# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
101 | LAPORAN PERLUASAN AKREDITASI LABORATORIUM PENGUJIAN DAN KALIBRASI | 2006 | Ir. E. Ratna Utarianingrum, M.Si., Ir. Ismiati, Rambat, S.Si., Asmongin | Kegiatan Perluasan Akreditasi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi ini bertujuan untuk melaksanakan survelen dan perluasan skope Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi BBKKP serta pemeliharaan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai ISO / IEC 17025-2005, dengan sasaran kegiatan peningkatan kinerja laboratorium melalui pemeliharaan akreditasi guna optimalisasi pelayanan kepada pelanggan. Kegiatan dilakukan melalui studi banding, uji banding antar personil dan uji banding antar laboratorium, uji profisiensi, kalibrasi peralatan kalibrasi, pelatihan kalibrasi dan sosialisasi ISO 17025 versi 2005, audit internal serta survelen dan verfikasi lapangan terhadap parameter uji yang diajukan pada perluasan skope tahun 2005 yaitu komoditi sepatu pengaman, karung plastik dan parameter uji udara. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa uji banding antar personil dan antar laboratorium secara umum didapatkan hasil yang memuaskan untuk parameter uji tembus uap air, kadar nitrogen dan kompon ban dalam. Sedangkan uji banding antar laboratorium dan uji profisiensi masih menunggu evaluasi. Hasil survelen menunjukkan bahwa Laboratorium telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO/IEG 17025:2005, namufn perlu .pengembangan untuk tetap menjaga konsistensinya, terutama terkait dengan implemeritasi ISO/IEC 17025:2005. | Sistem Mutu | |
102 | LAPORAN PERSIAPAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BBKKP | 2007 | Dra. Supraptiningsih, M.Si., Sunarso, SE., Drs. Sugeng, R. Jaka Susila, B.Sc, ST | Tujuan dari kegiatan team kelompok kerja 149E adalah mempersiapkan BBKKP untuk menuju akreditasi pranata penelitian dan pengembangan, sedangkan sasaran kegiatan adalah membuat dokumen yang mendukung penerapan sistem pranata penelitian dan pengembangan. Pada kegiatan tahun pertama (2007) dokumen yang dibuat adalah dokumen level I (manual Mutu). Kegiatan yang telah dilakukan untuk persiapan tersebut antara lain pelatihan tentang audit internal dan pranata penelitian dan pengembangan bagi para pejabat struktural dan peneliti. Hasil pelatihan digunakan untuk penyusunan dokumen level I oleh team, sehingga telah tersusun dokumen manual Mutu Pranata Penelitian dan Pengembangan BBKKP. Manual mutu berisi tentang kebijakan-kebijakan untuk penerapan sistem pranata penelitian dan pengembangan yang ditetapkan oleh pihak manajemen BBKKP Yogyakarta. Telah dilakukan juga audit internal terhadap bidang yang terkait dengan penerapan sistem pranata penelitian dan pengembangan. Hasil audit internal dijadikan bahan untuk kaji ulang manajemen. | Standar | |
103 | LAPORAN PERSIAPAN PENDIRIAN LEMBAGA SERTIFIKASI EKOLABEL (LANJUTAN) | 2008 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, M.P., Ir. Meiyanti, Ir. Susilowati, Subandrio, S.E. | Kegiatan Persiapan Pendirian Lembaga Sertifikasi Ekolabel (Lanjutan) bertujuan menetapkan dokumen lembaga yang mencakup dokumen level I (Panduan Mutu), dokumen level II (Prosedur Kerja), Dokumen level III (Instruksi Kerja) dan Dokumen level IV (Format) serta menyiapkan lembaga Sertifikasi Ekolabel yang siap untuk diakreditasi dengan sasaran terwujudnya dokumen lembaga yang terdiri dari PM; PK; IK dan format serta terbentuknya lembaga sertifikasi yang siap untuk diakeditasi. . Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah studi pustaka, persiapan infrastruktur sertifikasi LSE. Studi lapangan, penyusunan pengelola lembaga, penyempurnaan dokumen PM; PK; IK dan format, Pelaksanaaan audit internal dan tinjauan manajemen, evaluasi dan pelaporan. Hasil kegiatan Persiapan Pendirian Lembaga Sertifikasi Ekolabel (Lanjutan) adalah terwujudnya dokumen Panduan Mutu yang berisi persyaratan yang harus dipenuhi dari pedoman KAN 801-2004, persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel; Prosedur Kerja; Instruksi Kerja; Format. Prosedur Kerja meliputi : Pengendalian Sub Kontrak, Audit Internal, Kaji Ulang Manajemen, Pengendalian Dokumen, Pengendalian Rekaman, Permohonan Sertifikasi, Persiapan Evaluasi, Evaluasi, Keputusan Sertifikasi, Penggunaan Sertifikat dan Tanda Ekolabel, Surveillance,Evaluasi Ulang, Pengaturan Kerahasiaan, Penanganan Perubahan Persyaratan Sertifikasi,Penanganan Pertanggunggugatan, Penanganan Keluhan, Banding, Perselisihan, Penilaian Unjuk Kerja dan Pelatihan sedangkan Instruksi Kerja Meliputi Kategori Ketidaksesuaian, Rapat Pembuka, Rapat Penutup, Panduan Teknis bagi Evaluator LSE untuk evaluasi Pemenuhan Persyaratan Kriteria Ekolabel Kategori Produk Kulit-Seksi Kulit Jadi, Panduan Tenis bagi Evaluator LSE untuk ealuasi Pemenuhan Persyaratan Kriteria Ekolabel Katergori Produk Kulit-seksi Sepatu Kasual dan Format Penulisan Dokumen. | Kulit | |
