# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
61 | KAJIAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PRODUK KARET | 2012 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si Ir. Emi Sulistyo Astuti, MP Indriyani Prastiwi Hariyani, ST | Kajian Standar Nasional Indonesia (SNI) produk karet, bertujuan untuk melakukan pengkajian Standar Nasional Indonesia terhadap isi dokumen SNI produk karet sebanyak 5 (lima) judul dan melakukan pengujian mutu produk sebagai salah satu dasar untuk menentukan persyaratan mutu dalam penyusunan draft Rancangan SNI. Lima judul SNI produk karet tersebut adalah : SNI Lembaran karet cetak untuk sol, SNI Lis karet kaca kendaraan bermotor, SNI Packing karet tutup tangki bahan bakar kendaraan bermotor, SNI Karet pegangan setang (grip handle) sepeda motor, SNI Karet bantalan kaki (rubber step) sepeda motor. Kajian dilakukan terhadap dokumen SNI berdasar ISO Guide 7, Pedoman BSN dan hasil survey ke industri, pasaran terhadap produk lembaran karet cetak untuk sol,lis karet kaca kendaraan bermotor, packing karet tutup tangki bahan bakar kendaraan bermoto, karet pegangan setang (grip handle) sepeda mototr, dan karet bantalan kaki (rubber step) sepeda motor. Berdasar kajian dokumen SNI dan data hasil pengujian produk di laboratorium, dan Pedoman KAN 14-2001 tentang Spesifikasi SNI untuk penilaian kesesuaian, maka terhadap kelima judul dokumen SNI produk karet yaitu SNI Lembaran karet cetak untuk sol, SNI Lis karet kaca kendaraan bermotor, SNI Packing karet tutup tangki bahan bakar kendaraan bermotor, SNI Karet pegangan setang (grip handle) sepeda motor, SNI Karet bantalan kaki (rubber step) sepeda motor perlu direvisi dan disusun draft RSNI nya. | Standar | |
62 | KAJIAN STANDAR NASIONAL INDONESIA SEPATU PENGAMAN DAN KULIT UNTUK ATASAN SEPATU | 2008 | Niken Karsiati, Emi Sulistyo Astuti, Marsudi WiyonO, Herryanto | Niken Karsiati, Emi Sulistyo Astuti, Marsudi WiyonO, Herryanto | Standar | |
63 | Karakterisasi dan Optimasi Karet V-Belt untuk Motor Matik | 2015 | Ir. Herminiwati, MP Ir. Arum Yuniari Indiah Ratna Dewi, S.Si Muhammad Sholeh, M.Eng | <div align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk pembuatan v-belt karet motor matik. V-belt motor matik yang digunakan mempunyai tipe raw edge belt cogged (bergerigi). Pembuatan v-belt motor matik dilakukan melalui tahapan karakterisasi dan optimasi kompon karet v-belt. Hasil optimasi kompon karet v-belt diaplikasikan dalam pembuatan produk v-belt, namun agar didapatkan hasil v-belt yang baik dan memenuhi persyaratan, perlu dilakukan reformulasi kompon dan perlu dilakukan treatment terhadap serat gebang yang digunakan karena masih belum homogen. Serat poliester menghasilkan kompon yang tidak homogen dalam proses komponding. Proses pencetakan belum bisa dilakukan sebelum serat ditreatment. Hasil uji mekanis menghasilkan sifat-sifat kompon sebagai berikut : tegangan putus antara 91,78-136,28 kg/cm2; perpanjangan putus antara 50-133,33 %; kuat sobek 3,6-7,77 kg/cm; kekerasan 84,33-94,33 shore A; tegangan putus setelah aging 80,85-121,14 kg/cm2; perpanjangan putus setelah aging 36,67-111,67 %. Sifat mekanik kompon karet dengan penambahan serat gebang sebagai berikut : tegangan putus 55,93- 116,79 kg/cm2; perpanjangan putus 50- 116,67 %; kuat sobek 4,9- 17,72 kg/cm; kekerasan 88- 95 shore A; tegangan putus setelah aging 60,81- 102,11 kg/cm2; perpanjangan putus setelah aging 25- 93,33 %. </div> | Karet | |
