# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
221 | PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENYAMAKAN KULIT SOL SISTEM SAMA CEPAT | 1995 | Ir. Suliestiyah Wrd. Hasan Basalamah, B. Sc Soediyono,B.sc Darmawan,B.Sc | <p align="center" style="margin-right:.2in;text-align:center;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Pengembangan teknologi penyamakan kulit sol sistem sama cepat </span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(rapid tanning for sole leather) betujuan untuk membuat kulit sol yang fleksibel (lentur), tidak berbau dengan yang cepat untuk keperluan industri sepatu. Bahan yang digunakan untuk proses pengembangan yaitu : kulit sapi Bali mentah kering sebanyak 11 (sebelas) lembar. Proses penyamakannya menggunakan bahan penyamak kominasi sama nabati dan sama krom dengan variasi : 24%, 28% dan 32% untuk bahan penyamak nabati (ekstra mimosa) dan 2%<span> </span>untuk bahan penyamak krom. Sebelum diadakan pengembangan utama dilaksanakan pra pengembangan lebih dahulu untuk menetukan variasi penggunaan bahan penyamak krom. Hasil kulit sol yang diperoleh dari proses pengembangan di uji secara organoleptis, kimia dan fisis kemudian di bandingkan dengan persyaratan uji yang terdapat dalam SII 0019-79 : “Mutu dan cara uji kulit sol sapi”. Hasilnya menunjukan bahwa penyamakan kulit sol sistim sama cepat yang menggunakan bahan penyamak nabati 28% dan 32% hasil uji fisis dan kimia sesuai persyaratan uji pada SII 0019-97. Dari hasil pengembangan diambil kesimpulan bahwa penggunaan bahan penyamak nabati (ekstrak mimosa) 28% dan 32% kombinasi dengan bahan penyamak krom 2% menghasilkan kulit sol yang memenuhi syarat SII 0019-79 serta tidak berbau dan fleksibel (lentur). Ditinajau dari segi biaya maka penggunaan bahan penyamak nabati 28% adalah paling ekonomis untuk digunakan dalam proses penyamakan kulit sol sistim sama cepat yang di kombinasikan dengan bahan penyamak krom 2%.</span></p> | Kulit | |
222 | PENELITIAN PEMANFAATAN LEM HASIL LATEK ALAM YANG TELAH DIRADIASI UNTUK PEMBUATAN SEPATU KANVAS UMUM | 1993 | Sumardjono Sukirno Subardi Budiyono | <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';">Penelitian ini bertujuan menerapkan lateks alam iradiasi<span> </span>sebagai bahan perangkat</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';">(lem) untuk pengesolan dan pemasangan foxing pada pembuatan sepatu kanvas sistim vulkanisasi uap. Sepatu kanvas uang dihasilkan (sepatu kanvas Li) diuji kuat rekat sol liar dengan kanvas serta kuat foxing<span> </span>dengan sepatu kanvas, kemudian dibandingkan dengan kuat rekat sol liar dengan kanvas dan kuat rekat foxing dengan kanvas pada sepatu kanvas yang menggunakan bahan perekat lateks alam vulkanisasi belerang(sepatu kanvas La) Dari hasil perbandingan tersebut terlihat bahwa kuat rekat sol luar dengan kanvas pada sepatu La nilainnya lebih tinggi sedangkan kuat rekat foxing <span> </span>dengan kanvas antara sepatu kanvas LI dan sepatu kanvas LA mempunyai nilai yang setara (tidak berbeda)<span></span>. Nilai rata-rata uji kuat rekat sol luar dengan kanvas pada sepatu LI adalah 10,660 N/ 6mm dan nilai rata-rata kuat rekat foxing dengan kanvas adalah 11,892 N/6mm memenuhi syarat mutu SII. 1407-85” Sepatu Kanvas UntukUmum”.</span></p> | Alas Kaki | |
223 | PENELITIAN PENINGKATAN MUTU SEAL UNTUK PINTU AIR | 1991 | Drs.prayitno,M.sc Drs.Tjahja Wartono Ir.Hadi Musthofa Ir.Emiliana Kasmujiastuti | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi dalam dalam pembuatan soal pintu air yang memenuhi persyaratan teknis pabrik.Pembuatan kompon yang dilakukan dengan menggunakan campuran karet alam dan karet sententis dengan perbandingan 100:20 : 100:30 : 100:40 serta bahan pengisi carbon black yang divariasi 50 dan 60 bagian .Dari hasil analisa stastistik terhadap data-data pengujian fisika,maka diperoleh kompon yang terbaik adalah kompon dengan 30 bagian karet sentestis untuk 100 bagian karet alam dengan bahan pengisi carbon black sebanyak 50 bagian.Adapun sifat-sifat fisika dari komposisi adalah :tegangan putus 219kg/cm.Perpajangan putus 826%,kekerasan (shore A) 68,pampat tetap 19,04% ,penyerapan air 0,1017%,specific gravity 1,1438 gr/cm3.Kemudian setelah dilakukan againg pada 70c selama 48 jam tegangan putus dan perpanjangan putus terjadi perubahan sebesar berturut-turut -1,38% dan 5,98%</span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"> </span></p> | Sistem Mutu | |
