# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Alih Teknologi Penyamakan Kulit Ikan Pari di Kalimantan Timur | 1998 | Drs. Suradal | Alih Teknologi Penyamakan Kulit Ikan Pari di Kalimantan Timur dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari tanggal 30 Agustus sampai dengan tanggal 4 September 2004. Pelaksanaan Alih Teknologi ini dilaksanakan Kerjasama antara Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalimantan Timur dan Balai riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Samarinda. Pelatihan diikuti oleh 15 ( lima belas ) orang peserta, terdiri dari para keluarga Nelayan, pengumpul kulit, pedagang ikan yang berada di wilayah Kalimantan Timur. Metode Alih teknologi/Pelatihan yang dilaksanakan adalah teori/diskusi dan praktek yang meliputi 20% teori/diskusi dan 80% praktek Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi/pelatihan ini ditanggung oleh Proyek PPTIKKP melalui Panitia dengan Anggaran Pembangunan tahun 2004 antara lain, makalah/hand out, perlengkapan/ATK peserta, bahan baku, bahan pembantu, perelatan praktek, konsumsi selama pelaksanaan alih teknnologi/pelatihan, uang saku dan transport selama pelaksanaan alih teknologi/pelatihan. Hasil dari alih teknologi/pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan, pendapatan dari keluarga nelayan khususnya dan masyarakat di wilayah kalimantan Timur pada umumnya. | Kulit | |
2 | Diseminasi Teknologi Pembuatan Alas Kaki dari kulit kelinci Berbulu | 2005 | Dian Dwiantari, B.sc | Diseminasi Teknologi Pembuatan Alas Kaki dari Kulit Kelinci berbulu merupakan kegiatan proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2004. Diseminasi berlangsung selama 5 (lima ) hari dari tanggal 12 s/d 16 Juli 2004 bertempat di UPT Cibaduyut Jalan Cibaduyut Raya 150, Bandung. Pelajaran yang diberikan sebanyak 40 sesion yaitu 4 session teori dan 36 session praktek. Jumlah peserta 20 orang berasal dari desa Cibaduyut dan sekitarnya dengan variasi pendidikan dari SD s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari : Teori Pembuatan desain, Pengetahuan Bahan, Teori Pembuatan Pola dan Pembuatan Grading Tangan. Praktek yang dilaksanakan berupa Praktek pembuatan Pola, pemotongan Bahan, Pembuatan kudungan, Pengerjaan Bawahan serta Finishing. Produk yang dibuat adalah sepatu anak dan selop atau sandal, evaluasi yang dilaksanakan sangat baik dan akan dilakukan monitoring untuk memantau perkembangan hasil pelatihan ini. | Kulit | |
3 | Rekayasa pembuatan cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua. | 2005 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati,MP | Kegiatan in-house riset tahun anggaran 2004 di Seksi Alih Teknologi dan Inkubasi pada unit Rekayasa Produk adalah Rekayasa Pembuatan Cetakan Peredam Kejut untuk Jok Kendaraan Bermotor Roda Dua. Tujuan dari riset tersebut adalah mengembangkan teknologi pembuatan cetakan peredam kejut khususnya peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor jenis motor bebek. Metode pelaksaan riset meliputi studi pustaka, study lapangan, pembuatan gambar teknis, pembuatan cetakan, uji coba dan evaluasi. Hasil riset menghasilkan satu unit cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua dengan spesifikasi teknis sebagai berikut : Bahan dari baja ST 60, type cetakan two modul plate, jenis cetakan, cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua jenis sepeda motor bebek, sistem cetakan knockdown, jumlah cavity satu, kapasitas produksi 7 buah peredam kejut/jam dengan ukuran dimensi panjang 90 mm, lebar 70 mm, tinggi 60 mm. Cetakan tersebut dapat dioperasikan dengan menggunakan bantuan alat hydraulic press dengan kondisi proses suhu (140-150)0C, tekanan (80-100) PSI, waktu (5-7) menit. Peredam kejut hasil uji coba menggunakan cetakan hasil rekayasa menunjukkan hasil yang baik dengan kekerasan (56-58) shore A. Beaya operasional penggunaan cetakan/hari sebesar Rp. 30,00 | Sistem Mutu | |
