# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
21 | Pembuatan Kulit Putih (White Leather) Dari Kulit Wet Blue Untuk Java Boks | 2004 | Sofyan Karani, B. Sc. ST Widhiati, B. Sc Herryanto,B. Sc Kasmin Nainggolan, B. Sc | Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kulit putih yang memenuhi persyaratan mutu. Dalam proses penyamakan dilakukan beberapa tindakan selain untuk mendapatkan kulit yang putih juga untuk mendapatkan kulit yang kompak dan berisi dan dapat menghilangkan cacat yang disebabkan oleh urat darah. Bahan krom yang digunakan dalam proses penyamakan hanya 6% sehingga didapatkan warna wet blue yang tidak terlalu biru / hijau. Retanning menggunakan variasi syntan 16%, 20% dan 24%. Hasil uji sifat kimia dan sifat fisis kulit jadi hampir semua syarat mutu yang ditentukan memenuhi persyaratan, kecuali untuk uji penyerapan air 2 jam menghasilkan (84 ? 98) % sedangkan persyaratan maksimal 80%. Untuk uji tingkat keputihan kulit jadi dibandingkan dengan kulit standar, kulit hasil penelitian mempunyai keputihan yang sama. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini syntan yang digunakan dalam proses retanning adalah minimal 20%. | Kulit | |
22 | Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan Pada Industri | 2004 | Ir. Arum Yuniari Ir. Sotja Prajati Ir. Siti Rochani Ir.Emiliana Kasmudjiastuti | Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan pada Industri dilaksanakan terhadap salah satu Industri Penyamakan Kulit di Daerah Istimewa yogyakarta dengan didahului sebelum pembuatan dokumen Manual Lingkungan, Prosedur Lingkungan, Instruksi Kerja dan Formulir dibantu oleh Konsultan Lingkungan. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik mempunyai Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan Yogya Environment Certification Assurance (JECA) yang dapat memberikan sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan kepada organisasi untuk lingkup sektor industri kulit dan produk kulit, produk karet dan plastik , produk makanan , minuman dan tembakau , bahan kimia, produk kimia dan serat. Dalam kaitannya dengan penerapan ISO 14001 pada industri kulit serta untuk mengetahui kesesuaiannya maka perlu dilakukan audit oleh Lembaga Sertifikasi. Disamping itu untuk mengetahui kinerja sebuah Lembaga Sertifikasi maka pada saat dilakukan audit pada Industri, disaksikan oleh Komite Akreditasi Nasional (witness) | Kulit | |
23 | Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Di Gunung Kidul | 2004 | R.B. Muryanto Wigiyanto R o s i d i | Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan di Gunung Kidul dilaksanakan selama 5 (lima) hari pada tanggal 22 ? 26 Juli 2003 di Balai Karya Kemadang, Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunung Kidul, kerjasama antara Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik dengan Dinas Perekonomian Kabupaten Gunung Kidul. Pelatihan diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta yang terdiri dari masyarakat nelayan dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gunung Kidul. Metode Pelatihan menggunakan metode teori, diskusi dan praktek. Bahan baku dan bahan pembantu serta peralatan untuk penyamakan disediakan oleh Panitia. Hasil dari Pelatihan ini telah dibentuk Kelompok Usaha Penyamakan Kulit Ikan dengan nama ? SARI SAMUDRA?, yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menumbuhkan perekonomian Kabupaten Gunung Kidul. | Kulit | |
