# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
61 | Pengembangan Teknologi Pengambilan Lemak dari Fleshing Industri Penyamakan Kulit untuk Pembuatan Sabun Mandi | 2010 | Drs. Ign Sunaryo Ir. Suliestiyah Wrd, MP Widodo Y. Edy Dahono, ST | Dari penelitian sebelumnya oleh Sunaryo, dkk. (2002), sabun yang dibuat dengan menggunakan bahan lemak dari fleshing, masih keruh belum jernih dan berbau amis (bau kulit mentah). Hal ini dikarenakan lemak dari fleshing tersebut belum disulfonasi, belum dimurnikan, dan masih asli. Oleh karena itulah penelitian pengembangan teknologi pengambilan lemak dari fleshing industry penyamakan kulit untuk pembuatan sabun mandi ini perlu dilaksanakan untuk mendapatkan cara pengambilan, penjernihan, dan penghilangan bau amis (bau kulit mentah) pada lemak fleshing. Agar bisa digunakan untuk membuat sabun mandi yang cerah dan tidak berbau amis. Limbah fleshing dari industry penyamakan kulit di Yogyakarta digunakan untuk penelitian ini. Setelah dicuci dan dinetralkan, limbah fleshing kemudian direbus untuk diambil lemaknya. Lemak fleshing terambil kemudian dimurnikan dengan 3 (tiga) variasi perlakuan yakni HNO_3 (15 ml, 20 ml dan 25 ml), H_2 SO_4 (20%, 25%, dan 30%) dan waktu pemanasan ( 10 menit dan 15 menit). Tujuan pemurnian ialah agar warna dan bau amis bisa hilang atau berkurang semaksimal mungkin. Lemak sebelum dan setelah dimurnikan diuji kandungan asam lemaknya, dan diuji secara kimia untuk mengetahui kadar air, lemak, kotoran, angka asam, angka penyabunan, angka Yod. Uji organoleptis juga dilaksanakan dengan dibantu oleh 10 orang Panelis terhadap 31 sampel lemak yang telah dimurnikan, terdiri dari 18 sampel lemak fleshing kulit domba/ kambing dan sisanya lemak fleshing kulit sapi. Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada lemak fleshing kulit domba/ kambing. Sebagai kesimpulan, Tim/ Pokja 0044E telah mendapat pengembangan teknologi pengambilan lemak dari fleshing kulit domba/ kambing sebagai berikut. Cara : a. Proses diawali dengan pencucian dan penetralan fleshing, maka proses dilanjutkan dengan perebusan lemak dan pemurnian lemak fleshing. b. Timbang lemak fleshing. c. Masukkan dalam tabung/ gelas beker. d. Lelehkan lemak dengan pemanasan, sekitar 5 menit, suhu 65-〖90〗^0C. e. Tambahkan H_2 O_2 absolut sebanyak 1 ml. f. Tambahkan larutan As. Nitrat 2% volume 20 ml, 25 ml, dan 30 ml. g. Tambahkan larutan As. Sulfat dengan variasi 15%, 20%, dan 25% @ sebanyak 15 ml. f. Panaskan 5-10 menit. h. Cuci dengan larutan NaCl 10% dengan 3 kali pengulangan. i. Netralkan dengan NaOH 1 N sampai pH 7-8, kemudian dinginkan. | Kulit | |
62 | PELATIHAN PEMBUATAN BARANG KULIT DARI KULIT IKAN PARI DI KALIMANTAN TIMUR | 2006 | Drs. Suradal | Drs. Suradal | Kulit | |
63 | LAPORAN PENGOLAHAN LUMPUR DENGAN SANITARY LANDFILL (TAHAP II) | 2007 | Sri Sutyasmi | Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari penelitian tahun 2006. Tujuan kegiatan penelitian ini ialah untuk mewujudkan prototipe Sanitary Landfill hasil penelitian tahun 2006 dan mengaplikasikannya untuk pengeloaan lumpur industri penyamakan kulit, sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah pengeloaan lumpur industri penyamakan kulit. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di unit proses penyamakan dan pengolahan limbah kulit, di dususn Nganyang, Siti Mulyo, Piyungan Bantul, Yogyakarta. Lumpur yang diolah/dikelola adalah lumpur dari IPAL unit proses penyamakandan pengolahan limbah kulit , tersebut. Lumpur dianalisa terlebih dahulu untuk mengetahui karakterisasinya, TCLP,LD 50, logam berat. Lumpur yang akan ditimbun dalam landfill ini mengandung logam berat seperti Cd - 2,80mg/kg; Pb - 13,10 mg/kg; Cr - 1160 mg/kg. apabila kandungan Cd dan Pb tersebut dibandingkan dengan data dalam Ketentuan