# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
241 | Pembuatan Blend PVC dan Nitril untuk O Ring | 2011 | Ir. Arum Yuniari, Ir. Nursamsi Sarengat | Blend PVC dan NBR merupakan thermoplastic elastomer yang dapat digunakan sebagai bahan baku seal O ring. Seal O ring adalah salah satu komponen dalam permesinan yang berfungsi sebagai penyekat untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruang yang bertekanan dan berfluida. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui formulasi seal O ring dari blend PVC daqn NBR yang memenuhi persyaratan ASTM D 2000. Spesifikasi teknis seal O ring. Seal O ring dibuat dengan mencampur PVC dan NBR menggunakan two roll mill dengan suhu 60-85ºC. Proses vulkanisasi dilakukan pada suhu 160°C dan tekanan 150 kg/cm2. Adapun variasi dari penelitian adalah : NBR/PVC : 90/10; 85/15; 80/20; 75/25; 70/30 dan 65/35 phr, sebagai kompatibiliser digunakan maleat anhidrat dengan variasi : 4 dan 5 phr. Blend PVC dan NBR diuji sifat fisis meliputi tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampat tetap sebelum dan sesudah aging dan perendaman dalam fuel. Uji morfologi dilakukan terhadap SEM maupun FTIR. Hasil uji menunjukan bahwa kompatibiliser maleat anhidrat mampu meningkatkan sifat fisis. Penambahan NBR meningkatkan swelling dan sifat fisis. Penambahan PVC meningkatkan ketahanan terhadap pengusangan. Microgarf SEM menunjukan permukaan campuran merata dan kompatibel. Analisa FTIR menunjukan terbentuk gugus fungsi OH pada panjang gelombang 3468 cm-1. Formulasi blend PVC dan NBR untuk seal O ring yang memenuhi persyaratan ASTM D 2000, adalah NBR 80 phr, PVC,20 phr, MAH 4 phr, DOP 25 phr, Ca stearat 3 phr, ZnO 3 phr, asam stearat 25 phr, MTQ 2 phr, MBTS 1 phr, TMT 0,5 phr, carbon black 40 phr, DCP 0,2 phr dan sulfur 1,5 phr. Kata kunci : NBR, PVC,maleat anhidrat, grafting, seal O ring. | Plastik | |
242 | PENELITIAN KETAHANAN WADAH BIBIT PLASTIK UNTUK TANAMAN INDUSTRI JANGKA PANJANG | 1992 | Ir. Arum Yuniari, Ir. Niken Karsiati, Ir. Irsananto W. M. Eng | Penelitian tentang ketahanan wadah plastik untuk tananman industri jangka pendek, menengah dan panjang bertujuan untuk mengetahui mutu kantong plastik wadah bibit tanaman. Dalam penelitian ini digunakan 243 buah kantong plastik yang terdiri dari 27 buah kantong plastik sebagai blanko, 108 buah kantong plastik ditanami bibit tanaman industri jangka pendek dan menengah dalam hal ini diwakili oleh tanaman lada, vanili dan nilam, dan 108 buah kantong plastik ditanami bibit tanaman industri jangka panjang yang diwakili oleh tanaman kopi, coklat dan melinjo. Kantong plastik yang digunakan mempunyai ketebalan 0.03 mm, 0.05 mm, dan 0.10 mm. Variasi waktu tanam untuk tanaman industri jangka pendek dan menengah adalah 3, 4, 5 dan 6 bulan sedangkan untuk tanaman jangka panjang adalah 9, 12, 15, 18 bulan. Pengujian dilakukan sesuai JIS K 6781-1977 ' Polyethylene Films For Agriculture' terhadap kantong plastik yang sudah ditanami blanko, meliputi uji ketegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek dengan masing- masing tiga kali ulangan. | Plastik | |
243 | LAPORAN TEKNOLOGI PENGELEMAN DAN APLIKASI LEM UNTUK ALAS KAKI (II) | 2007 | Ir. Arum Yuniari, Ir. Herminiwati M.P., Dra. Murwati., Suko Praptono B.Sc.. | Sepatu dan alas kaki merupakan salah satu komoditi andalan ekspor Indonesia. Kualitas sepatu sangat ditentukan oleh kekuatan rekat antara bagian atas sepatu dan sol yang dipengaruhi oleh lem. Penelitian teknologi pengeleman dan aplikasi lem dari hasil penelitian tahap I (tahun 2006) pembuatan lem untuk sepatu dan alas kaki. Lem yang diaplikasikan adalah lem sintetik berbahan baku chloroprene rubber dan lem berbahan baku karet alam. Lem bahan baku karet sintetik menggunakan tackifier phenolic resin sebanyak 45 bagian dengan formula sebagai berikut : chloroprene rubber 100 bagian, BHT 2 bagian, MgO 4 bagian, ZnO 5 bagian sedangkan lem berbahan baku karet alam tackifier yang digunakan coumaron resin 5 bagian dengan formula sebagai berikut : karet alam 100 bagian, calcium silikat 5 bagian, coumaron resin 5 bagian, Zinc Oxide 10 bagian, asam stearat 2 bagian, AOSP 