224 | PENERAPAN PEMBUATAN SLANG RADIATOR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR YANG MEMENUHI SNI | 1996 | Dra. Supraptiningsih Dra. Murwati A. Buchori, B. Sc | <span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman';">Penelitian penerapan pembuatan slang radiator ini bertujuan untuk memperoleh komposisi slang radiator .Kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan.Penelitian dilakukan dengan memvariasikan smooth sheet/SBR(100/0; 85/15 ;70/30) dan china clay (75,100,125,)bag Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perbadingan RSS / SBR sangat mempengarahui hasil uji tegangan putus dan kekerasan tetapi tidak mempengaruhi perpajangan putus.Kompon optimum dan memenuhi</span><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';"> </span>persyaratan standar pada penelitian ini adalah <span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman';"></span> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">Untuk cover :<span> </span>RSS/SBR<span> </span><span> </span>:<span> </span>85/15<span> </span>bag</span></p> <p style="margin:0in .2in .0001pt .5in;text-indent:.5in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">China clay <span> </span><span> </span>:<span> </span>100 bag</span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">Untuk lining :<span> </span>RRS/SBR<span> </span><span> </span><span> </span>:<span> </span>85/15 bag</span></p> <p style="margin:0in .2in .0001pt .5in;text-indent:.5in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">China clay<span> </span><span> </span><span> </span>:<span> </span>75 bag</span></p> <br /><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman';"></span> | Standar | |
225 | PENYUSUNAN RSNI BARANG-BARANG KARET UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DAN BARANG KARET LAINNYA | 1995 | Bambang Supriyono, B.Sc Drs. Suprapto Ir. Hadi Musthofa | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">Penelitian penyusunan rancangan Nasional Indonesia. Untuk komoditi barang karet keperluan kendaraan bermotor dan barang karet lainnya pada tahun anggaran 1995/1996, meliputi komoditi: Slang radiator untuk kendaraan bermotor,Slang karet untuk bensin pada kendaraan bermotor roda empat,Cincin karet pada sambungan pipa air minum,Seal pintu air dan pipa karet penghisap debu. Dari lima macam rancangan standar tersebut dua standar di pending,dua standar dirakonkan pada bulan november dan satu standar disetujui dijadikan SNI.</span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';"> </span></p> | Karet | |
226 | Aplikasi Motif Batik Modern pada Bahan Kulit | 2014 | Sri Waskito., B.Sc., SE (Koordinator) Sri Sutyasmi., ST (Peneliti Utama) Ir. Emiliana Kasmudjiastuti (Peneliti) Rihastiwi Setiya Murti, S.Si. (Peneliti) | <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Perkembangan Batik semakin meningkat, demikian juga dalam hal <em>fashion</em> seperti tas kulit dan dompet kulit yang di batik. Selama ini di pasaran kulit batik hanya dari kulit nabati sehingga kaku dan kurang bagus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bahan kulit jadi (<em>finish leather</em>) dari berbagai penyamakan kulit yang bisa dibatik dan dapat digunakan untuk pembuatan tas atau dompet dengan motif batik yang berkualitas baik. Kulit <em>pickle</em> disamak dengan 5 variasi penyamakan yaitu samak krom, samak kombinasi krom-syntan, krom- aldehid, krom-alum, dan samak nabati. Masing-masing penyamakan divariasi kadar minyaknya yaitu 2, 4 dan 6 %. Selanjutnya kulit dibatik dengan variasi batik tulis dan batik cap. Kemudian kulit di finish dengan lak, baru diuji fisis yaitu kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan retak cat tutup, ketahanan gosok cat dan kekuatan rekat cat tutup. Hasil uji kekuatan retak cat tutup terbaik adalah batik tulis kulit nabati (N6) dengan nilai 0,6 dan batik cap kulit nabati (N4) dengan nilai 0,66. Selain itu juga uji FTIR dan uji morfologi kulit untuk kulit krom 2% minyak dan kulit yang lain 6 % minyak. Hasil uji fisis menunjukkan bahwa semua variasi penyamakaan kulit dapat dibatik. Hasil uji fisis kulit batik cap lebih bagus dari kulit batik tulis. Hasil uji kulit hasil penelitian lebih bagus dari kulit yang ada di pasaran, Hasil uji FTIR rata-rata puncak berada pada 1000 – 750. </p> | Kulit | |
