# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
161 | Diseminasi Teknologi Pembuatan Alas Kaki dari kulit kelinci Berbulu | 2005 | Dian Dwiantari, B.sc | Diseminasi Teknologi Pembuatan Alas Kaki dari Kulit Kelinci berbulu merupakan kegiatan proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2004. Diseminasi berlangsung selama 5 (lima ) hari dari tanggal 12 s/d 16 Juli 2004 bertempat di UPT Cibaduyut Jalan Cibaduyut Raya 150, Bandung. Pelajaran yang diberikan sebanyak 40 sesion yaitu 4 session teori dan 36 session praktek. Jumlah peserta 20 orang berasal dari desa Cibaduyut dan sekitarnya dengan variasi pendidikan dari SD s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari : Teori Pembuatan desain, Pengetahuan Bahan, Teori Pembuatan Pola dan Pembuatan Grading Tangan. Praktek yang dilaksanakan berupa Praktek pembuatan Pola, pemotongan Bahan, Pembuatan kudungan, Pengerjaan Bawahan serta Finishing. Produk yang dibuat adalah sepatu anak dan selop atau sandal, evaluasi yang dilaksanakan sangat baik dan akan dilakukan monitoring untuk memantau perkembangan hasil pelatihan ini. | Kulit | |
162 | Pengembangan desain sepatu Casual dengan bahan dasar kulit kaki ayam dan kulit ikan pari. | 2005 | Ir. Puji Ediari Suryaningsih | Perkembangan model sepatu masa kini sangatlah dinamis, hal ini disebabkan oleh faktor komunikasi yang maju dengan pesat baik itu media cetak maupun elektronika dan yang serba komputerize. Ulah konsumen yang tidak mau dikatakan ketinggalan mode mendorong para desain menciptakan desain-desain yang kreatip terus menerus. ?Penemuan? bahan baku baru untuk pembuatan sepatu terus bermunculan dan yang tidak diduga sebelumnya oleh pelaku industri maupun konsumen itu sendiri memberikan inovasi tersendiri bagi desainer untuk mengembangkan desainnya. Kulit-kulit non-konvensional atau kulit-kulit eksotik misal : kulit ikan pari, kulit kaki ayam, kulit ikan kakap, bull frog, ikan kerapu mulai dikembangkan untuk desain sepatu. Daya pikat dari kulit ikan pari misalnya dari ?sisik? yang berupa bintik-bintik putih dengan bintik mahkota yang berada di tengah yang menebar pesona kemewahan bernilai tinggi, kulit kaki ayam yang bermotif eksotis dengan tekstur halusnya yang bergradasi dengan warna alamiahnya yang menawan mampu memberi nilai tambah yang sangat tinggi. Kali ini Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik mencoba kedua kulit tersebut ke desain sepatu kasual walau tidak menutup kemungkinan ke sepatu formal atau fesyen. Kegiatan ini nantinya menghasilkan sebuah katalog desain yang berisi gambar desain dari 10 desain sepatu dari kulit kaki ayam dan 10 desain sepatu dari kulit ikan pari sebagai hasil akhirnya. Katalog ini tampil berwarna dan dijilid spiral dengan cover glossy paper dan diharapkan dapat disebar luaskan ke pelaku industri persepatuan yang membutuhkan. | Desain | |
163 | Penelitian pembuatan sandal etnik dari kulit sapi samak nabati | 2005 | Ir. Puji Ediari Suryaningsih | Pembuatan sandal etnik dari kulit samak nabati sebagai kegiatan Seksi Sarana riset Kulit dan Produk Kulit tahun 2004 ini menghasilkan 6 desain sandal berikut prototipenya. Adapun kesan etnik yang dipilih adalah yang ada ditanah air (Indonesia) sendiri, dengan pertimbangan untuk menggali potensi dalam negeri yang dapat memperkaya potensi seni dan budaya nasional. Kulit samak nabati yang digunakan untuk membuat sandal tersebut dalam desainnya dikombinasi dengan bahan lain terutama yang digunakan untuk bawahan (sol) nya, mengingat harga jual yang bisa cukup mahal apabila seluruhnya dari kulit, sehingga akan mengurangi minat konsumen menengah kebawah. Dari keenam pasang sandal etnik hasil kegiatan ini semoga dapat merangsang terciptanya desain-desain lain yang lebih baik dan lebih diminati. | Desain | |