64 | Komposit Polimer Dari Sampah Styrofoam Dengan Cocodust (Lanjutan) | 2010 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Ihda Novia Indrajati, MT Sismaryanto, B.Sc Christiana Maria, ST | Penelitian pembuatan komposit polimer dari sampah Styrofoam dengan cocodust yang merupakan lanjutan dari kegiatan penelitian pada tahun 2009 mempunyai tujuan mempelajari pengaruh DOP dan compatibilizer terhadap sifat fisis komposit serta melihat perubahan sifat fisis setelah diuji diodegradasi dengan dipendam di dalam tanah. Komposisi komposit yang dibuat pada penelitian adalah styrofoam/ cocodust 50/50 bagian (cocodust lolos 50 mesh), sebagai pemlastis digunakan dioctyl phthalate (DOP) sebanyak 10% berat bahan baku, antioksidan 1% berat bahan baku, asam stearat sebagai pelumas 0,4% berat bahan baku, inisiator dicumyl peroxide (DCP) sebanyak 0,1% berat bahan baku dan heat stabilizer 1% berat bahan baku dan compatibilizer 5% berat bahan baku. Pada kegiatan ini dibuat komposit dengan variasi jenis compatibilizer, yaitu maleat anhidrid dan asam stearat. Komposit yang dihasilkan dilakukan pengujian terhadap sifat fisis, kondisi morfologi komposit, karakterisasi gugus fungsi dan biodegradasibilitasnya. Pengujian sifat fisis komposit terdiri dari kuat tarik dan kemuluran, kekerasan, dan kestabilan ukuran. Hasil pengujian sifat fisis dan biodegradasibilitas ini dibandingkan dengan komposit yang telah diperoleh pada penelitian sebelumnya (tahun 2009) dan komposit sejenis yang ada di pasaran. Pengujian kondisi morfologis komposit dengan scanning electron microscopy (SEM) menunjukkan telah terbentuk campuran yang lebih homogeny antara styrofoam dan cocodust dan hasil yang lebih baik ditunjukkan oleh komposit dengan compatibilizer MA. Karakterisasi gugus fungsi melalui FTIR menunjukkan hasil munculnya puncak baru pada transmitansi 1728 cm^(-1) yang dibentuk dari reaksi esterifikasi dari gugus OH dalam cocodust. Sifat fisis komposit menunjukkan hasil yang lebih baik dan adanya penambahan DOP membuat komposit yang dihasilkan tidak rapuh, sehingga dapat dicetak menjadi barang teknis. Uji biodegradasi berdasar ASTM D 2017 menunjukkan hasil bahwa komposit hasil penelitian tahun ini lebih mudah degradasi oleh mikrobia dibandingkan dengan komposit pasaran. | Limbah | |
65 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU DENGAN MESIN PRES SOL HASIL REKAYASA DI MATARAM NUSA TENGGARA BARAT | 2008 | Supriyadi, SE | Alih Teknologi Pembuatan Sepatu dengan Alat Press Hasil Rekayasa di Mataram NTB merupakan kegiatan DIPA tahun 2008 Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik. Alih Teknologi berlangsung selama 6 (enam) hari dimulai dari tanggal 21 April s/d 26 April 2008 bertempat di showroom Pusaka Jl. TGH Faisal No. 14 Sweta, Cakaranegara, Mataram, NTB. Materi yang diberikan sebanyak 55 jam pelajaran (JPL) yaitu 20% JPL Teori dan 80% JPL praktik. Jumlah peserta sebanyak 15 orang berasal dari 15 orang perajin yang ada di Mataram dengan pendidika minimal SMP. Materi teori terdiri dari Pengetahuan Bahan dan Alat, Pengetahuan Disain dan Sepatu, Teknologi Pembuatan Pola, Teknologi Pembuatan Sepatu, Perhitungan Tekno Ekonomi, sedangkan praktik yang dilaksanakan yaitu Praktik Pembuatan Pola dan Pembuatan Sepatu Kulit. Hasil evaluasi peserta selama kegiatan berlangsung sebagai berikut : 93% peserta menyatakan sangat bermanfaat, materi yang disampaikan 80% sangat membantu tugas atau dapat diterapkan ditempat kerja, dalam menyampaikan materi 80% peserta menyatakan menarik, lama waktu penyelenggaraan 47% peserta menyatakan terlalu singkat, dan 80% peserta menyatakan perlu dilanjutkan. | Alas Kaki | |
