# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
101 | Penerapan Teknologi Proses Unhairing Ramah Lingkungan | 2001 | Ir. Titik Purwati Widowati, MP Ir. Puji Ediari Suryaningsih Ir. Hadi Mustofa | Penelitian penerapan teknologi unhairing ramah lingkungan pada industri penyamakan kulit ini bertujuan untuk mencari alternatif bahan proses unhairing yang ramah lingkungan berupa protease Rhizopus sp. dan mensyaratkan teknologi proses unhairing yang ramah lingkungan kepada industri penyamakan kulit. Penelitian ini meliputi percobaan produksi protease, percobaan unhairing secara enzimatis dan penerapan proses unhairing ramah lingkungan di industri. Hasil penelitian menunjukkan cara produksi protease tampak menghasilkan jamur yang paling kompak dan merata. Percobaan unhairing secara enzimatis menggunakan kombinasi aktivitas enzim 0,7 U/cm2 dan Na2S 1 % sudah dapat merontokkan bulu kulit kambing serta kulit mempunyai permeabilitas udara yang baik sehingga tidak perlu dilakukan proses bating dalam tahapan proses selanjutnya. Berdasarkan fotomikrograf, penggunaan protease Rhizopus sp sebagai agensia unhairing mengakibatkan bulu tercabut sampai kepangkal bulunya, sedangkan penggunaan Na2S hanya mengakibatkan pemutusan bulu. Limbah cair yang dihasilkan oleh proses unhairing secara kombinasi enzim dan Na2S kualitasnya lebih baik dibandingkan limbah cair yang dihasilkan oleh proses unhairing secara konvensional, diantaranya hanya mempunyai kandungan sulfida sekitar 15 % nya. Sifat fisik dan organoleptis kecuali kemulurannya memenuhi persyaratan SNI 06.-0234-1989, Mutu dan cara Uji Kulit Glace kambing. Proses unhairing ramah lingkungan menggunakan Rhizopus sp ini telah diterapkan di industri dengan hasil baik | Standar | |
102 | Penerapan Dan Uji Coba Sol Tatak (Shock Insole) Yang Dapat Menyerap Bau Dan Keringat | 2001 | Ir. Hj. Siti Rochani Dra. Sri Nadilah, Apt. Asrilah, BSc. Sri wahyuni, BSc. | Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian skala laboratorium mengenai sol tatak yang dapat menyerap bau dan keringat yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 1998/1999 oleh Kelompok Kerja 6333 E / Proy.PPTIKKP/98-99, yaitu melakukan penerapan di Industri Karet dan di uji coba pemakaian formula sol tatak hasil penelitian yang terbaik pada 2 macam sepatu causal dan olah raga, dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas penyerapan bau dan keringat. Uji coba sol tatak satu lapis maupun dua lapis dilakukan dengan memvariasi waktu pemakaian 15 jam, 30 jam dan 45 jam, dilaksanakan oleh 6 responden (6 pasang sol tatak) untuk tiap jenis sepatu. Sol tatak hasil uji coba pemakaian diuji sifat fisisnya meliputi tegangan putus, perpanjangan putus, kekuatan bengkuk, kekerasan dan uji penyerapan bau dan keringat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian pembuatan sol tatak skala laboratorium dapat diterapkan pada skala industri, dah hasil uji coba pemakaian sepatu causal sampai dengan 45 jam penyerapan keringat tertinggi pada sol tatak 1 lapis : 3,4019 gram dan sol tatak 2 lapis : 4,9493. Pada sepatu olah raga penyerapan keringat tertinggi pada sol tatak 1 lapis 0,8766 gram dan sol tatak 2 lapis : 0,7156. Penyerapan bau pada sepatu causal sol tatak 1 lapis : 10,49 mg NH3/gr contoh, sol tatak 2 lapis : 14,26 mg NH3/gr contoh, sedangkan pada sepatu olah raga sol tatak 1 lapis : 9,30 mg NH3/gr contoh, sol tatak 2 lapis : 12,48 mg NH3/gr contoh | Desain | |