24 | -1 | 2004 | Supriyo Suparto Margono | Diseminasi Teknologi Pengoperasian Unit Pengolahan Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari pada tanggal 9 ? 20 Oktober 2003 di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta yang terdiri dari industri penyamakan kulit di DIY dan instansi terkait dari Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta . Metoda dokumentasi menggunakan metoda teori, diskusi dan praktek. Bahan dan peralatan untuk praktek Pengoperasian UPAL dan pengujian laboratorium disediakan oleh anggaran Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia pelaksana hasil dari diseminasi ini adalah bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat industri kulit dalam pengoperasian UPAL serta adanya peran serta instansi terkait di DIY dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan hidup. | Kulit | |
25 | Workshop Hasil Litbang Bidang Pengendalian Pencemaran | 2004 | Dra. Supraptiningsih Ir. Primayanti | Dari hasil penyajian makalah dan diskusi serta kunjungan lapangan yang berjalan, Pokok-pokok kesimpulan Workshop Hasil Litbang Bidang pengendalian Pencemaran di Yogyakarta, 8 Oktober 2003 adalah sebagai berikut : 1.Penyebaran informasi hasil-hasil litbang dalam bidang pengendalian pencemaran kepada kalangan industri dan instansi terkait serta masyarakat masih dipandang perlu. 2.Aplikasi teknologi baru yang lebih berwawasan lingkungan seharusnya mendapat dukungan dari semua pihak yaitu pemerintah, pelaku industri dan masyarakat. | Kulit | |
26 | Perluasan Scope Akreditasi Laboratorium Lingkungan Dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk | 2004 | Ir. Widari Ir. Puji Ediari S. R. Joko Susilo , B Sc. ST Endang Titiek. W, B.Sc, S.Pd | Perluasan scope Akreditasi Laboratorium Lingkungan dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk merupakan kegiatan untuk mempersiapkan berdirinya Lembaga Sertifikasi Produk dan Laboratorium Lingkungan yang terakreditasi di lingkungan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta. Kegiatan ini meliputi : Reasesmen Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi; Persiapan Akreditasi Laboratorium Lingkungan, dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk. Untuk mendirikan Lembaga Sertifikasi produk dibutuhkan auditor, PPC dan dukungan laboratorium uji yang terakreditasi. Untuk ini dilakukan konsultasi dalam rangka penyusunan dokumen dan pelatihan personel serta kalibrasi alat yang akan digunakan di laboratorium uji. Dalam rangka pemenuhan persyaratan laboratorium lingkungan terakreditasi dilakukan juga uji antar laboratorium (uji banding) dan uji profisiensi. | Kulit | |
27 | Gelar Teknologi Dalam Rangka Memasyarakatkan Hasil Litbang Kulit, Karet Dan PLastik Di Jakarta Dan Bali | 2004 | Kriswandi Mardi Rahardjo Ir. Meiyanti Suhardiyono | Kegiatan Gelar Teknologi Dalam Rangka Memasyarakatkan Hasil Litbang Kulit, Karet dan Plastik dilaksanakan dalam bentuk pameran, yaitu antara lain Pameran Produksi Indonesia 2003 (PPI 2003) di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran Jakarta yang diselenggarakan mulai tanggal 20 sampai dengan 29 Mei 2003 dan Pameran Pembangunan 2003 di Propinsi Bali pada tanggal 14 sampai dengan 24 Agustus 2003. Materi yang ditampilkan pada PPI 2003 ini berupa Mesin Pencacah Plastik Jenis Fleksibel (kantong plastik) kapasitas 40 kilogram/jam dan Alat Chrome Recovery dan Reuse Chromium dari air limbah Penyamakan kulit kapasitas 1000 liter. Disamping itu juga sebagai pelengkap ditampilkan berbagai macam produk kulit dan barang kulit dan sebagai pendukung disebarkan booklet Profil BBKKP dan 13 macam brosur hasil litbang BBKKP kepada pengunjung yang memerlukannya, sedangkan materi Pameran Pembangunan 2003 di Bali berupa contoh-contoh produk kulit eksotik, barang-barang kulit dari kulit ikan pari , cakar ayam dan sebagainya, penyebar luasan booklet dan brosur. Gelar Teknologi Dalam Rangka Memasyarakatkan Hasil Litbang Kulit, Karet dan Plastik yang dilaksanakan pada PPI 2003 dan Pameran Pembangunan 2003 di Bali telah berjalan dengan sukses. Hal ini dapat dilihat dari laporan petugas pemandu pameran mengenai respon pengunjung serta banyaknya pengunjung yang datang ke Stand BBKKP untuk melakukan konsultasi dengan petugas pemandu dan mencatatkan diri dalam buku tamu yang disediakan di Stand BBKKP sebanyak 555 orang, dan banyak yang berminat untuk mengadakan transaksi / konsultasi dengan BBKKP. | Kulit | |
28 | Diseminasi Pembuatan Barang Interior Dan Cinderamata Dari Plastik Thermoset Di Daerah Istimewa Yogyakarta | 2004 | Sutarti Rahayu, Bsc S u k i r n o S u r y o n o | Diseminasi Pembuatan Barang Interior dan Cinderamata dari Plastik Thermoset merupakan kegiatan Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 23 s/d 28 Juni 2003, bertempat di Kecamatan Patuk Kab. Gunung Kidul Yogyakarta . Pelajaran yang diberikan sebanyak 24 session yaitu 6 session teori dan 18 session praktek. Jumlah peserta 15 orang berasal dari tiga desa di Kecamatan Patuk dengan variasi pendidikan dari Sekolah Dasar s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari : Kewirausahaan, Perhitungan Ekonomi, Pengetahuan Bahan, Pengetahuan Desain dan Alat, Pengetahuan Proses, dan Pengetahuan Finishing. Praktek yang dilaksanakan berupa pembuatan barang interior dan cinderamata. Produk yang dibuat beraneka desain dan jenisnya, evaluasi yang dilaksanakan peserta sangat baik dan akan dilakukan monitoring untuk memantau perkembangan hasil pelatihan ini. | Kulit | |
29 | Pelatihan Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) Di Daerah Istimewa Yogyakarta | 2004 | Suyono Wahyu Bintoro | Diseminasi Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) merupakan kegiatan Proyek Pengembangan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) berlangsung selama 10 (sepuluh) hari mulai dari tanggal 21 Juli 2003 sampai dengan tanggal 31 Juli 2003 yang bertempat di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jln. Sokonandi No. 9 Yogyakarta. Pelajaran yang diberikan sebanyak 40 session yaitu 3 session pelajaran teori, dan 37 session pelajaran praktek. Peserta yang mengikuti diseminasi ini sebanyak 10 orang yang berasal dari Kabupaten Gunung Kidul 1 orang, Kabupaten Bantul 6 orang, Kotamadya Yogyakarta 1 orang dan Kabupaten Sleman 1 orang, dengan variasi pendidikan dari tingkat SLTA sampai dengan Sarjana. Untuk pelajaran teori, meliputi pengetahuan Garmen Kulit, pengetahuan Desain dan Pola, serta pengetahuan Alat dan Mesin. Sedangkan pelajaran praktek meliputi pembuatan Desain Garmen Kulit, pembuatan Pola Garmen Kulit, Praktek pemotongan Bahan, serta praktek Preparasi dan Penjahitan. Praktek yang dibuat dalam pelatihan ini adalah jaket dari bahan kain drill sebagai prototype sebanyak 10 (sepuluh) jaket dan hasilnya dibawa pulang untuk peserta. Sedangkan pembuatan 5 (lima) buah jaket dari kulit untuk arsip Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. | Kulit | |