66 | LAPORAN PENGEMBANGAN METODE UJI PARAMETER EKOLABEL DAN VALIDASI UJI PARAMETER UDARA | 2008 | C. Yuwono Sumasto, ST, Christiana Maria H P, A.Md, Sofia Budiati Cahyani, Tisnowati, B.Sc | Kegiatan Pengembangan Metode Uji Parameter Ekolabel dan Validasi Uji Parameter Udara bertujuan untuk mendapatkan metode uji, meningkatkan kemampuan laboratorium dan sumber daya manusia penguji untuk melakukan pengujian parameter udara dan pengujian ekolabel yaitu formaldehid, mengoptimalkan penggunaan instrument yang ada di laboratorium serta mendapatkan hasil uji yang mempunyai validitas tinggi. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengembangan metode uji parameter ekolabel yaitu formaldehid dan zat warna azo dalam kulit tersamak serta validasi metode uji parameter udara yaitu NH3, NO2, SO2, Oksidan. Pengembangan metode uji dilakukan dengan memperhatikan kondisi (peralatan) laboratorium yang ada, validasi dilakukan dengan langkah-langkah menurut kaidah validasi metode yakni : konfirmasi identitas, selektifitas dan spesifitas, dan daerah kerja, linieritas, limit detekti dan limit kuantifikasi, ripitabilitas dan reprodusibilitas, akurasi dan kebenaran, perolehan kembali srta ketidakpastian. Hasil pengembangan metode uji untuk kadar formaldehid telah dapat diterapkan serta divalidasi untuk memastikan kehandalan metode. Validasi parameter udara ambient untuk uji NH3 yaitu : selektivitas pada ë 630nm, daerah kerja dari 0-0,6 ppm, IDL 0,0107 ppm, linieritan (r) 0,9985, ripitabilitas 0,0052 ppm, reprodusibilitas 0,00134 ppm, recovery 88,63%, ruggednes/robustnes 11,37 dan ketidakpastian pengujian 10.21 ± 0.006979. parameter uji NO2 yaitu : selektivitas pada ë550 nm, daerah kerja dari 0 – 0,64 ppm, IDL 0,0029 ppm, linieritas (r) 0,9997, ripitabilitas 0,0031 ppm, reprodusibilitas 0,001152 ppm, recovery 90,63%, ruggednes/robustnes 9,37 dan ketidakpastian pengujian 5.832 ±0.10525. Parameter uji SO2 yaitu : selektivitas pada ë560 nm, daerah kerja dari 0 – 0,6867 ppm, IDL 0,0343 ppm, linieritas (r) 0,9999, ripitabilitas 0,0058 ppm, reprodusibilitas 0,00115 ppm, recovery 93,25%, ruggednes.robustnes 6,75 dan ketidakpastian pengujian 12.040 ± 0.07432. Parameter uji Ox yaitu : selektivitas pada ë352 nm, daerah kerja dari 0 – 0,2529 ppm, IDL 0,00257 ppm, linieritas (r) 0,9986, ripitabilitas 0,0092 ppm, reprodusibilitas 0,0006 ppm, recovery 101,7 ruggednes/robustnes -1,70 dan ketidakpastian pengujian 4.707 ±0.1326. Metode uji formaldehid yang telah dikembangkan kemudian juga dilakukan validasi dengan hasil : selektivitas pada ë 412 nm, daerah kerja dari 0 – 3,0 ppm, IDL 0,0015 ppm, linieritas (r) 0,9990, ripitabilitas 0,0055 [[m, reprodusibilitas 0.0657 ppm, recovery 91,78%, ruggednes/robustnes 8,22 dan ketidakpastian pengujian 44.50 ±0.2428. Hasil validasi parameter uji udara ambien dan formaldehyde dengan metoda-metoda tersebut diatas dapat diterima karena sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan yaitu selektifitas (panjang gelombang) untuk masing-masing parameter dapat dideteksi oleh alat dan memberikan nilai yang spesifik, daerah kerja sesuai dengan metode acuan, linieritas (r) minimal 0,995. Dari hasil pengembangan dan validasi metode dapat disimpulkan metode uji hasil pengembangan yang diacu dari ISO/TS 17226; 2003 dan DIN 53315; 1996 dapat diterapkan pada laboratorium untuk pengujian parameter formaldehid dengan memberikan validitas yang tinggi, metode uji parameter udara yang ada (SNI adopsi) dapat diterapkan pada laboratorium untuk pengujian parameter udara ambien. Pengembangan metode uji zat warna azo dapat dilaksanakan sudah pada tahap penyusunan metode uji sebagai acuan dalam penerapan metode uji didalam laboratorium, untuk selanjutnya agar penerapan metode uji mendapatkan hasil yang baik perlu dilakukan validasi terhadap metode uji yang telah dikembangkan. | Kulit | |
