# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
161 | LAPORAN PENGEMBANGAN PEMBUATAN LEMBARAN KULIT SINTETIS DARI PVC | 2006 | Ir. Siti Rochani, Dra. Sri Nadilah, Apt, A. Buchori, B.Sc., Mohammad Sholeh, ST. | Kulit sintetis dari PVC dibuat dari bahan resin PVC (emulsi) dengan ditambahkan bahan-bahan aditif sebagai plastisizer, Ba Cd sebagai stabilizer dan Ca CD3 sebagai filler, serta pigmen untuk pewarna lapisan atas (top). Bahan-bahan tersebut dicampur dengan menggunakan alat pencampur (mixer) hingga homogen. Kulit sintetis dibuat dengan 3 lapisan. yaitu lapisan atas (top), lapisan dasar dan penguat dari kain . Diatas lapisan top diberi lapisan PU untuk memperbaiki sifat flexing kulit sintetis yang dihasilkan. Untuk membuat permukaan seperti kulit digunakan kertas embos. Kulit sintetis dibuat dengan memvariasikan jumlah Dioktyl phtalat paca lapisan atas 45 ; 50 ; 55 ; 60 dan 65 bagian, waktu pemanasan lapisan atas 4 ; 5 dan 6 menit, ketebalan lapisan atas 0,6 mm, lapisam dasar 0,1 mm, kain penguat 0,3 mm dan lapisan PU 0,1 mm. Hasil kulit sintetis diuji sifat-sifat fisisnya sesuai JIS K 6772 - 1994 meliputi : ketebalan, kekuatan tarik, kemuluran, ketahanan sobek, ketahanan rekat, ketahanan luntur warna terhadap gosokan, ketahanan terhadap pelekatan, ketahanan terhadap temperatur rendah dan ketahanan terhadap pengusangan. Kulit sintetis yang mempunyai sifat fisis yang optimal adalah kulit sintetis yang lapisan atas mengandung DOP 50 bagian dengan waktu pemanasan 6 menit. Penggunaan lapisan PU pada lapisan top dapat memperbaiki sifat flexing kulit sintetis yang dihasilkan. | Kulit | |
162 | PEMBENTUKAN INKUBATOR BISNIS PEMBUATAN SEPATU | 2006 | Rosma Radjagukguk, B.Sc, SE., Murjilah, SE, Haris Nur Salam, A.Md., Junjung Ponco Purwandono, SE. | Rosma Radjagukguk, B.Sc, SE., Murjilah, SE, Haris Nur Salam, A.Md., Junjung Ponco Purwandono, SE. | Kulit | |
163 | LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN KULIT TAHAN AIR ( WATER PROOF ) | 2006 | Penelitian Pembuatan Kulit Tahan Air ( waterproof ) dilakukan untuk mencari formula terbaik guna menghasilkan kulit waterproof dari kulit sapi sebagai bahan atasan sepatu. Saat ini para pengusaha penyamakan kulit berusaha memenuhi kebutuhan kulit waterproof yang sangat diperlukan oleh para pengusaha sepatu khususnya sepatu olah raga. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu tahap pra penelitian dengan melakukan percobaan proses penyamakan kulit menggunakan formula fatliquoring sebanyak 10%, kombinasi dengan silikon 3 variasi yaitu 5%,7,5% dan 10% pada proses dyeing serta 50 bagian, 75 bagian dan 100 bagian pada proses finishing. Dari hasil pra penelitian didapatkan formula terbaik yaitu kombinasi antara fatliquoring 10% dengan silikon 7,5% pada proses dyeing. Dari formulas! tersebut dilakukan penelitian yaitu menggunakan variasi fatliquoring 12%, 10% dan 8% kombinasi dengan silikon dengan variasi10%, 7,5% dan 5% pada proses dyeing, Kualitas kulit diuji secara fisis sesuai uji ISO.8782-1: 1998 E dan DIN Standard. Formula terbaik dihasilkan oleh formula Kode IX yaitu formula dengan variasi penggunaan fatliquoring sebanyak 12% dan silikon sebanyak 5%. | Kulit | ||