227 | Finishing Kulit Reptil dengan Berbagai Tipe Finish | 2014 | Ir. Niken Karsiati (Koordinator) Ir. Emiliana Kasmudjiastuti (Peneliti Utama) Sri Sutyasmi, B.Sc., S. T. (Peneliti) Rihastiwi Setiya Murti, S.Si. (Peneliti) | <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;">Kulit biawak dan ular merupakan kulit<em> exotic</em> karena memiliki rajah yang unik, oleh karena itu dalam proses finishingnya rajah asli dari binatang tersebut perlu dipertahankan agar tampak alami. Untuk memberikan kesan alami maka tipe finish yang digunakan diantaranya natural, aniline dan semi anilin. Tujuan penelitian<span> </span>ini adalah untuk memperoleh kulit jadi<span> </span>(<em>finished leather</em>) dari<span> </span>kulit reptil (kulit biawak dan ular) dengan berbagai tipe finish yang mempunyai pegangan dan penampilan yang natural<span> </span>(<em>natural feeling and appearance</em>). Dalam penelitian ini variasi yang dilakukan meliputi variasi jenis penyamakan (nabati dan krom) dan variasi tipe finish (natural, anilin, semi aniline dan two tone) dengan penggunaan bahan finishing yang bervariasi. Uji yang dilakukan yang terkait dengan finishing kulit yaitu uji ketahanan gosok cat, kekuatan rekat cat tutup dan organoleptis dan didukung dengan uji fisik yaitu kekuatan tarik dan kemuluran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil <span> </span>yang terbaik untuk kulit biawak samak nabati adalah menggunakan tipe finish natural dengan casein powder dan kulit biawak samak krom tipe finish aniline dengan binder protein. Hasil uji tersebut memenuhi persyaratan SNI 06-4362-1996, Kulit biawak untuk atasan sepatu.Untuk kulit ular samak nabati tipe finish natural dengan binder protein dan kulit ular samak krom tipe finish aniline dengan binder protein. Hasil uji tersebut juga memenuhi persyaratan SNI 06-4586-1998, Kulit jadi dari kulit ular air tawar samak krom.</p> | Kulit | |
228 | PENELITIAN PENGARUH PEMINYAKAN DAN PENYAMAKAN ULANG PADA PEWARNAAN KULIT | 1993 | Ir. Titik Purwati Widowati, Hasan Basalamah, B.Sc, Heru Budi Susanto, Dipl. Kim | <p align="justify" style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses peminyakan dan penyamakan ulang terhadap pewarnaan kulit kras. Penelitian dilakukan dengan variasi jenis bahan penyamak ulang dan jenis minyak. Bahan penyamak ulang yang digunakan adalah bahan penyamak krom, sintetik, dan nabati, sedang jenis minyak yang digunakan adalah minyak sintetik dan minyak alami. Masing-masing bahan tersebut diterapkan untuk kulit yang dilakukan pengecatan dasar warna merah, biru, dan beige. Kulit yang digunakan untuk setiap percobaan sebesar ¼ lembar dengan tiga kali ulangan.</span></p> <p align="justify" style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Dari hasil percobaan, dilakukan pengamatan terhadap warna kulit, dan sifat ketahanan gosok basah dan keringnya. Kulit yang diproses menggunakan bahan penyamak ulang nabati mempunyai warna lebih tua, disbanding dengan kulit kedua lainnya. Kulit yang disamak ulang menggunakan bahan penyamak ulang sintan mempunyai warna paling muda. Sifat ketahan gosok kulit yang proses dengan bahan krom mempunyai sifat yang paling baik daripada kedua kulit lainnya. Sedangkan pemrosesan menggunakan minyak sintetik dihasilkan kulit dengan warna yang lebih muda dan ketahanan gosok yang lebih baik daripada kulit yang dilakukan peminyakan menggunakan minyak alami.</span></p> | Kulit | |
229 | PENELITIAN PENINGKATAN KETAHANAN KIKIS SOL KARET SEPATU KANVAS UNTUK OLAH RAGA | 1993 | Ir. Herminiwati, Ir. Any Setyaningsih, Ir. Kusumo Retno Winahyu, Hj. Supardal, B.Sc, Adi Slamet Supriyadi, Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari, J.Sagiman | <p class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Cambria Math', serif;">Dalam penelitian peningkatan ketahanan kikis sol karet sepatu kanvas untuk olah raga kini telah diteliti 12 formula kompon karet dengan bahan dasar karet alam dan telah diperoleh satu buah formula mempunyai ketahanan kikis yang tinggi serta memenuhi persyaratan sifat-sifat fisika lain sesuai SII.1406-85, Sepatu kanvas dengan sol karet untuk olahraga. Ketahanan kikis formula kompon tersebut adalah