2 bagian, MBTS 0,8 bagian, TMTD 0,2 bagian dan belerang 2 bagian. Dalam penelitian ini sol yang divariasi adalah sol karet dan sol plastik. bahan atasan yang divariasi adalah kulit, kulit imitasi dan kain (webbing), sedangkan suhu pengeleman untuk lem sintetik 55 C-60 C dan suhu pengeleman lem berbahan baku karet alam 165 C-175 C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lem sintetik sesuai diaplikasikan untuk pembuatan sandal dengan sol EVA dan atasan kulit imitasi memberikan nilai peel test tertinggi yaitu 2600 gr/cm, juga sesuai bila lem sintetik diaplikasikan pada sepatu dengan sol karet dan atasan kulit adapun nilai peel test 1000 gr/cm dan nilai sole adhesion bagian ujung 8 kg, bagian samping dalam 6 kg, bagian luar 6 kg, bagian belakang 30 kg. Nilai ini memenuhi persyaratan SNI 12-2942-1992 sepatu wanita dari kulit model pantopel sistem lem. Viskositas lem sintetik yang dihasilkan 6500 centipoise dengan teknologi pengeleman sistem lem press dingin menggunakan suhu 55 C dengan waktu 10-15 menit. Lem berbahan baku karet alam sesuai diaplikasikan untuk pembuatan sepatu ABRI dinas lapangan memberikan nilai peel test 1553,54 gr/cm, nilai sole adhesion adalah bagian ujung 58 kg, bagian samping 57 kg, samping luar 57 kg dan bagian belakang 89 kg dan memenuhi pesyaratan | Alas Kaki | |
244 | Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan Pada Industri | 2004 | Ir. Arum Yuniari Ir. Sotja Prajati Ir. Siti Rochani Ir.Emiliana Kasmudjiastuti | Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan pada Industri dilaksanakan terhadap salah satu Industri Penyamakan Kulit di Daerah Istimewa yogyakarta dengan didahului sebelum pembuatan dokumen Manual Lingkungan, Prosedur Lingkungan, Instruksi Kerja dan Formulir dibantu oleh Konsultan Lingkungan. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik mempunyai Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan Yogya Environment Certification Assurance (JECA) yang dapat memberikan sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan kepada organisasi untuk lingkup sektor industri kulit dan produk kulit, produk karet dan plastik , produk makanan , minuman dan tembakau , bahan kimia, produk kimia dan serat. Dalam kaitannya dengan penerapan ISO 14001 pada industri kulit serta untuk mengetahui kesesuaiannya maka perlu dilakukan audit oleh Lembaga Sertifikasi. Disamping itu untuk mengetahui kinerja sebuah Lembaga Sertifikasi maka pada saat dilakukan audit pada Industri, disaksikan oleh Komite Akreditasi Nasional (witness) | Kulit | |
245 | PENELITIAN KETAHANAN WADAH BIBIT PLASTIK UNTUK TANAMAN INDUSTRI JANGKA PANJANG | 1992 | Ir. Arum Yuniari Ir. Niken Kasiati | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Penelitian tentang ketahanan wadah bibit plastic untuk tanaman industri jangka pendek, menegah dan panjang bertujuan untuk mengetahui mutu kantong plastik wadah bibit tanaman. Dalam penelitian ini digunakan 243 buah kantong plastic yang terdiri dari 27 buah kantong plastik sebagai blanko, 108 buah kantong plastik ditanami bibit tanaman industry jangka pendek dan menengah, dalam hal ini diwakili oleh tanaman lada, vanili dan nilam, dan 108 buah kantong plastik ditanami bibit tanaman industry jangka panjang, yang diwakili oleh bibit tanaman kopi, coklat dan melinjo. Kantong plastik yang digunakan mempunyai ketebalan 0,03 mm, 0,05 mm dan 0,10 mm. variasi waktu<span> </span>tanaman untuk tanaman industry jangka pendek dan menengah adalah 3, 4, 5, dan 6 bulan, sedangklan untuk tanaman jangka panjang adalah 9, 12, 15, dan 18 bulan. Pengujian di lakukan sesuai JIS K 6781-1977 ‘Polyethylene Films for agriculture terhadap kantong plastic yang sudah ditanami dan blanko meliputi uji tegangan putus, perpanjang putus dan ketahanan sobek dengan masing-masing 3 kali ulangan. Analisa statistik menunjukan bahwa sampe waktu 18 bulan, variasi jenis tanaman tidak mempengaruhi nilai tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek. Sedangkan variasi tebal kantong plastik dan waktu tanam sangat mempengaruhi nilai tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kantong plastik dengan tebal 0,03 mm dapat dipakai untuk pembibitan jangka pendek dan menengah, kantong plastik dengan tebal 0,05 mmdan 0,10 mm dapat dipakai untuk pembibitan jangka panjang.</span></p> | Plastik | |