164 | LAPORAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES PEMBUATAN KULIT MOTIF BATIK UNTUK BARANG KULIT DAN SEPATU | 2006 | Susilawati, Sri Untari, Herryanto, Kasmin Nainggolan | Penelitian kulit batik telah beberapa kali dilakukan, namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah ada, yaitu penyesuaian dengan barang kulit atau sepatu yang akan dibuat dan mencari pelorodan yang mudah serta pengaruhnya terhadap warna.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh teknologi pembuatan kulit motif batik untuk barang kulit dan sepatu. Materi untuk penelitian ini berupa, kulit kras sapi untuk kulit tegler, kulit kras sapi untuk kulit boks , kulit kras sapi untuk kulit glase, dan kulit kras sapi untuk kulit nubuk. Masing- masing 3 (tiga) lembar di uji kekuatan tarik, kemuluran, kuat jahit dan uji penyerapan air. Sedangkan untuk uji kemudahan pelorodan. ketahan bengkuk dan ketahan gosok cat ( kelunturan ) masing-masing kulit dibuat contoh uji dengan ukuran 3x8 cm dari bagian krupon, kemudian dibatik tulis, cap dan remukan, masing- masing dengan 3( tiga) perlakuan dan 3 (tiga) kali ulangan. Hasil penelitian ini adalah pembasahan mutlak harus dilakukan untuk kulit yang akan dibatik yaitu optimum pembasahan kulit tegler dan glase 5 (lima) detik, dan kulit boks dan nubuk 90 (sembilan puluh) detik. Proses batik tulis dapat dilakukan pada semua jenis kulit dan semua desain produk, serta semua motif batik, sedangkan batik cap dapat dilakukan pada kulit tegler dan glase. Desain yang melebar supaya dipilih motif cap yang kecil- kecil. Proses batik remukan dapat diterapkan pada semua jenis kulit, dan semua desain, Campuran lilin untuk pembatikan tulis dan cap terdiri dari 6 (enam) bagian gondorukem, 6 (enam)bagian lilin bekas, 6 (enam) bagian kote, 2 (dua) bagian kendal, 1(satu) bagian mikrowax. Campuran lilin untuk pembatikan remukan terdiri dari l(satu) bagian lilin klowong dan 9 (sembilan) bagian parafin. Proses pembatikan pada kulit tidak berpengaruh terhadap sifat ketahanan tarik, kemuluran dan kekuatan jahit kulit. Pada uji ketahanan bengkuk tidak retak dan ketahanan gosok cat (kelunturan) tidak luntur baik pada uji ketahan gosok basah maupun kering. Sedangkan prototip produk barang kulit dan sepatu dengan bahan kulit batik yang diwakili oleh panelis dapat diterima konsumen. | Rekayasa | |
165 | LAPORAN PENINGKATAN MUTU PRODUK KLASTER MENUJU PENERAPAN SNI ALAS KAKI | 2006 | Ir. Emiliana Kasmudjiastuti, Widodo, B.Sc, S.Sos., Rutini, B.Sc., Lourentius Triyono, SE. | Kegiatan peningkatan mutu produk klaster menuju penerapan SNI alas kaki bertujuan untuk peningkatan mutu produk alas kaki menuju penerapan SNI dan mensosialisasikan tentang mutu produk sepatu dan tata cara penerapan SNI ke klaster industri persepatuan. Kegiatan yang dilakukan meliputi studi pustaka, pengambilan sampel, pengujian produk, evaluasi hasil uji dan sosialisasi tentang mutu produk dan tata cara penerapan SNI. Sampel sepatu berupa sepatu pantofel pria dan sepatu pantofel sepatu wanita yang diambil masing-masing dari dua klaster industri persepatuan di Jawa Timur dan Jawa Barat. Standar yang diacu dalam pengujian adalah SNI 12-0073-1995, Sepatu Pria Model Pantofel dari Kulit Sistem Lem dan SNI 12-2942-1996, Sepatu Wanita Model Pantofel dari Kulit Sistem Lem. Pengambilan sampel, pengujian produk dan evaluasi hasil uji dilakukan dua tahap. Evaluasi tahap pertama masih ditemukan dua sampel dengan parameter uji Peel adhesion yang belum memenuhi persyaratan SNI. Setelah dilakukan pembinaan mutu produk dan sosislaisasi tata cara penerapan SNI selanjutnya dilakukan pengambilan sampel yang kedua setelah di uji dari parameter uji Peel adhesion memenuhi persyaratan SNI. Pembinaan mutu produk dan sosialisasi ke empat industri persepatuan (dua di Jawa Barat dan dua di Jawa Timur) memberikan manfaat bagi industri yang berupa pemahaman dan peningkatan mutu produk. | Standar | |
