# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
81 | Pelatihan dalam rangka Penerapan SNI. Ukuran Luas Kulit. | 1999 | Rosma radjagukguk, BSc Marwito, BSc Riris simanungkalit, BSc | Pelatihan dalam rangka Penerapan SNI. Ukuran Luas Kulit. Kegiatan ini merupakan usaha untuk menerapkan standar kulit masak. Kegiatan desiminasi ini dilaksanakan di lima daerah tingkat I di daerah Pulau Jawa yaitu Daerah istimewa Yogyakarta, Dati I Propinsi Jawa Tengah, Dati I Propinsi Jawa Timur, Dati I Propinsi Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Kegiatan desiminasi ini di daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan pada tanggal 28 juli 1997 dengan peserta sebanyak 30 (tiga puluh) orang yang terdiri dari perajin barang kulit, penyamak kulit dan perajin sepatu. Pelaksanaan desiminasi di daerah Jawa Tengah dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 1997 dan diikuti oleh perajin kulit, penyamak kulit dan perajin sepatu yang berjumlah 30 (tiga Puluh) orang. Pelatihan di daerah Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 1997 dengan peserta 30 (tiga puluh) orang yang terdiri dari perajin barang kulit, penyamak kulit, perajin sepatu dan garmen. Ketiatan desiminasi di Jawa Barat dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 1997 dan diikuti oleh perajin kulit, penyamak kulit, perajin garmen dan sepatu sebanyak 30 orang. Pelatihan di DKI. Jakarta diselenggarakan pada tanggal 23 Oktober 1997 dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang terdiri dari perajin sepatu. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini adalah SII. 0516-81 : Ukuran Luas Kulit Masak dengan metode diskusi. Pada kegiatan pelatihan ini para perajin sangat antusias dalam mengikuti diskusi karena pada kesempatan ini telah dapat dipertemukan pihak-pihak yang berkepentingan yaitu penyamak kulit (yang dalam hal ini dapat disebut sebagai penyalur bahan baku), dengan pengguna bahan kulit yaitu perajin sepatu, barang kulit dan perajin garmen. | Kulit | |
82 | Pelatihan pembuatan garmen kulit di pondok pesantren Daerah Istimewa Yogyakarta. | 2000 | Marwito, BSc Ir. Suharto Ahmad Bion | Pelatihan pembuatan garmen kulit di pondok pesantren Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan usaha untuk menggali potensi sumber daya manusia dengan meningkatkan ketrampilan di lingkungan pondok pesantren dan untuk menumbuh kembangkan industri garmen kulit di lingkungan pondok pesantren. Pelaksanaan desiminasi ini diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Miftah, Nanggulan, Kulon Praga, Daerah Istimewa Yogyakarta selama 10 (sepuJuh) hari dari tanggal 13 Juli sampai dengan 23 luli 1998, diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang santri. Materi pe!ajaran meliputi pelajaran teori 18 session dan pelajaran praktek 62 session yang. terdiri dari teori desain, teori pengetahuan alat, bahan dan assesoris, teori preparasi 18 dan penjahitan, teori pola garmen, praktek desain, praktek pola garmeh, praktek pemotongan bahan, praktek preparasi dan praktek penjahitan. Secara keseluruhan hasil praktek berupa 7 (tujuh) potong jaket dari kain dril1, 8 (delapan) potong jaket dari kulit. Dalam pelaksanaan desiminasi ini seluruh peserta dapat mengikuti seluruh materi "pelajaran dengan baik serta hasil praktek yang cukup memuaskan. Pada akhir pe1aksanaan desiminasi seluruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapat sertifIkat. Untuk bantuan modal kerja diberikan 1 (satu) unit mesin obras dan 2 (dua) unit mesin jahit lurus yang diserahkan ke pihak pondok pesantren Dari hasil pelaksanaan dapat disimpulkan bahwa para peserta memberikan tanggapan yang amat balk, bersemangat tinggi serta mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pengembangan pembuatan garmen dan jenis yang lain. | Kulit | |