104 | LAPORAN PERSIAPAN PENDIRIAN LEMBAGA SERTIFIKASI EKOLABEL (LSE) | 2007 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, M.P., Ir. Meiyanti., Sutarti Rahayu, B.Sc., Subandrio, S.E. | Kegiatan persiapan pendirian Lembaga Sertifikasi Ekolabel (LSE) bertujuan untuk menyipkan lembaga sertifikasi ekolabel dengan sasarn tersusunnya dokumen lembaga yang terdiri dari dokumen level I (panduan Mutu), dokumen level II (Prosedur kerja), dokumen level III (Instruksi Kerja) dan dokumen level IV (Format). Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah studi pustaka, mencari informasi tentang turan dan persyaratan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel, persiapan infrastruktur, penyususnan dokumen lembaga, evaluasi dan penyusunan laporan. Hasil kegiatan persiapan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel 9LSE) adalah Panduan Mutu yang berisi persyaratan yang harus dipenuhi dari pedoman KAN 801-2004, persyaratan umum Lembaga sertifikasi Ekolabel; Prosedur Kerja (Prosedur Kerja Pengendalian Dokumen, Pengendalian Rekaman, Evaluasi Sertifikasi, Evaluasi Ulang, Pengaturan Ulang, Pengaturan Penanganan Perubahan Persyaratan Sertifikasi, penanganan Permohonan sertifikasi, surveilen, penanganan Pertanggung gugatan); Instruksi Kerja dan Format serta dokumen Eksternal. | Standar | |
105 | LAPORAN PERSIAPAN SERTIFIKASI ISO 9001 : 2000 UNIT FINISHING | 2007 | Ir. Suramto, Ir. Any Setyaningsih, Bambang Wirodono, B.Sc., Indriyana Prastiwi Hariyani, S.E. | Persiapan sertifikasi ISO 9001 : 2000 Unit Finishing merupakan kegiatan dari kelompok Kerja 0149 G Proyek Pengembangan dan Pelayanan teknologi Industri, BBKKP tahun 2007,melipti : persiapan, penelususran pustaka/studi pustaka dan pengadaan buku pustaka, pertemuan/implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dan revisi dokumen, Evaluasi yang berupa pelaksanaan audit mutu internal dan tinjauan manajemen serta pelaporan. Unit proses finishing dipilih sebagai penerap sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000, mengingat kegiatan unit ini lokasi dekat dan merupakan salah satu unit pelayanan jasa teknis yang ada di BBKKP, yang diharapkan dengan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 akan dapat lebih meningkatkan kepercayaan dari pemakai jasa di unit proses finishing. Dokumentasi sistem mutu sudah disusun dan dilakukan penerapan serta sudah dilakukan perbaikan/revisi dokumen, tinggal implementasi secara berlanjut dan perbaikan berkelanjutannya. | Sistem Mutu | |
106 | LAPORAN PERSIAPAN UJI KOMPETENSI ( TUK ) PUSAT PELATIHAN PERSEPATUAN | 2006 | Tempat uji kompetensi adalah tempat yang mempunyai sarana, prasarana serta pelaksana yang telah diakui oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS) sebagai tempat yang dinilai lulus untuk menguji calon tenaga / pekerja dan hasil peserta pelatihan untuk mendapat Sertifikat Kompetensi Profesi dari BNSP. 1 untutan wajib kompetensi Profesi dari sistem industri berdasarkan : 1. ISO 9000 17025/SNI 19-17025 2. SHACCP+ISO 22000 3. 1WA2 4. ISO9000/SNI 19-9000 5. ISO I4000/SN1 19-14000 6. 1SO 15189! 7. CAC/RCP 1/SNI 01 - 4852 8. 1FOAM STANDARD 9. IEC Mengacu pada pcdoman BNSP 201 D1PA 2006 dan BNSP 202 DIPA 2005, walaupun SKKNl sektor Industri Perkulitan, sub sektor alas kaki / sepatu belum dikonvensikan namun sarana dan prasarana untuk uji kompetensi lelah mulai disiapkan. Hasil-hasi! yang telah dicapai meliputi 1. RSKKN1 sub sektor alas kaki / sepatu telah disepakati dalam pra konvensi dengan 26 judul unit kompetensi 2. Pedoman uji kompetensi profesi alas kaki / sepatu. 3. Pokok-pokok materi uji kompetensi profesi sesuai judul SKKNl alas kaki / sepatu. 4. 2 (dua) orang terlatih untuk caion asessor Lembaga Sertifikasi Profesi. 5. Pedoman alat / mesin uji kompetensi Profesi sub sektor alas kaki / sepatu. 6. Pengusulan organisasi TDK di BBKKP Hasil-hasil tersebut lerus akan d; tindak lanjuti sebagai bagian dari proses terbentuknya iembaga Sertifikasi Proiesi sampai pelaksanaan sertiflkasi profesi. | Kulit | ||
