# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
61 | Pembuatan Kulit Atasan Sepatu Tahan Suhu Dingin | 2015 | Drs. Ir.Prayitno, Apt,M.Sc Sri Waskito,SE Ir. Emiliana Kasmudjiastuti Heru Budi Susanto,SE., MT | <div align="justify">Penelitian pembuatan kulit atasan sepatu tahan suhu dingin bertujuan untuk mendapatkan formulasi untuk proses pembuatan kulit atasan sepatu yang mempunyai ketahanan pada suhu dingin. Bahan yang digunakan Kulit sapi Wet blue dan pickle, Garam, Na.Formiat, Tanigan OC, Na.Bicarbonat, Mimosa, Neutralising Sintan, Resin Akrilik, Tanigor SGN, Sincal MS, Cat Dasar, Derminiol SBJ, Derminol SPE, Anti Jamur, Asam formiat, Hexaflor, RA2, RU3906, BI 372, FI11250, Penetrator, Pigment, Lack netral, thier super dan KS, serta alat yang digunakan drum penyamakan, alat pengetaman, alat staking, alat pementangan, alat plating serta alat uji kuat tarik, penyerapan air, permibilitas air dan uap air, uji ketahanan gosok cat,alat uji flexing. Dalam penelitian ini percobaan disusun secara faktorial dalam rancangan acak lengkap, terdiri dari 5 (lima) taraf perlakuan konsentrasi water repellent untuk 2 (dua) jenis bahan penyamak krom dan nabati. Tiap taraf perlakuan mendapatkan tiga kali ulangan sehingga terdapat 30 unit percobaan dan tiap satuan pengamatan terdiri dari 1 side kulit. Penelitian dilakukan dengan memvariable bahan penyamak dengan bahan penyamak krom dan nabati dan tiap jenis bahan digunakan Water repelent yang divariasi 5,00; 7,50; 10,00; 12,50 dan 15% hasil dianalisa untuk mengetahui jumlah jenis dan jumlah bahan penyamak yang dapat memberikan sifat-sifat kulit atasan yang waterproof dan tahan dingin. Kulit atasan sepatu tahan dingin dapat dibuat dengan menggunakan samak khrom dengan menggunakan water repelent dari derifat fluorinated polimer dengan kadar minimal 7.5 % dengan memberikan kemampuan penyerapan air kurang dari 30% yang merupakan syarat umum kulit tahan suhu dingin. Penyamakan dengan bahan penyamakan nabati tanpa penggunaan bahan retaning khrom tidak bisa digunakan untuk membuat kulit atasan sepatu tahan dingin, terutama kelemahannya pada penyerapan uap air yang masih tinggi.</div> | Kulit | |
62 | ALIH TEKNOLOGI FINISHING UNTUK PENINGKATAN KUALITAS KULIT JADI DI YOGYAKARTA | 2009 | Drs. Sugeng , | <p align="justify">Alih Teknologi Finishing untuk Peningkatan Kualitas Kulit Jadi di Yogyakarta dilaksanakan selama 5 (lima) hari mulai tanggal 11 sd/ 15 Agustus 2009,diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta dari pengrajin kulit di Yogyskarta. Metode Alih Teknologi yang dilaksanakan adalah penyampaian teori/diskusi/presentasi dan praktek yang meliputi 20 % teori/diskusi dan 80 % praktek. Fasilitas yang disediakan untuk Alih Teknologi ini dibebankan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik melalui anggaran DIPA tahun 2009 antara lain makalah/hand out,bahan praktek, alat tulis peserta, peralatan peserta, konsumsi dan transport lokal peserta selama pelaksanaan Alih Teknologi serta sertifikat peserta. Hasil dari Alih Teknologi ini diharapkan para pengrajin mampu meningkatakan kualitas /mutu produk kerajinan kulit di Yogyakarta supaya mampu bersaing dan memenuhi permintaan pasar. </p> | Kulit | |
63 | PELATIHAN PEMBUATAN BARANG JADI DARI KULIT SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA | 2012 | Drs. Sugeng R. Jaka Susila, B.Sc., ST Ismail Umamit | Pelatihan Pembuatan Barang Jadi dari Kulit Sapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik selama enam hari dari tanggal 15 s.d 20 Oktober 2012. kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang teknologi pembuatan barang kulit dari kulit sapi, sedangkan sasran kegitan ini adalah terwujudnya 20 orang pengrajin yang berkemampuan dan terampil dalam pembuatan barang kulit dari kulit sapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah peserta sebanyak20 orang berasal dari daerah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Materi yang disampaikan berupa teori 20 % dan praktek 80 % dengan instruktur dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta yang kompeten di bidang kerajinan pembuatan barang kulit. Hasil yang didapat dari peserta selama pelatihan adalah meningkatnya kompetensi sumber daya manusia baik secara teori maupun praktek dalam hal pembuatan barang kulit terutama pembuatan tas dari kulit sap. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa para peserta sangat antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar, khususnya untukmateri praktek, terbukti hampir seluruh peserta meginginkan agar pelatihan dilanjutkan dengan waktu pelatihan yang lebih lama agar dapat mendalami ilmu yang diserap. | Kulit | |
64 | PELATIHAN TATAH TEMBUS DAN SUNGGING UNTUK BARANG KULIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA | 2012 | Drs. Sugeng Dra. Murwati Dian Dwi Antari, B.Sc. SE | Pelatihan Tatah Tembus dan Sungging untuk Barang Kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta selama 5 hari dari tanggal : 26 s/d 30 Maret 2012. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia di bidang teknologi pembuatan barang kulit, khususnya kulit perkamen dan meningkatkan nilai tambah produk kulit khususnya kulit perkamen di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah terwujudnya 15 orang pengrajin yang berkemampuan dan terampil dalam pembuatan barang kulit dari kulit perkamen di Daerah Istimewa Yogyakarta dan terwujudnya peningkatan nilai jual dari kulit perkamen. Jumlah peserta sebanyak 15 orang berasal dari 3 lokasi yaitu ; kodya Yogyakarta, Gendeng, Kasihan dan Pucung, Wukisari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Materi yang disampaikan berupa teori 20 % (Pengetahuan tatah tembus, pengetahuan bahan dan alat, pengetahuan tatah sungging dan kewirausahaan), praktek 80 % ( Praktek pembuatan pola kipas, praktek menatah kipas, praktek menyungging kipas, finishing pemasangan ragangan kipas, praktek pembuatan pola kap lampu, praktek menatah kap lampu, praktek menyungging kap lampu dan finishing pemasangan kap lampu), dengan instruktur dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta dan praktisi dari Kasihan, bantul, Yogyakarta yang kompeten di bidang tatah tembus dan sungging untuk barang kulit. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa 15 peserta telah mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam membuat barang kulit tatah tembus dan sungging yang berupa kap lampu dan kipas dengan mutu yang baik. Seluruh peserta sangat antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar, baik berupa materi teori maupun praktek, dan seluruh peserta menginginkan agar pelatihan dilanjutkan dengan waktu yang lebih lama. | Kulit | |
65 | SOSIALISASI PANDUAN PENGELOLAAN PENCEMARAN AKIBAT LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI DIY | 2008 | Drs. Sugeng | Drs. Sugeng | Kulit | |
66 | SOSIALISASI PANDUAN PENGELOLAAN PENCEMARAN AKIBAT LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI SUKAREGANG GARUT JAWA BARA | 2008 | Drs. Sugeng | Drs. Sugeng | Kulit | |
67 | SOSIALISASI PANDUAN PENGELOLAAN PENCEMARAN | 2008 | Drs. Sugeng, Wahono, A.Md, Misran, S.Sos | Drs. Sugeng, Wahono, A.Md, Misran, S.Sos | Kulit | |
68 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI JAWA BARAT | 2006 | Drs. Surada | Alih Teknologi Penibuatan Sepatu Kulit di Jawa Barat dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari tanggal 11 September 2006 sampai dengan tanggal 16 September 2006. Alih Teknologi ini dilaksanakan Kerjasarna antara Balai Besar Barang Kulit, Karet dan Plastik, dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat. Alih Teknologi ini di ikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, yang dibagi dalam 5 kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 3 peserta. Adapun peserta terdiri dari industri persepatuan dan Perajin sepatu yang ada di wilayah Jawa Barat. Metode Alih Teknologi yang dilaksanakan adalah teori / diskusi / presentasi dan praktek yang meliputi 20% teori / diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini di tanggung oleh Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia dengan Anggaran DIP A tahun 2006 antara lain, makalah / hand out, perlengkapan / ATK peserta, bahan praktek, peralatan praktek, konsumsi, uang saku, transport selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikat peserta. Hasil dari alih teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan dan daya saing produk dan akirmya meningkatkan pendapatan dan sehingga industri dapat ber operasi secara kontinyu. | Kulit | |