4 | Pembentukan inkubator bisnis atasan sepatu | 2005 | Saryoto, B.Sc. Ir. V. Sri Pertiwi R, MP Suko Pratomo, B.Sc Poniman | Program kegiatan dengan judul PEMBENTUKAN INKUBATOR BISNIS PEMBUATAN SEPATU adalah bagian dari kegiatan Proyek PPTIKKP tahun 2004 di Balai Besar Kulit , Karet dan Plastik. Tujuan kegiatan ini untuk menumbuhkan usaha kecil pembuatan sepatu dan menciptakan lapangan kerja di bagian pembuatan sepatu. Target dan kegiatan ini adalah tumbuhnya 1 ( satu) wiraswasta kecil baru pembuat sepatu dari 5 (lima) ?tenant? inkubator. Dari rekrutmen peserta dengan pendekatan formal dan observasi perorangan, dapat dipilih 5 (lima) orang ?tenant? incubator dari 7 (tujuh) orang pelamar (pemohon). Pelatihan teknis dan teknologi pembuatan sepatu serta management produksi, pemasaran dan kewirausahaan yang diselenggarakan di BBKKP selama 30 hari efektif mampu diserap dan memberikan bekal ketrampilan, kerajinan melalui praktek masing-masing membuat 7 (tujuh) pasang sepatu dan alas kaki. Bimbingan dan monitoring dengan mengupayakan berbagai fasilitas untuk dapat menjadi wiraswasta dalam pembuatan sepatu, maka sampai bulan Nopember 2004, 2 (dua) orang berhasil membuka usaha pembuatan sepatui dan 3 (tiga) orang merasa belum cukup berani untuk membuka usaha pembuatan sepatu, sehingga perlu menggali pengalaman dan permodalan dengan cara bekerja di perusahaan alas kaki/sepatu. | Kulit | |
5 | Pembuatan Desain Unit Pengolahan Limbah Cair Industri Kecil Barang Jadi Karet Di Bandung | 1998 | Ir. Arum Yuniari Ir. Kusumo Retno Sri Setyasmi Bsc | Desain unit pengolah limbah cair industri barang jadi karet merupakan suatu rangkaian instalasi pengolahan air limbah pada industri barang jadi karet yang terdiri dari bak equalisasi, bak flokulasi, tangki sedimentasi dan saringan pasir. Penentuan rangkaian instalasi pengolahan air limbah disini berdasarkan beberapa alternatif yaitu : karakteristik dari air limbah yang diatas ambang batas. Desain instalasi pengolahan air limbah berdasarkan kapasitas produksi barang jadi karet untuk keperluan teknik 800 ton per tahun dan debit air limbah 612 liter perjam. Pada industri barang jadi karet parameter-parameter yang melebihi ambang batas yaitu : BOD5, COD, TSS, amonia dan pH. Percobaan pengolahan air limbah untuk menurunkan parameter-parameter yang diambang batas dengan menambahkan bahan kimia yaitu alum sebagaikoagulan dengan kadar 500 mgr/lt, 400 mgr/lt, 300mgr/lt, 200mgr/lt, 100mgr/lt. Selain itu juga ditambahkan polielektrolit sebesar 1 %. Setelah dilakukan percobaan pengolahan ternyata untuk parameter-parameter yang diatas ambang batas telah bisa memenuhi baku mutu sehingga air dapat dibuang ke perairan. | Rekayasa | |
6 | Penyempurnaan Dokumen,Pra Asesmen Dan Asesmen ISO SERI 14000 | 2003 | Ir. Siti Rochani Ir. Sotja Prajati Ir. Arum Yuniari Ir. Widari | Penyempurnaan dokumen pra asesmen dan asesmen ISO 14000 merupakan kegiatan untuk persiapan berdirinya Lembaga Sertifikasi Manajemen Lingkungan di lingkungan Balai Besar penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta. Pembuatan dokumen mengikuti acuan dari Pedoman 401 ? 2000 yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Dokumen yang tersusun terpisah dari laporan ini, yang meliputi Dokumen Level 1 Panduan Mutu, Dokumen Level 2 prosedur Sistem Mutu, Dokumen Level 3 Instruksi Kerja dan Dokumen Level 4 Formulir. Keempat dokumen tersebut telah melalui beberapa revisi dengan bantuan konsultan dari PT Redecon Jakarta. Persiapan akreditasi yang dilakukan adalah pendaftaran permohonan akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen lingkungan (LSSML) dan pengiriman dokumen 4 (empat) level | Kulit | |