Teknis ( tabel 6), maka ini berarti bahwa lumpur tersebut sebenarnya bisa dibuang kedalam landfill kategori III. Namun berhubung kandungan krom dalam lumpur tersebut adalah 1.160 mg/kg, yang berarti kurang dari 2500 mg/kg dan lebih besar dari 250 mg/kg, maka demi keamanan lumpur tersebut ditimbun dilandfill kategori II. Dari hasil pengjian LC50 96 lam sebesar 0,4% dengan sifat toksisitas yang akut. Efek perlakuan awal terhadap limbah diduga mengakibatkan reaksi yang akut jika bersinggungan dengan perairan. Hasil penelitian LD 50 untuk limbah lumpur, menunjukan tidak terjadi kematian yang mencapao 50%, hanya ada kecenderungan menurunkan berat cacing sebagai hewan uji. Dengan demikian limbah lumpur dapat dinyatakan cukup aman dan tidak toksik untuk dipapar dilingkungan padat. Produksi lumpur kering setelah diolah disaringan pasir ialah sebesar + 20 karung = 300 kg per minggu = 14.400 kg dalam satu tahun. Landfill didesain untuk dioperasikan selama 5 - 6 tahun tahun yang dapat menampung lumpur sebanyak 84.000 kg. Sehingga volume landfill yang dibuat minimal 56 m3 dengan ukuran 4,832 x 6,5 x 3,5 m3 . Dari kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa telah diperoleh suatu prototipe Sanitary landfill yang sesuai dengan persyaratan dan dapat digunakan untuk kebutuhan sendiri atau diaplikasikan ke IPK yang lain. Denagan terwujudnya prototipe landfill ini, diharapkan unit proses penyamakan dan pengolahan limbah kulit, di Sitimulyo, piyungan, Bantul Yogyakarta dapat mengatasi masalah lingkungan yang diakibatkan oleh lumpur. | Kulit | |
64 | RANCANG BANGUN INDUSTRI LEMBARAN COCODUST BERKARET UNTUK BAHAN PEREDAM SUARA SKALA MINIPLANT | 2006 | Ir. Penny Setyowati, M.T., Tri Rahayu Setyo Utamai, S.T., Totok Marjiyanto, S.T., Hernadi Surip, B.S | Kegiatan rancang bangun industri lembaran cocodust berkaret untuk bahan peredam suara skala mini plant ini merupakan tindak lanjut dari penelitian terdahulu yang bertujuan untuk mengembangkan pengolahan cocodust menjadi produk lembaran cocodust berkaret dari skala laboratorium menjadi skala mini plant. Kegiatan ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama menyiapkan peralatan skala mini plant dan diuji coba untuk mendapatkan kondisi proses pembuatan lembaran cocodust berkaret dan tahap kedua menyusun rancang bangun industri berdasarkan data-data yang diperoleh pada tahap pertama. Peralatan utama terdiri dari grinder, pres hidrolik, mixer, agitator dan oven. Dari uji coba menunjukkan bahwa pembuatan lembaran cocodust berkaret dengan perbandingan cocodust : kompon lateks = 1 : 1 dengan ditambah bahan penguat urea formaldehid 20% berat cocodust, waktu penjemuran 2x8 jam, tekanan 150 kg/cm persegi selama 10 menit, vulkanisasi pada suhu 100 derajat selama 2 jam. Menghasilkan lembaran dengan ukuran 400x400x10 mm dan sifat fisika kerapatan 0,44 g/cm kubik, kadar air 6,54%, kuat lentur 5,0 kg/cm persegi, kuat tarik tegak lurus permukan 2,8 kg/cm persegi, kuat pegang sekrup 5,8 kg, pengembangan tebal 3,6%, kemampuan dipaku tidak pecah dan kemampuan menyerap suara pada 500 Hz sebesar 66%. Selanjutnya disusun rancang bangun industrinya dan secara garis besar berisi tinjauan studi kelayakan apabila sklala mini plant tersebut dikembangkan menjadi suatu usaha/bisnis. Faktor-faktor yang ditinjau menyangkut beberapa aspek antara lain aspek teknis, aspek marketing dan aspek ekonomi. Dari perhitungan tekno ekonomi bahwa dengan kapasitas produksi 50 lembar per hari ukuran 400x400x10 mm dan harga jual Rp. 12.000,-/lembar, pengembalian modal sesudah pajak dapat mencapai 2 tahun 5 bulan, batas rugi laba 62,8%. | Kulit | |