67 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN BARANG KULIT | 2008 | Sutarti Rahayu, B.Sc | Alih teknologi pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan di dusun Tukluk, Desa Semin, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul selama 6 (enam) hari dari tanggal 10 sampai dengan 15 Maret 2008. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat perajin dalam menekuni pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus, meningkatkan sumber daya manusia, menciptakan keanekaragaman produk dan meningkatkan pendapatan perajin di wilayah sekitarnya. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah perajin barang kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperoleh peningkatan ketrampilan dalam pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus. Jumlah peserta sebanyak 15 orang berasal dari daerah disekitarn Kecamatan Semin. Materi yang disampaikan berupa teori 15% dan praktek 85% dengan instruktur personil dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang kompeten dibidang pembuatan barang kulit, khususnya tatah tembus/sungging. Hasil yang didapat dari peserta selama kegiatan adalah dua jenis produk yaitu kap lampu dan kipas. Berdasarkan hasil evaluasi, peserta memahami materi yang diberikan oleh instruktur. Instruktur menguasai materi yang disampaikan dan peserta mengharapkan adanya tindak lanjut dari kegiatan ini. | Kulit | |
68 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN BARANG KULIT DI PANGKAL PINANG, BANGKA BELITUNG | 2009 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, MP | Alih teknologi pembuatan barang kulit di Pangkal Pinang, Bangka Belitung dilaksanakan di kota Pangkal Pinang selama 5 (lima) hari dari tangal 18 s/d 22 Agustus 2009. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, meningkatkan nilai tambah industri kulit konvensional dan menumbuh kembangkan entrepeneur. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah untuk mewujudkan 20 tenaga terampil bidang pembuatan barang kulit, tumbuhnya entrepeneur bidang kerajinan kulit dan terwujudnya peningkatan nilai tambah industri kulit jadi. Jumlah peserta 20 orang berasal dari daerah/desa sekitar Kota Pangkal Pinang. Materi yang disampaikan berupa teori 14,7 % dan praktek 85,3 % dengan instruktur dari BBKKP Yogyakarta yang kompeten bidang kerajinan pembuatan barang kulit. Hasil yang didapat dari peserta selama pelatihan adalah meningkatkan SDM baik secara teori maupun praktek dalam hal pembuatan barang kulit (utamanya pembuatan dompet pria dan gantungan kunci) dari kulit ikan pari. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa para peserta sangat antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar khususnya untuk materi praktek, terbukti hampir seluruh peserta menginginkan agar pelatihan dilanjutkan dengan waktu yang lebih lama agar dapat lebih mendalami ilmu yang diserap. | Kulit | |
69 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI JAWA BARAT | 2006 | Drs. Surada | Alih Teknologi Penibuatan Sepatu Kulit di Jawa Barat dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari tanggal 11 September 2006 sampai dengan tanggal 16 September 2006. Alih Teknologi ini dilaksanakan Kerjasarna antara Balai Besar Barang Kulit, Karet dan Plastik, dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat. Alih Teknologi ini di ikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, yang dibagi dalam 5 kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 3 peserta. Adapun peserta terdiri dari industri persepatuan dan Perajin sepatu yang ada di wilayah Jawa Barat. Metode Alih Teknologi yang dilaksanakan adalah teori / diskusi / presentasi dan praktek yang meliputi 20% teori / diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini di tanggung oleh Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia dengan Anggaran DIP A tahun 2006 antara lain, makalah / hand out, perlengkapan / ATK peserta, bahan praktek, peralatan praktek, konsumsi, uang saku, transport selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikat peserta. Hasil dari alih teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan dan daya saing produk dan akirmya meningkatkan pendapatan dan sehingga industri dapat ber operasi secara kontinyu. | Kulit | |