164 | Aplikasi karet riklim hasil penelitian untuk foot ? step dan ban vulkanisir kendaraan bermotor roda dua. | 2005 | Ir. Dwi Wahini Nurhayati, M.Eng | Telah dilakukan aplikasi karet hasil penelitian untuk foot step dan vulkanisasi. Tujuan penelitian ini untuk membuat kompon untuk foot step dan ban vulkanisir kendaraan bermotor roda dua. Kompon foot step dan ban vulkanisir dibuat dengan perbandingan jumlah karet RSS I dengan karet riklim hasil penelitian berturut-turut ; 100/0,75/25,50/50 dan 25/75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompon foot step yang mengandung karet riklim 25 phr atau rasio RSS I/riklim = 75/25 memiliki sifat fisis yang lebih baik dibanding foot step pasaran. Adapun sifat fisis kompon foot step terbaik yang menggunakan karet riklim 25 phr adalah sebagai berikut : tegangan putus = 126,43 kg/Cm2, perpanjangan putus =523,36%, kekerasan = 50,33 Shore A, ketahanan kikis = 2,912 mm 3/Kgm, berat jenis = 1,233 g/Cm3, pampat tetap = 4,687%. Kompon terbaik untuk ban vulkanisir diberikan oleh kompon yang menggunakan karet reklim 25 phr dengan sifat fisis sebagai berikut : tegangan putus 114,59 kg/cm2, perpanjangan putus= 560,0%, modulus 300% =6 kg/Cm2, katahanan sobek = 45,26Kg/Cm2, kekerasan = 59,0 Shore A, ketahanan kikis = 3,583 mm3/Kgm, berat jenis =1,29g/Cm3, daya rekat =47,58 N/inchi. | Alas Kaki | |
165 | Pengembangan pembuatan cetakan dari karet/lateks untuk proses cetak tuang plastik termoset. | 2005 | Ir. Penny Setyowati, MT | Kegiatan in-house research dengan judul ?Pengembangan Pembuatan Cetakan dari Karet Lateks untuk Proses Cetak Tuang Plastik Termoset? bertujuan untuk memanfaatan karet lateks sebagai bahan cetakan pengganti karet silicon yang masih merupakan komoditi impor dan harganya mahal. Adapun tahapan kegiatan litbang ini meliputi penyusuanan desain formulasi kompon lateks dengan mengunakan 2 jenis filler yaitu kaolin dan CaCo3 masing-masing divariasi berturut-turut 20, 30, dan 40 bagian berat (bb). Sedangkan bahan aditip lain dibuat tetap terdiri dari ZnO (bahan penggiat dan pengeg?l) 1 bb, Pilnox TDQ 1bb,TMT 0,75 bb, NSF 2 bb dan belerang 2 bb. Masing-masing kompon diberi notasi berdasarkan jenis filler dan jumlahnya yaitu Al, All, dan AllI untuk filler kaolin 20, 30 dan 40 bb serta BI, BII dan BIII untuk untuk filler CaCO3 20, 30, dan 40 bb. Untuk keperluan uji fisik masing-masing kompon lateks dibuat lembaran dengan tebal sekitar 2 mm dan divulkanisasi pada suhu 100 0C dalam waktu 10 menit dengan menggunakanan udara panas ( dioven). Uji sifat fisik mengacu pada SNI 06-1301-1989 ?Sarung Tangan Karet?. Berdasar hasil uji fisik yang dicapai serta pertimbangan optimalisasi penggunaan filler, maka vulkanisat yang menghasilkan sifat-sifat fisik optimal yaitu tegangan putus 211, 294 kg/cm2, perpanjangan putus 733,33%, perubahan perpanjangan putus setelah pengusangan -2,18%, perubahan perpanjangan putus setelah pengusangan -4,54%, ketahanan sobek 154,97 kg/cm2, permanent set ( perpanjangan tetap 200%) mencapai 3,87% dan ketahahan retak lentur 150 kcs menghasilkan cuplikan yang tetap baik tidak retak. Kompon lateks dengan formulasi AII ( kandungan kaolin 30 bb) diuji coba untuk pembuatan prototip cetakan produk-produk cinderamata dengan cara pengacuan celup/pelapisan dan hasilnya cukup baik, namun permukaan bagian dalam kurang halus dan mengkilat seperti cetakan karet silikon. Selanjutnya cetakan tersebut digunakan untuk mencetak produk cinderamata dari bahan plastik poliester tidak jenuh dengan cara sistem cetak tuang . | Alas Kaki | |