246 | Pembuatan Alat Pencacah Sampah Plastik Jenis Fleksibel (Kantong Plastik) | 2001 | Ir. Arum Yuniari Ir. Niken Karsiati Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari | Pada pembuatan alat pencacah sampah plastik fleksibel dimaksudkan untuk mencacah sampah plastik fleksibel (plastik film atau sheet) dengan tebal ? 0.2 mm sehingga menjadi serpihan-serpihan kecil agar siap dimasukkan dalam mesin pelletizer. Adapun kapasitas dari alat pencacah sampah plastik fleksibel adalah 40-50 kg dengan spesifikasi teknis : motor 5,5 HP 220/380 volt, dimensi mesin panjang 1000 mm, lebar 500 mm dan tinggi 1650 mm, pisau tetap 2 buah ukuran (300 x 80 x 19) mm bahan baja ST 30 dilapisi nikko stell HV 600, peralatan dilengkapi saringan dengan diameter 15 mm. Sedangkan untuk pengering cacahan plastik (oven) mempunyai dimensi panjang 2500 mm, lebar 1000 mm dan tinggi 750 mm dilengkapi blower ? PK dan kompor minyak, oven mempunyai kapasitas 50 kg. | Sistem Mutu | |
247 | Pembuatan Desain Unit Pengolahan Limbah Cair Industri Kecil Barang Jadi Karet Di Bandung | 1998 | Ir. Arum Yuniari Ir. Kusumo Retno Sri Setyasmi Bsc | Desain unit pengolah limbah cair industri barang jadi karet merupakan suatu rangkaian instalasi pengolahan air limbah pada industri barang jadi karet yang terdiri dari bak equalisasi, bak flokulasi, tangki sedimentasi dan saringan pasir. Penentuan rangkaian instalasi pengolahan air limbah disini berdasarkan beberapa alternatif yaitu : karakteristik dari air limbah yang diatas ambang batas. Desain instalasi pengolahan air limbah berdasarkan kapasitas produksi barang jadi karet untuk keperluan teknik 800 ton per tahun dan debit air limbah 612 liter perjam. Pada industri barang jadi karet parameter-parameter yang melebihi ambang batas yaitu : BOD5, COD, TSS, amonia dan pH. Percobaan pengolahan air limbah untuk menurunkan parameter-parameter yang diambang batas dengan menambahkan bahan kimia yaitu alum sebagaikoagulan dengan kadar 500 mgr/lt, 400 mgr/lt, 300mgr/lt, 200mgr/lt, 100mgr/lt. Selain itu juga ditambahkan polielektrolit sebesar 1 %. Setelah dilakukan percobaan pengolahan ternyata untuk parameter-parameter yang diatas ambang batas telah bisa memenuhi baku mutu sehingga air dapat dibuang ke perairan. | Rekayasa | |
248 | Pembuatan Karet Tromol untuk Kendaraan Bermotor Roda Dua | 2015 | Ir. Arum Yuniari Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Ike Setyorini, ST Hesty Eka Mayasari, ST | <p align="justify" class="MsoNormal" style="margin-top:0in;margin-right:.75in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:98%;"><span>Penelitian pembuatan karet tromol kendaraan bermotor roda dua bertujuan mendapatkan formulasi dan hasil uji yang memenuhi persyaratan teknis perusahaan. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karet tromol adalah EPDM dan campuran EPDM/NR. Vulkanisat karet tromol dari bahan EPDM dibuat dengan variasi bahan pengisi carbon black 50 phr; 60 phr dan 70 phr. Sistem vulkanisasi yang digunakan ada 3 (tiga) yaitu: SEV, EV dan CV. Adapun vulkanisat karet tromol yang dibuat dari campuran EPDM dan karet alam dibuat dengan variasi bahan baku EPDM/NR sebagai berikut: 80/20 phr; 70/30 phr; 60/40 phr; 50/50 phr dan 40/60 phr. Bahan pengisi carbon black dibuat tetap yaitu 70 phr. Proses komponding menggunakan alat two roll mill. Proses komponding untuk kompon EPDM dan NR menggunakan metode kutativ. Proses vulkanisasi dengan alat hydraulic press tekanan 150 kg/cm 2. Pengujian yang diamati meliputi tegangan putus dan perpanjangan putus awal dan sesudah aging, ketahanan sobek awal dan sesudah aging, kekerasan awal dan sesudah aging, compression set suhu swelling, ketahanan kikis, SEM danTG/DTA. Hasil uji menunjukkan bahwa vulkanisat karet tromol bahan EPDM dengan bahan pengisi carbon black 70 phr di proses dengan sistem vulkanisasi EV memenuhi persyaratan teknis perusahaan. </span></p> | Karet | |