70 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PENYAMAKAN KULIT IKAN DI MALUKU UTARA | 2007 | Drs. Suradal | Alih teknologi penyamakan kulit ikan di Maluku dilaksanakan selama 6 (enam) hari tanggal 26 sampai dengan tanggal 31 Maret 2007, pelaksanaan alih teknologi ini dilaksanakan kerjasama antara BBKKP dengan Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) Ambon, Maluku. Pelatihan diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, terdiri dari pengumpul kulit, keluarga nelayan, pedagang dan pembina industri yang berada di Wilayah Maluku. Metode alih teknologi yang dilaksanakan adalah teori/diskusi dan praktek yang meliputi 20% teori/diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini dibebankan kepada BBKKP melalui panitia dengan anggaran DIPA tahun 2007 antara lain, maklaah/hand out, perlengkapan/ATK peserta, bahan baku, bahan pembantu, peralatan praktek, konsumsi selama pelaksanaan diseminasi/pelatihan, uang saku selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikasi peserta. Hasil dari alih teknologi diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan, pendapatan dari masyarakat di wilayah Maluku pada umumnya. | Kulit | |
71 | LAPORAN FASILITASI LsP ALAS KAKI DAN VERIFIKASI TUK SEPATU DAN ALAS KAKI (LANJUTAN) | 2009 | Puji Ediari S., rs. Dwi Asdono Basuki, Endang Retnowati, Vita Kurniawati | Fasilitasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) AK dan Verifikasi Tempat Uji Kompetensi Alas Kaki yang dilaksanakan pada Tahun ke-3 (2009) adalah melengkapi Dokumen LSP terutama Dokumen Level 1, 2 dan 3. Ada 29 judul SKKNI yang telah dikonvensikan dan telah disahkan oleh MENAKERTRANS, 5 judul diantaranya telah di uji cobakan di TUK Alas kaki BBKKP pada Tahun 2008. Tim Kelompok Kerja 0149 E sudah mendaftarkan LSP AK ke BNSP untuk di lisensi namun proses lisensi akan dilakukan BNSP jika seluruh persyaratannya sudah di serahkan. Hingga laporan ini di buat, materi uji kompetensi masih harus dilengkapi lagi. Pekerjaan ini mempunyai kesulitan yang timbul karena harus dikerjakan oleh orang-orang yang berkompeten di Bidang Teknis Persepatuan yang jumlahnya sedikit. | Alas Kaki | |
72 | LAPORAN KAJI ULANG SNI KOMODITI KULIT DAN KARET | 2009 | Niken Karsiati, Emi Sulistyo Astuti, Marsudi Wiyono, Sofia Budiati Cahyani | Kaji ulang SNI komoditi kulit dan karet, bertujuan untuk melakukan kajian terhadap isi dokumen Sni sebanyak 5 judul dan melakukan pengujian mutu produk sebagai dasar untuk menentukan persyaratan mutu dalam penyusunan draft RSNI 1, lima judul SNI tersebut adalah :1. SNI 06-0567-1989, Kulit kras sapi samak krom nabati 2. SNI 06-3535-1994, Kulit wet blue sapi 3. SNI 06-3536-1994, Kulit kras domba kambing 4. SNI 06-3538-1994, Kulit wet blue domba kambing 5. SNI 12-1000-1989, Karpet karet Kaji ulang dilakukan terhadap dokumen SNI berdasakan ISO guide 7 dan pedoman BSN 8-2000,serta hasil survei ke industri dan instansi terkait. Berdasarkan data hasil pengujian dan kajian SNI, maka kelim judul SNI tersebut perlu direvisidan disusun draft RSNI nya. Untuk RSNI kulit wet blue sapi dan RSNI kulit kras sapi telah dibahas dalam rapat teknis, prakon dan rakon di Jakarta, sedangkan untuk 3 judul RSNI lainnya kan diusulkan ke Pustan - BPPI melaui panitya teknisterkait untuk dilakukan pembahasannya tahun depan. | Standar | |