166 | PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI HASIL RISET | 2006 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Bambang Tunasmoyo, BA, Sita Azizah Wahyuni, ST | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Bambang Tunasmoyo, BA, Sita Azizah Wahyuni, ST | Kulit | |
167 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI JAWA BARAT | 2006 | Drs. Surada | Alih Teknologi Penibuatan Sepatu Kulit di Jawa Barat dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari tanggal 11 September 2006 sampai dengan tanggal 16 September 2006. Alih Teknologi ini dilaksanakan Kerjasarna antara Balai Besar Barang Kulit, Karet dan Plastik, dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat. Alih Teknologi ini di ikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, yang dibagi dalam 5 kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 3 peserta. Adapun peserta terdiri dari industri persepatuan dan Perajin sepatu yang ada di wilayah Jawa Barat. Metode Alih Teknologi yang dilaksanakan adalah teori / diskusi / presentasi dan praktek yang meliputi 20% teori / diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini di tanggung oleh Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia dengan Anggaran DIP A tahun 2006 antara lain, makalah / hand out, perlengkapan / ATK peserta, bahan praktek, peralatan praktek, konsumsi, uang saku, transport selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikat peserta. Hasil dari alih teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan dan daya saing produk dan akirmya meningkatkan pendapatan dan sehingga industri dapat ber operasi secara kontinyu. | Kulit | |
168 | LAPORAN PENGELOLAAN LUMPUR DENGAN SANITARY LAND FILL | 2006 | Sri Sutyasmi, B.Sc, ST., Drs. Ign. Sunaryo, Sri Waskito, B.Sc, SE., Dra. Supraptiningsih, M.Si | Pengolahan air limbah industri penyamakan kulit menghasilkan Lumpur yang dianggap mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (83), sehingga penanganan/pembuangannya harus sesuai dengan Peraturan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (83). Sanitary land fill adalah salah satu pengelolaan limbah 83 sehingga Lumpur Industri Penyamakan Kulit bisa dibuang ke Land fill asal memenuhi Ketentuan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Tujuan dari penelitian ini adalah mewujutkan prototype Sanitary land fill untuk pengelolaan Lumpur industri penyamakan kulit, sesuai persyaratan yang berlaku. Sanitary land fill dalam penelitian ini ada 4 type yang masing-masing type berukuran (1 x 6 )m dengan kedalaman lobang 2 m. Tiap -tiap type dibedakan dengan lapisan geomembran HDPE. Type 1 adalah tanpa geomembran, type 2 adalah dengan 1 geomembran, type 3 adalah 2 geomembran dan type 4 adalah 3 geomembran. Lapisan land fill terdiri dari tanah liat, tanah biasa, ijuk, kerikil, ijuk tanah biasa, geomembran dan Lumpur, kemudian lapisan penutup yang terdiri dari tanah biasa, tanah liat, ijuk, kerikil, ijuk tanah biasa dan tanaman. Lumpur yang akan dimasukkan kedalam land fill terlebih dahulu diperiksa karakteristik Lumpur dan TCLP. Dari karakteristik dan hasil uji TCLP diketahui bahwa Lumpur dalam penelitian ini masuk kategori II dan menggunakan desain land fill type 3 (2 lapis geomembran). | Kulit | |