107 | LAPORAN RECOVERY CHROMIUM DAN COLLAGEN PROTEIN DARI LIMBAH CHROME SHAVING INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT | 2008 | Sri Sutyasmi, B.Sc, ST, Drs. Ign. Sunaryo, Ir. Puji Ediari Suryaningsih,Y. Edi Dahono, ST | Limbah pada berupa serutan kulit samak krom (chrome shavings) hingga sekarang belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya sebagian kecil yang digunakan sebagai bahan campuran pembuatan eternit dan leather board dan sisanya dalam volume yang besar dibuang ditempat pembuangan akhir/landfill. Hidrolisa yang mendalam terhadap protein kolagen atau polipeptida dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik. Serutan kulit yang mengandung krom setelah dihidrolisa, dapat digunakan untuk pembuatan makanan ternak karena standard kandungan krom jauh lebih rendah dibanding untuk bahan makanan. Metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi/memisahkan protein kolagen dari limbah kulit, misalnya metode thermohidrolisis, hidrolisis dengan asam, hidrolisis dengan alkali, dan hidrolisis dengan ensim. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan cara hidrolisa yang efisien untuk memisahkan krom dan protein kolagen dalam serutan samak krom. Serutan kulit samak krom (chrome shavings) ditimbang sebanyak 50 gram, kemudian dicuci, dan ditambah dengan alkali (NaOH) atau ditambah dengan asam (H2SO4) pekat dengan variasi 2,5%; 3,5%; 4,5% dan 5,5% dan penambahan aquadest sebesar 600%. Selanjutnya dipanaskan dengan variasi suhu 80 0C, 90 0C, 100 0C dengan lama pemanasan juga divariasi dari 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Hasil hidrolisa dipisahkan antara protein kolagen dan kromnya dengan cara disaring. Protein kolagen dengan ensim dilakukan dengan proses hidrolisa dengan alkali dan ensim secara terusan (1 langkah) dengan proses sebagai berikut : limbah serutan kulit, ditimbang, dicuci, dihidrolisa dengan ensim dan alkali sebagai berikut : aquadest 800%, suhu hidrolisa 90 – 95 0C, waktu hidrolisa 2-3 jam, alkali (MgO) = 4-6%, kemudian suhu diturunkan hingga 40-45 0C, selanjutnya ditambahkan ensim (pepsin) 0,2-0,5% dengan waktu hidrolisa 1-2 jam. Kemudian disaring, dipekatkan dan dipuderkan. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari ketiga cara hidrolisa untuk mengambil kembali krom dan protein kolagen yang praktis dan sederhana ialah dengan menggunakan NaOH 4,5%, suhu 80 0C, waktu 1 jam, yang dapat menghasilkan krom 5,08% dari berat serutan kulit (shavings) dan protein 6,64%. Mengingat pentingnya arti penelitian ini bagi penyelesaian masalah di industri, maka disarankan agar penelitian ini bisa dilanjutkan sampai ke perancangan alat untuk hidrolisa agar bisa diterapkan di industri. Disamping itu krom dan protein hasil pengambilan kembali (recovery) dari serutan kulit (shavings) industri penyamakan kulit sebaiknya dicoba untuk dimanfaatkan. | Kulit | |
108 | LAPORAN RISET PERKEMBANGAN POTENSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT | 2006 | M. Endang Titik Widyaningsih | Judul kegiatan ini adalah riset perkembangan potensi industri penyamakan kulit, bertujuan untuk mengetahui perkembangan industri penyamakan kulit serta mengetahui gambar permasalahan yang ada. Sebagai langkah awal dilakukan studi pustaka dan studi lapangan di berbagai Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Assosiasi, Lingkungan Industri Kecil (LIK), dan beberapa perusahaan penyamakan kulit . Data diperoleh dengan mengadakan survey dan mengirimkan Daftar Isian ke Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Industri Penyamakan Kulit. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa industri kecil dan menengah sebanyak 213 unit usaha dengan tenaga kerja sebanyak 3217 orang, sedangkan jumlah industri besar sebagnyak 18 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 4.009 orang. Volume ekspor kulit tahun 2006 apabila dibandingkan dengan volume ekspor kulit tahun 2005 diperkirakan mengalami penurunan sebanyak 10% karena banyaknya kulit mentah yang diekspor. Kendala yang dihadapi oleh industri kulit baik industri kecil, menengah, dan besar pada umumnya sama, yaitu kurangnya jumlah pasokan bahan baku kulit, mutu bahan baku berubah-ubah dan cenderung naik, adanya persaingan harga dan kualitas produk, spare-parts mesin sulit diperoleh/harus impor, dan biaya pemeliharaan mesin tinggi, serta kualitas bahan baku kulit tidak merata. | Kulit | |