sebesar 5.52 mm3/kgm sedangkan menurut persyaratan SII.1406.85 ditetapkan sebesar maks. 1.0 mm3/kgm. Hasil uji terhadap sifat-sifat fisika formula kompon yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: tegangan putus 26.89 N/mm2, perpanjangan putus 736.67%, perpanjangan tetap 3.51%, ketahanan sobek 8.96 N/mm2, kekerasan 64.67 Shore A, bobot jenis 1.2 gr/cm3 dan ketahanan retak lentur 250 Kcs tidak retak. Adapun formula kompon terdiri dari karet 100 bagian, asam stearat 0.5 bagian , ZnO 0.5 bagian MgSiO2* 25 bagian, AlSiO2 25 bagian, Naphtenic Oil 9 Bagian, Paraffine Wax 0.5 Bagian , PBN 1 bagian, MBTS 1 bagian, DEG 2 bagian, TMT 1 bagian, TiO2 5 bagian dan Sulfur 2 bagian. Interaksi filler silikat dan naphtenic oil dapat meningkatkan ketahanan kikis sol karet sepatu kanvas untuk olahraga.</span></p> | Karet | |
230 | PEREKAYASAAN ALAT PEMANAS AIR DENGAN TENAGA SURYA UNTUK PENYAMAKAN KULIT | 1992 | Sukardjo, Asmongin, Sakun | <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu rekayasa alat pemanas air dengan tenaga surya untuk keperluan proses penyamakan kulit. Hal ini dilakukan karena energy surya yang ada di Yogyakarta cukup besar dan sangat potensial untuk dikembangkan. Selain itu penelitian ini juga untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan energy listrik di industri.</span></p> <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Metode penelitian yang dipergunakan adalah kajian pustaka dan eksperimen. Kajian teoritik dilakukan untuk mendapatkan data-data teknik guna perencanaan alat. Sedangkan eksperimen dilakukan untuk melihat hasil kerja atau unjuk kerja rancangan yang telah dibuat.</span></p> <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Setelah melalui beberapa tahap kegiatan yang telah ditetapkan akhirnya alat yang direncanakan dapat terwujud. Kemampuan kerja alat pemanas air dengan energy surya yang dihasilkan adalah selama 2 jam dengan cuaca cerah mampu memanaskan air dari suhu 30<sup>0</sup> sampai ± 70<sup>0</sup>. Akan tetapi kelemahan dari alat ini adalah sangat bergantung pada cuaca atau musim. Oleh karena itu untuk menjaga kontinyuitas penyediaan air panas maka pemanas air dengan energhi lain seperti energy listrik, minyak bumi atau gas perlu disediakan.</span></p> | Rekayasa | |
231 | PENGEMBANGAN PRODUK BARANG-BARANG CINDERAMATA DARI KULIT UNTUK EKSPOR (BONEKA KECIL, TEMPAT PERHIASAN MEJA KANTOR/ MAKAN, MASCOT) | 1991 | Th. Widiarti, B.Sc, F.B. Trisyono, B.Sc, Wigiyanto | <div align="justify"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian Pengembangan Produk Barang-barang Cinderamata dari Kulit untuk Ekspor bertujuan untuk membuat desain barang-barang cinderamata yang selanjutnya akan diberikan kepada pengrajin yang memerlukan. Barang-barang cinderamata dibuat dengan kualitas baik dari segi desain, mutu bahan maupun pengerjaan dalam rangka menggalakkan dan meningkatkan ekspor non migas serta untuk memanfaatkan kulit-kulit sisa dari industry besar. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Barang Kulit, Balai Besar penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet, dan plastic Yogyakarta. Sasaran barang yang dibuat meliputi 3 buah boneka, 4 buah tempat hiasan meja kantor/makan serta 2 buah mascot. Dalam realisasinya dicoba dibuat : Prajurit Lombok Abang, Prajurit Manggala Yuda, Prajurit Daeng serta Pengantin Putri jawa gaya Surakarta. Tempat hiasan meja kantor/ makan berupa vas bunga kering, tempat sendok, tempat surat, tempat pensil model 01, tempat pensil model 02, tempat pensil model 03, alas meja makan model 01 dan alas meja makan model 02 serta bentuk hiasan ayam. Untuk mascot ialah dengan model gambar Kresni, model gambar Woro Srikandi serta bentuk gerobak. Dari hasil pengamatan ternyata barang cinderamata dapat dibuat mempergunakan kulit sisa garment yang relative luasnya kecil, misalnya untuk pakaian dari boneka, pembungkus profil sehingga dapat memberikan nilai tambah. Begitu pula kulit tas dengan dikombinasikan bahan-bahan lain dapat menghasilkan suatu barang dengan daya tarik sendiri.</span></div> | Barang Kulit & Garmen | |