166 | Pemanfaatan limbah sekam padi dan serbuk sabut kelapa untuk pembuatan komposit plastik. | 2005 | Dra. Sri Nadilah | Penelitian Pemanfaatan Limbah Sekam Padi dan Serbuk Sabut Kelapa untuk Pembuatan Komposit Plastik bertujuan untuk mempelajari limbah serbuk sekam padi dan serbuk sabut kelapa sebagai bahan pengisi dan pengaruhnya terhadap sifat fisika komposit plastik. Limbah sekam padi dan serbuk sabut kelapa dikeringkan, kemudian di ?grinding? dengan ayakan nomor 0,25, diayak lagi untuk mendapatkan ukuran serbuk yang merata besarnya dengan ayakan plastik. Serbuk sekam padi dan serbuk sabut kelapa dicampur bersama plastik HDPE, Ca Stearat dan ZnO dengan jumlah serbuk sekam padi divariasi 25, 50, 75 dan 100 bagian, dan jumlah serbuk sabut kelapa divariasi : 15, 20, 25, dan 30 bagian, kedalam alat pencampur Rheocord 90 Haake, pada suhu 180o C selama 10 menit untuk kapasitas 200-250 gram. Komposit plastik yang terbentuk selanjutnya dicetak menjadi lembaran untuk contoh uji fisikanya. Hasil uji menunjukkan bahwa serbuk sekam padi dan serbuk sabut kelapa bisa digunakan sebagai bahan pengisi pada komposit plastik. Penambahan bahan pengisi menurunkan sifat kuat tarik, perpanjangan putus, kuat pegang skrup, dan kekerasan, tetapi tidak menurunkan stabilitas dimensi dan kerapatan masa sehingga komposit plastik tidak mudah retak, melintir atau bengkok dan tepat digunakan sebagai produk bahan bangunan. | Barang Kulit & Garmen | |
167 | Optimalisasi proses pengolahan biologi di unit pengolahan air limbah sitimulyo. | 2005 | I. V. Sri Pertiwi Rumiyati, MP | Kegiatan IN-HOUSE riset tahun anggaran 2004 di Seksi Alih Teknologi dan Inkubasi pada unit pengolahan Limbah Sitimulyo adalah Optimalisasi Proses Pengolahan Biologi di unit Pengolahan Air Limbah Sitimulyo. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan optimalisasi proses pengolahan limbah cair secara Biologi di IPAL Sitimulyo dan mengetahui efisiensi pengolahan limbah cair di IPAL Sitimulyo, sedangkan sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatkan upaya pengelolaan limbah cair dari kegiatan operasional unit penyamakan kulit Sitimulyo. Metode pelaksanaan penelitian meliputi pecobaan jar tes pengolahan air limbah secara kimia, pengolahan air limbah secara kimia fisika, ahlimatimasi bakteri untuk lumpur aktip, pengolahan air limbah secara biologi lumpur aktip dengan variasi umur lumpur aktip, pengujian parameter beban pencemaran dan evaluasi efisiensi penurunan beban pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan pengolahan air limbah secara kimia fisika di IPAL Sitimulyo menghasilkan efisiensi penurunan beban pencemaran terbesar TSS = 84,875% dan terkecil adalah COD = 55,92%. Kemudian penurunan beban pencemaran BOD = 56,43%; khrome total = 76,69%; sulphida (H2S) = 80,410% dan Amonia-N-NH3 = 71,658%. Pengolahan air limbah secara biologi lumpur aktip di IPAL Sitimulyo dengan kondisi pH ? 7,0-7,5, S.V. (30 menit) = 20-30% dan waktu tinggal 48 jam dapat optimal dengan umur lumpur aktip 25 hari. Efisiensi penurunan beban pencemaran N-NH3 = 74,1%; COD = 98,40%; BOD = 89,73% dan TSS = 92,80%. Dosis bahan kimia pada pengolahan kimia di IPAL Sitimulyo adalah bahan koagulan Tawas = 500 mg/l air limbah; bahan flokulan anionic polyelektrilyte = 1 mg/l air limbah dengan pH = 7,0 ? 7,5. | Standar | |
168 | Penelitian mutu sol karet cetak | 2005 | Ir. Niken Karsiati | Penelitian mutu sol karet cetak bertujuan untuk mendapatkan data hasil uji mutu sol karet cetak yang beredar di pasaran dan untuk melakukan pengkajian terhadap SNI 12-0778-1989 ?Sol karet cetak?. Tahapan penelitian meliputi penelusuran pustaka standar, sampling, penyiapan contoh uji, pengujian, evaluasi data pengujian, dan pengkajian SNI berdasarkan pedoman BSN 8-2000 dan Pedoman KAN 14-2001. Berdasarkan hasil uji mutu diketahui bahwa sol karet cetak yang beredar di pasaran masih memenuhi persyaratan SNI, sedangkan hasil kaji ulang dapat direkomendasikan bahwa SNI 12-0778-1989 ?Sol Karet Cetak? perlu direvisi. | Alas Kaki | |