73 | LAPORAN PELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI MAGETAN JAWA TIMUR | 2006 | Dian Dwi Antari, B.Sc, SE | Pelatihan Teknologi Pembuatan Sepatu Kulit merupakan kegiatan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Tahun anggaran 2006. Pelatihan berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 31 Juli s/d 5 Agustus 2006 bertempat di Gedung Koperasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Magetan Jawa Timur. Pelajaran yang diberikan sebanyak 48 session yaitu 7 session Teori dan 41 session praktek. Jumlah peserta 15 orang berasal dari 13 perajin yang ada di Magetan dan Pembina perajin 2 orang pendidikan SD s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari Teori Pengetahuan Bahan dan Alat, Pengetahuan Desain dan Sepatu, Teknologi Pembuatan Pola, Teknologi Pembuatan Sepatu, Perhitungan Tekno Ekonomi, Kewirausahaan Pemasaran dan Perrnodalan. Praktek yang dilaksanakan berupa Praktek Pembuatan Pola dan Pembuatan Sepatu Kulit, Evaluasi yang dilaksanakan sangat baik. | Kulit | |
74 | LAPORAN PEMBUATAN KULIT ATASAN SEPATU TIPE FINISH OIL PULL UP DARI KULIT SAPI | 1992 | Ir. Titik Purwati Widowati, Ir. Widari, Hasan Basalamah, B.Sc | <div align="justify"> <p style="text-align:justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kulit atasan sepatu tipe finish oil pull up dan peningkatan kualitas kulit atasan sepatu. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit sapi samak krom basah sebanyak 24 side, kualitas III. Tiga side kulit untuk penelitian pendahuluan dan 21 side untuk penelitian. Bahan penyamak ulang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi bahan penyamak ulang sintetik-nabati. Untuk pengulasan minyak pada pengecatan tutup menggunakan “finishing oil” F91 sebesar : 15 gram/sqft, 20 gram/sqft, dan 25 gram/sqft. Untuk meningkatkan ketahanan terhadap air(water repellent) ditambahkan silicon 30 gram/liter. Hasil uji fisis, kimiawi dan organoleptis kulit oil pull up hasil penelitian dapat digunakan untuk kulit atasan sepatu. Klasifikasi/mutu rata-rata kulit oil pull up : B2.</span></p> </div> | Kulit | |
75 | LAPORAN PEMBUATAN KULIT JADI DENGAN BERBAGAI TYPE FINISH UNTUK ATASAN SEPATU (UPPER LEATHER) | 2007 | Ir. Puji Ediari Suryaningsih, Heryanto, B.Sc., Mursulasno, Kasmin Nainggolan, B.Sc | Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh aneka type finish kulit jadi dari kulit ikan kakap, kerapu, dan pari untuk atasan sepatu. Kulit-kulit ikan tersebut diatas dan juga kulit ikan nila (gift) merupakan limbah (hasil samping) dari industri fillet ikan yang umumnya diekspor. Kulit jadi hasil kegiatan diuji secara fisis untuk menentukan kelayakannya sebagai bahan sepatu. Type finish yang diterapkan pada kulit ikan dalam kegiatan ini adalah sentuhan (perlakuan) khusus untuk meningkatkan penampilannya. Type finish yang dapat diterapkan untuk meningkatkan penampilankulit jadinya adalah pada kulit ikan kakap dengan memangkas kantong-kantong bekas sisiknya pada kulit ikan pari dengan mengamplas bagian batu-batu mutiaranya. Hasil uji fisis kulit-kulit jadi yang dianggap memiliki type finish, perlakuan setrika, dan perlakuan penyamakan (variasi bahan penyamak) dari semua jenis ikan ternyata tidak ada yang memenuhi kualitasnya, sebagai bahan atasan jika dibandingkan dengan SNI Kulit Glace Kambing No. 06-0257-1989. Kulit ikan kakap cukup kuat tapi terlalu mulur sedangkan kulit ikan kerapu kurang kuat dan terlalu mulur; demikian juga kulit ikan pari meskipun cukup kuat tapi kaku atau kurang mulur. Adapun hasil uji kulit ikan nila gift ternyata justru paling baik yaitu cukup kuat dan kemulurannya memenuhi persyaratan. Oleh karena kulit yang akan dibuat sepatu adalah kulit ikan kakap, kerapu, dan pari, maka kulit jadi hasil kegiatan ini hanya dipakai sebagai aksen (ornamen) sepatu baik untuk sepatu pria (15 pasang) maupun sepatu wanita (15 pasang). Dengan demikian perlu tindak lanjut terhadap pemanfaatan kulit ikan nila gift yang ternyata dapat memenuhi syarat sebagai bahan atasan sepatu. | Kulit | |