65 | LAPORAN RISET PERKEMBANGAN POTENSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT | 2006 | M. Endang Titik Widyaningsih | Judul kegiatan ini adalah riset perkembangan potensi industri penyamakan kulit, bertujuan untuk mengetahui perkembangan industri penyamakan kulit serta mengetahui gambar permasalahan yang ada. Sebagai langkah awal dilakukan studi pustaka dan studi lapangan di berbagai Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Assosiasi, Lingkungan Industri Kecil (LIK), dan beberapa perusahaan penyamakan kulit . Data diperoleh dengan mengadakan survey dan mengirimkan Daftar Isian ke Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Industri Penyamakan Kulit. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa industri kecil dan menengah sebanyak 213 unit usaha dengan tenaga kerja sebanyak 3217 orang, sedangkan jumlah industri besar sebagnyak 18 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 4.009 orang. Volume ekspor kulit tahun 2006 apabila dibandingkan dengan volume ekspor kulit tahun 2005 diperkirakan mengalami penurunan sebanyak 10% karena banyaknya kulit mentah yang diekspor. Kendala yang dihadapi oleh industri kulit baik industri kecil, menengah, dan besar pada umumnya sama, yaitu kurangnya jumlah pasokan bahan baku kulit, mutu bahan baku berubah-ubah dan cenderung naik, adanya persaingan harga dan kualitas produk, spare-parts mesin sulit diperoleh/harus impor, dan biaya pemeliharaan mesin tinggi, serta kualitas bahan baku kulit tidak merata. | Kulit | |
66 | LAPORAN TEMU USAHA DALAM RANGKA PROMOSI KEMAMPUAN BBKKP | 2007 | Murjilah, SE, Indiyatsih | Kegiatan persiapan pendirian Lembaga Sertifikasi Ekolabel (LSE) bertujuan untuk menyipkan lembaga sertifikasi ekolabel dengan sasarn tersusunnya dokumen lembaga yang terdiri dari dokumen level I (panduan Mutu), dokumen level II (Prosedur kerja), dokumen level III (Instruksi Kerja) dan dokumen level IV (Format). Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah studi pustaka, mencari informasi tentang turan dan persyaratan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel, persiapan infrastruktur, penyususnan dokumen lembaga, evaluasi dan penyusunan laporan. Hasil kegiatan persiapan pendirian lembaga sertifikasi ekolabel 9LSE) adalah Panduan Mutu yang berisi persyaratan yang harus dipenuhi dari pedoman KAN 801-2004, persyaratan umum Lembaga sertifikasi Ekolabel; Prosedur Kerja (Prosedur Kerja Pengendalian Dokumen, Pengendalian Rekaman, Evaluasi Sertifikasi, Evaluasi Ulang, Pengaturan Ulang, Pengaturan Penanganan Perubahan Persyaratan Sertifikasi, penanganan Permohonan sertifikasi, surveilen, penanganan Pertanggung gugatan); Instruksi Kerja dan Format serta dokumen Eksternal. | Kulit | |
67 | TEMU USAHA DAN KONSULTANSI HASIL LITBANG DI JAMBI | 2006 | Ir. Nursamsi Sarengat | Ir. Nursamsi Sarengat | Kulit | |
68 | LAPORAN SISTEM INFORMASI PENINGKATAN LAYANAN IPTEK BBKKP | 2007 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Sunarso Zaenal, Sita Azizah Wahyuni, ST | Pengembangan sistem informasi layanan iptek merupakan sistem informasi yang dibangun dengan berbasis web dan merupakan peran BBKKP dalam mendukung dunia pendidikan khususnya pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Penyajian informasi berupa fasilitas yang dapat digunakan sebagai sumber layanan iptek di BBKKP, sedangkan input data meliputi : input surat masuk, input surat balasan, input pengunjung, input pembayaran, input data penelitian, input data kerja praktek. Untuk dapat masuk ke input data pengguna harus menginputkan data nama user dan password melalui jendela admin. Mode pemasukan data kunjungan, kerja praktek dan penelitian atau magang melalui halaman index. | Kulit | |