103 | Pembuatan Alat Pencacah Sampah Plastik Jenis Fleksibel (Kantong Plastik) | 2001 | Ir. Arum Yuniari Ir. Niken Karsiati Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari | Pada pembuatan alat pencacah sampah plastik fleksibel dimaksudkan untuk mencacah sampah plastik fleksibel (plastik film atau sheet) dengan tebal ? 0.2 mm sehingga menjadi serpihan-serpihan kecil agar siap dimasukkan dalam mesin pelletizer. Adapun kapasitas dari alat pencacah sampah plastik fleksibel adalah 40-50 kg dengan spesifikasi teknis : motor 5,5 HP 220/380 volt, dimensi mesin panjang 1000 mm, lebar 500 mm dan tinggi 1650 mm, pisau tetap 2 buah ukuran (300 x 80 x 19) mm bahan baja ST 30 dilapisi nikko stell HV 600, peralatan dilengkapi saringan dengan diameter 15 mm. Sedangkan untuk pengering cacahan plastik (oven) mempunyai dimensi panjang 2500 mm, lebar 1000 mm dan tinggi 750 mm dilengkapi blower ? PK dan kompor minyak, oven mempunyai kapasitas 50 kg. | Sistem Mutu | |
104 | Penelitian Pembuatan Kompon Rol Karet Mesin Fleshing Industri Penyamakan Kulit. | 2002 | Ir. H. Hadi Mustofa Ir. Ismiati Sumarno, B.Sc | Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi kompon karet yang dapat memenuhi persyaratan Mutu Roll Karet Mesin Penyamakan Kulit. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasi penggunaan bahan pengisi penguat hard clay 10 phr, 15 phr, 20 phr, 25 phr, dan 30 phr, dari lima macam kompon tersebut dilihat dari kekerasannya belum ada yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam SNI.06 ?1846 ? 1990, yang kekerasan mesin fleshing adalah sebesar 30 ? 35 shore A. Pada kompon ke VI dengan menambah penggunaan Napthenic Oil 20 phr, maka kekerasan dapat mendekati persyaratan yang ditetapkan. | Alas Kaki | |
105 | Rekayasa Drum Desalting | 2002 | Ir. Suliestyah Wrd, MM Heru Budi Susanto, Dip.Kim Hasan Basalamah, Bsc | Kegiatan rekayasa ini dilaksanakan selama 10 bulan, menghasilkan 1unit drum, dari bahan kayu bengkirai dengan ukuran 1500 x 2000 mm. Spesifikasi teknis drum adalah Ukuran O (2000 x 1500) mm, motor penggerak : 3 phase, 10 Hp; Tegangan listrik : 220/380/440 V/50 / 60 hz, 3 p; Speed reducer : 1 : 10 (10 Hp); Rpm drum : 14; Pulley V belt : O 110 cm, O poros : 19 cm, bahan dari baja tuang ; Gear besar : O 140 cm, jumlah gigi : 125; Rantai penggerak : 10 feet, type 120 RIV ; Lubang pembuangan garam : O 6 cm, jarak titik lubang 18 cm ; Berat total drum : 1,2 ton ; Kapasitas drum : 750 lembar kulit mentah awet garam kambing/domba. Tujuan pembuatan drum desalting adalah untuk menghilangkan garam dari kulit mentah awet garam sebelum diproses lebih lanjut. Maksud penghilangan garam adalah sebagai langkah awal penerapan teknologi bersih pada industri penyamakan kulit, guna mengurangi beban pencemaran pada limbah cair yang disebabkan oleh sisa garam pada unit pengolahan air limbah. Sisa garam dapat dimanfaatkan kembali antara lain untuk pengawetan ulang kulit mentah dan proses pikel pada industri penyamakan kulit. Ujicoba penghilangan garam pada kulit mentah awet garam dengan menggunakan drum desalting menghasilkan limbah garam sebanyak 7 % dari berat kulit mentah. Rekayasa drum desalting dapat diterapkan pada industri | Sistem Mutu | |