7 | Pendirian Pusat Pelatihan Persepatuan | 2004 | Saryoto, B.Sc Adi Slamet Supriyadi Bambang Tunasmoyo, BA Sriyono | 1.Pusat Pelatihan Persepatuan merupakan unit pelayanan teknologi dibidang pelatihan SDM yang menjadi misi dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang dikelola secara profesional. 2.Pusat Pelatihan Persepatuan mempunyai 4 tingkat pelatihan dengan kurikulum dan silabus untuk memenuhi kebutuhan SDM yang memadai pada industri skala besar, sedang dan kecil/rumah tangga. 3.Tersusunnya kurikulum dan silabus pelatihan beserta 25 judul buku IPTEK dan Petunjuk Teknis, tersedianya 9 jenis peralatan praktek serta telah tercetaknya 1000 lb brosur dan terlaksananya sosialisasi melalui media cetak / koran. 4.Keperluan sarana pra sarana telah dipersiapkan sebagian khususnya buku pegangan, peralatan peserta perorangan, sedangkan sarana yang lain menggunakan fasilitas yang telah ada. 5.Pusat Pelatihan persepatuan akan dimulai bulan Maret 2004, mempunyai cukup waktu untuk persiapan lebih lanjut apabila terus tergarap secara intensif. 6.Perusahaan sepatu pada umumnya berharap adanya Pusat Pelatihan Persepatuan untuk dapat menjadi tempat melatih ditingkat kepala group sampai kepala produksi. | Desain | |
8 | Rekayasa Mesin Fleshing Untuk Kulit Reptil Dan Kulit Berbulu | 1999 | Saryoto, Bsc Asmongin Sriyono | Buang daging pada kulit kecil dan kulit reptil masih dilakukan dengan kerja ntangan menggunakan pisau seset, dikarenakan kulitnya tidak rata , juga untuk menjaga kelestarian bagian nerf. Dengan data hasil observasi proses buang daging kulit ikan pari di Dian Desa dan data kepustakaan disusunlah 3 alternatif sistim tenaga penggerak pisau. Berdasar berbagai perhitungan dan pertimbangan untuk mendukung industri kecil penyamakan kulit dan industri kecil perbengkelan / rekayasa dipilih satu desain dengan tenaga penggerak pisau sistim pneumatik. Dengan pembuatan gambar teknik dan penyesuaian pengadaan bahannya dibuatlah komponen mesin sampai proses perakitannya. Uji coba mekanik dan beberapa kali perbaikan dapat merekayasa 1 (satu) unit mesin buang daging kulit kecil dengan data sebagai berikut : 1. Berat bagian mesin fleshing : 1,75 kg ; 2. Berat kompresor dan pipa spiral : 57,5 kg; 3. Berat keseluruhan : 59,25 kg; 4. Tekanan kompresor : 6 kg/cm ; 5. Ukuran diameter pisau : 100 mm ; 6. RPM poros pisau : 7700 ; 7. Ukuran paking mesin : ( P.100 ) ( L.45 ) ( T.80 ) cm ; 8. Ukuran luas lantai : ( 2,5 x 2 ) m. Uji coba untuk buang daging pada kullit ikan pari menunjukkan hasil yang lebih menguntungkan dari pada dikerjakan dengan pisau tangan antara lain : 1. Kerja memerlukan tenaga yang lebih ringan ; 2. Menghindari sesetan pisau yang dapat melukai kulit, 3. Diperlukan waktu yang lebih cepat apabila operator telah menguasai sistim kerja mesin. Dari hasil rekayasa ini dapat dimasyarakatkan dan dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung permesinan tepat guna pada industri kecil perkulitan. | Sistem Mutu | |