83 | Pemanfaatan kulit sisa fleshing sebagai salah satu penyusun ransum makan temak. | 2000 | Sri sutyasmi, B.Sc, St Ir. Suramto Joko Susila, B.Sc Tc. Bambang supriyono Agusti S, Bsc Sri wa | Pemanfaatan kulit sisa fleshing sebagai salah satu penyusun ransum makan temak. Limbah padat industri penyamakan kulit yang berupa sisa fleshing mempunyai volume yang cukup besar, yaitu antara 70 - 230 kg per ton kulit mentah yang diproses. Limbah sebesar ini bisa dimanfaatkan untuk salah satu penyusun ransum pakan ternak sebagai pengganti tepung ikan. Ada dua perlakuan untuk proses pembuatan tepung fleshing, yaitu tanpa auto claf dan dengan menggunakan autoclaf. Tanpa autoclaf daya cernanya rendah 7,5 %, lemaknya tinggi 33 %, sedangkan dengan menggunakan autoclaf daya cernanya bertambah menjadi 71,45 % dan lemaknya turun menjadi kurang dari 10 %. Ini bermanfaat untuk penyusunan ransum pakan ternak karena lemak yang tinggi akan mengganggu penyerapan makanan ke dalam tubuh ternak. Ada 3 formula penyusunan . ransum yaitu : untuk ayam pedaging, ayam petelur dan ikan Iele. Setiap ternak dibuat 3 perlakuan ransum dan 3 kali ulangan yang masing-masing 3 ekor dengan 1 kontrol yang berisi 3 ekor. Cara menyusun ransum dengan metoda MPS (Metoda Pendugaan Sederhana) dimana setiap orang (peternak) bisa melakukannya. Uji coba ke ternaknya menggunakan tepung fleshing 50 % - 75 % dan 100 % untuk substansi tepung ikan. Hasil uji coba untuk semua ternak menurut analisa statistik tidak ada beda nyata untuk semua perlakuan kecuali untuk pakan ikan lele yang sisa fleshingnya diolah menggunakan autoclaf. Harga tepung fleshing lebih murah Rp. 2.500,- dari pada harga tepung ikan per kilogramnya. | Standar | |
84 | Penerapan penggunaan belerang lokal untuk vulkanisasi sol karet | 2000 | Ir.Hj. Siti Rochani Dra. Supraptiningsih Ir. Any Setyaningsih | Penerapan penggunaan belerang lokal untuk vulkanisasi sol karet bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan belerang lokal pada vulkanisasi sol karet. Prapenerapan secara laboratoris dilakukan dengan memvariasikan jenis dan jum]ah belerang (sulfur) sebagai bahan pemvulkanisasi. Jenis belerang yang dipergunakan adalah belerang lokal, belerang impor dan belerang kimia farma dengan jumlah yang bervariasi 8 antara 1,5 sampai dengan 4 bagian berat untuk setiap 100 bagian berat karet, sehingga didapatkan 18 variasi formulasi. Dari hasil pra penerapan dipilih 3 buah formulasi yang terbaik untuk dilakukan penerapan di Industri karet di Bandung. Pengujian hasi! penerapan sol karet menunjukkan bahwa penggunaan bahan pemvulkanisasi belerang lokal cukup efektif untuk vulkanisasi sol karet. | Alas Kaki | |
85 | Desiminasi teknologi penyamakan kulit ikan pari di Banjarmasin, Daerah Istimewa Aceh serta Ambon. | 2000 | Hasan basalamah, BSc Muchtar Lutfie, BSc | Desiminasi teknologi penyamakan kulit ikan pari di Banjarmasin, Daerah Istimewa Aceh serta Ambon. Kegiatan desiminasi ini merupakan usaha untuk penyampaian teknologi penyamakan kulit ikan pari sehingga bernilai tambah dan sebagai usaha peningkatan pendapatan daerah dan devisa negara pada sektor perkulitan. Kegiatan desiminasi diselenggarakan di 3 kota yakni Banjarmasin, Banda Aceh dan Ambon. Di Banjarmasin dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 6 Okober sampai dengan 16 Oktober 1998, diikuti o1eh 20 (dua puluh) orang peserta yang terdiri dari para nelayan, pengrajin, penyuluh perindustrian dan remaja putus sekolah. Pelaksanaan desiminasi di Banda