169 | Rekayasa pembuatan cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua. | 2005 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati,MP | Kegiatan in-house riset tahun anggaran 2004 di Seksi Alih Teknologi dan Inkubasi pada unit Rekayasa Produk adalah Rekayasa Pembuatan Cetakan Peredam Kejut untuk Jok Kendaraan Bermotor Roda Dua. Tujuan dari riset tersebut adalah mengembangkan teknologi pembuatan cetakan peredam kejut khususnya peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor jenis motor bebek. Metode pelaksaan riset meliputi studi pustaka, study lapangan, pembuatan gambar teknis, pembuatan cetakan, uji coba dan evaluasi. Hasil riset menghasilkan satu unit cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua dengan spesifikasi teknis sebagai berikut : Bahan dari baja ST 60, type cetakan two modul plate, jenis cetakan, cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua jenis sepeda motor bebek, sistem cetakan knockdown, jumlah cavity satu, kapasitas produksi 7 buah peredam kejut/jam dengan ukuran dimensi panjang 90 mm, lebar 70 mm, tinggi 60 mm. Cetakan tersebut dapat dioperasikan dengan menggunakan bantuan alat hydraulic press dengan kondisi proses suhu (140-150)0C, tekanan (80-100) PSI, waktu (5-7) menit. Peredam kejut hasil uji coba menggunakan cetakan hasil rekayasa menunjukkan hasil yang baik dengan kekerasan (56-58) shore A. Beaya operasional penggunaan cetakan/hari sebesar Rp. 30,00 | Sistem Mutu | |
170 | Validasi metode uji pengujian Curing Time kompon karet. | 2005 | Ir. E. Ratna Utarianingrum | Oscillating Disk Rheometer berfungsi untuk menentukan karakteristik vulkanisasi dari kompon karet tervulkanisasi. Dengan menggunakan Rheometer kita dapat menentukan waktu dan suhu vulkanisasi yang optimal dan akurat sehingga kompon karet yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik. Validasi Metode Uji Pengujian Curing Time Kompon Karet bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pengujian diantara analis di LUKKAPS, Validasi Metode Uji juga akan meningkatkan profesionalisme para analis laboratorium. Standar Uji/Metode Uji yang digunakan ASTM.D. 2084-81 ?Test for Rubber Property-Vulcanization Characteristics Using Oscillating Disk Cure Meter?. Sedang evaluasi hasil uji dilakukan dengan penilaian Z-Score. Validasi Metode Uji Pengujian Curing Time Kompon Karet dilaksanakan oleh 4 (empat) orang operasionil LUKKAPS dengan kode : ana, yy, rw, dan eltri. Pengujian dilakukan dengan kondisi yang sama yaitu : upper time: 1500 C, lower time : 1500 C dan waktu pengujian : 30 menit. Evaluasi data keseluruhan empat personil ada 1 (satu) data yaitu eltri dengan nilai Z-score 2,81 sehingga dikatagorikan meragukan. Sedang hasil pengujian lainnya menunjukkan nilai Z-score anatara -2 dan +2 dengan katagori memuaskan. Evaluasi data masing-masing personil ada 2 (dua) data yaitu yy6 nilai Z-score 2,02 dan eltri2 nilai Z-score 2,02 dikategorikan meragukan. Sedang 2 (du) data yaitu rwt nilai Z score 3,37 dan eltri nilai Z- score 8,09 sehingga dikategorikan outlier. | Alas Kaki | |