106 | Rekayasa Alat Pengasar Mekanik Ban Roda Dua Untuk Proses Vulkanisir | 2002 | Pramono, B.Sc Asmongin Supriyadi | Rekayasa pembuatan alat pengasar mekanik ban sepeda motor roda dua untuk proses vulkanisir ban ini dimaksudkan unutk penyempurnaan alat bantu/pendukung dalam proses pembuatan ban vulkanisir. Alat pengasar mekanik ini mempunyai fungsi ganda yaitu disamping untuk mengasarkan juga sebagai penyesetan. Hasil dari uji coba, ternyata tingkat kerataannya sudah cukup baik begitu juga dengan hasil pengasarannya. Adapun alat ini mempunyai spesifikasi teknis : Type : R 17-225/250, motor penggerak pisau : motor indusksi 2HP, 220/280 V, 50Hz, 2850 rpm, 3 phase, motor penggerak ban : motor induksi ? HP, 110/220V, 50 Hz, 1400 rpm, 1 phase, Ratio gear box 1 : 50, Rtio putaran ban dan pisau 1 : 30, Pisau : pincott ex Australia 4 buah. Kapasitas : 5 buah/jam. Berat alat 200 kg dan Dimensi alat : ( 80X60X105)cm. | Sistem Mutu | |
107 | Penelitian Pemanfaatan Lemak Fleshing Untuk Sabun | 2002 | Sri Sutyasmi, B.Sc, S.T Drs. Ign, Sunaryo Ir. Widari | Penelitian pembuatan sabun dengan menggunakan lemak dari limbah fleshing dari industri penyamakan kulit ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah fleshing : membantu mengatasi masalah pencemaran lingkungan serta mencari alternatif lain sebagai bahan dasar sabun. Adapun sasaran yang ingin dicapai ialah teratasinya masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah fleshing. Limbah fleshing yang diambil dari salah satu industri penyamakan kulit di Yogyakarta, diambil lemaknya dengan tiga cara yakni dengan cara steam, rebus, dan kukus. Ternyata dengan cara steam dapat diperoleh lemak yang terbanyak dibanding cara rebus maupun kukus. Lemak yang diperoleh tersebut mempunyai angka penyabunan cukup tinggi yakni rata-rata 200,95%, angka asam kecil rata-rata 1,72, angka asam lemak bebas kecil 0,86, dan lemak tak tersabunkan juga kecil 1,44. Penelitian pembuatan sabun dilakukan dengan menggunakan lemak untuk pembuatan sabun mandi dan sabun cuci. Variasi yang dibuat untuk setiap jenis sabun ialah variasi penggunaan lemak dan NaOH. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa lemak dari limbah fleshing dapat digunakan untuk pembuatan sabun. Dengan demikian dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan seperti timbulnya bau busuk, pemandangan tak sedap, dll. Baik sabun mandi maupun sabun cuci hasil penelitian, hampir semuanya dapat memenuhi SNI, kecuali alkali bebas (untuk sabun mandi) dan lemak tak tersabunkan (untuk sabun cuci). Kwalitas sabun hasil penelitian tidak jauh berbeda dengan kwalitas sabun yang dibeli di pasar. Berdasarkan atas hasil penelitian tersebut kiranya bisa disarankan agar limbah fleshing dimanfaatkan seoptimal mungkin, sehingga penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk menghasilkan produk-produk lain. | Standar | |
108 | Pembuatan Desain Instalasi Unit Pengolah Limbah Cair Industri Daur Ulang Sampah Plastik Fleksibel | 2002 | Ir. Any Setyaningsih Dra. Sri Brotoningsih Puji Lestari Irene Sri Sukaeni, B.Sc | Desain instalasi unit pengolahan limbah industri daur ulang sampah plastik fleksibel merupakan satu rangkuman instalasi pengolahan air limbah pada industri, yang terdiri dari : bak equalisasi, bak flokulasi, bak sedimentasi dan bak saringan. Penentuan instalasi tersebut diatas berdasarkan debit air limbah dari hasil studi lapangan yaitu sebesar 1,04 lt/dt bekas cucian sampah plastik fleksibel bahan pembuat pellet. Disamping itu juga berdasarkan karakteristik air limbah yang berada diatas ambang batas Baku Mutu Limbah Cair Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.660 1/02/1997. Setelah dilakukan pengolahan dengan penambahan koagulan FeCl3 6H2O 0,1% sebanyak 20 ml dan flokulan polyelektrolit 0,1% sebanyak 20 ml diperoleh hasil pengujian sebagai berikut : pH 7; COD 36 mg/lt; BOD 18 mg/lt; TSS 116 mg/lt yang sudah memenuhi Baku Mutu, sehingga air limbah tersebut sudah aman untuk dibuang di perairan umum. | Standar | |