Aceh diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 21 Oktober sampai dengan 31 Oktober 1998, diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta yang terdiri dari para nelayan, pengrajin,remaja putus sekolah dan penyuluh perindustrian. Pelaksanaan desiminasi di Ambon diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 21 Oktober sampai dengan 31 Oktober 1998, diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta yang terdiri dari para nelayan, "pengrajin,remaja putus sekolah dan penyuluh perindustrian. Materi yang diberikan , meliputi pelajaran teori sebanyak 26 session dan pelajaran praktek 93 session yang terdiri dari ' teori pelajaran bahan, teori penyamakan, teori finishing, praktek penyamakan, praktek finishing, Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat yang tinggi sehingga desiminasi dapat berjalan lancar.Pada akhir pelaksanaan desiminasi semua peserta dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan sertifikat. | Kulit | |
86 | Penerapan penggunaan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating asal impor. | 2000 | Ir. Widari Hernadi Surip, B.Sc Heru Budi Susanto | Kegiatan penerapan penggunaan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating asa1 impor bertujuan untuk memanfaatkan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan jamur tempe terhadap sifat - sifat fisis kulit boks dan kulit glace. Sebagai bahan baku adalah kulit sapi awetan garam kemudian diproses menjadi kulit boks dan kulit kambing awetan garam kemudian diproses menjadi kulit glase. Variasi prosentase jamur tempe pada penggunaan adalah 0,6 %; 1,0 % dan 1,4%; untuk pancreol bate: 0,6 %. Variasi pH jamur tempe pada penggunaan adalah 3,5 dan 7, untuk pancreol bate : 8,5. Sebagai tolok ukur menggunakan SNI. 06-0253-1989 . Mutu dan cara uji kulit glase dari kulit kambing, serta SNI. 06-0234-1989 : Mutu dan cara uji kulit boks dari kulit sapi. Dari data hasil uji fisis kulit ternyata tidak terdapat perbedaan yang nyata antara penggunaan jamur tempe dengan penggunaan pancreol bate dengan prosentase jamur tempe 0,6 ? 1,4 % dan pH 5 ? 7. Dengan melihat hasilnya maka penggunaan jamur tempe sebagai pengganti agensia bating asal impor ternyata cukup efisien dari segi ekonominya. | Kulit | |
87 | Penerapan Teknologi pengemasan dengan bahan plastik untuk makanan. | 2000 | Penerapan Teknologi pengemasan dengan bahan plastik untuk makanan. Penerapan Teknologi pengemasan dengan bahan plastik untuk makanan bertujuan untuk mendapatkan teknologi pengemasan yang tepat dengan bahan plastik untuk makanan, maka guna mendukung industri kecil makanan telah di]akukan penelitian pengemasan sambel peeel menggunakan plastik polietilena (PE) dengan ketebalan 0,09 mm. IPengemasan dilakukan dengan cara vakum dan non vakum. Dari penelitian diperoleh bahwa permeabilitas uap air, pada suhu kamar dan kelembaban relatif 90 %, dari film plastik PE dan bilayer ada!ah 1,10 dan 1,74 mgram uap air /m2 24 jam . Nilai aktivitas air mempunyai kisaran antara 0,43 sampai 0,51 dan masih tampak dalam kisaran yang aman dari pertumbuhan mikroba. Berdasar uji kesukaan, sam bel pecel yang paling disukai oleh konsumen adalah sambel pecel yang dikemas secara vakum dengan plastik bi layer. | Barang Kulit & Garmen | ||