109 | LAPORAN SISTEM INFORMASI LAYANAN JASA TEKNIS DAN LAYANAN PROMOSI INDUSTRI | 2008 | Sita Azizah Wahyuni, S.T., Budi Wiyono, S.Kom., Bambang Tunasmoyo, S.Pd., YB. Agung Adhi Nugroho, | Pembuatan sistem informasi layanan jasa teknis dan layanan promosi industri BBKKP yang bertujuan untuk membuat sistem informasi layanan jasa teknis pada seksi pengujian dan kalibrasi yang terbaru, akurat dan up to date sehingga terwujud database yang tunggal untuk kepentingan bersama, dan pembuatan layanan promosi industri di website BBKKP. Dalam pembuatan sistem informasi layanan jasa teknis dan layanan promosi industri menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL, yang dilaksanakan oleh Pokja 0040. Materi sistem informasi layanan jasa teknis meliputi data pengujian di laboratorium lukkus, laboratorium lukkaps dan laboratorium lukkal. Sedangkan materi layanan promosi industri meliputi identifikasi untuk web antara lain pembuatan alur data, nama produk, rincian kategori, kategori, data perusahaan dan data profil industri kecil di DIY meliputi nama perusahaan, nama pemilik, alamat pabrik, alamat show room, nomor telepon, nomor fax, email, tahun berdiri, profil singkat perusahaan. Guna menjamin keakuratan data dan tanggung jawab personil yang dituang dalam prosedur kerja meliputi penerima contoh, manajer teknik kalibrasi, deputi manajer teknis kalibrasi, administrasi laboratorium kalibrasi, manajer teknik pengujian, deputi manajer teknik pengujian, administrasi laboratorium pengujian. Sedangkan isi layanan promosi industri dapat diakses berdasarkan pilihan yaitu nama produk, kategori, rincian kategori, nama perusahaan. | Kulit | |
110 | LAPORAN SISTEM INFORMASI PENINGKATAN LAYANAN IPTEK BBKKP | 2007 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Sunarso Zaenal, Sita Azizah Wahyuni, ST | Pengembangan sistem informasi layanan iptek merupakan sistem informasi yang dibangun dengan berbasis web dan merupakan peran BBKKP dalam mendukung dunia pendidikan khususnya pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Penyajian informasi berupa fasilitas yang dapat digunakan sebagai sumber layanan iptek di BBKKP, sedangkan input data meliputi : input surat masuk, input surat balasan, input pengunjung, input pembayaran, input data penelitian, input data kerja praktek. Untuk dapat masuk ke input data pengguna harus menginputkan data nama user dan password melalui jendela admin. Mode pemasukan data kunjungan, kerja praktek dan penelitian atau magang melalui halaman index. | Kulit | |
111 | LAPORAN SOSIALISASI HAKI | 2008 | Ir. Sotja Prajati | Pada tahun anggaran 2008 Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) memiliki kegiatan Sosialisasi HKI yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja 0066E. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan sehingga masyarakat industri menjadi paham dan sadar akan pentingnya HKI serta dapat meningkatkan gairah industri untuk melakukan inovasi produk agar produk yang dihasilkan menjadi lebih baik. Sosialisasi dilakukan terhadap 30 industri prajin kulit selama 2 (dua) hari dengan pemakalah dari Ditjen HKI, Dep. Hukum dan HAM serta dari Kanwil Dept. Hukum dan HAM DIY. Dari 30 peserta, 2 orang dinyatakan sebagai peserta terbaik, yaitu : Yoi Yohanantoko (perajin barang kulit) dan Sujiyono, SE (perajin kerajinan kulit). Dari hasil evaluasi diketahui bahwa 12 orang peserta berminat untuk menindak lanjuti dengan permohonan pendaftaran merk atau disain industri. Disamping kegiatan sosialisasi HKI, kelompok kerja 0060E juga melakukan kegiatan berupa persiapan pendirian klinik konsultasi HKI yang ditandai dengan penerbitan SK Struktur Organisasi Klinik Konsultasi HKI-BBKKP, serta SK Pengelola Klinik Konsultasi HKI-BBKKP. Fungsi klinik tersebut adalah untuk mengfasilitasi industri dalam hal-hal yang berkaitan denga HKI. Namun keberadaan klinik HKI-BBKKP ini masih perlu dipromosikan. | Kulit | |