30 | Diseminasi Teknologi Pengulitan Dan Pengawetan Kulit Di Makasar Sulawesi Selatan | 2004 | Endang St, B BA Marsudi Wiyono S a g i m a n | Diseminasi Teknologi Pengulitan dan Pengawetan Kulit merupakan kegiatan Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi berlangsung selama 5 (lima) hari dari tanggal 25 s/d 29 Agustus 2003 bertempat di Balai riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Makasar Sulawesi Selatan. Pelajaran yang diberikan sebanyak 39 session yaitu 6 session teori, 32 session praktek dan 1 session untuk evaluasi. Peserta yang mengikuti diseminasi sebanyak 20 orang terdiri dari pengumpul kulit, penyuluh industri dan perdagangan Makasar yang berpendidikan minimal SLTA. Pelajaran teori yang diberikan terdiri dari Pengulitan Kulit, Pengawetan Kulit Mentah serta Pengetahuan Alat dan Bahan, sedang Praktek yang diberikan adalah Pengulitan, Pengawetan Garam Basah, Pengawetan Secara Pengeringan, Perendaman, Pengapuran, Buang Daging, Buang Kapur, Buang Lemak, Pengikisan Protein dan Pengemasan, sedangkan Evaluasi dilaksanakan peserta sangat bermanfaat. | Kulit | |
31 | Diseminasi Teknologi Pengulitan Dan Pengawetan Kulit Mentah Di Propinsi Nusa Tenggara Timur | 2004 | Siti Sumaryani, B.Sc Purwadi Achmad, B.Sc W i d o d o W a r d o Bw Budihardjo | Diseminasi Teknologi Pengulitan dan Pengawetan Kulit Mentah adalah merupakan kegiatan Proyek pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Pelaksanaan Diseminasi bertempat di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Nusa Tenggara Timur, yang berlangsung selama 5 (lima) hari dari tanggal 13 s/d 17 Oktober 2003, dengan materi pelajaran yang diberikan sebanyak 60 session yaitu 16 session teori, 42 session praktek dan 2 session evaluasi. Peserta diseminasi sebanyak 15 orang yang terdiri dari masyarakat industri, peternak dan para penyuluh perindustrian dengan minimal pendidikan lulus SMTA. Adapun pelajaran teori yang diberikan terdiri dari pengetahuan pengulitan kulit mentah, pengetahuan pengawetan kulit mentah baik secara pengeringan, penggaraman maupun pengasaman serta pengetahuan bahan pembantu pada proses pengawetan kulit mentah secara pengeringan, penggaraman. Sedangkan pelajaran praktek meliputi : praktek pengulitan, praktek pengawetan kulit mentah secara pengeringan, penggaraman maupun pengasaman. | Kulit | |
32 | Penyusunan Rencana Teknis | 2004 | Ir. Susilawati, M.Si Ir. Hasanul Arifin Lubis, MS Widodo , B.Sc. S.Sos Sri Hastuti Nawaningsih, S | Perencanaan teknis kegiatan di Balai Besar Kulit,Karet dan Plastik (BBKKP) disusun melalui langkah tahapan yang cukup panjang, mulai dari pembicaraan tingkat kelompok /seksi /fungsional , tingkat unit, rapat kerja di lingkup Perindustrian dan Perdagangan, rapat kerja di lingkup Badan Litbang Industri dan Perdagangan, rapat koordinasi dengan berbagai instansi terkait. Seluruh aktivitas perencanaan dan penyusunan program ini harus dikerjakan untuk tercapainya program yang terencana dengan baik, sehingga diharapkan dalam pelaksanaan program tersebut dapat terhindar dari kendala-kendala yang tidak diinginkan. Tujuan mempersiapkan data dan masukan untuk penyusunan rencana program kerja BBKKP sehingga berhasil guna dan berdaya guna. Sasaran kegiatan ini tersusunnya masukan untuk program kerja BBKKP tahun 2004 dari anggaran rutin, pembangunan dan pelayanan jasa teknis. Dari hasil kajian dalam upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi dan pengembangan yang diharapkan dalam industri kulit, karet dan plastik dapat disimpulkan adalah : Kegiatan unggulan BBKKP 3 (tiga) tahun terakhir yang sangat mungkin untuk dikembangkan antara lain Pemanfaatan limbah industri penyamakan kulit; Pengembangan teknologi akrab lingkungan; Teknologi pembuatan kompon karet; Bahan-bahan alternatif untuk kompon karet dan Rekayasa alat untuk pemanfaatan limbah kulit, karet dan plastik. Hasil kajian industri kulit, karet dan plastik, ada beberapa indikator permasalahan yang harus segera ditindak lanjuti, yaitu Bahan baku dan bahan pembantu untuk industri kulit, karet dan plastik masih perlu penelitian, terutama untuk inovasi bahan baku non