69 | LAPORAN PENGEMBANGAN PEMBUATAN LEMBARAN KULIT SINTETIS DARI PVC | 2006 | Ir. Siti Rochani, Dra. Sri Nadilah, Apt, A. Buchori, B.Sc., Mohammad Sholeh, ST. | Kulit sintetis dari PVC dibuat dari bahan resin PVC (emulsi) dengan ditambahkan bahan-bahan aditif sebagai plastisizer, Ba Cd sebagai stabilizer dan Ca CD3 sebagai filler, serta pigmen untuk pewarna lapisan atas (top). Bahan-bahan tersebut dicampur dengan menggunakan alat pencampur (mixer) hingga homogen. Kulit sintetis dibuat dengan 3 lapisan. yaitu lapisan atas (top), lapisan dasar dan penguat dari kain . Diatas lapisan top diberi lapisan PU untuk memperbaiki sifat flexing kulit sintetis yang dihasilkan. Untuk membuat permukaan seperti kulit digunakan kertas embos. Kulit sintetis dibuat dengan memvariasikan jumlah Dioktyl phtalat paca lapisan atas 45 ; 50 ; 55 ; 60 dan 65 bagian, waktu pemanasan lapisan atas 4 ; 5 dan 6 menit, ketebalan lapisan atas 0,6 mm, lapisam dasar 0,1 mm, kain penguat 0,3 mm dan lapisan PU 0,1 mm. Hasil kulit sintetis diuji sifat-sifat fisisnya sesuai JIS K 6772 - 1994 meliputi : ketebalan, kekuatan tarik, kemuluran, ketahanan sobek, ketahanan rekat, ketahanan luntur warna terhadap gosokan, ketahanan terhadap pelekatan, ketahanan terhadap temperatur rendah dan ketahanan terhadap pengusangan. Kulit sintetis yang mempunyai sifat fisis yang optimal adalah kulit sintetis yang lapisan atas mengandung DOP 50 bagian dengan waktu pemanasan 6 menit. Penggunaan lapisan PU pada lapisan top dapat memperbaiki sifat flexing kulit sintetis yang dihasilkan. | Kulit | |
70 | PEMBENTUKAN INKUBATOR BISNIS PEMBUATAN SEPATU | 2006 | Rosma Radjagukguk, B.Sc, SE., Murjilah, SE, Haris Nur Salam, A.Md., Junjung Ponco Purwandono, SE. | Rosma Radjagukguk, B.Sc, SE., Murjilah, SE, Haris Nur Salam, A.Md., Junjung Ponco Purwandono, SE. | Kulit | |
71 | LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN KULIT TAHAN AIR ( WATER PROOF ) | 2006 | Penelitian Pembuatan Kulit Tahan Air ( waterproof ) dilakukan untuk mencari formula terbaik guna menghasilkan kulit waterproof dari kulit sapi sebagai bahan atasan sepatu. Saat ini para pengusaha penyamakan kulit berusaha memenuhi kebutuhan kulit waterproof yang sangat diperlukan oleh para pengusaha sepatu khususnya sepatu olah raga. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu tahap pra penelitian dengan melakukan percobaan proses penyamakan kulit menggunakan formula fatliquoring sebanyak 10%, kombinasi dengan silikon 3 variasi yaitu 5%,7,5% dan 10% pada proses dyeing serta 50 bagian, 75 bagian dan 100 bagian pada proses finishing. Dari hasil pra penelitian didapatkan formula terbaik yaitu kombinasi antara fatliquoring 10% dengan silikon 7,5% pada proses dyeing. Dari formulas! tersebut dilakukan penelitian yaitu menggunakan variasi fatliquoring 12%, 10% dan 8% kombinasi dengan silikon dengan variasi10%, 7,5% dan 5% pada proses dyeing, Kualitas kulit diuji secara fisis sesuai uji ISO.8782-1: 1998 E dan DIN Standard. Formula terbaik dihasilkan oleh formula Kode IX yaitu formula dengan variasi penggunaan fatliquoring sebanyak 12% dan silikon sebanyak 5%. | Kulit | ||
72 | PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI HASIL RISET | 2006 | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Bambang Tunasmoyo, BA, Sita Azizah Wahyuni, ST | Ir. Syakir Hasyimi, M.Si, Budiwiyono, S.Kom, Bambang Tunasmoyo, BA, Sita Azizah Wahyuni, ST | Kulit | |
73 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI JAWA BARAT | 2006 | Drs. Surada | Alih Teknologi Penibuatan Sepatu Kulit di Jawa Barat dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari tanggal 11 September 2006 sampai dengan tanggal 16 September 2006. Alih Teknologi ini dilaksanakan Kerjasarna antara Balai Besar Barang Kulit, Karet dan Plastik, dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat. Alih Teknologi ini di ikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, yang dibagi dalam 5 kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 3 peserta. Adapun peserta