232 | PENELITIAN PEMBUATAN KOMPON KARET UNTUK ROL MESIN PERCETAKAN | 1993 | Usodo, B.Sc, Drs.Ir. prayitno, M.Sc,Ir. Hadi Musthofa | <div align="justify"><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan terbaik penggunaan campuran karet alam dengan karet sintesis Nitril dalam pembuatan kompon karet untuk percetakan. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasi perbandingan karet alam dengan karet nitril. Dari 100:0 ; 90: 10 ; 80:20 ; 70: 30 ; 60:40 ; 50:50 ; 40:60 ; 30:70 ; 20:80 dan 10: 90. Hasil pengujian baik fisika maupun kimia dengan menggunakan tolak ukur SII 2539-90, Rol karet percetakan, menunjukan bahwa hanya kompon dengan perbandingan karet alam dan karet sintesis 50:50 yang memenuhi persyaratan SII.</span><br /><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';"> Kompon yang memenuhi persyaratan tersebut mempunyai sifat fisis tegangan putus 5,18 N/mm2; perpanjangan putus 446,91%; kekerasan shore A 32; pampat tetap 4,11% perubahan setelah pengusangan pada tegangan putus -23,36 %; <span> </span>pada perpanjangan putus -21,96%; Kekerasan 1,33% shore A; Perubahan volume dalam NaOH -2,41%; dalam oli 2,96%; dalam HCl -4,67% dan di dalam Isooktan 3,14%. </span></div> | Karet | |
233 | PENELITIAN PEMANFAATAN RESIN UNTUK PERBAIKAN MUTU KULIT DENGAN SISTEM RADIASI KOBALT 60 | 1993 | Ir.Dwi Wahini Nurhajati,M.Eng Ir. Penny Setyowati, Kadariyah, DIII | <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;">Penelitian pemanfaatan resin untuk perbaikan mutu kulit dengan sistem radiasi kobalt-60 dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;">Kulit kras sapi Jawa kualitas C diimpregnasi dengan emulsi monomer n-butil akrilat (n-BA) dalam air atau dengan emulsi oligomer tripropylene glikol diakrilat (TPGDA) dalam air selama 2 jam, dimasukkan dalam kantong poliettilen dan diradiasi dengan sinar gamma kobalt-60 (dosis 5-25 kGy). Kulit yang sudah diradiasi dicuci dengan air, dikeringkan lalu diuji sifat fisisnya. Hasil uji sifat fisis menunjukkan bahwa: kuat tarik untuk kulit yang dicangkok dengan TPGDA menunjukkan kenaikan sedangkan kemolorannya menurun. Kuat tarik kulit yang dicangkok dengan n-BA ada yang naik dan ada yang turun demikian juga kemolorannya. Kulit modifikasi tahan terhadap bengkokan selama20.000 kali, sifat penyerapan airnya umumnya menurun, PHnya tetap, warnanya umumnya lebih gelap serta baunya lebih tajam. </p> <div align="justify"> </div> | Kulit | |
234 | PEMBUATAN COVER CONVEYOR BELT TAHAN PANAS | 2012 | Ir. Nursamsi Sarengat L. Triyono Sri Brataningsih PL | <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal"><em><span lang="in" xml:lang="in">Conveyor belt</span></em><span lang="in" xml:lang="in"> adalah sabuk transmisi yang berfungsi menghantarkan barang atau material dari proses satu ke peroses lainnya. <em>Cover conveyor belt</em> tahan panas dibuat dari campuran pale crepe dan SBR. Tujuan dari penelitian adalah</span><span lang="in" xml:lang="in"> </span><span lang="in" xml:lang="in">m</span><span lang="sv" xml:lang="sv">endapatkan formulasi <em>cover conveyor belt</em> tahan panas dari campuran Karet alam dan<span> </span><em>Stirena Butadiene Rubber.</em></span><span lang="in" xml:lang="in"> Proses komponding<span> </span>dilakukan menggunakan two roll mill pada suhu 40º - 60ºC, p</span>roses vulkanisasi dengan hydraulic press suhu 150˚C waktu sesuai rheometer<span lang="in" xml:lang="in">. Adapun variasi pale crepe/SBR: 80/20; 70/30; 60/40; 50/50 phr dan variasi sulfur 1 dan 1,5 phr. Pengujian yang dilakukan adalah: sifat mekanik, sifat heat aging, SEM, FTIR , Tg/DTA. Hasil uji menunjukkan sifat mekanik sebelum dan sesudah aging menunjukkan hasil lebih baik pada penggunaan sulfur 1 phr, seluruh formulasi kompon dengan sulfur 1 phr, hasil uji memenuhi persyaratan IS 1891-<em>Part II Heat and Abrasion resistance conveyor belt</em>. Campuran Pale crepe dan SBR muncul peak baru (gugus fungsi C=O ). Uji Tg/DTA menujukkan reaksi eksotermis dan puncak dekomposisi vulkanisat terjadi pada suhu 520</span><span lang="in" style="font-family:Calibri, 'sans-serif';" xml:lang="in">⁰</span><span lang="in" xml:lang="in">C.</span></p> | Karet | |