konvensional; Teknologi proses belum seluruhnya mengarah pada teknologi ramah lingkungan, Kompetensi SDM masih lemah, perlu peningkatan melalui pelatihan teknis, Industri belum seluruhnya menerapkan manajemen mutu untuk menghadapi tantangan global; Standar Nasional Indonesia bidang kulit, karet dan plastik masih terbatas terutama bagi SNI wajib. Sumber Daya Manusia (SDM) untuk desain sepatu masih terbatas. Masukan dari hasil temu usaha di daerah dan stakeholder yang akan menjadi program kerjasama adalah Pelatihan penyamakan dan pembuatan barang dari kulit kelinci berbulu, kulit ikan pari, kulit ikan kakap, kulit reptil, kulit ular; Pelatihan dan pengadaan mesin pengolah limbah plastik, chrome recovery dan thermoforming; Magang di BBKKP bagi pengrajin/masyarakat; Pelatihan persepatuan (desain dan teknologi proses). Secara intern BBKKP masih perlu peningkatan dalam hal kinerja personil; koordinasi antar bidang; peralatan laboratorium; jejaring usaha. Guna memperoleh masukan terbaru dari seluruh stakeholder BBKKP, maka Program Rencana Teknis perlu diadakan setiap tahunnya. Evaluasi keberhasilan program ini perlu disusun sistem monitoring yang terpadu. Program RAPBN (Rutin,Pembangunan dan Pelayanan Jasa Teknis) agar selalu berpedoman pada RENSTRA dan masukan dari Rencana Teknis. | Kulit | |
33 | Promosi, Temu Usaha Dan Konsultasi Hasil Litbang Dan Kemampuan BBKKP Di Mataram Dan Samarinda | 2004 | PROMOSI, TEMU USAHA DAN KONSULTASI HASIL LITBANG DAN KEMAMPUAN BBKKP DI MATARAM DAN SAMARINDA BBKKP merupakan unit pelaksana teknis dilingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan kompetensi industri Kulit, Karet dan Plastik, dilengkapi dengan Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Teknologi mesin dan peralatan, diharapkan dapat mendukung sepenuhnya para pengusaha dan industriawan daya saing. Dalam kaitannya dengan tugas Promosi Dagang, BBKKP telah menugaskan Pokja 7120 A, untuk melakukan kegiatan Promosi, Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang dan Kemampuan BBKKP di Prop. Nusa Tenggara Barat dan Prop. Kaltim. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 20 September 2003 di Hotel Lombok Raya, ruang Pejanggik, Jln. Panca Usaha no. 11 Mataram, dan Hotel MJ Samarinda diikuti sebanyak 50 (limapuluh) peserta, terdiri dari aparat pembina, unsur pejabat Fungsional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten / Kota serta pengrajin Industri kecil sepropinsi Nusa tenggara Barat dan propinsi Kaltim. Nara Sumber berasal dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan propinsi NTB, dan Propinsi Kaltim Ditjen IDKM Depperindag, exportir Produk Kerajinan Gianyar Bali serta dari BBKKP Yogyakarta. Diharapkan dengan adanya kegiatan Promosi, Temu Usaha tersebut, Visi dan Misi BBKKP dapat lebih dikenal oleh masyarakat propinsi NTB dan Kaltim secara makro baik kalangan swasta, BUMN, Lembaga Litbang, Pemerintah maupun Perguruan Tinggi. Akhirnya peranan BBKKP menjadi semakin besar, serta dapat memberi peluang kerja sama yang lebih besar pula. | Kulit | ||
34 | Pembuatan Protease Rhizopus Sp.Amobil | 2003 | Ir. Titik Purwati Widowati Ir. Drs. Prayitno, Apt, Msc Dra Murwati Sri Sutyasmi, Bsc, ST | Penelitian ini bertujuan utama untuk membuat sediaan enzimatis Rhizopus sp dalam karier. Rhizopus sp ditumbuhkan dalam media sekam gandum kemudian diekstrak, difraksionasi menggunakan garam amonium sulfat serta diikat dalam karier. Ekstrak kasar enzim mempunyai aktifitas specifik 1,95 U/mg protein. Pemurnian parsial menggunakan amonium sulfat 20 % menunjukkan peningkatan aktifitas spesifik enzim 1,63 kali menjadi 3,18 U/mg protein. Pengikatan