249 | Pembuatan Oil Seal Shock Absorber | 2016 | Ir. Arum Yuniari Ike Setyorini, S.T. Dwi Ningsih, S.T. Hesty Eka Mayasari, S.T. | <div align="justify">Shock absorber merupakan part otomotif yang sangat penting dalam mendukung kenyamanan berkendara. Salah satu bagian dalam part shock absorber adalah oil seal shock absorber. Fungsi dari oil seal tersebut adalah untuk meredam kejutan atau getaran akibat kondisi jalan yang tidak rata untuk memberikan kenyamanan bagi pengendara. Kondisi saat ini oil seal shock absorber yang diproduksi mudah aus dan rusak. Beberapa keluhan konsumen tentang oil seal shock absorber adalah mudah mengeras, mudah aus, mudah sobek, tidak tahan oli dan suhu tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan formulasi oil seals shock absorber tahan oli dan tahan panas serta mempelajari teknologi proses pembuatan oil seal shock absorber. Bahan baku yang digunakan untuk membuat oil seal shock absorber adalah Nitrile Butadiene Rubber (NBR) dan campuran NR/NBR sebagai bahan pengisi digunakan 2 (dua) jenis carbon black (CB) berdasarkan ukuran partikel yaitu N 330 dan N774. Proses pembuatan komposit menggunakan alat two roll mill dan proses pencetakan produk dengan mesin hydraulic press pada suhu 150ºC dan tekanan 150 kg/cm2. Pengujian komposit dilakukan berdasarkan sifat mekanik dan kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oil seals shock absorber yang dibuat dari komposit NBR dengan bahan pengisi campuran N330/N774 mempunyai sifat mekanik unggul dan sifat ketahanan oli lebih baik dari produk oil seals shock absorber yang diperoleh dari pasaran. Sifat mekanik vulkanisat oil seals shock sabsorber dari campuran NR/NBR mengalami penurunan bila dibandingkan vulkanisat dari bahan NBR. </div> | Karet | |
250 | Pembuatan paking oil seal mesin mobil | 2017 | Ir. Arum Yuniar Ike Setyorini, ST. Noor Maryam Setyadewi, ST., MT. Hesty Eka Mayasari, ST. Wahyu Pradan Arsitika, ST. | Produsen suku cadang otomotif dituntut mampu menhasilkan suku cadang dengan kualitas dan kuantitas yang terjamin.Keberadaaan suku cadang otomotif adalah untuk memasok kepabrikan mobil atau Original Equipment Manufacturer (OEM) juga untuk memenuhi kebutuhan konsumen (after market). Salah satu suku cadang yangsangat dibutuhkan oleh konsumen adalah paking oil seal mesin mobil. Fungsi dari paking oil seal mesin mobil adalah untuk menahan rembesan kebocoran oli mesin mesin mobil supaya tetap pada tempatnya. Di Pasaran banyak beredar produk yang tidak orisinil dengan kualitas yang tidak standar. Beberapa keluhan dari pengguna otomotif adalah paking oil seal mudah mengeras, tidak tahan panas dan tidak tahan oli, sehingga terjadi kebocoran oli di sekitar mesin mobil. Pada penelitian ini akan dibuat paking oil seal mesin mobil dari komposit NBR/EPDMdengan sifat material tahan panas dan tahan oli. Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) tahun (2017-2019).Tjuan dari penelitian adalah mendapatkan optimun formulasi paking oil seal mesin mobil dari komposit NBR/EPDM, serta mempelajari pembuatan paking oil seal mesin mobil. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah : NBR, EPDM, Kompatibiliser MBS, montmorillonite,Zeocyl, BIIR dan beberapa aditif.Pengujian yang dilakukan sifat material yang dikorelasikan dengan aplikasinyadi lapangan meliputi: Karakteristik proses, morfologi dan sifat mekanik ( Tegangan putus, perpanjangan putus, kuat sobek, swelling). Selain itu uji SEM, XRD, dan DSC juga dilakukan untuk mengetahui karakter material. Dari hasil prnrlitian yang dilakukan, diketahui bahwa kompatibiliser montmorillonite memberikan campuran yang lebih homogen ditinjau dari hasil SEM dan juga penggunaan montmorillonite dengan akselerator MBT memberikan sifat fisik yang baik dengan tegangan putus mencapai 151,67 kg/cm2. Namun demikian , penelitian ini perlu dilanjutkan untuk mendapatkan ketahanan swelling yang lebih baik lagi. | Plastik | |
251 | PENERAPAN SMM ISO 9001 : 2000 DI LINGKUNGAN BBKKP (LANJUTAN) | 2009 | Ir. Any Setyaningsih, Dra. Murwati, Hernadi Surip, B.Sc, Bambang Wiradono, B.Sc | Ir. Any Setyaningsih, Dra. Murwati, Hernadi Surip, B.Sc, Bambang Wiradono, B.Sc | Sistem Mutu | |