109 | Pemanfaatan Sampah Kemasan Dari Styrofoam Untuk Pembuatan Sheet | 2003 | Ir. Dwi wahini Nurhayati Ir. Herminiwati MP Ir. Any Setyaningsih Yuwono Sumasto | Telah dilakukan penelitian pemanfaatan sampah kemasan dari styrofoam untuk pembuatan sheet. Penggunaan styrofoam di Indonesia akhir-akhir ini meningkat dan menurut data dari Badan Pusat Statistik , import styrofoam untuk berbagai keperluan pada tahun 1998 sekitar 543,2 ton dengan nilai 31,3 miliar rupiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan sampah kemasan dari styrofoam untuk sheet, mencari formula kompon yang cocok digunakan untuk cup atau alas gelas dan mempelajari pengaruh kondisi proses terhadap sifat fisis sheet dari sampah styrofoam. Mengingat sampah styrofoam merupakan plastik yang getas maka untuk mengurangi kerapuhan sampah tersebut pada penelitian ini diamati pengaruh bahan pemlastis dioctyl phthalate (DOP) yang jumlahnya bervariasi yaitu 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 bagian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa styrofoam dapat didaur ulang menjadi sheet. Hasil uji memperlihatkan bahwa penambahan DOP sampai 50 bagian menaikkan sifat kuat tarik, kemuluran, dan kelenturan, dibandingkan kompon tanpa DOP. Semakin banyak DOP yang ditambahkan akan menurunkan kekuatan tarik, kekerasan, pengkerutan karena panas, suhu transisi gelas (Tg) dan berat jenis. Sheet yang dibuat dengan kondisi suhu 175 oC dan waktu 10 menit memberi sifat fisis terbaik. Kompon dengan kandungan DOP 20 bagian cocok untuk dibuat alas gelas. | Barang Kulit & Garmen | |
110 | Penyempurnaan Dokumen,Pra Asesmen Dan Asesmen ISO SERI 14000 | 2003 | Ir. Siti Rochani Ir. Sotja Prajati Ir. Arum Yuniari Ir. Widari | Penyempurnaan dokumen pra asesmen dan asesmen ISO 14000 merupakan kegiatan untuk persiapan berdirinya Lembaga Sertifikasi Manajemen Lingkungan di lingkungan Balai Besar penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta. Pembuatan dokumen mengikuti acuan dari Pedoman 401 ? 2000 yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Dokumen yang tersusun terpisah dari laporan ini, yang meliputi Dokumen Level 1 Panduan Mutu, Dokumen Level 2 prosedur Sistem Mutu, Dokumen Level 3 Instruksi Kerja dan Dokumen Level 4 Formulir. Keempat dokumen tersebut telah melalui beberapa revisi dengan bantuan konsultan dari PT Redecon Jakarta. Persiapan akreditasi yang dilakukan adalah pendaftaran permohonan akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen lingkungan (LSSML) dan pengiriman dokumen 4 (empat) level | Kulit | |
111 | Pengembangan Desain Acuan Sepatu Wanita | 2003 | Rosma Radjagukguk, B.Sc. Suko Praptomo, B.Sc. Poniman Sriyono | Pengembangan desain acuan sepatu wanita diawali dari pencarian data dari industri pembuatan acuan serta melihat perkembangan yang ada dipasaran saat ini. Hasil tersebut dikembangkan dengan dukungan yang didapat dari tinjauan Pustaka dengan membuat beberapa copy acuan sampai bentuk yang diinginkan. Adapun desain acuan tersebut dibuat 8 (delapan) macam yang semula direncanakan hanya 6 (enam) macam. Perubahan jumlah desain tersebut untuk mengikuti perkembangan desain acuan dipasaran. Jumlah acuan yang dibuat adalah 24 (dua puluh empat) pasang dengan perincian sebagai berikut : 1. Acuan bentuk lancip dengan tinggi hak 5 cm : 4 pasang 2. Acuan bentuk papak dengan tinggi hak 2 cm : 4 