76 | LAPORAN PEMBUATAN KULIT MOTIF REPTIL DARI KULIT SAPI KUALITAS RENDAH UNTUK ATASAN SEPATU | 2007 | Ir. Widari, Muhammad Nurhafiq, ST., Thomas Tukirin, Sofia Budiati Cahyani | Penelitian pembuatan kulit motif dari kulit sapi kualitas rendah untuk atasan sepatu bertujuan meningkatkan nilai tambah kulit mentah menjadi kulit jadi untuk atasan sepatu yang berkualitas dan dapat mendukung klaster industri persepatuan. Sebagai bahan baku adalah kulit kras sapi tanpa cat dasar kualitas rendah sebanyak 60 side. Variasi perlakuan pada cara pemberian motif yaitu menggunakan plate; plate dan brushing serta variasi penggunaan liquid dyes (LD) pada larutan finishing, sebanyak 50 bagian; 75 bagian dan 100 bagian. Jadi ada 9 variasi perlakuan dan kontrol, masing-masing menggunakan 6 side kulit kras sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengujian fisis, kulit jadi dari semua variasi perlakuan dan kontrol , memenuhi persyaratan untuk kulit atasan sepatu. Biaya produksi untuk pembuatan sepatu wanita adalah Rp. 97.500,-/pasang dan sepatu pria Rp. 135.000,-/pasang. | Kulit | |
77 | LAPORAN PENELITIAN CAT UNTUK KULIT SAMAK NABATI | 1992 | IR. Koentro Soebijarso, Ir. Sulistiyah WRD | <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian cat tutup untuk kulit samak nabati ini bertujuan untuk mendapatkan cara finishing kulitsamak nabati yang menghasilkan kulit dengan cat tutup yang tahan gosokan/goresan. Dalam percobaan digunakan 6(enam) side kulit tas/kopor samak nabati yang masing-masing dibatasi menjadi 3 bagian untuk 2(dua) variasi cara pengecatan tutup. Setiap variasi menggunakan pigmen warna ochre, maroon, coklat, dan ungu untuk pengecatan tutup kulit yang sebelumnya telah dicat dasar masing-masing dengan satu kali ulangan. Kulit hasil pengecatan tutup kemudian disetrika dengan suhu 70</span><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Cambria Math', serif;">℃, tekanan 100 Bar selama 1detik. Kemudian dilakukan uji fisis yang meliputi kuat rekat, ketahanan gosok dan ketahanan goresan dari cat tutup, baik dalam keadaan kering maupun basah. Evaluasi hasil menunjukkan bahwa variasi II menghasilkan cat tutup dengan sifat fisis yang lebih baik, yaitu kekuatan rekat cat tutup kering(800 – 1887,5) g/cm, kekuatan rekat cat tutup basah (50 – 275) g/cm, ketahanan gosok cat tutup kering dengan nilai(4-5) pada skala abu-abu, dan nilai 5 pada skala penodaan, ketahan gosok cat tutup basah dengan nilai (4-5) pada skala abu-abu, dan nilai (3-5) pada skala penodaan, ketahanan goresan kering dengan nilai (2-4) pada skala abu-abu, dan<span> </span>ketahanan goresan basah dengan nilai(3-5) pada skala abu-abu. Cat tutup dengan warna ochre memberikan hasil yang lebih baik. Adapun formula dari cat tutup variasi IIadlah sebagai berikut : Untuk lapisan pertama digunakan campuran 40 bagian pasta pigmen, 40 bagian emulsi resin lunak, 40 bagian emulsi resin keras dan 60 bagian air dengan air diperlukan 2 kali ulas, dan disemprot 1-2 kali, sedang untuk lapisan penutupnya adalah 200 bagian emulsi lak keras dan 300 bagian super Thinner yang perlakuannya (1-2) kali semprot.</span></p> | Kulit | |