235 | ADSORPSI AMONIAK DALAM AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN ABU TERBANG BAGAS | 2012 | Rihastiwi Setiya Murti Christiana Maria Herry Purwanti Ira Yuni Pantiwardhani Suyatini | <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:.0001pt;margin-left:35.45pt;text-align:justify;line-height:normal;"><span lang="in" xml:lang="in">Telah dilakukan penelitian tentang Adsorpsi Amoniak dalam Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit menggunakan Abu Terbang Bagas.</span><span lang="in" xml:lang="in"> </span><span lang="in" xml:lang="in">Penelitian </span><span lang="in" xml:lang="in"><span> </span></span><span lang="in" xml:lang="in">ini bertujuan untuk menurunkan kadar N-Amoniak dalam limbah cair industri penyamakan kulit yaitu pada proses tersier, hal ini disebabkan pada proses <em>Deliming</em> (pembuangan kapur) menggunakan Ammonium Sulfat (NH4)<sub>2</sub>SO<sub>4.</sub> Penelitian ini dilakukan secara batch dan kontinyu dengan menggunakan abu terbang bagas yang<span> </span>diaktivasi dengan 0,4 M H<sub>3</sub>PO<sub>4</sub> dan tidak diaktivasi (dicuci dengan air). Penelitian secara batch dilakukan variasi berat abu terbang bagas dan waktu kontak. </span><span lang="in" xml:lang="in">Pada penelitian secara Batch menggunakan abu terbang bagas yang tidak diaktivasi didapatkan kondisi optimum berat abu terbang bagas 2 gram dengan<span> </span>waktu kontak 1 jam. Persamaan yang sesuai adalah Model Persamaan Freundlich. Pada penelitian secara Batch menggunakan<span> </span>abu<span> </span>terbang<span> </span>bagas yang diaktivasi menggunakan Asam pospat 0,4 M didapatkan kondisi optimum berat abu terbang bagas 1,5 gram dengan<span> </span>waktu<span> </span>kontak 3<span> </span>jam. Persamaan yang sesuai adalah Model Persamaan Freundlich. Pada penelitian secara kontinyu, efisiensi removal Amonia menggunakan abu terbang bagas yang tidak diaktivasi untuk kecepatan alir<span> </span>60 mL/menit<span> </span>44,44%<span> </span>dan<span> </span>untuk kecepatan alir 120 mL/menit 38,38% pada waktu kumulatif 420 menit. Efisiensi removal Amonia menggunakan abu terbang bagas yang<span> </span>diaktivasi dengan 0,4 M H<sub>3</sub>PO<sub>4</sub> untuk kecepatan alir<span> </span>60 mL/menit<span> </span>37,50%<span> </span>dan<span> </span>untuk kecepatan alir 120 mL/menit 33,07% pada waktu kumulatif 420 menit. Penelitian menggunakan abu terbang bagas yang diaktivasi dan tidak diaktivasi memberikan hasil tidak jauh berbed, untuk itu penelitian ke depan akan menggunakan abu terbang bagas yang tidak diaktivasi.</span></p> | Kulit | |
236 | Pembuatan Karpet Karet untuk Peternakan Ayam Petelur | 2014 | Muhammad Sholeh., M.Eng (Koordinator) Ir. Arum Yuniari (Peneliti Utama) Ir. Nursamsi sarengat (Peneliti) Ihda Novia Indrajati, M.T (Peneliti) | <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;">Salah satu komoditi karet yang banyak dibutuhkan oleh industri dalam negeri maupun luar negeri adalah karpet untuk alas peternakan ayam petelur. Karpet karet untuk alas peternakan ayam memberikan manfaat lain lebih mudah dalam hal pembersihan kandang, sehingga hewan lebih sehat. Kerusakan karpet karet yang digunakan untuk 4 (empat) musim disebabkan beberapa hal antara lain perubahan cuaca, manure ayam, tekanan dan suhu dingin. Penelitian ini bertujuan membuat karpet karet untuk alas peternakan ayam petelur tahan terhadap suhu dingin dari campuran RSS dan butyl. Variasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah ratio RSS/butyl sebagai berikut : 100/0; 95/5; 90/10; 85/15; 80/20; 75/25; 70/30; 65/35; 60/40 dan 55/45 phr, sedangkan variasi sulfur 1,5 dan 2,5 phr. Pengujian yang dilakukan meliputi karakteristik vulkanisasi, morfologi dengan SEM, difraksi sinar X dengan XRD, sifat mekanik (tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan dan ketahanan kikis), swelling, ketahanan terhadap suhu dingin dan ketahanan ozon. Hasil uji karakteristik vulkanisasi untuk kedua jumlah sulfur tidak merubah waktu scorch (ts2). Hasil analisa struktur mikro untuk vulkanisat karpet karet dengan jumlah sulfur 2,5 phr lebih homogen.</p> <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;">Pola difraksi sinar X vulkanisat karpet karet menunjukkan dominasi daerah amorph. Peningkatan kadar butyl menyebabkan penurunan tegangan putus dan perpanjangan putus tetapi meningkatkan kekerasan dan ketahanan kikis. Vulkanisat karpet karet dengan sulfur 2,5 phr, nilai swelling rendah. Vulkanisat karpet karet dari campuran RSS/butyl dengan sulfur 2,5 phr mempunyai sifat fisika dan ketahanan ozon kurang baik.</p> | Karet | |