9 | Pemantauan Dan Evaluasi | 2004 | Priyo Budi Basuki, SH Drs. S u r a d a l H a r d o n o, SH | Dalam identifikasi permasalahan yang terdapat dalam industri persepatuan, daur ulang sampah plastik, vulkanisir ban dan penyamakan kulit menunjukkan bahwa sebagian besar permasalahannya menyangkut non teknis, yaitu permasalahan diluar kewenangan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik seperti masalah penurunan penjualan, pemasaran dan modal. Pelatihan/ diseminasi yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar Kulit, karet dan Plastik melalui Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik telah memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan industri kecil persepatuan, daur ulang sampah plastik, vulkanisir ban dan penyamakan kulit. Berdasarkan hasil monitoring, identifikasi permasalahan dan manfaat diseminasi maka perlu diadakan pembinaan lebih lanjut dengan strategi yang lebih tepat. Perlu diadakan pelatihan/diseminasi lanjutan dengan materi yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama. Perlu adanya kemudahan bagi industri kecil khususnya untuk memperoleh bahan baku dalam proses produksi. Guna kepentingan pengembangan lebih lanjut, perlu diadakan pembinaan baik mengenai proses produksi, teknologi dan aspek ekonomi oleh Balai Besar Kulit, karet dan Plastik maupun oleh Instansi terkait diwilayah masing-masing industri kecil berdomisili. | Kulit | |
10 | Workshop Hasil Litbang Bidang Pengendalian Pencemaran | 2004 | Dra. Supraptiningsih Ir. Primayanti | Dari hasil penyajian makalah dan diskusi serta kunjungan lapangan yang berjalan, Pokok-pokok kesimpulan Workshop Hasil Litbang Bidang pengendalian Pencemaran di Yogyakarta, 8 Oktober 2003 adalah sebagai berikut : 1.Penyebaran informasi hasil-hasil litbang dalam bidang pengendalian pencemaran kepada kalangan industri dan instansi terkait serta masyarakat masih dipandang perlu. 2.Aplikasi teknologi baru yang lebih berwawasan lingkungan seharusnya mendapat dukungan dari semua pihak yaitu pemerintah, pelaku industri dan masyarakat. | Kulit | |
11 | Pemanfaatan Debu Buffing Dan Shaving Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Dan Kukit Imitasi | 2001 | Sri Sutyasmi BSc.ST Dra. Murwati Sofyan Karani, B.Sc. ST Drs. Suprapto | Debu buffing dan sisa shaving merupakan limbah padat kulit yang sulit terdekomposisi dan merupakan masalah yang besar di industri penyamakan kulit. Selama ini limbah tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal dan hanya dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Penelitian ini mencoba untuk memanfaatkan debu buffing dan shaving sebagai bahan baku kertas dan sebagai filler untuk kulit imitasi. Untuk pembuatan kertas karton digunakan sisa shaving dengan variasi sebesar 0%, 20%, 40%, 60% dan 80%. Semua variasi pembuatan kertas karton dalam penelitian ini secara fisik kelihatan baik, namun hasil uji secara laboratories terlihat bahwa semakin besar penambahan sisa shaving, kualitas kertas karton semakin menurun. Untuk kertas seni sisa shaving hanya digunakan untuk pembuatan motif, dan hasilnya menunjukkan bahwa kertas seni yang diproses mempunyai kualitas lebih baik dibanding dengan yang tidak dipress. Untuk kulit imitasi, debu buffing dengan variasi 0; 2,5; 5 ; 7,5 ; dan 10 bagian, dimanfaatkan untuk filler sebagai pengganti CaCO3 aktif. Dari hasil uji laboratorium terlihat bahwa kualitas terbaik pada penambahan 10 bagian buffing. | Standar | |