171 | Validasi metode uji pengujian penthachlorophenol (PCP ). | 2005 | Ir. E. Ratna Utarianingrum | Validasi metode uji pengujian pentachlorophenol secara personal dengan metode DIN 53313 yang menggunakan detektor Electron Capture Detector (ECD) dilakukan dengan detektor Mass Spectrometer (MS) bertujuan untuk mengetahui kadar penthachlorophenol dari bermacam-macam kulit mentah tersamak. Tahap-tahap pengujian meliputi ekstraksi dengan ekstraktor Soxhlet, evaporasi, ekstraksi cair-cair, asetilasi, pemurnian dan analisis dengan GC-MS. Hasil pengujian dengan standar pentachlorophenol menunjukkan bahwa puncak pentachlorophenol muncul pada waktu retensi 12.525 dan dapat juga muncul puncak pada waktu retansi 12.317 sebagai pentachloromethoxy-Anisole, sehingga peralatan kromatograpfi gas dengan detektor spektrometer massa dapat menggantikan kromatografi gas dengan detektor penangkap elektron seperti yang disyaratkan DIN 53313 tetapi dengan kondisi operasi yang berbeda. Hasil pengujian pentachhlorophenol secara kualitatatif terhadap kulit boks, kulit jaket dan kulit sarung tangan memberikan hasil negatif. Dalam analisis ini tidak digunakan tetrachloroguaicol (TCG) sebagai standar internal untuk pengujian secara kuantitatif. | Barang Kulit & Garmen | |
172 | Validasi metode uji pengujian Cr +6 dalam kulit. | 2005 | Ir. Ratna Utarianingrum | Penelitian mengenai validasi metode uji chrome hexavalen dalam kulit bertujuan untuk membuktikan bahwa metode uji tersebut mempunyai sensitivitas yang tinggi dan dapat memberikan hasil uji yang valid. Dalam penelitian ini yang digunakan bahan uji adalah kulit samak krome, sedangkan metode uji yang dipakai adalah colorimetri dipherylcarbazide dengan penambahan gas inert (Nitrogen) untuk menghilangkan udara dan colorimetri diphenylecarbazide tanpa penambahan gas inert. Hasil validasi manunjukan bahwa metode uji colorimetri diphenylcarbazide tanpa penambahan gas inert menghasilkan data uji dengan sebaran yang homogen dan hasil uji optimal hasil ini dudukung oleh analisa statistik dengan Robust Test dengan Z Score adalah -0,7238 sampai 0,5387 menurut ISO Guide dinyatakan memuaskan. | Alas Kaki | |
173 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI JAWA BARAT | 2006 | Drs. Surada | Alih Teknologi Penibuatan Sepatu Kulit di Jawa Barat dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari tanggal 11 September 2006 sampai dengan tanggal 16 September 2006. Alih Teknologi ini dilaksanakan Kerjasarna antara Balai Besar Barang Kulit, Karet dan Plastik, dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat. Alih Teknologi ini di ikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, yang dibagi dalam 5 kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 3 peserta. Adapun peserta terdiri dari industri persepatuan dan Perajin sepatu yang ada di wilayah Jawa Barat. Metode Alih Teknologi yang dilaksanakan adalah teori / diskusi / presentasi dan praktek yang meliputi 20% teori / diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini di tanggung oleh Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia dengan Anggaran DIP A tahun 2006 antara lain, makalah / hand out, perlengkapan / ATK peserta, bahan praktek, peralatan praktek, konsumsi, uang saku, transport selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikat peserta. Hasil dari alih teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan dan daya saing produk dan akirmya meningkatkan pendapatan dan sehingga industri dapat ber operasi secara kontinyu. | Kulit | |
174 | LAPORAN PENGELOLAAN LUMPUR DENGAN SANITARY LAND FILL | 2006 | Sri Sutyasmi, B.Sc, ST., Drs. Ign. Sunaryo, Sri Waskito, B.Sc, SE., Dra. Supraptiningsih, M.Si | Pengolahan air limbah industri penyamakan kulit menghasilkan Lumpur yang dianggap mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (83), sehingga penanganan/pembuangannya harus sesuai dengan Peraturan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (83). Sanitary land fill adalah salah satu pengelolaan limbah 83 sehingga Lumpur Industri Penyamakan Kulit bisa dibuang ke Land fill asal memenuhi Ketentuan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Tujuan dari penelitian ini adalah mewujutkan prototype Sanitary land fill untuk pengelolaan Lumpur industri penyamakan kulit, sesuai persyaratan