237 | Peningkatan Kompon Ban Motor Vulkanisir Sesuai Persyaratan SNI | 2014 | Ir. Syakir Hasyimi., M.Si (Koordinator) Ir. Herminiwati., MP (Peneliti Utama) Muhammad Sholeh, M.Eng (Peneliti) Ike Setyorini, S.T (Peneliti) | <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Penelitian ini dilakukan dalam rangka menunjang SNI wajib yang akan diterapkan untuk ban motor vulkanisir. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan formula kompon telapak ban motor dan lem terbaik untuk diaplikasian dalam pembuatan ban motor vulkanisir sehingga diharapkan diperoleh ban motor vulkanisir yang memenuhi persyaratan SNI. Sebagai pembanding formula terbaik dibandingkan dengan kompon telapak ban dan lem dari pasaran.<span style="font-size:10pt;line-height:115%;"></span></p> <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Kompon telapak ban motor terbaik diperoleh pada formula dengan perbandingan karet alam-karet sintetik 70 : 30 dengan filer N 330, sedangkan dengan filer N 550 pada perbandingan karet alam-karet sintetik 80 : 20. Formula lem terbaik diperoleh pada tackifer siongka dengan kadar padatan 14%. Formula terbaik yang diaplikasikan dalam pembuatan ban motor vulkanisir secara proses panas dapat memenuhi persyaratan SNI 0101 : 2012 tentang ban sepeda motor. Pembuatan motor vulkanisir mempunyai prospek ekonomi yang baik.</p> | Karet | |
238 | Pengembangan Bahan Thermoplastik Elastomer (TPE) Berbasis Poli Propilen untuk Komponen Otomotif Ramah Lingkungan | 2014 | Ir. Syakir Hasyimi., M.Si (Koordinator) Ir. Dwi Wahini Nurhajati., M.Eng (Peneliti Utama) Ir. Nursamsi Sarengat (Peneliti) Dra. Supraptiningsih, M.Si (Peneliti) | <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Penelitian pembuatan thermoplastic elastomer (blend NBR/PVC) untuk selang kompor LPG bertujuan memperoleh teknologi proses pembuatan selang kompor LPG dari campuran NBR dan PVC baik menggunakan<span> </span>DOP maupun MACO (maleated castor oil) sebagai pemlastis, mempelajari pengaruh paparan LPG terhadap campuran NBR/PVC dan mengetahui kinerja MACO pada campuran<span> </span>NBR/PVC.</p> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">MACO merupakan pemlastis berbasis bio yang dibuat dengan mereaksikan castor oil (CO) dan maleat anhidrat (MAH) dengan bantuan pelarut xilena. Pembuatan MACO dilakukan dengan memvariasikan perbandingan CO dan xilena yaitu 1:0; 1:0,5; 1:0,6 dan 1:0,75 dengan perbandingan CO:MAH sebesar 3:1 bagian. Disamping itu dilakukan juga variasi jumlah MAH (1,5:2,0 dan 3 bagian). Monitoring produk MACO dilakukan dengan mengukur angka asam pada interval tertentu, Karakterisasi MACO dilakukan melalui pengujian dengan FTIR dan NMR (<sup>13</sup>C- dan <sup>1</sup>H-NMR). Kinerja MACO yang dihasilkan dilihat dari aplikasinya pada kompon NBR/PVC. </p> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Campuran NBR/PVC dibuat<span> </span>menggunakan two roll mill dengan memvariasikan jumlah PVC ( 0. 10, 20, 30, dan 40 phr ) untuk masing-masing jenis pemlastis (DOP, MACO dan DOP/MACO). Kematangan kompon diuji menggunakan moving die rheometer (MDR) pada suhu 180<sup>o</sup>C dan divulkanisasi menggunakan mesin kempa hidrolik pada suhu yang sama dan tekanan 150 kg/cm<sup>2</sup>. Pengujian kompon meliputi sifat fisis sesuai persyaratan pada SNI 7213:2014 ditambah dengan parameter kuat sobek. Karakterisasi morfologi dan analisa ternal menggunakan TG/DTA dan DSC. Produk selang kompor LPG dibuat bekerja sama dengan PT.Delta Jaya Mas, Gresik, Jawa Timur yang merupakan salah satu produsen selang karet untuk kompor LPG. Produk selang LPG dibuat dengan komposisi NBR/PVC 80/20 dan 50/50 bagian menggunakan pemlastis DOP dan DOP/MACO, Uji bakar dilakukan mengacu SNI 06-7213-2006 Amd-2008.</p> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal">Sifat fisis NBR/PVC hasil penmelitian secara umum memenuhi persyaratan mutu pada SNI 7213:2014. Kompon dengan pemlastis MACO memberikan sifat fisis lebih rendah dari pada dengan DOP, namun memiliki ketahanan ozon yang baik. Penggunaan pemlastis ganda (DOP/MACO) memberikan nilai yang sebanding dengan hanya pemlastis DOP dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk meningkatkan kinerja MACO sebagai pemlastis perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut agar dapat menggantikan pemlastis berbasis turunan minyak bumi.</p> | Plastik | |