12 | Pemanfaatan Limbah Padat Buffing Sebagai Filler Pembuatan Kompon Keret Untuk Sol | 2004 | Dra. Murwati Bambang Supriyono, B Sc Sri Sutyasmi, B Sc, ST Chr. Riningsih, B Sc Isyuniari | Debu buffing merupakan limbah pada kulit yang dihasilkan oleh industri penyamakan kulit. Selama ini limbah padat tersebut belum ditangani secara optimal, maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan limbah padat kulit tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk penanganan limbah padat buffing dengan memanfaatkan sebagai filler. Pembuatan kompon karet untuk sol . Penelitian dilakukan dengan mensubstitusi sebagian filler carbon black dengan debu buffing dan menvariasi jumlah perbandingan carbon black dengan debu buffing sebanyak 5 (lima) variasi yaitu carbon black/debu buffing = 50/10, 40/20, 30/30, 20/40 dan 10/50 limbah padat buffing yang digunakan 2 (dua) jenis yaitu limbah padat buffing dari samak khrom dan limbah padat buffing dari samak kombinasi/formaldehid. Kompon karet hasil penelitian diuji sifat fisisnya dengan tolok ukur SNI 0778-1989 ? Sol Karet Cetak ? dan semua formulasi untuk variasi jumlah debu buffing memnuhi persyaratan SNI. Dari hasl evaluasi formula yang memberi hasil terbaik adalah yang menggunakan perbandingan carbon black/buffing = 20/40 untuk samak khrom dan 10/50 untuk debu buffing samak kombinasi/formaldehid. Jadi limbah padat buffing dapat digunakan sebagai filler kompon karet untuk sol dan berdampak positif terhadap sifat-sifat sol karet cetak. | Standar | |
13 | Diseminasi Pembuatan Barang Interior Dan Cinderamata Dari Plastik Thermoset Di Daerah Istimewa Yogyakarta | 2004 | Sutarti Rahayu, Bsc S u k i r n o S u r y o n o | Diseminasi Pembuatan Barang Interior dan Cinderamata dari Plastik Thermoset merupakan kegiatan Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 23 s/d 28 Juni 2003, bertempat di Kecamatan Patuk Kab. Gunung Kidul Yogyakarta . Pelajaran yang diberikan sebanyak 24 session yaitu 6 session teori dan 18 session praktek. Jumlah peserta 15 orang berasal dari tiga desa di Kecamatan Patuk dengan variasi pendidikan dari Sekolah Dasar s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari : Kewirausahaan, Perhitungan Ekonomi, Pengetahuan Bahan, Pengetahuan Desain dan Alat, Pengetahuan Proses, dan Pengetahuan Finishing. Praktek yang dilaksanakan berupa pembuatan barang interior dan cinderamata. Produk yang dibuat beraneka desain dan jenisnya, evaluasi yang dilaksanakan peserta sangat baik dan akan dilakukan monitoring untuk memantau perkembangan hasil pelatihan ini. | Kulit | |
14 | Desiminasi Teknologi Penyamakan Kulit Di Menado Sulawesi Utara | 1998 | Widari Herryanto | Diseminasi penyamakan kulit ikan dilaksanakan selama 10 hari dari tanggal 24 Juli sampai dengan 2 Agustus 1996, di Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mangondow Manado Sulawesi Utara diikuti oleh 23 peserta terdiri dari pengumpul dan perajin kulit ikan. Tujuan diseminasi teknologi penyamakan kulit ikan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengumpul dan perajin kulit ikan di Menado Sulawesi Utara. Bahan baku pelatihan adalah kulit mentah segar dan kulit mentah awetan garam basah terdiri dari : 40 lembar kulit ikan hiu, 20 lembar kulit ikan pari dan 40 lembar kulit ikan kakap. Secara organoleptis, kulit jadi hasil pelatihan termasuk kulit jadi kwalitas II dan III. Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat kerja yang tinggi sehingga pelatihan berjalan dengan lancar. | Kulit | |
15 | Pelatihan Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) Di Daerah Istimewa Yogyakarta | 2004 | Suyono Wahyu Bintoro | Diseminasi Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) merupakan kegiatan Proyek Pengembangan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi Teknologi Pembuatan Garmen Kulit (Jaket) berlangsung selama 10 (sepuluh) hari mulai dari tanggal 21 Juli 2003 sampai dengan tanggal 31 Juli 2003 yang bertempat di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jln. Sokonandi No. 9 Yogyakarta. Pelajaran yang