252 | Pembuatan Desain Instalasi Unit Pengolah Limbah Cair Industri Daur Ulang Sampah Plastik Fleksibel | 2002 | Ir. Any Setyaningsih Dra. Sri Brotoningsih Puji Lestari Irene Sri Sukaeni, B.Sc | Desain instalasi unit pengolahan limbah industri daur ulang sampah plastik fleksibel merupakan satu rangkuman instalasi pengolahan air limbah pada industri, yang terdiri dari : bak equalisasi, bak flokulasi, bak sedimentasi dan bak saringan. Penentuan instalasi tersebut diatas berdasarkan debit air limbah dari hasil studi lapangan yaitu sebesar 1,04 lt/dt bekas cucian sampah plastik fleksibel bahan pembuat pellet. Disamping itu juga berdasarkan karakteristik air limbah yang berada diatas ambang batas Baku Mutu Limbah Cair Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.660 1/02/1997. Setelah dilakukan pengolahan dengan penambahan koagulan FeCl3 6H2O 0,1% sebanyak 20 ml dan flokulan polyelektrolit 0,1% sebanyak 20 ml diperoleh hasil pengujian sebagai berikut : pH 7; COD 36 mg/lt; BOD 18 mg/lt; TSS 116 mg/lt yang sudah memenuhi Baku Mutu, sehingga air limbah tersebut sudah aman untuk dibuang di perairan umum. | Standar | |
253 | PENELITIAN DAN PENERAPAN SOL KARET SEPATU KANVAS UNTUK OLAH RAGA PADA INDUSTRI | 1994 | Ir. Any Setyaningsi. Ir. Arum Yuniari Buchori, B.Sc | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Peneliti penerapan sol karet sepatu kanvas untuk olah raga bertujuan mendapatkan sol karet sepatu kanvas untuk olah raga dan yang memenuhi persyaratan SII 1406-85. Dalam penelitian sol dicetak dengan variasi waktu 4, 5, 6, 7, 8 menit dan tekanan145, 150, 155 kg/cm² pada suhu 150 ºC sehingga diperoleh 15 variasi sol cetak. Kemudian di lakukan sifat fisisnya meliputi tegangan putus, perpanjangan putus, ketahanan sobek,perpanjangan tetap,kekerasan, ketahanan kikis, bobot jenis dan ketahanan retak luntur. Hasil uji dihitung secara statistik dengan metode factorial, dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil optimum sol karet yang dicetak dengan tekanan 150 kg/cm2, waktu 6 menit pada suhu 150 ºC. sol karet cetak tersebut telah memenuhi persyaratan SII. 1406-85<span> </span>“Sol Karet Cetak Kanvas Untuk Olah Raga”.</span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"> </span></p> | Karet | |
254 | Penerapan penggunaan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating asal impor. | 2000 | Ir. Widari Hernadi Surip, B.Sc Heru Budi Susanto | Kegiatan penerapan penggunaan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating asa1 impor bertujuan untuk memanfaatkan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan jamur tempe terhadap sifat - sifat fisis kulit boks dan kulit glace. Sebagai bahan baku adalah kulit sapi awetan garam kemudian diproses menjadi kulit boks dan kulit kambing awetan garam kemudian diproses menjadi kulit glase. Variasi prosentase jamur tempe pada penggunaan adalah 0,6 %; 1,0 % dan 1,4%; untuk pancreol bate: 0,6 %. Variasi pH jamur tempe pada penggunaan adalah 3,5 dan 7, untuk pancreol bate : 8,5. Sebagai tolok ukur menggunakan SNI. 06-0253-1989 . Mutu dan cara uji kulit glase dari kulit kambing, serta SNI. 06-0234-1989 : Mutu dan cara uji kulit boks dari kulit sapi. Dari data hasil uji fisis kulit ternyata tidak terdapat perbedaan yang nyata antara penggunaan jamur tempe dengan penggunaan pancreol bate dengan prosentase jamur tempe 0,6 ? 1,4 % dan pH 5 ? 7. Dengan melihat hasilnya maka penggunaan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating asal impor ternyata cukup efisien dari segi ekonominya. | Kulit | |