88 | Penanganan Limbah shaving penyamakan krom. | 2000 | Penanganan Limbah shaving penyamakan krom. Penanganan Limbah shaving penyamakan krom bertujuan mengadakan eksperimen pembuatan asbes atap dengan campuran kulit sisa shaving penyamakan krom termasuk aspek teknis dan kualitasnya. Penanganan limbah shaving penyamakan krom telah dilakukan dengan memanfaatkan limbah shaving sebagai serat pengisi dalam pembuatan eternit (plafon bangunan). Untuk mencari formula yang baik dan memenuhi syarat mutu, dibuat variasi formula dengan komponen kapur yang tetap. Adapun komposisi bahan pada masing - masing formula adalah : KODE FORMULA PROSENTASE SEMEN LIMBAH SHAVING KAPUR 1 F1 27 3 70 2 F2 26 4 70 3 F3 25 5 70 4 F4 24 6 70 Berdasarkan hasil uji flsis produk eternit dapat disimpulkan bahwa limbah shaving dapat digunakan sebagai serat pengisi eternit, mempunyai kemampuan luar yang baik, dapat dipakai dan tidak bocor/rembes air. Uji kuat lentur yang dilakukan perlu diuji silang di laboratorium lain untuk menetapkan kualitas. Dari penerapan ini masih dapat dilanjutkan hingga diperoleh formula yang optimum untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik. | Standar | ||
89 | Desiminasi pembuatan pellet dari sampah plastik sebagai bahan baku. | 2000 | Ir. Niken karsiati Sofyan karani, BSc | Desiminasi pembuatan pellet dari sampah plastik sebagai bahan baku. Kegiatan desiminasi ini diselenggarakan di 3 propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Untuk propinsi Jawa Timur diselenggarakan di Sidoarjo pada tanggal 14 Oktober sampai dengan 15 Oktober 1998, selama 2 (dua) hari dengan peserta 20 (dua puluh) orang. Untuk Propinsi Jawa Tengah diselenggarakan di Surakarta pada tanggal 27 Oktober sampai dengan 28Oktober 1998, selama 2 (dua) hari dengan peserta 20 (dua puluh) orang. Untuk Propinsi D.I. Yogyakarta diselenggarakan di BBKKP pada tanggal 24 Nopember sampai dengan 25 Nopember 1998, selama 2 (dua) hari dengan peserta 20 (dua puluh) orang. Peserta di ketiga propinsi terdiri dari para pengepul plastik, penganggur dan penyuJuh perindustrian. Tujuan dari desiminasi ini ada1ah membuka pe!uang kerja baru untuk sektor industri plastik dan pengembangan industri barang p!astik yang berwawasan lingkungan. Materi pelajaran pada desiminasi ini meliputi pelajaran teori 7 session dan praktek 8 session. Dari hasil evaluasi akhir terlihat bahwa para peserta desiminasi dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik sehingga semua peserta dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat. Dalam pelaksanaan desiminasi dapat disimpulkan bahwa para peserta memberikan tanggapan yang balk dan bersemangat untuk membuka usaha baru di bidang plastik. | Barang Kulit & Garmen | |
90 | Pengembangan pembuatan lem untuk industri barang kulit. | 2000 | Ir. Hadi Musthofa Ir. Penny Setyowati Drs. Suprapto | Kegiatan Pengembangan pembuatan lem untuk industri barang kulit bertujuan untuk mendapatkan lem untuk industri kecil menengah (lKM) barang kulit dengan harga murah dan memenuhi persyaratan. Bahan dasar pembuatan lem untuk barang kulit berupa kulit affal yang diproses melalui beberapa tahap yaitu : perendaman/pencucian dalam air selama 48 jam ; ?Curing? dalam larutan kapur (100 gram kapur dalam 1 liter air) dengan waktu bervariasi antara 2 sampai dengan 4 minggu; pencucian kapur ekstraksi 3 tingkat pada suhu 55 - 65 % sampai diperoleh kepekatan ekstrak mencapai 5 - 10 %, pengentalan pada suhu 65 oC sampai kepekatan 40 %, dituang dalam cetakan dan dikeringkan/dijemur sampai kering. Hasil lem yang kering disebut ancur/kak. Apabila lem kulit tersebut akan digunakan untuk pengeleman barang kulit, ancur/kak di!arutkan da!am air 80 oC dengan perbandingan 60 gram ancurl" dilarutkan dalam 120 cc air. Untuk menguji kekuatan rekatnya, lem ancur yang sudah dicairkan/dilarutkan dalam air digunakan untuk pengeleman kulit meliputi kulit tegler, kulit boks dan split. Hasil kekuatan rekat seluruhnya rnemenuhi persyaratan mutu SNI. 12-0073-1987 " Mutu sepatu harian umum pria dari kulit model pantofel sistim lem " dan kekuatan rekat tertinggi dicapai pada curing selama 4 minggu. Dari perhitungan biaya, harga lem ancur diperkirakan Rp. 6.350,- per liter dan bila dibandingkan dengan harga lem Prima D di pasaran sebesar Rp. 18.500,- per liter, harga lem ancur masih jauh lebih murah. | Karet | |