diberikan sebanyak 40 session yaitu 3 session pelajaran teori, dan 37 session pelajaran praktek. Peserta yang mengikuti diseminasi ini sebanyak 10 orang yang berasal dari Kabupaten Gunung Kidul 1 orang, Kabupaten Bantul 6 orang, Kotamadya Yogyakarta 1 orang dan Kabupaten Sleman 1 orang, dengan variasi pendidikan dari tingkat SLTA sampai dengan Sarjana. Untuk pelajaran teori, meliputi pengetahuan Garmen Kulit, pengetahuan Desain dan Pola, serta pengetahuan Alat dan Mesin. Sedangkan pelajaran praktek meliputi pembuatan Desain Garmen Kulit, pembuatan Pola Garmen Kulit, Praktek pemotongan Bahan, serta praktek Preparasi dan Penjahitan. Praktek yang dibuat dalam pelatihan ini adalah jaket dari bahan kain drill sebagai prototype sebanyak 10 (sepuluh) jaket dan hasilnya dibawa pulang untuk peserta. Sedangkan pembuatan 5 (lima) buah jaket dari kulit untuk arsip Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. | Kulit | |
16 | -1 | 2004 | Supriyo Suparto Margono | Diseminasi Teknologi Pengoperasian Unit Pengolahan Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari pada tanggal 9 ? 20 Oktober 2003 di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta yang terdiri dari industri penyamakan kulit di DIY dan instansi terkait dari Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta . Metoda dokumentasi menggunakan metoda teori, diskusi dan praktek. Bahan dan peralatan untuk praktek Pengoperasian UPAL dan pengujian laboratorium disediakan oleh anggaran Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia pelaksana hasil dari diseminasi ini adalah bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat industri kulit dalam pengoperasian UPAL serta adanya peran serta instansi terkait di DIY dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan hidup. | Kulit | |
17 | Diseminasi Teknologi Pengulitan Dan Pengawetan Kulit Mentah Di Propinsi Nusa Tenggara Timur | 2004 | Siti Sumaryani, B.Sc Purwadi Achmad, B.Sc W i d o d o W a r d o Bw Budihardjo | Diseminasi Teknologi Pengulitan dan Pengawetan Kulit Mentah adalah merupakan kegiatan Proyek pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Pelaksanaan Diseminasi bertempat di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Nusa Tenggara Timur, yang berlangsung selama 5 (lima) hari dari tanggal 13 s/d 17 Oktober 2003, dengan materi pelajaran yang diberikan sebanyak 60 session yaitu 16 session teori, 42 session praktek dan 2 session evaluasi. Peserta diseminasi sebanyak 15 orang yang terdiri dari masyarakat industri, peternak dan para penyuluh perindustrian dengan minimal pendidikan lulus SMTA. Adapun pelajaran teori yang diberikan terdiri dari pengetahuan pengulitan kulit mentah, pengetahuan pengawetan kulit mentah baik secara pengeringan, penggaraman maupun pengasaman serta pengetahuan bahan pembantu pada proses pengawetan kulit mentah secara pengeringan, penggaraman. Sedangkan pelajaran praktek meliputi : praktek pengulitan, praktek pengawetan kulit mentah secara pengeringan, penggaraman maupun pengasaman. | Kulit | |
18 | Diseminasi Teknologi Pengulitan Dan Pengawetan Kulit Di Makasar Sulawesi Selatan | 2004 | Endang St, B BA Marsudi Wiyono S a g i m a n | Diseminasi Teknologi Pengulitan dan Pengawetan Kulit merupakan kegiatan Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik tahun anggaran 2003. Diseminasi berlangsung selama 5 (lima) hari dari tanggal 25 s/d 29 Agustus 2003 bertempat di Balai riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Makasar Sulawesi Selatan. Pelajaran yang diberikan sebanyak 39 session yaitu 6 session teori, 32 session praktek dan 1 session untuk