69 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PENYAMAKAN KULIT IKAN DI MALUKU UTARA | 2007 | Drs. Suradal | Alih teknologi penyamakan kulit ikan di Maluku dilaksanakan selama 6 (enam) hari tanggal 26 sampai dengan tanggal 31 Maret 2007, pelaksanaan alih teknologi ini dilaksanakan kerjasama antara BBKKP dengan Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) Ambon, Maluku. Pelatihan diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, terdiri dari pengumpul kulit, keluarga nelayan, pedagang dan pembina industri yang berada di Wilayah Maluku. Metode alih teknologi yang dilaksanakan adalah teori/diskusi dan praktek yang meliputi 20% teori/diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini dibebankan kepada BBKKP melalui panitia dengan anggaran DIPA tahun 2007 antara lain, maklaah/hand out, perlengkapan/ATK peserta, bahan baku, bahan pembantu, peralatan praktek, konsumsi selama pelaksanaan diseminasi/pelatihan, uang saku selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikasi peserta. Hasil dari alih teknologi diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan, pendapatan dari masyarakat di wilayah Maluku pada umumnya. | Kulit | |
70 | ALIH TEKNOLOGI PENYAMAKAN DAN PEMBUATAN BARANG KULIT DARI KULIT CAKAR AYAM DI ACEH | 2007 | Drs. Suradal | Drs. Suradal | Kulit | |
71 | Alih Teknologi Penyamakan Kulit Ikan Pari di Kalimantan Timur | 1998 | Drs. Suradal | Alih Teknologi Penyamakan Kulit Ikan Pari di Kalimantan Timur dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari tanggal 30 Agustus sampai dengan tanggal 4 September 2004. Pelaksanaan Alih Teknologi ini dilaksanakan Kerjasama antara Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalimantan Timur dan Balai riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Samarinda. Pelatihan diikuti oleh 15 ( lima belas ) orang peserta, terdiri dari para keluarga Nelayan, pengumpul kulit, pedagang ikan yang berada di wilayah Kalimantan Timur. Metode Alih teknologi/Pelatihan yang dilaksanakan adalah teori/diskusi dan praktek yang meliputi 20% teori/diskusi dan 80% praktek Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi/pelatihan ini ditanggung oleh Proyek PPTIKKP melalui Panitia dengan Anggaran Pembangunan tahun 2004 antara lain, makalah/hand out, perlengkapan/ATK peserta, bahan baku, bahan pembantu, perelatan praktek, konsumsi selama pelaksanaan alih teknnologi/pelatihan, uang saku dan transport selama pelaksanaan alih teknologi/pelatihan. Hasil dari alih teknologi/pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan, pendapatan dari keluarga nelayan khususnya dan masyarakat di wilayah kalimantan Timur pada umumnya. | Kulit | |
72 | PELATIHAN PEMBUATAN BARANG KULIT DARI KULIT IKAN PARI DI KALIMANTAN TIMUR | 2006 | Drs. Suradal | Drs. Suradal | Kulit | |
73 | PENELITIAN PENINGKATAN MUTU SEAL UNTUK PINTU AIR | 1991 | Drs.prayitno,M.sc Drs.Tjahja Wartono Ir.Hadi Musthofa Ir.Emiliana Kasmujiastuti | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi dalam dalam pembuatan soal pintu air yang memenuhi persyaratan teknis pabrik.Pembuatan kompon yang dilakukan dengan menggunakan campuran karet alam dan karet sententis dengan perbandingan 100:20 : 100:30 : 100:40 serta bahan pengisi carbon black yang divariasi 50 dan 60 bagian .Dari hasil analisa stastistik terhadap data-data pengujian fisika,maka diperoleh kompon yang terbaik adalah kompon dengan 30 bagian karet sentestis untuk 100 bagian karet alam dengan bahan pengisi carbon black sebanyak 50 bagian.Adapun sifat-sifat fisika dari komposisi adalah :tegangan putus 219kg/cm.Perpajangan putus 826%,kekerasan (shore A) 68,pampat tetap 19,04% ,penyerapan air 0,1017%,specific gravity 1,1438 gr/cm3.Kemudian setelah dilakukan againg pada 70c selama 48 jam tegangan putus dan perpanjangan putus terjadi perubahan sebesar berturut-turut -1,38% dan 5,98%</span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"> </span></p> | Sistem Mutu | |