pasang 3. Acuan bentuk model buaya dengan tinggi hak 2 cm : 4 pasang 4. Acuan bentuk papak pipih dengan tinggi hak 5 cm : 4 pasang 5. Acuan bentuk papak miring dengan tinggi hak 2 cm: 2 pasang 6. Acuan bentuk lancip dengan tinggi hak 2 cm : 2 pasang 7. Acuan bentuk papak dengan tinggi hak 5 cm : 2 pasang 8. Acuan bentuk papak dengan tinggi hak 3 cm : 2 pasang Selanjutnya dari hasil pengembangan dibuat sepatu sebanyak 24 pasang yang terdiri dari bentuk vamp 6 (enam) model dan bentuk sandal 2 (dua) model. Diharapkan hasil pengembangan acuan sepatu wanita ini dapat dimasyarakatkan dan dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung industri persepatuan, khusunya sepatu wanita. | Rekayasa | |
112 | Pengembangan Formulasi Kompon Pada Pembuatan Karet Ebonit | 2003 | Ir. Penny Setyowati,M.T. Ir. Kusumo Retno Winahyu Sunarti Rahayu, B.Sc. Subardi | Pengembangan formulasi kompon pada pembuatan karet ebonit merupakan kegiatan pembuatan kompon karet ebonit dengan variasi penggunaan sulfur 30 ? 50 phr dan optimasi penggunaan karet reklaim yang dinyatakan sebagai perbandingan RSS/reklaim pada 80/20, 70/30 dan 60/40 Phr/Phr. Karet ebonit yang dihasilkan diaplikasikan untuk lempeng PCB atau isolator listrik dan tutup hak sepatu wanita. Penggunaan sulfur 30 phr dan perbandingan RSS/reklaim 20/80 menghasilkan vulkanisat dengan hasil uji memenuhi klasifikasi kelompok 2 versi ASTM D2135 yaitu tegangan putus = 32,341 Mpa, perpanjangan putus = 40 %, kekerasan shore A = 87,8 dan pukul takik = 10,7 Nm/m. | Alas Kaki | |
113 | Penerapan Teknologi Bersih Di Industri Penyamakan Kulit Di Daerah Istimewa Yogyakarta. | 2003 | Drs. Ign. Sunaryo Ir. Hadi Musthofa Heryanto, Bsc. R. Jaka Susila, ST | Salah satu langkah untuk menekan timbulnya limbah dari industri ialah dengan malaksanakan system teknologi bersih. Hal ini dikarenakan system teknologi bersih berorientasi kepada kegiatan yang bersifat housekeeping, penghematan sumber daya alam dan bahan baku penggantian dan atau mengolah bahan berbahaya menjadi tidak bahaya, proses daur ulang serta pemakaian kembali bahan-bahan sisa/limbah yang terambil kembali. Kegiatan penerapan teknologi bersih ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi bersih yang tepat guna serta memasyarakatkannya ke industri penyamakan kulit di DIY. Di samping itu juga untuk memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman praktis tentang teknologi bersih yang dipilihnya. Adapun sasaran yang ingin dicapai antara lain berupa peningkatan pelaksanaan proses produksi yang ramah lingkungan serta meningkatnya usaha pelestarian lingkungan di kalangan industri penyamakan kulit. Kegiatan penerapan teknologi bersih yang bisa dilaksanakan meliputi pengembangan teknologi proses buang bulu ramah lingkungan, chrome recovery, proses penyamakan, pengujian air limbah serta kulit jadi dan kandungan krom dalam tanaman. Kegiatan tersebut dilaksanakan di BBKKP dan di industri. Dari kegiatan tersebut telah diperoleh metode proses buang bulu ramah lingkungan yakni gabungan antara metode ensimatis dengan metode sirolime (untuk kulit sapi sama sekali tidak digunakan Na2S). Lumpur dari UPAL PT. Fajar makmur dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos, namun karena di dalam tanaman yang dipupuk dengan kompos tersebut mengandung krom, maka disarankan agar kompos digunakan untuk pemupukan tanaman hias saja atau tanaman tahunan. Komitmen manajemen sangat diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan penerapan teknologi bersih di industri penyamakan kulit. | Standar | |