yang berlaku. Sanitary land fill dalam penelitian ini ada 4 type yang masing-masing type berukuran (1 x 6 )m dengan kedalaman lobang 2 m. Tiap -tiap type dibedakan dengan lapisan geomembran HDPE. Type 1 adalah tanpa geomembran, type 2 adalah dengan 1 geomembran, type 3 adalah 2 geomembran dan type 4 adalah 3 geomembran. Lapisan land fill terdiri dari tanah liat, tanah biasa, ijuk, kerikil, ijuk tanah biasa, geomembran dan Lumpur, kemudian lapisan penutup yang terdiri dari tanah biasa, tanah liat, ijuk, kerikil, ijuk tanah biasa dan tanaman. Lumpur yang akan dimasukkan kedalam land fill terlebih dahulu diperiksa karakteristik Lumpur dan TCLP. Dari karakteristik dan hasil uji TCLP diketahui bahwa Lumpur dalam penelitian ini masuk kategori II dan menggunakan desain land fill type 3 (2 lapis geomembran). | Kulit | |
175 | LAPORAN PELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI MAGETAN JAWA TIMUR | 2006 | Dian Dwi Antari, B.Sc, SE | Pelatihan Teknologi Pembuatan Sepatu Kulit merupakan kegiatan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Tahun anggaran 2006. Pelatihan berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 31 Juli s/d 5 Agustus 2006 bertempat di Gedung Koperasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Magetan Jawa Timur. Pelajaran yang diberikan sebanyak 48 session yaitu 7 session Teori dan 41 session praktek. Jumlah peserta 15 orang berasal dari 13 perajin yang ada di Magetan dan Pembina perajin 2 orang pendidikan SD s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari Teori Pengetahuan Bahan dan Alat, Pengetahuan Desain dan Sepatu, Teknologi Pembuatan Pola, Teknologi Pembuatan Sepatu, Perhitungan Tekno Ekonomi, Kewirausahaan Pemasaran dan Perrnodalan. Praktek yang dilaksanakan berupa Praktek Pembuatan Pola dan Pembuatan Sepatu Kulit, Evaluasi yang dilaksanakan sangat baik. | Kulit | |
176 | DISEMINASI PENYAMAKAN DAN PEMBUATAN BARANG JADI KULIT DI PADANG | 2006 | Kulit | |||
177 | LAPORAN PERSIAPAN UJI KOMPETENSI ( TUK ) PUSAT PELATIHAN PERSEPATUAN | 2006 | Tempat uji kompetensi adalah tempat yang mempunyai sarana, prasarana serta pelaksana yang telah diakui oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS) sebagai tempat yang dinilai lulus untuk menguji calon tenaga / pekerja dan hasil peserta pelatihan untuk mendapat Sertifikat Kompetensi Profesi dari BNSP. 1 untutan wajib kompetensi Profesi dari sistem industri berdasarkan : 1. ISO 9000 17025/SNI 19-17025 2. SHACCP+ISO 22000 3. 1WA2 4. ISO9000/SNI 19-9000 5. ISO I4000/SN1 19-14000 6. 1SO 15189! 7. CAC/RCP 1/SNI 01 - 4852 8. 1FOAM STANDARD 9. IEC Mengacu pada pcdoman BNSP 201 D1PA 2006 dan BNSP 202 DIPA 2005, walaupun SKKNl sektor Industri Perkulitan, sub sektor alas kaki / sepatu belum dikonvensikan namun sarana dan prasarana untuk uji kompetensi lelah mulai disiapkan. Hasil-hasi! yang telah dicapai meliputi 1. RSKKN1 sub sektor alas kaki / sepatu telah disepakati dalam pra konvensi dengan 26 judul unit kompetensi 2. Pedoman uji kompetensi profesi alas kaki / sepatu. 3. Pokok-pokok materi uji kompetensi profesi sesuai judul SKKNl alas kaki / sepatu. 4. 2 (dua) orang terlatih untuk caion asessor Lembaga Sertifikasi Profesi. 5. Pedoman alat / mesin uji kompetensi Profesi sub sektor alas kaki / sepatu. 6. Pengusulan organisasi TDK di BBKKP Hasil-hasil tersebut lerus akan d; tindak lanjuti sebagai bagian dari proses terbentuknya iembaga Sertifikasi Proiesi sampai pelaksanaan sertiflkasi profesi. | Kulit | ||