169 | LAPORAN PELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI MAGETAN JAWA TIMUR | 2006 | Dian Dwi Antari, B.Sc, SE | Pelatihan Teknologi Pembuatan Sepatu Kulit merupakan kegiatan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Tahun anggaran 2006. Pelatihan berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 31 Juli s/d 5 Agustus 2006 bertempat di Gedung Koperasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Magetan Jawa Timur. Pelajaran yang diberikan sebanyak 48 session yaitu 7 session Teori dan 41 session praktek. Jumlah peserta 15 orang berasal dari 13 perajin yang ada di Magetan dan Pembina perajin 2 orang pendidikan SD s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari Teori Pengetahuan Bahan dan Alat, Pengetahuan Desain dan Sepatu, Teknologi Pembuatan Pola, Teknologi Pembuatan Sepatu, Perhitungan Tekno Ekonomi, Kewirausahaan Pemasaran dan Perrnodalan. Praktek yang dilaksanakan berupa Praktek Pembuatan Pola dan Pembuatan Sepatu Kulit, Evaluasi yang dilaksanakan sangat baik. | Kulit | |
170 | DISEMINASI PENYAMAKAN DAN PEMBUATAN BARANG JADI KULIT DI PADANG | 2006 | Kulit | |||
171 | LAPORAN PERSIAPAN UJI KOMPETENSI ( TUK ) PUSAT PELATIHAN PERSEPATUAN | 2006 | Tempat uji kompetensi adalah tempat yang mempunyai sarana, prasarana serta pelaksana yang telah diakui oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS) sebagai tempat yang dinilai lulus untuk menguji calon tenaga / pekerja dan hasil peserta pelatihan untuk mendapat Sertifikat Kompetensi Profesi dari BNSP. 1 untutan wajib kompetensi Profesi dari sistem industri berdasarkan : 1. ISO 9000 17025/SNI 19-17025 2. SHACCP+ISO 22000 3. 1WA2 4. ISO9000/SNI 19-9000 5. ISO I4000/SN1 19-14000 6. 1SO 15189! 7. CAC/RCP 1/SNI 01 - 4852 8. 1FOAM STANDARD 9. IEC Mengacu pada pcdoman BNSP 201 D1PA 2006 dan BNSP 202 DIPA 2005, walaupun SKKNl sektor Industri Perkulitan, sub sektor alas kaki / sepatu belum dikonvensikan namun sarana dan prasarana untuk uji kompetensi lelah mulai disiapkan. Hasil-hasi! yang telah dicapai meliputi 1. RSKKN1 sub sektor alas kaki / sepatu telah disepakati dalam pra konvensi dengan 26 judul unit kompetensi 2. Pedoman uji kompetensi profesi alas kaki / sepatu. 3. Pokok-pokok materi uji kompetensi profesi sesuai judul SKKNl alas kaki / sepatu. 4. 2 (dua) orang terlatih untuk caion asessor Lembaga Sertifikasi Profesi. 5. Pedoman alat / mesin uji kompetensi Profesi sub sektor alas kaki / sepatu. 6. Pengusulan organisasi TDK di BBKKP Hasil-hasil tersebut lerus akan d; tindak lanjuti sebagai bagian dari proses terbentuknya iembaga Sertifikasi Proiesi sampai pelaksanaan sertiflkasi profesi. | Kulit | ||
172 | LAPORAN TEMU USAHA DAN KONSULTASI HASIL LITBANG DI SURABAYA | 2006 | Priyo Budi Basuki, SH | Kegiatan Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang bertujuan untuk mendukung industri yang diharapkan akan diperoleh gambaran permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh industri, baik yang telah dijalani maupun tantangan jangka panjang disamping itu juga sebagai sarana penyebarluasan informasi hasil-hasil Litbang dan kemampuan Balai yang diharapkan dapat diserap dan diaplikasikan oleh industri, khususnya industri atau usaha kecil-menengah. Pelaksanaan Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang dalam bentuk seminar sehari yang dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2006 bertempat di Gedung Pusat Pelatihan dan Pengembangan Eksport Daerah (PSED), Jalan Kedung Doro No. 86 Surabaya. Yang diikuti oleh lima puluh (50) orang peserta dari asosiaasi industri kulit, karet dan plastik, aparat pembina, unsur pejabat fungsional Disperindag Kota, Kabupaten, dan Lembaga Pendidikan/Perguruan Tinggi serta Instansi terkait. Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi dari para nara sumber masing-masing berjudul Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur dalam Rangka Pengelolaan Sumber Daya Alam yang tersedia. Rencana pengembangan industri dan permasalahannya di propinsi Jawa Timur, peran dan kemampuan BBKKP dalam memberikan layanan bagi Industri Kulit, Karet dan Plastik. Diskusi dilakukan dua arah dimulai pertanyaan-pertanyaan dari peserta dan penjelasan yang disampaikan nara sumber. Pada tempat yang sama digelar sebuah stand pameran mini yang menampilkan hasil-hasil Litbang BBKKP dan brosur tentang kemampuan BBKKP. Dari kegiatan temu usaha dan konsultasi hasil Litbang di Jawa Timur diperoleh hasil dari industri terkait menginginkan peran dari BBKKP untuk melakukan pengujian atas produk-produk dari UKM yang mengikuti pengadaan barang di Propinsi Jawa Timur agar barang-barang yang diperoleh sesuai dengan standart yang diharapkan. Dengan melihat brosur mengenai kemampuan BBKKP banyak peserta yang berminat untuk mengikuti pelatihan yang diadakan BBKKP. | Kulit | |
173 | IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 – 2000 | 2006 | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Subandriyo, SE., Indriyana Prastiwi Hariyani | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Subandriyo, SE., Indriyana Prastiwi Hariyani | Sistem Mutu | |
174 | LAPORAN PERLUASAN AKREDITASI LABORATORIUM PENGUJIAN DAN KALIBRASI | 2006 | Ir. E. Ratna Utarianingrum, M.Si., Ir. Ismiati, Rambat, S.Si., Asmongin | Kegiatan Perluasan Akreditasi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi ini bertujuan untuk melaksanakan survelen dan perluasan skope Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi BBKKP serta pemeliharaan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai ISO / IEC 17025-2005, dengan sasaran kegiatan peningkatan kinerja laboratorium melalui pemeliharaan akreditasi guna optimalisasi pelayanan kepada pelanggan. Kegiatan dilakukan melalui studi banding, uji banding antar personil dan uji banding antar laboratorium, uji profisiensi, kalibrasi peralatan kalibrasi, pelatihan kalibrasi dan sosialisasi ISO 17025 versi 2005, audit internal serta survelen dan verfikasi lapangan terhadap parameter uji yang diajukan pada perluasan skope tahun 2005 yaitu komoditi sepatu pengaman, karung plastik dan parameter uji udara. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa uji banding antar personil dan antar laboratorium secara umum didapatkan hasil yang memuaskan untuk parameter uji tembus uap air, kadar nitrogen dan kompon ban dalam. Sedangkan uji banding antar laboratorium dan uji profisiensi masih menunggu evaluasi. Hasil survelen menunjukkan bahwa Laboratorium telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO/IEG 17025:2005, namufn perlu .pengembangan untuk tetap menjaga konsistensinya, terutama terkait dengan implemeritasi ISO/IEC 17025:2005. | Sistem Mutu | |
175 | Pembuatan karkas ban kendaraan bermotor dari cashew nut shell liquid ( CNSL ) | 2005 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M. Eng Pramono, B.Sc. M. Sri Wahyuni, B.Sc. Sismaryanto, B.Sc | Telah dilakukan penelitian pembuatan karkas ban kendaraan bermotor dari cashew nut shell liquid ( CNSL ). Tujuan penelitian ini mencari formulasi kompon CNSL yang cocok digunakan membuat karkas ban kendaraan bermotor. Resin CNSL formaldehid dibuat dari resin CNSL 100 bagian formalin 37% sebanyak 5 bagian, dan NH4OH sebanyak 2 bagian yang direaksikan selama 60 menit pada suhu 150o C. Pada penelitian ini resin CNSL-formuladehid berfungsi sebagai substitusi karet SBR. Kompon karkas ban dibuat denan perbandingan jmlah karet SBR dengan resin CNSL- formaldehid berturut-turut ; 50/10, 40/10, 30/20, 10/40 dan 50/0 dan jumlah karet alam dibuat tetap 50 phr. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pembuatan kompon karkas ban resin CNSL-formaldehid dapat mensubstitusi karet SBR sampai 20% semakin banyak resin CNSL-formaldehid yang ditambahkan akan menurunkan sifat tegangan putus, perpanjangan putus, modulus 300% dan ketahanan kikis, namun menaikkan sifat ketahanan sobek, kekerasan dan berat jenis. Formula kompon karkas terbaik diberikan oleh kompon F2 yaitu kompon yang berisi karet alam 50 phr, karet SBR/resin CNSL-formaldehid 40/10 dengan sifat fisis sbb tegangan putus = 139,454 kg/cm2, perpanjangan putus = 710,97%, modulus 300% = 37,158 kg/cm2, kekerasan = 62 Shore A, berat jenis = 1,124 g/cm3, mooney viscosity = 31,7 lb-in, dan daya rekat = 423,477 N/inch. Kompon karkas F2 mempunyai sifat fisis yang lebih baik dibanding dengan kompon karkas pabrik namun mempunyai laju vulkanisasi lebih lama. | Alas Kaki | |
176 | Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Pari di Madura | 2005 | Ir. Primayanti | Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Pari di Kabupaten Sumenep Madura dilaksanakan 10 ( sepuluh ) hari pada tanggal 23 Agustus 2004 s/ d 2 September 2004, kerjasama antara Proyek Pengembangan dan Pelayanan teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik (PPTIKKP) dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten sumenep Madura, dengan jumlah peserta 20 ( dua puluh 0 orang, komposisi peserta terdiri dari nelayan /pengumpul ikan dan pengrajin hasil laut, tempat pelaksanaan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Sumenep Madura. Metode pelatihan menggunakan metode teori, diskusi dan praktek. Tujuan pelatihan penyamakan kulit ikan pari tersebut adalah ; 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan pemanfaatan hasil laut. 2. Peningkatan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha para nelayan dan keluarganya. 3. mengembangkan rekayasa teknologi era guna dan teknologi lokal yang spesifik yang disusuikan dengan kondisi daerah setempat dengan memperhatikan faktor lingkungan. Dan hasil evaluasi para peserta sangat tertarik akan materi yang diberikan sehingga sampai praktek pelatihan selesai jumlah peserta tetap 20 orang. Materi yang diberikan, cara penyampaian materi dan pelaksaan dinyatakan sangat menarik dan bermanfaat oleh para peserta dan peserta mengharapkan tindak lanjut kegiatan ini ke proses produksi kerajinan untuk mengurangi pengangguran. Agar tujuan tersebut berhasil dengan baik perlu adanya kerjasama antara Instansi terkait yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep Madura, Dinas Perindustrian dan Kelautan Kabupaten Sumenep Madura serta balai Besar kulit, Kart dan palstik Yogyakarta. | Kulit | |
177 | Diseminasi Pembuatan Kemasan makanan Dari plastik alat Thermoforming | 2005 | Ir. Sotja Prajati | Abstrak: Diseminasi Pembuatan Kemasan Makanan dari plastik dengan Alat Thermoformng dilaksanakan dengan tujuan untuk menyebarluaskan teknologi pembuatan kemasan plastik, meningkatkan pengetahuan dan pendapatan pengusaha industri kecil serta menumbuhkan wirausaha baru dibidang pembuatan kemasan dari plastik. Sasaran kegiatan ini adalah 15 orang pengusaha kemasan plastik yang berdomisili di DIY. Diseminasi dilaksanakan di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta Jalan Sokonandi No.9 Yogayakarta, mulai tanggal 12 Sampai dengan 17 Juli 2004. Tenaga pengajar sebagian besar adalah staf Balai besar Kulit, Karet dan Plastik. Pelajaran yang diberikan terdiri dari pelajaran teori 8 sesion dan praktek 40 session. Dari hasil evaluasi terhadap peserta disimpulkan bahwa seluruh peserta dinyatakan lulus dan berhak mendapat sertifikat. Pada umumnya peserta menghendaki adanya pelatihan lanjutan karena amat bermanfaat untuk mendukung kegiatan mereka sehari-hari. | Kulit | |