114 | Rekayasa Alat Thermoforming Untuk Pengemas Makanan | 2003 | Pramono. Bsc. Asmongin Supriyadi Supriyanto B | Dalam perekayasaan alat thermoforming untuk pengemas makanan telah dibuat 1 unit alat thermoforming dengan dimensi ukuran masing-masing komponen yang dibuat antara lain : (1) Kerangka/body alat, bahan yang digunakan besi siku ukuran (30x30x3)mm; P= 41 cm , L = 31 cm, T = 61 cm ; sistem penyambungan dengan memakai sistem las. (2) Box bagian atas, dibuat dari bahan plat besi dengan ketebalan 2 mm. P = 40 cm dan L = 30 cm, untuk penyambungan dengan sistem las; berfungsi sebagai tempat elemen pemanas bentuk spiral, dilengkapi plat screen sekaligus sebagai pengaman elemen. (3) Klem penjepit lembaran plastik, terbuat dari bahan aluminium dibuat sebanyak dua buah dengan sistem engsel, masing-masing ukuran : T = 1 cm, P = 40 cm, L = 31 cm ; setiap permukaan plat (frame) diberi lapisan penyekat permanen dari bahan silicon, dengan maksud sebagai penjepit bahan lembaran plastik, agar tidak terjadi kebocoran sewaktu proses pemanasan diatas elemen pemanas berlangsung. (4). Box bagian bawah, bahan yang dipakai plat besi ukuran tebal + 2 cm, P = 40 cm, L = 30 cm. Box ini berfungsi sebagai dudukan cetakan yang langsung dihubungkan dengan pompa vakum (pompa penghisap). (5). Penutup body berfungsi sebagai pengaman dan penampilan alat, bahan yang digunakan plat besi ukuran tebal = 2 mm, dipotong sesuai bidang ukuran, untuk sisi muka dan belakang : (53 x 41) cm dan sisi penutup samping kanan dan kiri : (60 x 30) cm.. (6). Alat pemanas menggunakan elemen pemanas listrik : 220 volt, 1 phase, 2000 watt. Diameter elemen 3/8 inchi bentuk spiral, panjang 140 cm. (7). Cetakan/Mould dibuat dari bahan gibs, berfungsi sebagai pembentuk hasil produk dan dibuat empat model cetakan yang berbeda. (8). Kelengkapan alat yang ada pada alat thermoforming yaitu : (a) boks panel listrik, (b) engsel pembuka/penutup penjepit (klem) plastik bagian atas/bawah,(c)dudukan boks bagian atas pada posisi terbuka, (d) pegangan /handle penjepit dan boks bagian atas, (e) klem penguat/kancing penjepit. | Barang Kulit & Garmen | |
115 | Pembuatan Protease Rhizopus Sp.Amobil | 2003 | Ir. Titik Purwati Widowati Ir. Drs. Prayitno, Apt, Msc Dra Murwati Sri Sutyasmi, Bsc, ST | Penelitian ini bertujuan utama untuk membuat sediaan enzimatis Rhizopus sp dalam karier. Rhizopus sp ditumbuhkan dalam media sekam gandum kemudian diekstrak, difraksionasi menggunakan garam amonium sulfat serta diikat dalam karier. Ekstrak kasar enzim mempunyai aktifitas specifik 1,95 U/mg protein. Pemurnian parsial menggunakan amonium sulfat 20 % menunjukkan peningkatan aktifitas spesifik enzim 1,63 kali menjadi 3,18 U/mg protein. Pengikatan karier berupa serbuk kayu sonokeling pada fraksi amonium sulfat 20 % meningkatkan aktifitas enzim menjadi 100,53 U dari aktifitas crude enzyme 95,88 U. Sediaan enzimatis ini digunakan sebagai agensia bating. Proses bating dilakukan pada 12 tengahan lembar kulit kambing awet garam-basah. Hasil pembuatan preparat mikroskopis menunjukkan bahwa proses bating menyebabkan terjadinya serabut-serabut kolagen kulit, juga mengakibatkan terjadinya pengurangan kadar protein kulit. Proses bating menggunakan sediaan enzimatis Rhizopus sp amobil menghasilkan sifat fisis kulit kras yang tidak berbeda nyata dengan kulit yang diproses bating menggunakan agensia komersial dan memenuhi SII 0038-73 : Mutu dan cara uji kulit kras kecuali kemulurannya. Hasil uji kualitas limbah cair setelah proses bating menuunjukkan bahwa limbah hasil bating yang menggunakan sediaan rhizopus sp mempunyai nilai BOD, COD dan N-NH3 yang lebih kecil dibanding limbah hasil proses bating menggunakan agensia komersial, sedang nilai TSS-nya relatif sama. | Kulit | |