terdiri dari industri persepatuan dan Perajin sepatu yang ada di wilayah Jawa Barat. Metode Alih Teknologi yang dilaksanakan adalah teori / diskusi / presentasi dan praktek yang meliputi 20% teori / diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini di tanggung oleh Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia dengan Anggaran DIP A tahun 2006 antara lain, makalah / hand out, perlengkapan / ATK peserta, bahan praktek, peralatan praktek, konsumsi, uang saku, transport selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikat peserta. Hasil dari alih teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan dan daya saing produk dan akirmya meningkatkan pendapatan dan sehingga industri dapat ber operasi secara kontinyu. | Kulit | |
74 | LAPORAN PENGELOLAAN LUMPUR DENGAN SANITARY LAND FILL | 2006 | Sri Sutyasmi, B.Sc, ST., Drs. Ign. Sunaryo, Sri Waskito, B.Sc, SE., Dra. Supraptiningsih, M.Si | Pengolahan air limbah industri penyamakan kulit menghasilkan Lumpur yang dianggap mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (83), sehingga penanganan/pembuangannya harus sesuai dengan Peraturan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (83). Sanitary land fill adalah salah satu pengelolaan limbah 83 sehingga Lumpur Industri Penyamakan Kulit bisa dibuang ke Land fill asal memenuhi Ketentuan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Tujuan dari penelitian ini adalah mewujutkan prototype Sanitary land fill untuk pengelolaan Lumpur industri penyamakan kulit, sesuai persyaratan yang berlaku. Sanitary land fill dalam penelitian ini ada 4 type yang masing-masing type berukuran (1 x 6 )m dengan kedalaman lobang 2 m. Tiap -tiap type dibedakan dengan lapisan geomembran HDPE. Type 1 adalah tanpa geomembran, type 2 adalah dengan 1 geomembran, type 3 adalah 2 geomembran dan type 4 adalah 3 geomembran. Lapisan land fill terdiri dari tanah liat, tanah biasa, ijuk, kerikil, ijuk tanah biasa, geomembran dan Lumpur, kemudian lapisan penutup yang terdiri dari tanah biasa, tanah liat, ijuk, kerikil, ijuk tanah biasa dan tanaman. Lumpur yang akan dimasukkan kedalam land fill terlebih dahulu diperiksa karakteristik Lumpur dan TCLP. Dari karakteristik dan hasil uji TCLP diketahui bahwa Lumpur dalam penelitian ini masuk kategori II dan menggunakan desain land fill type 3 (2 lapis geomembran). | Kulit | |
75 | LAPORAN PELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI MAGETAN JAWA TIMUR | 2006 | Dian Dwi Antari, B.Sc, SE | Pelatihan Teknologi Pembuatan Sepatu Kulit merupakan kegiatan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Tahun anggaran 2006. Pelatihan berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 31 Juli s/d 5 Agustus 2006 bertempat di Gedung Koperasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Magetan Jawa Timur. Pelajaran yang diberikan sebanyak 48 session yaitu 7 session Teori dan 41 session praktek. Jumlah peserta 15 orang berasal dari 13 perajin yang ada di Magetan dan Pembina perajin 2 orang pendidikan SD s/d Sarjana. Pelajaran teori terdiri dari Teori Pengetahuan Bahan dan Alat, Pengetahuan Desain dan Sepatu, Teknologi Pembuatan Pola, Teknologi Pembuatan Sepatu, Perhitungan Tekno Ekonomi, Kewirausahaan Pemasaran dan Perrnodalan. Praktek yang dilaksanakan berupa Praktek Pembuatan Pola dan Pembuatan Sepatu Kulit, Evaluasi yang dilaksanakan sangat baik. | Kulit | |
76 | PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM DI BBKKP TAHAP II | 2007 | Sri Waskito, B.Sc, SE, Prayitno, SE, Christiana Maria Herry Purwanti, Junjung Ponco Purwandono, SE | Sri Waskito, B.Sc, SE, Prayitno, SE, Christiana Maria Herry Purwanti, Junjung Ponco Purwandono, SE | Kulit | |
77 | DISEMINASI PENYAMAKAN DAN PEMBUATAN BARANG JADI KULIT DI PADANG | 2006 | Kulit | |||