karier berupa serbuk kayu sonokeling pada fraksi amonium sulfat 20 % meningkatkan aktifitas enzim menjadi 100,53 U dari aktifitas crude enzyme 95,88 U. Sediaan enzimatis ini digunakan sebagai agensia bating. Proses bating dilakukan pada 12 tengahan lembar kulit kambing awet garam-basah. Hasil pembuatan preparat mikroskopis menunjukkan bahwa proses bating menyebabkan terjadinya serabut-serabut kolagen kulit, juga mengakibatkan terjadinya pengurangan kadar protein kulit. Proses bating menggunakan sediaan enzimatis Rhizopus sp amobil menghasilkan sifat fisis kulit kras yang tidak berbeda nyata dengan kulit yang diproses bating menggunakan agensia komersial dan memenuhi SII 0038-73 : Mutu dan cara uji kulit kras kecuali kemulurannya. Hasil uji kualitas limbah cair setelah proses bating menuunjukkan bahwa limbah hasil bating yang menggunakan sediaan rhizopus sp mempunyai nilai BOD, COD dan N-NH3 yang lebih kecil dibanding limbah hasil proses bating menggunakan agensia komersial, sedang nilai TSS-nya relatif sama. | Kulit | |
35 | Pembentukan Inkubator Bisnis Penyamak Kulit | 2004 | Ir. Titik Purwati Widowati, MP Drs. Suprapto, MM Sukaryono Thomas Tukirin | Program ini baru merupakan tahap embrio terhadap program inkubator yang digariskan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dengan tujuan terciptanya satu embrio pengusaha baru di bidang usaha pembuatan kulit pikel dari peserta inkubator. Sasaran program ini adalah menciptakan lapangan kerja bidang pengolahan kulit dan sebagai usaha optimalisasi pengembangan potensi usaha perkulitan di daerah. Pembentukan inkubator bisnis ini didahului dengan pra=inkubasi berupa penelitian pembuatan kulit pikel. Penelitian tersebut dilakukan atas dasar kondisi industri penyamakan kulit umumnya lebih suka membeli kulit pikel. Kulit pikel yang dikehendaki mempunyai warna putih terang dan berkualitas. Jenis agensia penghilang kapur (deliming agent) yang digunakan masing-masing ZA 2% (I). NH4Cl 2% (II) NaHSO 2% (III). ZA 1% dan NH4Cl 0,5% (IV) serta ZA 1% dan NH4Cl 1% (V). Setelah dievaluasi berdasar kualitas, warna dan tingkat penerimaan panelis, serta beban cemaran limbahnya, kulit pikel dengan perlakuan II (penggunaan NH4Cl 2%) paling dapat diterima konsumen. Formula pembuatan kulit pikel ini digunakan sebagai formula dasar dalam pelatihan pembentukan inkubator. Penyelenggaraan pelatihan inkubasi dilaksanakan 7 Juli sampai dengan 3 Oktober 2003, diikuti oleh lima peserta dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah pelatihan selesai , peserta telah dapat mensortasi kulit mentah, mengawetkan kulit mentah, memproses kulit pikel dalam berbagai skala produksi dan mensortasi kulit pikel dengan baik. Pemasaran kulit pikel langsung ke industri penyamakan kulit mengalami kesulitan karena jumlah pikel yang dapat dipasok hanya sedikit. Industri penyamakan kulit menghendaki jumlah pasokan minimal untuk satu partai produksi mereka (minimal 1000 lembar). Selain umumnya industri-industri ini juga telah mempunyai pemasok yang tetap. Pengusaha kulit pikel pemula diharapkan berhubungan lebih dulu dengan pemasok lama, atau pemasok pikel lama yang tadinya tidak melakukan proses pembuatan kulit pikel sendiri itu yang ditingkatkan kemampuannya agar dapat melakukan proses pembuatan kulit pikel sendiri. Penjualan kulit pikel tidak dilakukan secara tunai, tetapi dengan cek mundur minimal 2 bulan. Hasil monitoring telah ada dua embrio dari hasil pelatihan. | Kulit | |