255 | Pemanfaatan jenis tumbuhan lokal sebagai pengganti bahan penyamak nabati asal impor. | 2000 | Ir. Sri Pertiwi Rumiyati,MP Sri Waskito B.Sc Rusman Saroso | Penelitian pemanfaatan jenis tumbuhan lokal sebagai pengganti bahan penyamak nabati asal impor bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman lokal yang mengandung zat penyamak nabati dan dapat digunakan sebagai bahan penyamak. Jenis tanaman untuk penelitian adalah tanaman bakau - bakau, biji pinang dan gambir. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu : (1) Ekstraksi zat penyamak nabati. (2) Proses penyamakan kulit tas koper sistim samak cepat proses samak kombinasi krom ? nabati, dan krom - sintan - nabati dengan bahan penyamak dari bakau-bakau, biji pinang dan gambir; (3) Analisa kuantitatif bahan penyamak nabati serta uji mutu kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan zat penyamak (tannin) dalam bakau ? bakau, biji pinang dan gambir berturut-turut adalah 15,5 g/l; 11,62 g/l; 30,00 g/l. Bahan penyamak tersebut dapat digunakan sebagai alternatif sebagai pengganti bahan penyamak nabati asal impor. Mutu kulit tas koper yang dihasilkan relatif sama dengan mutu kulit tas koper samak kombinasi dengan bahan penyamak asal impor (mimosa). Mutu kulit tersebut memenuhi persyaratan SNI. 06-0335-1989, Mutu dan cara uji kulit sapi untuk tas kopor. | Kulit | |
256 | Penyempurnaan Dokumen,Pra Asesmen Dan Asesmen ISO SERI 14000 | 2003 | Ir. Siti Rochani Ir. Sotja Prajati Ir. Arum Yuniari Ir. Widari | Penyempurnaan dokumen pra asesmen dan asesmen ISO 14000 merupakan kegiatan untuk persiapan berdirinya Lembaga Sertifikasi Manajemen Lingkungan di lingkungan Balai Besar penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta. Pembuatan dokumen mengikuti acuan dari Pedoman 401 ? 2000 yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Dokumen yang tersusun terpisah dari laporan ini, yang meliputi Dokumen Level 1 Panduan Mutu, Dokumen Level 2 prosedur Sistem Mutu, Dokumen Level 3 Instruksi Kerja dan Dokumen Level 4 Formulir. Keempat dokumen tersebut telah melalui beberapa revisi dengan bantuan konsultan dari PT Redecon Jakarta. Persiapan akreditasi yang dilakukan adalah pendaftaran permohonan akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen lingkungan (LSSML) dan pengiriman dokumen 4 (empat) level | Kulit | |
257 | Sarung Tangan Karet anti alergi Berbasis Lateks Karet Alam Terdeproteinasi | 2017 | Indiah Ratna Dewi, S.Si. Muhammad Sholeh, M.Eng. Dona Rahmawati, S.TP. Endang Susianai, ST. Dr. Rer. nat Noviyan Darmawan, M.Sc. | Karet alam (NR) dari spesies Hevea brasilliensis adalah salah satu sumber daya alamterbarukan yang sangat berharga. NR memiliki banyak sifat yang unggul, namun juga memiliki kelemahan dalam sifat-sifat tertentu, seperti ketahanan terhadap minyak dan ketahanana terhadap cuaca. Keberadaaan ikatan ganda C=C pada rantai monomer Isoprenamenyebabkan NR mudah terdegradasi ketika permukaanya terpapar langung oleh sinar matahari, ozon, radiasi sinar UV dan udara, khususnya pada udara yang tinggi sehingga dilakukan modifikasi kimia terhadap NR untuk mengurangi kelemahannya. Namun keberadaan protein dalam NR dapat mengganggu efektivitas modifikasi kimia tersebut. Protein dapat bertindak sebagai pemburu radikal bebas dan dapat menghilangkan spesies radikal bebasyang ada pada mekanisme reaksi modifikasi. Protein yang terdapat pada permukaan NR juga dapat menimbulkan alergi sehingga protein dalam NR perlu di hilangkan. Proses deproteinasi lateks tinggi ammonia (HA – NR) menggunakan enzim proteolitik (1; 1,5; 2; 2,5% b/b), Urea (0,05; 0,1; 0,15;% b/b) dan gabungan keduanya(enzim 1%, urea 0,05% variasi waktu) ditambah dengan surfaktan SDS dan Sentrifuse 3500 rpm selama 3 x 60 menit sehingga menghasilkan karet yang terdeproteinasi (DPNR). Dilakukan pengujian protein dengan metode Kjeldahl, lateks hasil deproteinasi DPNR yang paling optimumdibuat film lateks. Dilakukan variasi konsentrasi koagulan (10; 20; 30%) dan waktu pencelupan (10; 20; 30 detik). Pada pembuatan film lateks dilakukan variasi pada jumlah bahan pengisi nano (0, 1, 2, 3, 4 dan 5%) Film yang hasilkan dilakukan pengujian kuat tarik dan perpanjangan putus. Dari hasil penelitian didapatkan hasil deproteinasi paling optimum adalah kombinasi enzin 1% -urea 0,05%, inkubasi 120 menitdalam suhu ruangKonsentrasi koagulan 20% dan waktu pencelupan 20 detik menghasilkan film dengan kuat tarik dan perpanjangan putus tertinggi. Film lateks tanpa penambahan bahan nano (NPCC=0) menghasilkan nilai kuat tarik dan perpanjangan putus tertinggi. Lateks DPNR dengan hasil terbaik pada uji kuat tarik dan perpenjangan putusnya kemudian dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan sarung tangan karet anti alergi. Sarung tangan karet ditambah dengan anti bakteri ekstrak sirih dan ion Ag+. | Karet | |