74 | Kajian Standar Nasional Indonesia di Bidang Kulit, Karet dan Plastik | 2011 | Emi Suliestyo Astuti, Hastungkoro W.W | Kajian Standar Nasional Indonesia (SNI) dibidang Kulit, Karet dan Plastik bertujuan untuk melakukan kaji ulang sebanyak 5 ( lima ) judul SNI yang telah diterbitkan lebih dari 20 tahun yang berkaitan dengan cara uji kulit. Adapun judul tersebut adalah : SNI 06-0563-1989 cara uji kadar abu dalam kulit tersamak, SNI 06-0644-1989 Cara uji kadar air dalam kulit, SNI 06-0564-1989 Cara uji kadar minyak dan atau lemak dalam kulit tersamak, SNI 06-0645-1989 Cara uji kadar krom oksida kulit tersamak dan SNI 06-0994-1989 Cara uji derajad penyamakan (DP) kulit tersamak. Berdasarkan hasil kajian dan pedoman KAN 14-2001 tentang spesifikasi SNI untuk penilaian kesesuaian, maka kelima judul SNI tersebut perlu direvisi. Kemudian hasil kajian diusulkan kepada panitya teknis kulit , produk kulit dan alas kaki untuk dilakukan program perumusan. | Standar | |
75 | Diseminasi Teknologi Pengulitan Dan Pengawetan Kulit Di Makasar Sulawesi Selatan | 2004 | Endang St, B BA Marsudi Wiyono S a g i m a n | Diseminasi Teknologi Pengulitan dan Pengawetan Kulit merupakan kegiatan Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi berlangsung selama 5 (lima) hari dari tanggal 25 s/d 29 Agustus 2003 bertempat di Balai riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Makasar Sulawesi Selatan. Pelajaran yang diberikan sebanyak 39 session yaitu 6 session teori, 32 session praktek dan 1 session untuk evaluasi. Peserta yang mengikuti diseminasi sebanyak 20 orang terdiri dari pengumpul kulit, penyuluh industri dan perdagangan Makasar yang berpendidikan minimal SLTA. Pelajaran teori yang diberikan terdiri dari Pengulitan Kulit, Pengawetan Kulit Mentah serta Pengetahuan Alat dan Bahan, sedang Praktek yang diberikan adalah Pengulitan, Pengawetan Garam Basah, Pengawetan Secara Pengeringan, Perendaman, Pengapuran, Buang Daging, Buang Kapur, Buang Lemak, Pengikisan Protein dan Pengemasan, sedangkan Evaluasi dilaksanakan peserta sangat bermanfaat. | Kulit | |
76 | Penyamakan Kulit Softy dari Kulit Ikan Pari | 2018 | Gresy Griyanitasari, S.Pt. Umi Reza Lestari, S.T.P. Dona Rahmawati, S.T.P. Iwan Fajar Pahlawan, S.Pt., M.Si. Syaiful Harjanto, S.T. Eka Lusiana, A.Md. | In-house research | Kulit | |
77 | PEMBUATAN KOMPOSIT PLASTIK UNTUK TOE CAP YANG MEMENUHI PERSYARATAN SNI SEPATU PENGAMAN | 2013 | Hardjaka, A.Md., M.Sn (Koordinator) Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng (Peneliti Utama) Ir. Sugiharto, MS (Peneliti) Ike Setyorini, ST (Peneliti) | Di Indonesia toe caps dari plastik ataupun komposit masih merupakan produk impor, karena itu perlu dilakukan penelitian untuk membuat <em>toe cap</em> dari plastik ataupun komposit. Pada penelitian ini formula komposit plastik untuk toe cap dirancang menggunakan plastik ABS dan PC. Tujuan penalitian ini adalah mempelajari pengaruh perbandingan jumlah plastik dan nanofiller terhadap sifat fisis dan morfologi komposit untuk <em>toe cap</em>. Pada penelitian ini perbandingan ABS/PC yang dipakai adalah 100/0; 90/10; 80/20; 70/30. Selain itu juga digunakan nanofiller NPCC yang jumlahnya divariasi sebanyak 2,5 dan 5 phr (phr = per haundred resin). Komposit plastik dibuat dengan menggunakan mesin Laboplastomill pada suhu 200°C waktu 10 menit. <br /><br /> Hasil mikrograf SEM menunjukkan bahwa bahan penyusun komposit tercampur homogen dan tidak terlihat NPCC teraglomerasi. Hasil FTIR komposit plastik menunjukkan adanya paduan dari bahan penyusun komposit. Komposit plastik hasil penelitian terbaik ditinjau dari sifat kuat tarik adalah komposit yang berisi ABS/PC = 90/10 tanpa nanofiller dengan hasil uji kuat tarik 471,09 kg/cm<sup>2</sup>, perpanjangan putus 4,01%, ketahanan pukul 3,480 J/m<sup>2</sup> , densitas 1,18 g/cm<sup>3</sup> , dan kekerasan 85 Shore D. Penambahan nanofiller NPCC tidak memperlihatkan perbaikan sifat fisis yang signifikan. Ditinjau dari sifat ketahanan pukul maka semua komposit hasil penelitian dapat diaplikasikan sebagai bahan baku toe cap sepatu pengaman. | Plastik | |