36 | Pengembangan Layanan Informasi Melalui Jaringan Komputer (Lan) Dan Implementasi Data Base Litbang | 2004 | Ir. Syakir Hasyimi Budiwiyono Sunarso Zaenal Dewi Rustiningsih | Tujuan dari pengembangan layanan informasi ini adalah membangun sistem informasi litbang Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik dengan sasaran terwujudnya tatanan informasi litbang Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang terpadu, mudah diakses, efisien, terbaharui dan informatif. Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pelayanan Informasi melalui jaringan Kompurer (LAN) dan Implementasi Database Litbang sampai dengan semester kedua telah dilakukan kegiatan yang melipuri : studi pustaka, studi lapangan, perancangan konfigurasi LAN, instalasi jaringan LAN yang mencakup 14 titik. Uji coba dan Implementasi Database Litbang dan Pelatihan Jaringan LAN di BBKKP. Belum adanya dukungan komputer pada ruang Ka. BBKKP, Peneliti dan Seksi Kerjasama serta relokasi Sub. Bagian Program, menyebabkan baru 10 titik yang beroperasi. | Kulit | |
37 | Pemantauan Dan Evaluasi | 2004 | Priyo Budi Basuki, SH Drs. S u r a d a l H a r d o n o, SH | Dalam identifikasi permasalahan yang terdapat dalam industri persepatuan, daur ulang sampah plastik, vulkanisir ban dan penyamakan kulit menunjukkan bahwa sebagian besar permasalahannya menyangkut non teknis, yaitu permasalahan diluar kewenangan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik seperti masalah penurunan penjualan, pemasaran dan modal. Pelatihan/ diseminasi yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar Kulit, karet dan Plastik melalui Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik telah memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan industri kecil persepatuan, daur ulang sampah plastik, vulkanisir ban dan penyamakan kulit. Berdasarkan hasil monitoring, identifikasi permasalahan dan manfaat diseminasi maka perlu diadakan pembinaan lebih lanjut dengan strategi yang lebih tepat. Perlu diadakan pelatihan/diseminasi lanjutan dengan materi yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama. Perlu adanya kemudahan bagi industri kecil khususnya untuk memperoleh bahan baku dalam proses produksi. Guna kepentingan pengembangan lebih lanjut, perlu diadakan pembinaan baik mengenai proses produksi, teknologi dan aspek ekonomi oleh Balai Besar Kulit, karet dan Plastik maupun oleh Instansi terkait diwilayah masing-masing industri kecil berdomisili. | Kulit | |
38 | Pembuatan Kulit Lemas (Softy Leather) dari Kulit Kerbau Luar Jawa. | 1999 | Pembuatan Kulit Lemas (Softy Leather) dari Kulit Kerbau Luar Jawa. Penerapan ini bertujuan untuk memanfaatkan. kulit kerbau luar Jawa sebagai bahan baku industri barang kulit dan untuk meningkatkan nilai tambah kulit kerbau dari daerah luar Jawa (Kalimantan Selatan). Dengan menggunakan 18 belahan (side) kulit kerbau dengan rincian 6 belahan dari pulau Jawa dan 12 belahan dari luar pulau Jawa (Kalimantan Selatan), disamak hingga kulit jadi (softy leather) dengan menggunakan bahan penyarnak krom, serta bahan pembantu lainnya misalnya Depan B, kapur NaCl asam sulfat, asam formiat, minyak sulfat dan lain-lain, dengan tata caranya disesuaikan dengan yang ada di laboratorium Proses Penyamakan Kulit, Balai Penelitian Barang Kulit, BBKKP, dengan variasi perminyakan 8%, 10% dan 12%. Kulit jadi yang dihasilkan diuji kelemasannya, kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan jahit, kekuatan sobek serta ketahanan gosok cat, dengan bertolok ukur pacta SNI 06-1532-1989. Kulit kerbau dari luar Jawa (Kalimantan Selatan) bisa dirnanfaatkan sebagai bahan baku industri barang kulit, basil yang didapatkan tidak berbeda nyata dengan kulit jadi yang diolah dari kulit kerbau yang berasal dari pulau Jawa, dengan jumlah minyak yang digunakan cukup 10%. | Kulit | ||