116 | Pembuatan Katalog Desain Sepatu Wanita Dan Pola Dengan Sistem Komputer (DNT SYSTEM) | 2003 | Bambang Suroto, BA Sofyan karani, B Sc, ST Adi Slamet Supriyadi Riris Simanungkalit, B Sc | Peralatan bantuan ADB berupa sarana komputer untuk Laboratorium Fashion & Desain BBKKP yang berbasis pada program/sistim khusus persepatuan dituntut untuk lebih optimal penggunaannya dengan berinovasi tinggi. Program pembuatan katalog desain sepatu wanita dan pola dengan komputer (DNT System) sebagai salah satu kegiatan mengoptimalkan peralatan tersebut. Sebab dalam katalog yang rancangan desainnya mengacu pada komponen sepatu yang ada dipasaran sebagai dasar pembuatan desain sepatu wanita. Berbeda dengan katalog sepatu yang terdahulu, katalog ini memuat gambar desain, pecah polanya skala 1 : 1, jenis dan bentuk komponen atau bagian-bagian sepatu berikut bentuk acuannya semua ada dalam satu katalog ini. Diharapkan kepada para perajin persepatuan dapat mencoba, mengembangkan dan memodifikasi desain yang ada dalam katalog ini. | Rekayasa | |
117 | Pembuatan Helm Pengaman Untuk Kerja Dari Polyester Tak Jenuh | 2003 | Dra Sri Nadilah, Apt M.Sri Wahyuni, Bsc Sri Budiasih, Bsc Christian Maria Herry Purwati | Sungkup helm pengaman untuk kerja di pasaran kebanyakan dibuat dari bahan polipropilen, polikarbonat secara cetak injeksi yang membutuhkan teknologi biaya tinggi. Untuk membuat helm pengaman untuk kerja dengan teknologi sederhana dan dengan kualitas yang memenuhi persyaratan, maka dilakukan penelitian pembuatan helm pengaman untuk kerja dari bahan poliester tak jenuh dengan teklogi cetak tuang. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan formulasi yang baik dibuat 9 variabel formulasi. Formulasi terbaik terdiri dari : poliester tak jenuh 100 bagian, katalisator 1 bagian, aselerator (kobalt) 2 bagian, talk 40 bagian, pigmen 1 bagian, dan fiber mat 20 bagian, dengan sifat fisika sebagai berikut : dimensi tinggi 140,7 mm; lingkar bagian dalam 666,6 mm; berat sungkup 301,067 gram; ketahanan penetrasi dan kekuatan helm 3mm pada ketebalan sungkup 4,823 mm; ketahanan terhadap nyala api 303,20 detik pada jarak bakar 7,5 mm ; beda defleksi antara kondisi pada saat diberi beban maksimum dan kondisi saat diberi bahan awal pada uji kekakuan = 4,5 mm, beda defleksi antara kondisi setelah beban maksimum dilepaskan dan kondisi pada saat diberi beban awal pada uji mkekakuan = 0 mm, ketahanan terhadap perendaman dalam air 0,023 %, dalam detergent - 0,149 %, dalam minyak kerosen 0,015 %. Dari formulasi ini untuk membua satu buah sungkup helm ditimbang sebanyak 3 kali berat formulasi dalam bobot gram, dan diperoleh hasil adonan yang tidak cepat kering, dan proses pencetakan yang cukup mudah dengan kecepatan pengeringan yang cukup sehingga diperoleh sungkup helm yang tidak rapuh. | Barang Kulit & Garmen | |