178 | LAPORAN TEMU USAHA DAN KONSULTASI HASIL LITBANG DI SURABAYA | 2006 | Priyo Budi Basuki, SH | Kegiatan Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang bertujuan untuk mendukung industri yang diharapkan akan diperoleh gambaran permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh industri, baik yang telah dijalani maupun tantangan jangka panjang disamping itu juga sebagai sarana penyebarluasan informasi hasil-hasil Litbang dan kemampuan Balai yang diharapkan dapat diserap dan diaplikasikan oleh industri, khususnya industri atau usaha kecil-menengah. Pelaksanaan Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang dalam bentuk seminar sehari yang dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2006 bertempat di Gedung Pusat Pelatihan dan Pengembangan Eksport Daerah (PSED), Jalan Kedung Doro No. 86 Surabaya. Yang diikuti oleh lima puluh (50) orang peserta dari asosiaasi industri kulit, karet dan plastik, aparat pembina, unsur pejabat fungsional Disperindag Kota, Kabupaten, dan Lembaga Pendidikan/Perguruan Tinggi serta Instansi terkait. Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi dari para nara sumber masing-masing berjudul Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur dalam Rangka Pengelolaan Sumber Daya Alam yang tersedia. Rencana pengembangan industri dan permasalahannya di propinsi Jawa Timur, peran dan kemampuan BBKKP dalam memberikan layanan bagi Industri Kulit, Karet dan Plastik. Diskusi dilakukan dua arah dimulai pertanyaan-pertanyaan dari peserta dan penjelasan yang disampaikan nara sumber. Pada tempat yang sama digelar sebuah stand pameran mini yang menampilkan hasil-hasil Litbang BBKKP dan brosur tentang kemampuan BBKKP. Dari kegiatan temu usaha dan konsultasi hasil Litbang di Jawa Timur diperoleh hasil dari industri terkait menginginkan peran dari BBKKP untuk melakukan pengujian atas produk-produk dari UKM yang mengikuti pengadaan barang di Propinsi Jawa Timur agar barang-barang yang diperoleh sesuai dengan standart yang diharapkan. Dengan melihat brosur mengenai kemampuan BBKKP banyak peserta yang berminat untuk mengikuti pelatihan yang diadakan BBKKP. | Kulit | |
179 | IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 – 2000 | 2006 | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Subandriyo, SE., Indriyana Prastiwi Hariyani | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Subandriyo, SE., Indriyana Prastiwi Hariyani | Sistem Mutu | |
180 | LAPORAN PERLUASAN AKREDITASI LABORATORIUM PENGUJIAN DAN KALIBRASI | 2006 | Ir. E. Ratna Utarianingrum, M.Si., Ir. Ismiati, Rambat, S.Si., Asmongin | Kegiatan Perluasan Akreditasi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi ini bertujuan untuk melaksanakan survelen dan perluasan skope Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi BBKKP serta pemeliharaan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai ISO / IEC 17025-2005, dengan sasaran kegiatan peningkatan kinerja laboratorium melalui pemeliharaan akreditasi guna optimalisasi pelayanan kepada pelanggan. Kegiatan dilakukan melalui studi banding, uji banding antar personil dan uji banding antar laboratorium, uji profisiensi, kalibrasi peralatan kalibrasi, pelatihan kalibrasi dan sosialisasi ISO 17025 versi 2005, audit internal serta survelen dan verfikasi lapangan terhadap parameter uji yang diajukan pada perluasan skope tahun 2005 yaitu komoditi sepatu pengaman, karung plastik dan parameter uji udara. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa uji banding antar personil dan antar laboratorium secara umum didapatkan hasil yang memuaskan untuk parameter uji tembus uap air, kadar nitrogen dan kompon ban dalam. Sedangkan uji banding antar laboratorium dan uji profisiensi masih menunggu evaluasi. Hasil survelen menunjukkan bahwa Laboratorium telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO/IEG 17025:2005, namufn perlu .pengembangan untuk tetap menjaga konsistensinya, terutama terkait dengan implemeritasi ISO/IEC 17025:2005. | Sistem Mutu |