Disusun buku panduan mutu yang merupakan buku pedoman yang berisi semua kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium uji komoditi Kulit, Karet, dan Plastik. Setlah semua dokumen dan persiapan selesai, kemudian mengisi blanko registrasi dan mengirim buku panduan mutu ke KAN untuk selanjutnya diadakan Pre Asesmen dan Asesmen, untuk mendapatkan Sertifikat Akreditasi. Pre Asesmen telah dilaksanakan pada tanggal 22 - 23 Nopember 1995 oleh Assesor dari KAIT atas nama KAN, sedangkan Asesmen direncanakan pada tanggal 19 – 20 Maret 1996.<span> </span></span></p> | Kulit |