239 | Penelitian Ekstraksi Keratin dari Limbah Buang Bulu pada Proses Penyamakan Kulit Domba | 2016 | Drs. Ir.Prayitno, Apt,M.Sc Ir. Sugihartono, MS Ir. Emiliana Kasmudjiastuti Gresy Griyanitasari, S.Pt Dona Rahmawati, S.TP | Penelitian ekstraksi keratin dari limbah penyamakan kulit domba dilakukan dengan pertama-tama mengumpulkan bahan baku bulu yang diambil dari laboratorium proses kulit di sitimulyo dan dar bulu domba hasil proses pending. Hydrolisa keratin dihidrolisa dengan perhydrol 50 5 setelah sebelumnya dibengkakan dengan basa NaOH, Larutan basa saat hidrolisa diturunkan pHnya sampai pada Ph 4 - 5 untuk mengendapkan keratin, kemudian dilakukan pengeringan pada suhu 450 C. Keratin yng diperoleh digunakan untuk pembuatan body lotion. Pengujian dilakukan terhadap kadar protein, kadar air untuk randemennya dan FTIR<span lang="fi" xml:lang="fi"></span> | Limbah | |
240 | Optimasi Pembuatan Bioplastik Berbasis Limbah Pertanian | 2015 | Ihda Novia Indrajati, MT Ir. Herminiwati, MP Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Muhammad Sholeh, M.Eng | <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:93%;" class="MsoNormal"><span>Penelitian ini bertujuan mengoptimasi pembuatan bioplastik dari bahan limbah pertanian kulit umbi singkong dan diaplikasikan pada barang non kemasan. Pada penelitian ini barang yang akan dibuat adalah filamen untuk mesin cetak 3D. </span></p> <p align="justify" style="margin-bottom:.0001pt;line-height:5.55pt;" class="MsoNormal"><span> </span></p> <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:98%;" class="MsoNormal"><span>Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan. Pra penelitian, sebagai kegiatan pendahuluan, difokuskan pada ekstraksi pati dari kulit umbi singkong. Untuk memperoleh prosedur ekstraksi pati yang memberikan yield optimum, terlebih dahulu dilakukan ekstraksi pati dari umbi singkong. Pada percobaan tersebut divariasikan waktu pulping, waktu steeping, jumlah air, konsentrasi dan jumlah natrium metabisulfit (NMB). Kondisi yang memberikan yield optimum kemudian diterapkan pada ekstraksi pati dari kulit umbi singkong. Pada tahapan tersebut kembali dilakukan variasi konsentrasi NMB. Modifikasi pati menggunakan asam sitrat dilakukan untuk meningkatkan hidrofobitas pati. Modifikasi dilaksanakan pada waktu reaksi yang berbeda, yaitu 16, 18 dan 20 jam. Karakterisasi dilakukan terhadap gugus fungsi, morfologi dan kristalinitas, baik pada sampel pati hasil ekstraksi (NS) maupun pati modifikasi. Pembuatan TPS dilaksanakan dengan metode solvent casting. Pati yang digunakan merupakan campuran antara pati murni (NS) dan pati modifikasi (PCA), yaitu dengan rasio 1:0, 1:0,3 dan 1:1, serta variasi konsentrasi bentonite clay 0, 0,5, 1, 5, 10 dan 15%. Bentonite ditambahkan dalam bentuk dispersi 50%. Pemlastis digunakan air dan gliserol dengan konsentrasi masing-masing 10 g/g pati dan 3 g/g pati. Acid scavenger digunakan asam asetat glasial 5% v/v ditambahkan sebanyak 10%. Asam stearat ditambahkan sebanyak 1% sebagai pelumas internal. Karakterisasi dilakukan terhadap sampel TPS meliputi gugus fungsi, kristalinitas, sifat termal (DSC dan TG/DTA), melt flow index (MFI) dan sifat mekanik yang mencakup tegangan putus, perpanjangan putus dan kekerasan. </span></p> <p align="justify" style="margin-bottom:.0001pt;line-height:6pt;" class="MsoNormal"><span> </span></p> <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:97%;" class="MsoNormal"><span>Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum ekstraksi pati kulit umbi adalah 200 ml air, 250 ml NMB 20% w/w, waktu pulping 2 menit, waktu rasping 6 menit dan waktu settling 24 jam. Gugus fungsi pati hasil ekstraksi sama dengan pati komersial dan mempunyai struktur kristal tipe A. Modifikasi pati menggunakan asam sitrat (PCA) tidak mengubah kristalinitas pati dan tidak memecah granular pati. Efektivitas modifikasi ditunjukkan melalui uji termal (TG/DTA) dengan adanya puncak endotermis pada 159,42 dan 211,59ºC. Thermoplastic starch (TPS) yang dihasilkan bersifat rapuh sehingga pengujian sifat mekanik belum dapat dilakukan karena terkendala proses preparasi contoh ujinya. TPS hasil penelitian menunjukkan sifat amorf. Penambahan bentonite menaikkan sifat termal TPS ditunjukkan dengan pergeseran puncak endotermis pada daerah 250-300ºC. </span></p> | Plastik |