112 | LAPORAN TEKNOLOGI PENGELEMAN DAN APLIKASI LEM UNTUK ALAS KAKI (II) | 2007 | Ir. Arum Yuniari, Ir. Herminiwati M.P., Dra. Murwati., Suko Praptono B.Sc.. | Sepatu dan alas kaki merupakan salah satu komoditi andalan ekspor Indonesia. Kualitas sepatu sangat ditentukan oleh kekuatan rekat antara bagian atas sepatu dan sol yang dipengaruhi oleh lem. Penelitian teknologi pengeleman dan aplikasi lem dari hasil penelitian tahap I (tahun 2006) pembuatan lem untuk sepatu dan alas kaki. Lem yang diaplikasikan adalah lem sintetik berbahan baku chloroprene rubber dan lem berbahan baku karet alam. Lem bahan baku karet sintetik menggunakan tackifier phenolic resin sebanyak 45 bagian dengan formula sebagai berikut : chloroprene rubber 100 bagian, BHT 2 bagian, MgO 4 bagian, ZnO 5 bagian sedangkan lem berbahan baku karet alam tackifier yang digunakan coumaron resin 5 bagian dengan formula sebagai berikut : karet alam 100 bagian, calcium silikat 5 bagian, coumaron resin 5 bagian, Zinc Oxide 10 bagian, asam stearat 2 bagian, AOSP 2 bagian, MBTS 0,8 bagian, TMTD 0,2 bagian dan belerang 2 bagian. Dalam penelitian ini sol yang divariasi adalah sol karet dan sol plastik. bahan atasan yang divariasi adalah kulit, kulit imitasi dan kain (webbing), sedangkan suhu pengeleman untuk lem sintetik 55 C-60 C dan suhu pengeleman lem berbahan baku karet alam 165 C-175 C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lem sintetik sesuai diaplikasikan untuk pembuatan sandal dengan sol EVA dan atasan kulit imitasi memberikan nilai peel test tertinggi yaitu 2600 gr/cm, juga sesuai bila lem sintetik diaplikasikan pada sepatu dengan sol karet dan atasan kulit adapun nilai peel test 1000 gr/cm dan nilai sole adhesion bagian ujung 8 kg, bagian samping dalam 6 kg, bagian luar 6 kg, bagian belakang 30 kg. Nilai ini memenuhi persyaratan SNI 12-2942-1992 sepatu wanita dari kulit model pantopel sistem lem. Viskositas lem sintetik yang dihasilkan 6500 centipoise dengan teknologi pengeleman sistem lem press dingin menggunakan suhu 55 C dengan waktu 10-15 menit. Lem berbahan baku karet alam sesuai diaplikasikan untuk pembuatan sepatu ABRI dinas lapangan memberikan nilai peel test 1553,54 gr/cm, nilai sole adhesion adalah bagian ujung 58 kg, bagian samping 57 kg, samping luar 57 kg dan bagian belakang 89 kg dan memenuhi pesyaratan | Alas Kaki | |
113 | LAPORAN TEMU USAHA DALAM RANGKA PROMOSI KEMAMPUAN BBKKP | 2007 | Murjilah, SE, Indiyatsih | Kegiatan persiapan pendirian Lembaga Sertifikasi Ekolabel (LSE) bertujuan untuk menyipkan lembaga sertifikasi ekolabel dengan sasarn tersusunnya dokumen lembaga yang terdiri dari dokumen level I (panduan Mutu), dokumen level II (Prosedur kerja), dokumen level III (Instruksi Kerja) dan dokumen level IV (Format). Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah studi pustaka, mencari informasi tentang turan dan persyaratan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel, persiapan infrastruktur, penyususnan dokumen lembaga, evaluasi dan penyusunan laporan. Hasil kegiatan persiapan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel 9LSE) adalah Panduan Mutu yang berisi persyaratan yang harus dipenuhi dari pedoman KAN 801-2004, persyaratan umum Lembaga sertifikasi Ekolabel; Prosedur Kerja (Prosedur Kerja Pengendalian Dokumen, Pengendalian Rekaman, Evaluasi Sertifikasi, Evaluasi Ulang, Pengaturan Ulang, Pengaturan Penanganan Perubahan Persyaratan Sertifikasi, penanganan Permohonan sertifikasi, surveilen, penanganan Pertanggung gugatan); Instruksi Kerja dan Format serta dokumen Eksternal. | Kulit | |
114 | LAPORAN TEMU USAHA DAN KONSULTASI HASIL LITBANG DI SURABAYA | 2006 | Priyo Budi Basuki, SH | Kegiatan Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang bertujuan untuk mendukung industri yang diharapkan akan diperoleh gambaran permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh industri, baik yang telah dijalani maupun tantangan jangka panjang disamping itu juga sebagai sarana penyebarluasan informasi hasil-hasil Litbang dan kemampuan Balai yang diharapkan dapat diserap dan diaplikasikan oleh industri, khususnya industri atau usaha kecil-menengah. Pelaksanaan Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang dalam bentuk seminar sehari yang dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2006 bertempat di Gedung Pusat Pelatihan dan Pengembangan Eksport Daerah (PSED), Jalan Kedung Doro No. 86 Surabaya. Yang diikuti oleh lima puluh (50) orang peserta dari asosiaasi industri kulit, karet dan plastik, aparat pembina, unsur pejabat fungsional Disperindag Kota, Kabupaten, dan Lembaga Pendidikan/Perguruan Tinggi serta Instansi terkait. Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi dari para nara sumber masing-masing berjudul Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur dalam Rangka Pengelolaan Sumber Daya Alam yang tersedia. Rencana pengembangan industri dan permasalahannya di propinsi Jawa Timur, peran dan kemampuan BBKKP dalam memberikan layanan bagi Industri Kulit, Karet dan Plastik. Diskusi dilakukan dua arah dimulai pertanyaan-pertanyaan dari peserta dan penjelasan yang disampaikan nara sumber. Pada tempat yang sama digelar sebuah stand pameran mini yang menampilkan hasil-hasil Litbang BBKKP dan brosur tentang kemampuan BBKKP. Dari kegiatan temu usaha dan konsultasi hasil Litbang di Jawa Timur diperoleh hasil dari industri terkait menginginkan peran dari BBKKP untuk melakukan pengujian atas produk-produk dari UKM yang mengikuti pengadaan barang di Propinsi Jawa Timur agar barang-barang yang diperoleh sesuai dengan standart yang diharapkan. Dengan melihat brosur mengenai kemampuan BBKKP banyak peserta yang berminat untuk mengikuti pelatihan yang diadakan BBKKP. | Kulit | |
115 | LAPORAN UJI COBA ALAT PRESS SOL SEPATU HASIL REKAYASA UNTUK INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) | 2006 | Supriyadi, SE., Bambang Wiradono, B.Sc., Poniman, Waskito Sidi | Alat press sol sepatu adalah alat yang digunakan sebagai alat bantu pada pembuatan sepatu alas kaki lainnya. Untuk mengetahui kualitas dari alat tersebut maka perlu dilakukan uji coba untuk membuat produk sepatu atau alas kaki lainnya di beberapa sentra pengrajin. Kemudian hasil produknya di uji berdasarkan di uji berdasarkan SNI 12-0566-1989 (uji sole adhesion test) dan SNI 12-1529-1989 (uji peel adhesion test). Dari hasil uji diketahui, untuk uji adhesion test sepatu buatan sentra Mojokerto, sentra Cibaduyut dan BBKKP ternyata dari jenis sol kulit, sol fiber dan sol TPR hasilnya baik/rata serta memenuhi standar SNI yang dipersyaratkan sebesar 137 N/cm dan untuk bagian belakang sebesar 350 N/cm. Sedang untuk uji peel test jenis sol kulit dan sol fiber hasil ujinya juga baik/rata juga memenuhi SNI yang dipersyaratkan sebesar 13 N/cm, namun untuk jenis sol TPR hasil ujinya belum memenuhi SNI yang dipersyaratkan sebesar 13 N/cm tetapi tingkat kerataannya sudah baik. Sehinga alat ini sudah layak digunakan oleh para pengrajin sepatu dan alas kaki yang lain. Adapun spesifikasi teknis alat ini adalah : nama alat : mesin/alat press sol sepatu, type alat : press sol sepatu mekanik, jenis : press sol untuk hak rendah (casual),kedalaman sol max : 50 mm, sistem press : kantong membran dilengkapi dengn kontol tekanan dan waktu, kapasitas : 100 s/d 120 pasang/hari dimensi ukuran; alat press : (60x35x65) cm, meja dudukan alat : (80x80x70) cm, berat total : 90 kg. | Rekayasa | |
116 | Mutu Produk kulit untuk penyusunan RSNI | 2005 | Ir. Hj. Siti Rochani Ir. Niken Karsiati Ir. Emi Sulistyo Astuti Irene Sri Sukaeni, B.Sc. | Abstrak: Penelitian mutu produk kulit untuk penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia bertujuan untuk mengetahui mutu produk kulit untuk alas kaki dan melakukan pengkajian Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah diterapkan oleh industri. SNI yang dikaji ulang meliputi 3(tiga) buah SNI produk alas kaki yaitu : SNI 12-3361-1994. Sepatu pria dan kulit model derby sistem lem, SNI 12-0073-1995, Sepatu Pria dari kulit model pantopel sistem lem, SNI 12-2942-1992, sepatu wanita dari kulit model pantopel sistem lem. Kaji ulang dilakukan berdasarkan ISO Guide 7 ( Pedoman KAN 14-2001) dan Pedoman BSN 8-2000. Tahapan-tahapan penelitian meliputi : penelusuran pustaka standar, survey dan pengambilan contoh, penyiapan contoh uji, pengujian dan kaji ulang SNI. Hasil ang yang dapat direkomendasikan adalah ketiga SNI tersebut diatas yaitu: SNI 12-3361-1994, SNI 12-0073-1995, SNI 12-2942-1992 perlu direvisi sesuai pedoman KAN 14-221 dan Pedoman BSN 8-2000. Berdasarkan rekomendasi hasil kaji ulang telah dibuat konsep revisi ketiga SNI tersebut diatas. | Kulit | |