178 | Penelitian mutu sol karet cetak | 2005 | Ir. Niken Karsiati | Penelitian mutu sol karet cetak bertujuan untuk mendapatkan data hasil uji mutu sol karet cetak yang beredar di pasaran dan untuk melakukan pengkajian terhadap SNI 12-0778-1989 ?Sol karet cetak?. Tahapan penelitian meliputi penelusuran pustaka standar, sampling, penyiapan contoh uji, pengujian, evaluasi data pengujian, dan pengkajian SNI berdasarkan pedoman BSN 8-2000 dan Pedoman KAN 14-2001. Berdasarkan hasil uji mutu diketahui bahwa sol karet cetak yang beredar di pasaran masih memenuhi persyaratan SNI, sedangkan hasil kaji ulang dapat direkomendasikan bahwa SNI 12-0778-1989 ?Sol Karet Cetak? perlu direvisi. | Alas Kaki | |
179 | Rekayasa pembuatan cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua. | 2005 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati,MP | Kegiatan in-house riset tahun anggaran 2004 di Seksi Alih Teknologi dan Inkubasi pada unit Rekayasa Produk adalah Rekayasa Pembuatan Cetakan Peredam Kejut untuk Jok Kendaraan Bermotor Roda Dua. Tujuan dari riset tersebut adalah mengembangkan teknologi pembuatan cetakan peredam kejut khususnya peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor jenis motor bebek. Metode pelaksaan riset meliputi studi pustaka, study lapangan, pembuatan gambar teknis, pembuatan cetakan, uji coba dan evaluasi. Hasil riset menghasilkan satu unit cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua dengan spesifikasi teknis sebagai berikut : Bahan dari baja ST 60, type cetakan two modul plate, jenis cetakan, cetakan peredam kejut untuk jok kendaraan bermotor roda dua jenis sepeda motor bebek, sistem cetakan knockdown, jumlah cavity satu, kapasitas produksi 7 buah peredam kejut/jam dengan ukuran dimensi panjang 90 mm, lebar 70 mm, tinggi 60 mm. Cetakan tersebut dapat dioperasikan dengan menggunakan bantuan alat hydraulic press dengan kondisi proses suhu (140-150)0C, tekanan (80-100) PSI, waktu (5-7) menit. Peredam kejut hasil uji coba menggunakan cetakan hasil rekayasa menunjukkan hasil yang baik dengan kekerasan (56-58) shore A. Beaya operasional penggunaan cetakan/hari sebesar Rp. 30,00 | Sistem Mutu | |
180 | Validasi metode uji pengujian penthachlorophenol (PCP ). | 2005 | Ir. E. Ratna Utarianingrum | Validasi metode uji pengujian pentachlorophenol secara personal dengan metode DIN 53313 yang menggunakan detektor Electron Capture Detector (ECD) dilakukan dengan detektor Mass Spectrometer (MS) bertujuan untuk mengetahui kadar penthachlorophenol dari bermacam-macam kulit mentah tersamak. Tahap-tahap pengujian meliputi ekstraksi dengan ekstraktor Soxhlet, evaporasi, ekstraksi cair-cair, asetilasi, pemurnian dan analisis dengan GC-MS. Hasil pengujian dengan standar pentachlorophenol menunjukkan bahwa puncak pentachlorophenol muncul pada waktu retensi 12.525 dan dapat juga muncul puncak pada waktu retansi 12.317 sebagai pentachloromethoxy-Anisole, sehingga peralatan kromatograpfi gas dengan detektor spektrometer massa dapat menggantikan kromatografi gas dengan detektor penangkap elektron seperti yang disyaratkan DIN 53313 tetapi dengan kondisi operasi yang berbeda. Hasil pengujian pentachhlorophenol secara kualitatatif terhadap kulit boks, kulit jaket dan kulit sarung tangan memberikan hasil negatif. Dalam analisis ini tidak digunakan tetrachloroguaicol (TCG) sebagai standar internal untuk pengujian secara kuantitatif. | Barang Kulit & Garmen |