evaluasi. Peserta yang mengikuti diseminasi sebanyak 20 orang terdiri dari pengumpul kulit, penyuluh industri dan perdagangan Makasar yang berpendidikan minimal SLTA. Pelajaran teori yang diberikan terdiri dari Pengulitan Kulit, Pengawetan Kulit Mentah serta Pengetahuan Alat dan Bahan, sedang Praktek yang diberikan adalah Pengulitan, Pengawetan Garam Basah, Pengawetan Secara Pengeringan, Perendaman, Pengapuran, Buang Daging, Buang Kapur, Buang Lemak, Pengikisan Protein dan Pengemasan, sedangkan Evaluasi dilaksanakan peserta sangat bermanfaat. | Kulit | |
19 | Diseminasi Teknologi Recovery Dan Reuse Chromium Di Penyamakan Kulit Jawa Timur | 2004 | Isrofiyah St. Suliestyo Tugiman | Diseminasi Teknologi Recovery dan Reuse Chromium di Penyamakan Kulit Jawa Timur bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian bagi para industri penyamakan kulit dalam pelestarian dan pengawasan lingkungan hidup dan memanfaatkan bahan limbah krom serta menyiapkan SDM yang berkemampuan teknis dan terampil dalam mengolah sisa bahan krom serta memanfaatkan kembali. Diseminasi dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari dari tanggal 8 s/d 14 Agustus 2003 di PT. Rajawali Nusindo Unit PK Tanjungsari , Jl. KH. MasMansyur No. 1 Desa Tanjungsari Kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Pelajaran yang diberikan sebanyak 49 session meliputi : 15 session teori dan 33 session praktek. Peserta sebanyak 15 orang terdiri dari karyawan penyamak kulit dan pegawai Dinas Perindag Sidoarjo. Pelajaran teori meliputi : Teknologi Bersih pada Industri Penyamakan Kulit, Krom di Industri Penyamakan Kulit dan Sebarannya, Teknologi Proses Recovery dan Reuse Air Limbah Chrome Penyamakan Kulit, Penerapan Teknologi Bersih pada Proses Tanning. Pelajaran praktek meliputi : Praktek Krom Recovery dan Reuse, Praktek Aplikasi Bahan Krom Recovery pada Proses Tanning, Praktek Aging, Sammying, Shaving dan Penimbangan, Wetting Back, Neutralizing, Retanning, Dyeing, Fatliquoring, Fiksasi, Drying, Staking, Tacking, Trimming, Base Coat, Top Coat, Ironing , Measuring. Adapun hasil akhir dari diseminasi tersebut adalah telah terdidik / terlatih tenaga terampil yang mampu mengolah sisa bahan krom dari industri penyamakan kulit dengan teknologi tepat guna (Teknologi Recovery dan Reuse Chromium ) | Kulit | |
20 | Pengembangan Taknologi Pembuatan Sepatu Dari Kulit Ikan Pari | 2004 | Ir. Suramto Rosma Radjagukguk, B Sc Suko Praptono, B Sc P o n i m a n | Judul kegiatan ini adalah Pengembangan Teknologi Pembuatan Sepatu Dari Kulit Ikan Pari bertujuan untuk diversifikasi bahan baku atasan sepatu, peningkatan nilai tambah ikan pari dan mendapatkan teknologi pembuatan sepatu dari kulit ikan pari. Sebagai langkah awal desain yang dibuat mulai dari faktor pengerjaan yang diperkirakan paling mudah / simpel sampai yang diperkirakan mempunyai kesulitan cukup dalam pengerjaan pembuatan sepatu, dari kulit ikan pari dengan posisi sebagai atasan sepatu yang tidak diopen sampai diopen pada bagian samping sepatu. Dipilih dua jenis sepatu yaitu untuk kelompok pria dan kelompok wanita masing-masing sejumlah 5 (lima) macam desain dan dibuat menjadi masing-masing 9 (sembilan) pasang sepatu. Bahan atasan yang digunakan dikombinasikan dengan bahan kulit boks dengan posisi kulit ikan pari yang ditumpangi. Kesulitan yang dihadapi dan perlu mendapat perhatian adalah pada penyesetan kulit ikan pari yang berbentuk melengkung kedalam (cekung), sehingga disarankan desain yang dibuat agar lebih landai, begitu pula pada bagian-bagian yang banyak kerutan perlu untuk dihindari pada penggunaan kulit ikan pari ini. | Desain |