117 | OPTIMALISASI PARAMETER TERUKUR PADA OPEN MILL | 2013 | Ir. Syakir Hasyimi , M.Si. (Koordinator) Ir. Widari (Peneliti Utama) | Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi dari penggunaan <em>Open Mill</em> yakni untuk mengetahui nilai temperatur kompon saat proses penggilingan dan kecepatan putar penggiling saat beroperasi sehingga mendapatkan mekanisme yang tepat untuk menjaga temperatur komponen pada rentan tertentu. Adapun percobaan dilakukan dengan menggunakan alat sensor temperatur dan kecepatan tanpa sentuh terhadap objek yang diamati. Pemantauan temperatur kompon saat proses penggilingan digunakan sensor merk Raytek tipe CI3A dan untuk penampil temperatur digunakan modul mikrokontroler merk Arduino Uno R3 yang dilengkapi <em>Characteter LCD</em>. Pemantauan kecepatan putar penggiling digunakan <em>proximity sensor</em> merk Omron dan untuk penampil kecepatan digunakan <em>Meter Display</em> merk Omron. Pengendalian temperatur kompon dilakukan dengan membuka dan menutup kran air yang salurannya masuk ke dalam putar penggiling. Hasil pemantauan temperatur kompon, kecepatan putar penggiling dan kran air di integrasikan pada satu sistem pengolah data yang dapat dengan mudah dioperasikan oleh operator. | Karet | |
118 | Optimalisasi Pembuatan Thermoplastik Elastomer Berbasis Karet Alam untuk Komponen Otomotif | 2016 | Ihda Novia Indrajati, MT Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Dr. Sc. Bidhari Pidhatika, ST, M.Sc Indiah Ratna Dewi, S.Si | <div align="justify">Thermoplastic elastomer (TPE) merupakan campuran antara termoplastik dan elastomer (karet), mempunyai sifat elastis seperti karet dan mampu diproses seperti material termoplastik. TPE yang dibuat berbasis karet alam (NR) dikenal sebagai TPNR. Penelitian ini bertujuan memperoleh formulasi dan teknologi proses TPE berbasis karet alam dan polipropilena dengan pemlastis maleated castor oil (MACO) dan penguat microfibrillar cellulose (MFC) yang dibuat dari serat daun nanas (PALF). TPE yang dihasilkan akan diaplikasikan untuk komponen otomotif. MACO disintesa dengan mereaksikan castor oil (CO) dengan maleat anhidrat (MAH) dengan bantuan xilena sebagai pelarut yang berfungsi sebagai selimut sistem. MFC dibuat dari serat daun nanas (PALF) produksi Subang, Jawa Barat. Perlakuan bertingkat dilakukan untuk memperoleh MFC dari PALF, meliputi pengecilan ukuran (grinding), perlakuan alkali, delignifikasi (bleaching), hidrolisa dengan asam sulfat 20% v/v dan perlakuan mekanik menggunakan ball mill dalam suasana asam (asam asetat glasial 1% v/v). TPE dibuat dengan metode vulkanisasi dinamik. Kompon NR dibuat secara terpisah menggunakan two roll mill. Akselerator yang digunakan dalam kompon NR divariasikan dengan basis MBTS, MBTS/DPG, CBS dan CBS/DPG. Pencampuran resin PP dengan kompon NR dilakukan dengan internal mixer Rheomix Polylab OS 3000. Proses pencampuran diawali dengan pencampuran PP dan MFC dan diikuti dengan kompon NR. Hasil menunjukkan bahwa MFC meningkatkan kekuatan sobek TPE, namun menurunkan tegangan putus dan perpanjangan putus. TPE yang dihasilkan bersifat semi kristalin, dimana adanya gaya tarik (tensile) menyebabkan sifat kristalin PP muncul. Titik leleh TPE sedikit lebih rendah daripada resin PP. Melt flow index (MFI) sampel TPE berkisar antara 3-9 g/10 menit, dimana penambahan serat menurunkan MFI. Produk komponen otomotif dibuat menggunakan proses cetak tekan. Sifat alir TPE kurang baik sehingga produk yang dihasilkan kurang sempurna. </div> | Karet | |
119 | Optimalisasi proses pengolahan biologi di unit pengolahan air limbah sitimulyo. | 2005 | I. V. Sri Pertiwi Rumiyati, MP | Kegiatan IN-HOUSE riset tahun anggaran 2004 di Seksi Alih Teknologi dan Inkubasi pada unit pengolahan Limbah Sitimulyo adalah Optimalisasi Proses Pengolahan Biologi di unit Pengolahan Air Limbah Sitimulyo. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan optimalisasi proses pengolahan limbah cair secara Biologi di IPAL Sitimulyo dan mengetahui efisiensi pengolahan limbah cair di IPAL Sitimulyo, sedangkan sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatkan upaya pengelolaan limbah cair dari kegiatan operasional unit penyamakan kulit Sitimulyo. Metode pelaksanaan penelitian meliputi pecobaan jar tes pengolahan air limbah secara kimia, pengolahan air limbah secara kimia fisika, ahlimatimasi bakteri untuk lumpur aktip, pengolahan air limbah secara biologi lumpur aktip dengan variasi umur lumpur aktip, pengujian parameter beban pencemaran dan evaluasi efisiensi penurunan beban pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan pengolahan air limbah secara kimia fisika di IPAL Sitimulyo menghasilkan efisiensi penurunan beban pencemaran terbesar TSS = 84,875% dan terkecil adalah COD = 55,92%. Kemudian penurunan beban pencemaran BOD = 56,43%; khrome total = 76,69%; sulphida (H2S) = 80,410% dan Amonia-N-NH3 = 71,658%. Pengolahan air limbah secara biologi lumpur aktip di IPAL Sitimulyo dengan kondisi pH ? 