78 | DESAIN DAN PENERAPAN ORNAMEN KONTEMPORER PADA SEPATU KULIT DENGAN TEKNIK EMBOSS | 2013 | Hardjaka, A.Md., M.Sn. (Koordinator) Ir. Suliestyah Wrd (Peneliti Utama) | <p class="MsoNormal"><span>Penelitian ini merupakan penelitian teknik produksi pada penerapan Desain dan Ornamen Kontemporer pada Sepatu Kulit Dengan Teknik Emboss yang bertujuan untuk membuat sepatu wanita dan pria dari kulit yang berornamen kontemporer dengan teknik emboss untuk keperluan fashion. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif untuk membuka wacana baru dalam perspektif teknologi emboss pada sepatu melalui dari berbagai referensi baik tertulis serta sumber rekaman lainnya. </span><span><br /></span></p> <p class="MsoNormal"><span>Pemaparan hasil penelitian ini dibedakan dalam dua kelompok besar, yaitu pembahasan dalam lingkup desain dan pembahasan dalam lingkup realisasi. Dalam lingkup desain, dipaparkan suatu proses desain dari suatu situasi pengembangan desain sepatu semi boot yang menjelaskan proses dan hasil pengembangan desain, perencanaan sederhana dari hasil desain, sedangkan dalam ranah realisasi mencakup : penelitian awal teknik emboss yang akan diterapkan pada embossing pada kulit ; pemecahan yang paling memungkinkan dari hasil penelitian awal yaitu pemilihan teknik emboss yang tepat; hingga gambar kerja yang siap menjelaskan seluruh proses dari desain, teknik emboss hingga pembuatan sepatu. Sedangkan lingkup realisasi yaitu prose penerapan emboss dan pembuatan sepatu.</span> </p> | Kulit | |
79 | Desiminasi teknologi penyamakan kulit ikan pari di Banjarmasin, Daerah Istimewa Aceh serta Ambon. | 2000 | Hasan basalamah, BSc Muchtar Lutfie, BSc | Desiminasi teknologi penyamakan kulit ikan pari di Banjarmasin, Daerah Istimewa Aceh serta Ambon. Kegiatan desiminasi ini merupakan usaha untuk penyampaian teknologi penyamakan kulit ikan pari sehingga bernilai tambah dan sebagai usaha peningkatan pendapatan daerah dan devisa negara pada sektor perkulitan. Kegiatan desiminasi diselenggarakan di 3 kota yakni Banjarmasin, Banda Aceh dan Ambon. Di Banjarmasin dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 6 Okober sampai dengan 16 Oktober 1998, diikuti o1eh 20 (dua puluh) orang peserta yang terdiri dari para nelayan, pengrajin, penyuluh perindustrian dan remaja putus sekolah. Pelaksanaan desiminasi di Banda Aceh diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 21 Oktober sampai dengan 31 Oktober 1998, diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta yang terdiri dari para nelayan, pengrajin,remaja putus sekolah dan penyuluh perindustrian. Pelaksanaan desiminasi di Ambon diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 21 Oktober sampai dengan 31 Oktober 1998, diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta yang terdiri dari para nelayan, "pengrajin,remaja putus sekolah dan penyuluh perindustrian. Materi yang diberikan , meliputi pelajaran teori sebanyak 26 session dan pelajaran praktek 93 session yang terdiri dari ' teori pelajaran bahan, teori penyamakan, teori finishing, praktek penyamakan, praktek finishing, Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat yang tinggi sehingga desiminasi dapat berjalan lancar.Pada akhir pelaksanaan desiminasi semua peserta dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan sertifikat. | Kulit | |
80 | PENELITIAN PEMBUATAN WASHABLE GARMENT | 2008 | Heru Budi Santoso, Dipl.Kim, SE, Suharjono, B.Sc, Kuwatno, Widodo | Heru Budi Santoso, Dipl.Kim, SE, Suharjono, B.Sc, Kuwatno, Widodo | Kulit |