91 | Pemanfaatan jenis tumbuhan lokal sebagai pengganti bahan penyamak nabati asal impor. | 2000 | Ir. Sri Pertiwi Rumiyati,MP Sri Waskito B.Sc Rusman Saroso | Penelitian pemanfaatan jenis tumbuhan lokal sebagai pengganti bahan penyamak nabati asal impor bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman lokal yang mengandung zat penyamak nabati dan dapat digunakan sebagai bahan penyamak. Jenis tanaman untuk penelitian adalah tanaman bakau - bakau, biji pinang dan gambir. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu : (1) Ekstraksi zat penyamak nabati. (2) Proses penyamakan kulit tas koper sistim samak cepat proses samak kombinasi krom ? nabati, dan krom - sintan - nabati dengan bahan penyamak dari bakau-bakau, biji pinang dan gambir; (3) Analisa kuantitatif bahan penyamak nabati serta uji mutu kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan zat penyamak (tannin) dalam bakau ? bakau, biji pinang dan gambir berturut-turut adalah 15,5 g/l; 11,62 g/l; 30,00 g/l. Bahan penyamak tersebut dapat digunakan sebagai alternatif sebagai pengganti bahan penyamak nabati asal impor. Mutu kulit tas koper yang dihasilkan relatif sama dengan mutu kulit tas koper samak kombinasi dengan bahan penyamak asal impor (mimosa). Mutu kulit tersebut memenuhi persyaratan SNI. 06-0335-1989, Mutu dan cara uji kulit sapi untuk tas kopor. | Kulit | |
92 | Penanganan bau limbah cair industri penyamakan kulit. | 2000 | Ir. Ismiati Drs. Ign. Sunaryo Drs. Suhanda | Penanganan bau limbah cair industri penyamakan kulit. Limbah cair yang dihasilkan pada industri penyamakan kulit sangat potensial meracuni lingkungan bila tidak ada pengolahan yang baik sebelum dibuang, Salah satu unsur pencemar adalah bau limbah cair yang sangat menyengat. Sebagian besar bau tersebut dikarenakan adanya gas sulfida dan amoniak, Pada penelitian penanganan bau limbah' , industri penyamakan kulit baru dilakukan secara primer yaitu perlakuan fisika dan kimia. ' Akan lebih sempuma hasilnya bila dilanjutkan dengan perlakuan secara biologi (pengolahan sekunder). Untuk menghilangkan bau limbah cair dibuat rangkaian alat tertentu yang digunakan untuk pengolahan limbah cair dengan menggunakan zeolit dan carbon aktif sebagai adsorben, disamping itu juga digunakan asam sulfat dan tawas pada proses pengolahan. Dari hasil uji organoleptis menunjukkan bahwa zeolit dan karbon aktif dapat menghilangkan bau gas yang sangat menyengat menjadi hampir tidak berbau dan warna limbah cair yang kotor dan luruh menjadi bening dan bersih pada akhir proses. Dari hasil uji laboratoris menunjukkan penurunan nilai BOD, COD, TSS, sulfida, amoniak dan lemak. Penurunan maksimum BOD menjadi 82,96 %, COD 96,53 %, TSS 92,27 %, sulfida 98,96 %, amoniak 87,02 %. pada analisa gas terdeteksi adanya penurunan sulfida fmaksimum 14,36 %, SO2 54,68 % dan NH3 10,13 %. | Standar | |