7,0-7,5, S.V. (30 menit) = 20-30% dan waktu tinggal 48 jam dapat optimal dengan umur lumpur aktip 25 hari. Efisiensi penurunan beban pencemaran N-NH3 = 74,1%; COD = 98,40%; BOD = 89,73% dan TSS = 92,80%. Dosis bahan kimia pada pengolahan kimia di IPAL Sitimulyo adalah bahan koagulan Tawas = 500 mg/l air limbah; bahan flokulan anionic polyelektrilyte = 1 mg/l air limbah dengan pH = 7,0 ? 7,5. | Standar | |
120 | Optimasi Pembuatan Bioplastik Berbasis Limbah Pertanian | 2015 | Ihda Novia Indrajati, MT Ir. Herminiwati, MP Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Muhammad Sholeh, M.Eng | <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:93%;" class="MsoNormal"><span>Penelitian ini bertujuan mengoptimasi pembuatan bioplastik dari bahan limbah pertanian kulit umbi singkong dan diaplikasikan pada barang non kemasan. Pada penelitian ini barang yang akan dibuat adalah filamen untuk mesin cetak 3D. </span></p> <p align="justify" style="margin-bottom:.0001pt;line-height:5.55pt;" class="MsoNormal"><span> </span></p> <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:98%;" class="MsoNormal"><span>Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan. Pra penelitian, sebagai kegiatan pendahuluan, difokuskan pada ekstraksi pati dari kulit umbi singkong. Untuk memperoleh prosedur ekstraksi pati yang memberikan yield optimum, terlebih dahulu dilakukan ekstraksi pati dari umbi singkong. Pada percobaan tersebut divariasikan waktu pulping, waktu steeping, jumlah air, konsentrasi dan jumlah natrium metabisulfit (NMB). Kondisi yang memberikan yield optimum kemudian diterapkan pada ekstraksi pati dari kulit umbi singkong. Pada tahapan tersebut kembali dilakukan variasi konsentrasi NMB. Modifikasi pati menggunakan asam sitrat dilakukan untuk meningkatkan hidrofobitas pati. Modifikasi dilaksanakan pada waktu reaksi yang berbeda, yaitu 16, 18 dan 20 jam. Karakterisasi dilakukan terhadap gugus fungsi, morfologi dan kristalinitas, baik pada sampel pati hasil ekstraksi (NS) maupun pati modifikasi. Pembuatan TPS dilaksanakan dengan metode solvent casting. Pati yang digunakan merupakan campuran antara pati murni (NS) dan pati modifikasi (PCA), yaitu dengan rasio 1:0, 1:0,3 dan 1:1, serta variasi konsentrasi bentonite clay 0, 0,5, 1, 5, 10 dan 15%. Bentonite ditambahkan dalam bentuk dispersi 50%. Pemlastis digunakan air dan gliserol dengan konsentrasi masing-masing 10 g/g pati dan 3 g/g pati. Acid scavenger digunakan asam asetat glasial 5% v/v ditambahkan sebanyak 10%. Asam stearat ditambahkan sebanyak 1% sebagai pelumas internal. Karakterisasi dilakukan terhadap sampel TPS meliputi gugus fungsi, kristalinitas, sifat termal (DSC dan TG/DTA), melt flow index (MFI) dan sifat mekanik yang mencakup tegangan putus, perpanjangan putus dan kekerasan. </span></p> <p align="justify" style="margin-bottom:.0001pt;line-height:6pt;" class="MsoNormal"><span> </span></p> <p align="justify" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:.0001pt;margin-left:21pt;text-align:justify;line-height:97%;" class="MsoNormal"><span>Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum ekstraksi pati kulit umbi adalah 200 ml air, 250 ml NMB 20% w/w, waktu pulping 2 menit, waktu rasping 6 menit dan waktu settling 24 jam. Gugus fungsi pati hasil ekstraksi sama dengan pati komersial dan mempunyai struktur kristal tipe A. Modifikasi pati menggunakan asam sitrat (PCA) tidak mengubah kristalinitas pati dan tidak memecah granular pati. Efektivitas modifikasi ditunjukkan melalui uji termal (TG/DTA) dengan adanya puncak endotermis pada 159,42 dan 211,59ºC. Thermoplastic starch (TPS) yang dihasilkan bersifat rapuh sehingga pengujian sifat mekanik belum dapat dilakukan karena terkendala proses preparasi contoh ujinya. TPS hasil penelitian menunjukkan sifat amorf. Penambahan bentonite menaikkan sifat termal TPS ditunjukkan dengan pergeseran puncak endotermis pada daerah 250-300ºC. </span></p> | Plastik |