39 | Pengelolaan Limbah Padat Kulit (Sludge) dengan Sanitary Landfill. | 1999 | Pengelolaan Limbah Padat Kulit (Sludge) dengan Sanitary Landfill. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sistim pengolah limbah padat kulit (lumpur) dari instalasi pengolah limbah agar tidak mencemari lingkungan. Limbah lumpur dari IPAL industri penyamakan kulit perlu dipres untuk memudahkan pengelolaan selanjutnya. Kegiatan ini menerapkan pengelolaan limbah padat kulit (lumpur pres) dengan sanitary landfill. Sanitary landfill adalah cekungan lahan untuk diisi lapisan limbah padat secara berseling dengan lapisan tanah. Pengelolaan limbah padat ini dibuat variasi lapisan tipis dan lapisan tebal. Lapisan tipis berupa lapisan lumpur pres setebal 20 cm, ditutup lapisan tanah setebal 20 cm, ditimbun lumpur pres setebal 20 cm dan yang paling atas ditutup dengari lapisan tanah setebal 20 cm. Sedangkan lapisan tebal berupa lapisan lumpur pres setebal 60 cm lalu ditutup lapisan tanah setebal 20 em. Pemantauan yang dilakukan berupa pengamatan terhadap "leachate" yakni cairan rembesannya baik seeara visual maupun analisis laboratori. Dari basil pengamatan uji laboratori dapat disimpulkan bahwa : .:. Leachate dari variasi lapisan tebal lebih keruh dan berbau tidak sedap dari pada leachate dari variasi lapisan tipis. .:. Leachate dari variasi lapisan tebal mengandung parameter baku mutu limbah cair (BOD5, COD, Total krorn, Sulfida, TSS, Lemak pH) lebih tinggi dari pada variasi lapisan tipis. Kedua leachate jauh lebih tinggi kadarnya dari baku mutu yang ditetapkan, sehingga harus diolah kembali ke IPAL. .:. Untuk mengatasi terjadinya penyebaran leachate ke air tanah atau ke lingkungan sanitary landfill mutlak perlu diberi alas dari bahan yang kuat dan kedap air. I | Kulit | ||
40 | Penerapan teknologiproses unhairing dan bating dengan enzim protease pads Industri Penyamakan Kulit di Sukaregang Garut | 1999 | Penerapan teknologi proses unhairing (penghilangan bulu) dan bating (pengkikisan protein) dengan enzim protease pada industri penyamakan kulit sentra industri Sukaregang Garut, bertujuan untuk rnemasyarakatkan dan menerapkan alih teknologi proses penyamakan kulit serta mencari alternatif bahan pembantu yang ramah lingkungan. Pelaksanaan kegiatan tersebut dikerjakan oleh para penyamak di sentra industri Sukaregang Garut. Kulit yang digunakan untuk proses adalah kulit sapi, kulit domba dan kambing awet garam. Kulit sapi diproses menjadi kulit atasan sepatu dan kulit domba kambing masing-masing menjadi kulit jaket dan glase. Proses penghilangan kulit dan pengikisan protein dikerjakan secara enzimatis menggunakan enzim protease. Konsentrasi enzim yang digunakan untuk proses pembuangan bulu kulit sapi adalah 5% dan kulit domba/kambing 3% dari berat'kotor, dengan aktivitas enzim per ml 0,0914 unit. Untuk proses pengkikisan protein digunakan enzim protease 2% untuk kulit glase dan 4% untuk kulit jaket dengan aktivitas enzim per ml 0,1125 unit. Resep proses yang lainnya sesuai dengan resep baku pembuatan kulit atasan sepatu, jaket dan glase. Hasil kulit yang didapat lebih bersih pada kulit pikel dan warna lebih cerah pada kulit wetblue. Limbah yang dihasilkan mutunya lebih baik dibanding dengan cara biasa dengan ditunjukkan bahwa kualitas limbah yang dihasilkan menurun 1-13 kali ditinjau dari parameter uji serta kulit yang diproses memenuhi persyaratan SNI (proses pengapuran). Enzim protease..produksi BPPT layak digunakan sebagai bahan penghilang bulu dan pengkikisan protein yang mampu menurunkan limbah penyamakan kulit. | Kulit |