93 | Desiminasi teknologi Peningkatan Mutu Kulit Wet blue sapi Kualitas R Untuk pembuatan kulit atasan sepatu motif jeruk. | 2000 | Ir. Emiliana kasmujiastuti Margono | Desiminasi teknologi Peningkatan Mutu Kulit Wet blue sapi Kualitas R Untuk pembuatan kulit atasan sepatu motif jeruk. Kegiatan desiminasi ini diselenggarakan di Yogyakarta selama 10 hari (sepuluh) dari tanggal 3 sampai dengan 13 Agustus 1998. Adapun tujuan desiminasi ini adalah : meningkatkan nilai tambah kulit kualitas R, alih teknologi bidang penyamakan kulit untuk kulit atasan sepatu. Peserta pada desiminasi ini sebanyak 10 orang yang berasal dari industri penyamakan kulit skala kecil yang ada di DIY. Materi kegiatan ini meliputi pelajaran teori sebanyak 20 session dan praktek sebanyak 60 session. Pelajaran teori terdiri dari : teori sortasi kulit, teori pengetahuan bahan dan obat-obatan, teori pengetahuan pengujian bahan dan produk kulit, teori penyamakan kulit, teori teknologi penyamakan kulit akrab lingkungan, teori penyamakan ulang, teori finishing dan pewarnaan kulit, serta teori pengetahuan mesin-mesin finishing kulit. Pe!ajaran praktek meliputi : praktek penyamakan kulit dan praktek finishing kulit. Dari evaluasi terlihat bahwa para peserta desiminasi dapat mengikuti pelatihan dengan baik sehinga semua peserta dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat. | Kulit | |
94 | Perekayasaan alat teknologi vulkanisir ban | 2000 | Pramono, Bsc Asmongin Supriyadi | Perekayasaan alat teknologi vulkanisir ban Perekayasaan alat teknologi vulkanisir ban bertujuan membuat alat teknologi vulkanisir ban sepeda motor. Dalam perekayasaan alat teknologi ban untuk kendaraan bermotor khusus roda dua, telah dibuat 2 (dua) unit alat cetak vulkanisir ban dengan ukuran ring 17 - 225/250 dan ring 18 - 250/275. Adapun masing-masing komponen yang dibuat antara lain cetakan kembangan ban, dibuat dari bahan aluminium dengan ketebalan lebih kurang 10 mm. Ukuran diamter luar 635 mm, diameter dalam 422 mm, diameter lingkaran kembangan 70 mm. Mantel cetakan dibuat dari bahan besi lunak tahan karat dan tahan panas. Ukuran diamter luar 725 mm, diamter dalam 635 mm, tinggi (t) 45 mm/0,5 belahan. Tanki pemanas (ketel air) dibuat dari bahan pipa galvanik dengan tebal 1O mm, ukuran diamter tangki 33 cm, tinggi 35 cm dilengkapi alat pengaman otomatic valve dan pengontrol volume air minimum. Dudukan cetakan dibuat dari bahan baja profil U 6 cm, ukuran p 85 cm, 1 35 cm. Clamping cetakan dibuat dari bahan besi as dengan 0 lebih kurang 32 mm, ukuran 0 30 mm, p 30 cm. Penyangga dibuat ciari bahan besi profil U 14 cmm, tebal 4 mm, ukuran 146 cm, t 39 cm. Landasan casis dibuat dari bahan besi profil U 8 cm, dengan ukuran p 100 cmm, t 60 cm. Pengungkit cetakan dibuat dari bahan besi as 0 40 mm, ukuran 0 38 mm, p 53 cm. Tangki minyak dibuat dari bahan pipa galvanik tebal 10 mm, ukuran 0 42 cm, t 63 cm. Untuk ke!engkapan alat-alat bantu telah dibuat dudukan pengasar dengan bahan besi profil U 30 mm, ukuran p 60 cm, l 30 cm, t 100 cm. Meja pemotong kompon, bahan dari besi L ukuran 5/5 mm. Ukuran meja p 150 cm, l 90 cm, t 80 cm. Sedangkan untuk memindahkan pengasaran telapak ban yang akan divulkanisir, telah dibuat mata pisau gerinda dari bahan plat baja. | Sistem Mutu | |
95 | Pembuatan sol tatak (Shock insole) yang dapat menyerap keringat dan bau | 2000 | Ir.Herminiwati, MP Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Dra. Sri Nadilah, Apt | Kegiatan penelitian pembuatan sol tatak (Shock insole) yang dapat menyerap keringat dan bau bertujuan untuk membuat sol tatak yang dapat menyerap keringat dan bau skala laboratorium. Dalam penelitian ini dibuat sol tatak satu lapis dan sol tatak dua lapis.Pembuatan sol tatak satu lapis dilakukan sesuai pembuatan sponge rubber dengan suhu vulkanisasi 150 ?C, tekanan 150 kg/cm2 selama 30 menit. Adapun pembuatan sol tatak dua lapis dilakukan secara pencampuran dingin dilanjutkan dengan proses pengepresan. Formulasi sol tatak satu lapis terbaik terdiri dari karet krep 100 phr, mineral oil 2O phr, karbon aktif 50 phr, ZnO 10 phr, asam stearat 5 phr, MBTS 1 