258 | Pengembangan Pembuatan V-Belt Motor Matik | 2016 | Indiah Ratna Dewi, S.Si Ir. Herminiwati Ir. Arum Yuniari Muhammad Sholeh, M.Eng Noor Maryam Setyadewi, S.T., M.T. | <div align="justify">Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah berhasil melakukan karakterisasi produk V-Belt di pasar, dan melakukan optimasi kompon compression rubber. Compression rubber adalah bagian karet yang langsung berhubungan dengan pulley penggerak roda. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki sifat rheologi kompon compression rubber v-belt serta kelekatan serat pada matriks karet, optimasi kompon upper rubber, dan melakukan pencetakan produk v-belt dengan formula terbaik hasil penelitian.<br /><br /> Sifat rheologi kompon compression rubber diperbaiki dengan mengubah jenis dan jumlah akselerator, yaitu menggunakan akselerator tunggal CBS sebanyak 1,2 phr sehingga memiliki keselamatan proses yang lebih baik. Perbaikan serat dilakukan dengan menambah perlakuan kimia terhadap serat, yaitu proses hidrolisis dan modifikasi peroksida terhada serat hasil penelitian sebelumnya yang telah mengalami proses delignifikasi dan ekstraksi. Perlakuan serat ini mampu memperoleh serat berukuran mikro (sekitar 10-15 μm) dengan kadar selulosa sebesar 80%. Kompon compression rubber menggunakan gabungan karet sintetis dan karet alam CR/RSS I: 70/30 phr, bahan pengisi serat gebang 20 phr dan carbon black N330 sebanyak 40 phr, N550 sebanyak 35 phr, dan bahan aditif lainnya.<br /><br /> Kompon upper rubber telah berhasil dioptimasi dari formula dasar penelitian sebelumnya, menggunakan gabungan karet sintetis dan karet alam CR/RSS I: 70/30 phr, carbon black N330 sebanyak 30 phr, N550 sebanyak 30 phr, dan bahan aditif lainnya, tanpa menambahkan serat gebang. Pencetakan produk v-belt telah dilakukan dengan kerjasama antara BBKKP dengan PT. Bando Indonesia. Tahapan pecetakan produk meliputi tahap komponding menggunakan mini kneader, sheeting kompon hingga mencapai ukuran ± 0,3 cm, building, curing, v-cutting, home base cutting, dan finishing. Produk v-belt hasil penelitian juga telah diuji sesuai dengan standar JASO E-107 dan hasilnya mampu memenuhi persyaratan JASO E-107 yang diujikan. Pengujian durabilitas tidak dapat dilakukan karena alat uji yang ada di PT. Bando Indonesia sedang dalam perbaikan. </div> | Karet | |
259 | PEMBUATAN KARET WIPER MOBIL MENGGUNAKAN BAHAN PENGISI PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE (PCC) TERAKTIVASI | 2012 | Ike Setyowati, ST Indiah Ratna Dewi, S.Si Rangga Kistiwoyo, ST | Karet wiper merupakan komponen kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang vital karena menyangkut keselamatan pengemudinya. Material karet wiper rawan terkena deteriorasi akibat cuaca, akibatnya menjadi keras, kaku dan tidak fleksibel. Hal ini dapat menyebabkan pandangan pengemudi menjadi terganggu. Dengan meningkatnya produksi mobil, juga dengan pergeserab gaya hidup, maka komponen ini menjadi meningkatkebutuhannya. Penelitian-penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengupayakan produk karet wiper yang berkualitas prima. Berbagai jenis karet digunakan dengan metoda pelapisan dengan zat tertentu untuk menghasilkan performa penyapuan (wiping) yang maksimal. Namun, dengan berjalannya waktu lapisan tersebut semakin menipis dan akhirnya habis. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menghasilkan karet wiper dengan performa yang prima pada jangka waktu yang panjang. Precipitated calcium carbonate (PCC) digunakan pada komponen yang terbuat dari Polyvinyl Chloride (PVC) dapat memberikan surface gloss yang baik dan apabila digunakan dalam bentuk yang aktif dapat meningkatkan sifat fisis vulkanisat, jugadengan ketahanan terhadap cuaca. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah karet alam (pale crepe), precipitated calcium carbonat (PCC), impor (DIACAL) dan lokal (Surabaya), carbon black (HAF dan GPF), aflux 42, ZnO, TMQ, 6PPD, paraffin wax, paraffinic oil, PVI, MBTS, DPG dan sulfur, Kegiatan penelitian dibagi menjadi tahapan aktivasi PCC lokal, desain dan trial formulasi, penelitian dan analisa data. Data hasil pengujian dibandingkan dengan ASTM D 2000 untuk menentukan formulasi terbaik. Hasil penelitian menunjukkan kekerasan vulkanisat belum memenuhi persyaratan ASTM D 2000 untuk karet wiper (wiper blade). Sifat lain yang nilainya masih tinggi adalah ketahanan pampat tetap. Sifat fisis lainnya memberikan kecenderungan yang sama, baik PCC DIACAL maupun Lokal. Pemilihan formulasi terbaik dilakukan dengan mengesampingkan persyaratan kekerasan. Pertimbangan didasarkan pada perpanjangan putus, tegangan putus, kekuatan sobek dan ketahanan pampat. Diperoleh 2 (dua) formulasi terbaik, yaitu WB9 dan WB10. | Karet | |
260 | Optimasi Pembuatan Bioplastik Berbasis Limbah Pertanian | 2015 | Ihda Novia Indrajati, MT Ir. Herminiwati, MP Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Muhammad Sholeh, M.Eng | <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:93%;" class="MsoNormal"><span>Penelitian ini bertujuan mengoptimasi pembuatan bioplastik dari bahan limbah pertanian kulit umbi singkong dan diaplikasikan pada barang non kemasan. Pada penelitian ini barang yang akan dibuat adalah filamen untuk mesin cetak 3D. </span></p> <p align="justify" style="margin-bottom:.0001pt;line-height:5.55pt;" class="MsoNormal"><span> </span></p> <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:98%;" class="MsoNormal"><span>Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan. Pra penelitian, sebagai kegiatan pendahuluan, difokuskan pada ekstraksi pati dari kulit umbi singkong. Untuk memperoleh prosedur ekstraksi pati yang memberikan yield optimum, terlebih dahulu dilakukan ekstraksi pati dari umbi singkong. Pada percobaan tersebut divariasikan waktu pulping, waktu steeping, jumlah air, konsentrasi dan jumlah natrium metabisulfit (NMB). Kondisi yang memberikan yield optimum kemudian diterapkan pada ekstraksi pati dari kulit umbi singkong. Pada tahapan tersebut kembali dilakukan variasi konsentrasi NMB. Modifikasi pati menggunakan asam sitrat dilakukan untuk meningkatkan hidrofobitas pati. Modifikasi dilaksanakan pada waktu reaksi yang berbeda, yaitu 16, 18 dan 20 jam. Karakterisasi dilakukan terhadap gugus fungsi, morfologi dan kristalinitas, baik pada sampel pati hasil ekstraksi (NS) maupun pati modifikasi. Pembuatan TPS dilaksanakan dengan metode solvent casting. Pati yang digunakan merupakan campuran antara pati murni (NS) dan pati modifikasi (PCA), yaitu dengan rasio 1:0, 1:0,3 dan 1:1, serta variasi konsentrasi bentonite clay 0, 0,5, 1, 5, 10 dan 15%. Bentonite ditambahkan dalam bentuk dispersi 50%. Pemlastis digunakan air dan gliserol dengan konsentrasi masing-masing 10 g/g pati dan 3 g/g pati. Acid scavenger digunakan asam asetat glasial 5% v/v ditambahkan sebanyak 10%. Asam stearat ditambahkan sebanyak 1% sebagai pelumas internal. Karakterisasi dilakukan terhadap sampel TPS meliputi gugus fungsi, kristalinitas, sifat termal (DSC dan TG/DTA), melt flow index (MFI) dan sifat mekanik yang mencakup tegangan putus, perpanjangan putus dan kekerasan. </span></p> <p align="justify" style="margin-bottom:.0001pt;line-height:6pt;" class="MsoNormal"><span> </span></p> <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:97%;" class="MsoNormal"><span>Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum ekstraksi pati kulit umbi adalah 200 ml air, 250 ml NMB 20% w/w, waktu pulping 2 menit, waktu rasping 6 menit dan waktu settling 24 jam. Gugus fungsi pati hasil ekstraksi sama dengan pati komersial dan mempunyai struktur kristal tipe A. Modifikasi pati menggunakan asam sitrat (PCA) tidak mengubah kristalinitas pati dan tidak memecah granular pati. Efektivitas modifikasi ditunjukkan melalui uji termal (TG/DTA) dengan adanya puncak endotermis pada 159,42 dan 211,59ºC. Thermoplastic starch (TPS) yang dihasilkan bersifat rapuh sehingga pengujian sifat mekanik belum dapat dilakukan karena terkendala proses preparasi contoh ujinya. TPS hasil penelitian menunjukkan sifat amorf. Penambahan bentonite menaikkan sifat termal TPS ditunjukkan dengan pergeseran puncak endotermis pada daerah 250-300ºC. </span></p> | Plastik |