78 | LAPORAN PERSIAPAN UJI KOMPETENSI ( TUK ) PUSAT PELATIHAN PERSEPATUAN | 2006 | Tempat uji kompetensi adalah tempat yang mempunyai sarana, prasarana serta pelaksana yang telah diakui oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS) sebagai tempat yang dinilai lulus untuk menguji calon tenaga / pekerja dan hasil peserta pelatihan untuk mendapat Sertifikat Kompetensi Profesi dari BNSP. 1 untutan wajib kompetensi Profesi dari sistem industri berdasarkan : 1. ISO 9000 17025/SNI 19-17025 2. SHACCP+ISO 22000 3. 1WA2 4. ISO9000/SNI 19-9000 5. ISO I4000/SN1 19-14000 6. 1SO 15189! 7. CAC/RCP 1/SNI 01 - 4852 8. 1FOAM STANDARD 9. IEC Mengacu pada pcdoman BNSP 201 D1PA 2006 dan BNSP 202 DIPA 2005, walaupun SKKNl sektor Industri Perkulitan, sub sektor alas kaki / sepatu belum dikonvensikan namun sarana dan prasarana untuk uji kompetensi lelah mulai disiapkan. Hasil-hasi! yang telah dicapai meliputi 1. RSKKN1 sub sektor alas kaki / sepatu telah disepakati dalam pra konvensi dengan 26 judul unit kompetensi 2. Pedoman uji kompetensi profesi alas kaki / sepatu. 3. Pokok-pokok materi uji kompetensi profesi sesuai judul SKKNl alas kaki / sepatu. 4. 2 (dua) orang terlatih untuk caion asessor Lembaga Sertifikasi Profesi. 5. Pedoman alat / mesin uji kompetensi Profesi sub sektor alas kaki / sepatu. 6. Pengusulan organisasi TDK di BBKKP Hasil-hasil tersebut lerus akan d; tindak lanjuti sebagai bagian dari proses terbentuknya iembaga Sertifikasi Proiesi sampai pelaksanaan sertiflkasi profesi. | Kulit | ||
79 | LAPORAN TEMU USAHA DAN KONSULTASI HASIL LITBANG DI SURABAYA | 2006 | Priyo Budi Basuki, SH | Kegiatan Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang bertujuan untuk mendukung industri yang diharapkan akan diperoleh gambaran permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh industri, baik yang telah dijalani maupun tantangan jangka panjang disamping itu juga sebagai sarana penyebarluasan informasi hasil-hasil Litbang dan kemampuan Balai yang diharapkan dapat diserap dan diaplikasikan oleh industri, khususnya industri atau usaha kecil-menengah. Pelaksanaan Temu Usaha dan Konsultasi Hasil Litbang dalam bentuk seminar sehari yang dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2006 bertempat di Gedung Pusat Pelatihan dan Pengembangan Eksport Daerah (PSED), Jalan Kedung Doro No. 86 Surabaya. Yang diikuti oleh lima puluh (50) orang peserta dari asosiaasi industri kulit, karet dan plastik, aparat pembina, unsur pejabat fungsional Disperindag Kota, Kabupaten, dan Lembaga Pendidikan/Perguruan Tinggi serta Instansi terkait. Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi dari para nara sumber masing-masing berjudul Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur dalam Rangka Pengelolaan Sumber Daya Alam yang tersedia. Rencana pengembangan industri dan permasalahannya di propinsi Jawa Timur, peran dan kemampuan BBKKP dalam memberikan layanan bagi Industri Kulit, Karet dan Plastik. Diskusi dilakukan dua arah dimulai pertanyaan-pertanyaan dari peserta dan penjelasan yang disampaikan nara sumber. Pada tempat yang sama digelar sebuah stand pameran mini yang menampilkan hasil-hasil Litbang BBKKP dan brosur tentang kemampuan BBKKP. Dari kegiatan temu usaha dan konsultasi hasil Litbang di Jawa Timur diperoleh hasil dari industri terkait menginginkan peran dari BBKKP untuk melakukan pengujian atas produk-produk dari UKM yang mengikuti pengadaan barang di Propinsi Jawa Timur agar barang-barang yang diperoleh sesuai dengan standart yang diharapkan. Dengan melihat brosur mengenai kemampuan BBKKP banyak peserta yang berminat untuk mengikuti pelatihan yang diadakan BBKKP. | Kulit | |
80 | ALIH TEKNOLOGI PENYAMAKAN DAN PEMBUATAN BARANG KULIT DARI KULIT CAKAR AYAM DI ACEH | 2007 | Drs. Suradal | Drs. Suradal | Kulit |