phr, anti oksidan 1 phr, blowing agent 10 phr dlan belerang 2,5 phr dengan sifat fisis kuat tarik sebesar 9,97 kg/ cm2, kernuluran 175 %, kekerasan 30 Shore A, penyerapan keringat 4,12 % (1/2 jam) dan 10,78 % (2 jam), penyerapan bau 75,99 % serta tidak retak pada uji ketahanan bengkuk. Formulasi sol tatak dua lapis terbaik terdiri dari karbon aktif 75 bagian, pulp 25 bagian, lem NA 200 bagian dan air 100 bagian, dengan sifat fisis kuat tarik sebesar 30,70 kg/ cm2, kemuluran 10 %, kekerasan 72 Shore A, penyerapan keringat 13,88 % (1/2 jam) dan 33,99 % (2 jam), penyerapan bau 83,13 % serta tidak retak pada uji ketahanan bengkuk. | Karet | |
96 | Desiminasi teknologi penyamakan nabati / kombinasi untuk kulit domba kambing di Tegal Jawa Tengah | 2000 | Ir. Sri Untari Kasmin nainggolan, BSc | Desiminasi teknologi penyamakan nabati / kombinasi untuk kulit domba kambing di Tegal Jawa Tengah Kegiatan ini merupakan usaha untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui latihan penyamakan kulit dengan bahan penyamak nabati dan kombinasi serta suatu usaha untuk peningkatan kesempatan kerja dan membuka lapangan kerja baru. Kegiatan desiminasi ini diselenggarakan di Pesayangan, Talang, Tegal , Jawa Tengah 'selama 10 (sepuluh) hari yaitu tanggal 15 September sampai dengan 25 September 1998 diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta terdiri dari pengumpul kulit, 20 pengrajin kulit, penyamak kulit, pengangguran (korban PHK). Materi pelajaran meliputi pelajaran teori sebanyak 8 session dan pelajaran praktek 72 session yang terdiri dari teori pengetahuan bahan, teori penyamakan, praktek penyamakan dan .,praktek finishing. Dari hasil eva!uasi akhir pelaksanaan desiminasi ternyata para peserta sangat tertarik dengan materi yang diberikan dan bersemangat untuk menerapka hasil desiminasi ini dan berharap dilanjutkan ke pembuatan barang jadi. Semua peserta dinyatakan lulus dengan baik dan berhak mendapatkan sertifikat | Kulit | |
97 | Desiminasi pembuatan sepatu kulit untuk para pengajar penderita cacat dan atau penderita cacat. | 2000 | Rosma Raja Gukguk, BSc Riris Simanungkalit, BSc | Desiminasi pembuatan sepatu kulit untuk para pengajar penderita cacat dan atau penderita cacat. Kegiatan desiminasi ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan ketrampilan para penderita cacat maupun para pengajarnya di bidang persepatuan juga berusaha menumbuhkan wira usaha haru di bidang pembuatan sepatu. Kegiatan desiminasi ini berupa pendidikan dan pelatihan terhadap 15 (lima belas) orang selama 10 (sepuluh) hari, dimulai tanggal 7 Juli sampai dengan 17 JuJi 1998, meliputi pelajaran teori dan praktek. pelajaran teori sebanyak 8 session yang terdiri dari : pengetahuan pola, pengetahuan grading, pengetahuan persepatuan. Sedangkan pelajaran praktek sebanyak 72 session yang terdiri dari praktek pembuatan pola, praktek pembuatan kudungan dan praktek pembuatan bawahan. Dalam pelaksanaan desiminasi ini para peserta dapat mengikuti seluruh materi pelajaran dengan baik, serta hasil praktek yang cukup memuaskan. Pada akhir pelaksanaan desiminasi, seluruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapatkan sertifikat. Dari hasil pelaksanaan desiminasi dapat disimpulkan bahwa para peserta memberikan tanggapan yang baik dan bersemangat untuk menindak lanjuti hasil dari desiminasi ini. | Kulit | |