78 | LAPORAN PENELITIAN KOMPOSIT POLIMER DARI SAMPAH STYROFOAM DENGAN COCODUST | 2009 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng., Ir. Penny Setyowati, M.T., Sri Budiasih, B.Sc., Sismaryanto, B.Sc | Telah dilakukan penelitian ”komposit polimer dari sampah styrofoam dengan cocodust (tahun I)”. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh perbandingan styrofoam/cocodust terhadap sifat fisis komposit. Komposit dibuat dari campuran sampah 70/30, 60/40, dan 50/50 pada berbagai ukuran partikel cocodust (50 mesh, 100 mesh dan 200 mesh) didalam alat laboplastomil pada suhu 1700C. Lembaran komposit yang dihasilkandiuji morfologi permukaan melintang komposit styrofoam-cocodust dengan alat scaning, electro microscope (SEM), dilakukan karakterisasi gugus fungsional dilakukan dengan alat FTIR, serta dilakukan uji sifat fisisnya meliputi sifat kekerasan, kestabilan ukuran, berat jenis, dan ketahanan pampat terhadap beban 500 kg. Hasil karakterisasi morfologi komposit hasil penelitian dengan SEM menunjukkan distribusi cocodust dalam styrofoam yang relatif seragam. Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan adanya puncak 1726 cm-1 yaitu bukti masuknya gugus karbonil (dari komponen cocodust) kedalam matrik styrofoam selama pencampuran. Ukuran partikel cocodust tidak mempengaruhi puncak serapan spektra FTIR. Adanya cocodust menyebabkan komposit yang diperoleh mempunyai stabilitas ukuran yang bagus. Semakain banyak jumlah cocodust yang ditambahkan menaikkan ketahanan pampat, dan berat jenis. Ukuran partikel cocodust mempengaruhi kekrasan komposit. | Kulit | |
79 | LAPORAN PENELITIAN PEMANTAPAN PROSES DAN PENYIMPANAN SERTA PERAWATAN CINDERAMATA DARI GETAH NYATU | 1993 | Ir. Siti Rochani, Sofyan karani B.Sc, A. Buchori, B.Sc. | <div align="justify"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara penyimpanan dan perawatan cinderamata getah nyatu serta pelatihannya pada para perajin. Perlakuan dilakukan dengan cara: (1) Pengawetan dengan bahan borax dan prusi 2,4 dan 6% per liter air, (2) penyimpanan pada suhu kamar, ruang AC dan lemari buffet selama 12 bulan, (3) pelapisan menggunakan pernis, Poly Urethan (PU) dan LE 443, (4) Perawatan dengan perendaman berkala setiap 2 bulan sekali selama 24 jam. Hasil perlakuan dilakukan pengamatan setiap 2 bulan sekali yang menunjukkan bahwa pengawetan dengan borax lebih baik dari prusi dan pelapisan dengan PU lebih baik untuk suhu kamar sedangkan zat warna yang cocok untuk cinderamata getah nyatu adalah zat warna raoid dan napthol.</span></p> </div> | Karet | |
80 | LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN KULIT TAHAN AIR ( WATER PROOF ) | 2006 | Penelitian Pembuatan Kulit Tahan Air ( waterproof ) dilakukan untuk mencari formula terbaik guna menghasilkan kulit waterproof dari kulit sapi sebagai bahan atasan sepatu. Saat ini para pengusaha penyamakan kulit berusaha memenuhi kebutuhan kulit waterproof yang sangat diperlukan oleh para pengusaha sepatu khususnya sepatu olah raga. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu tahap pra penelitian dengan melakukan percobaan proses penyamakan kulit menggunakan formula fatliquoring sebanyak 10%, kombinasi dengan silikon 3 variasi yaitu 5%,7,5% dan 10% pada proses dyeing serta 50 bagian, 75 bagian dan 100 bagian pada proses finishing. Dari hasil pra penelitian didapatkan formula terbaik yaitu kombinasi antara fatliquoring 10% dengan silikon 7,5% pada proses dyeing. Dari formulas! tersebut dilakukan penelitian yaitu menggunakan variasi fatliquoring 12%, 10% dan 8% kombinasi dengan silikon dengan variasi10%, 7,5% dan 5% pada proses dyeing, Kualitas kulit diuji secara fisis sesuai uji ISO.8782-1: 1998 E dan DIN Standard. Formula terbaik dihasilkan oleh formula Kode IX yaitu formula dengan variasi penggunaan fatliquoring sebanyak 12% dan silikon sebanyak 5%. | Kulit |