118 | Pengembangan Pemanfaatan Lahan Untuk Buangan Limbah Krom Di Sitimulyo | 2003 | Ir. Pudji Ediari Suryaningsih Dra. Sri Mulati Ir. Suramto Ir.Ratna Utarianingrum | Kegiatan Kelompok Kerja 6301.B pada pokoknya adalah merealisasi sebagian tertentu lahan dalam kawasan Laboratorium Pengembangan Proses Penyamakan Kulit di Sitimulyo untuk pembuangan limbah padat yang mengandung krom. Pembuatan buangan limbah padat ini merupakan pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Adapun limbah industri penyamakan kulit termasuk kategori limbah B3 sesuai Lampiran I PP No. 18 Tahun 1999 tersebut diatas. Tabel 2. Daftar Limbah B3 dari sumber yang specifik dengan kode D-224. Buangan Limbah Padat B3 yang telah dibuat berupa galian tanah disisi selatan IPAL dengan ukuran 6 m x 5 m dan kedalamannya 2,5 m. Sebelum dilapisi lembaran plastik tebal namun lemas, dibagian paling bawah diberi lapisan tanah liat 50 cm. Diatas lapisan lembaran plastik juga diberi tanah liat setebal 50 cm. Diantara lembaran plastik dan lapisan tanah liat diatasnya diberi pipa PVC dengan diameter 2? yang dihubungkan dengan sistem penampung lindi (leachate), agar lindi yang tertampung dapat diolah dan B3 nya dikembalikan kedalam buangan. Buangan limbah padat ini diberi naungan untuk menghindari air hujan mengingat pengisiannya hingga penuh butuh waktu yang cukup lama. Disamping pembuatan buangan limbah padat dilakukan pula penelitian dampak limbah krom dalam tanah terhadap tanaman. Percobaan dilakukan terhadap 3 (tiga) species tanaman sayuran (sawi,terong,dan tomat) dengan hasil (sementara) : - Krom (Cr) yang ada dalam tanah (media tanam) dengan berbagai bentuk dan konsentrasi dapat diserap tanaman masuk kedalam jaringan tanaman baik batang, daun maupun buah. -Limbah serutan kulit (shaving) dapat memperbaiki struktur tanah karena porositasnya yang tinggi. -Tidak ada cara lain untuk menghindari masuknya krom kedalam jaringan tanaman konsumsi selain membebaskan krom dari media tanamnya. | Standar | |
119 | Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Di Gunung Kidul | 2004 | R.B. Muryanto Wigiyanto R o s i d i | Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan di Gunung Kidul dilaksanakan selama 5 (lima) hari pada tanggal 22 ? 26 Juli 2003 di Balai Karya Kemadang, Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunung Kidul, kerjasama antara Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik dengan Dinas Perekonomian Kabupaten Gunung Kidul. Pelatihan diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta yang terdiri dari masyarakat nelayan dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gunung Kidul. Metode Pelatihan menggunakan metode teori, diskusi dan praktek. Bahan baku dan bahan pembantu serta peralatan untuk penyamakan disediakan oleh Panitia. Hasil dari Pelatihan ini telah dibentuk Kelompok Usaha Penyamakan Kulit Ikan dengan nama ? SARI SAMUDRA?, yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menumbuhkan perekonomian Kabupaten Gunung Kidul. | Kulit | |
120 | -1 | 2004 | Supriyo Suparto Margono | Diseminasi Teknologi Pengoperasian Unit Pengolahan Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari pada tanggal 9 ? 20 Oktober 2003 di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta yang terdiri dari industri penyamakan kulit di DIY dan instansi terkait dari Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta . Metoda dokumentasi menggunakan metoda teori, diskusi dan praktek. Bahan dan peralatan untuk praktek Pengoperasian UPAL dan pengujian laboratorium disediakan oleh anggaran Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia pelaksana hasil dari diseminasi ini adalah bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat industri kulit dalam pengoperasian UPAL serta adanya peran serta instansi terkait di DIY dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan hidup. | Kulit |