98 | Desiminasi penyamakan kulit reptil di Samarinda (Kalimantan Timur). | 2000 | Desiminasi penyamakan kulit reptil di Samarinda (Kalimantan Timur). Kegiatan desiminasi ini diselenggarakan di Samarinda selama 10 (sepuluh) hari dari tanggal 18 Nopember s/d 28 Nopember 1998, diikuti oleh 25 orang pcserta dari pengrajin, putus sekolah dan para penyuluh perindustrian di daerah Samarinda. Tujuan desiminasi adalah penyampaian teknologi penyamakan kulit reptil yang banyak terdapat di daerah tersebut juga untuk meningkatkan pendapatan daerah dan devisa negara pada sektor perkulitan. Materi desiminasi berupa pelajaran teori 32 . session dan pelajaran praktek 93 session. Pelajaran teori terdiri dari pengetahuan bahan dan peralatan, teori pengawetan kulit mentah, teori penyamakan kulit, teori finishing. Sedangkan pelajaran praktek terdiri dari praktek penyamakan dan praktek finishing. Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa pemahaman teori dan praktek cukup baik dengan semangat kerja yang tinggi sehingga desiminasi dapat berjalan lancar. Harapan peserta adanya tindak lanjut untuk pembuatan barang jadi sehingga diperoleh peningkatan nilai tambah yang cukup berarti bagi pengembangan industri, khususnya untuk daerah Samarinda, Kalimantan Timur. | Kulit | ||
99 | Penerapan Dan Uji Coba Sol Tatak (Shock Insole) Yang Dapat Menyerap Bau Dan Keringat | 2001 | Ir. Hj. Siti Rochani Dra. Sri Nadilah, Apt. Asrilah, BSc. Sri wahyuni, BSc. | Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian skala laboratorium mengenai sol tatak yang dapat menyerap bau dan keringat yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 1998/1999 oleh Kelompok Kerja 6333 E / Proy.PPTIKKP/98-99, yaitu melakukan penerapan di Industri Karet dan di uji coba pemakaian formula sol tatak hasil penelitian yang terbaik pada 2 macam sepatu causal dan olah raga, dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas penyerapan bau dan keringat. Uji coba sol tatak satu lapis maupun dua lapis dilakukan dengan memvariasi waktu pemakaian 15 jam, 30 jam dan 45 jam, dilaksanakan oleh 6 responden (6 pasang sol tatak) untuk tiap jenis sepatu. Sol tatak hasil uji coba pemakaian diuji sifat fisisnya meliputi tegangan putus, perpanjangan putus, kekuatan bengkuk, kekerasan dan uji penyerapan bau dan keringat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian pembuatan sol tatak skala laboratorium dapat diterapkan pada skala industri, dah hasil uji coba pemakaian sepatu causal sampai dengan 45 jam penyerapan keringat tertinggi pada sol tatak 1 lapis : 3,4019 gram dan sol tatak 2 lapis : 4,9493. Pada sepatu olah raga penyerapan keringat tertinggi pada sol tatak 1 lapis 0,8766 gram dan sol tatak 2 lapis : 0,7156. Penyerapan bau pada sepatu causal sol tatak 1 lapis : 10,49 mg NH3/gr contoh, sol tatak 2 lapis : 14,26 mg NH3/gr contoh, sedangkan pada sepatu olah raga sol tatak 1 lapis : 9,30 mg NH3/gr contoh, sol tatak 2 lapis : 12,48 mg NH3/gr contoh | Desain | |
100 | Pembuatan Alat Pencacah Sampah Plastik Jenis Fleksibel (Kantong Plastik) | 2001 | Ir. Arum Yuniari Ir. Niken Karsiati Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari | Pada pembuatan alat pencacah sampah plastik fleksibel dimaksudkan untuk mencacah sampah plastik fleksibel (plastik film atau sheet) dengan tebal ? 0.2 mm sehingga menjadi serpihan-serpihan kecil agar siap dimasukkan dalam mesin pelletizer. Adapun kapasitas dari alat pencacah sampah plastik fleksibel adalah 40-50 kg dengan spesifikasi teknis : motor 5,5 HP 220/380 volt, dimensi mesin panjang 1000 mm, lebar 500 mm dan tinggi 1650 mm, pisau tetap 2 buah ukuran (300 x 80 x 19) mm bahan baja ST 30 dilapisi nikko stell HV 600, peralatan dilengkapi saringan dengan diameter 15 mm. Sedangkan untuk pengering cacahan plastik (oven) mempunyai dimensi panjang 2500 mm, lebar 1000 mm dan tinggi 750 mm dilengkapi blower ? PK dan kompor minyak, oven mempunyai kapasitas 50 kg. | Sistem Mutu |