# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
61 | Penyusunan Rencana Teknis | 2004 | Ir. Susilawati, M.Si Ir. Hasanul Arifin Lubis, MS Widodo , B.Sc. S.Sos Sri Hastuti Nawaningsih, S | Perencanaan teknis kegiatan di Balai Besar Kulit,Karet dan Plastik (BBKKP) disusun melalui langkah tahapan yang cukup panjang, mulai dari pembicaraan tingkat kelompok /seksi /fungsional , tingkat unit, rapat kerja di lingkup Perindustrian dan Perdagangan, rapat kerja di lingkup Badan Litbang Industri dan Perdagangan, rapat koordinasi dengan berbagai instansi terkait. Seluruh aktivitas perencanaan dan penyusunan program ini harus dikerjakan untuk tercapainya program yang terencana dengan baik, sehingga diharapkan dalam pelaksanaan program tersebut dapat terhindar dari kendala-kendala yang tidak diinginkan. Tujuan mempersiapkan data dan masukan untuk penyusunan rencana program kerja BBKKP sehingga berhasil guna dan berdaya guna. Sasaran kegiatan ini tersusunnya masukan untuk program kerja BBKKP tahun 2004 dari anggaran rutin, pembangunan dan pelayanan jasa teknis. Dari hasil kajian dalam upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi dan pengembangan yang diharapkan dalam industri kulit, karet dan plastik dapat disimpulkan adalah : Kegiatan unggulan BBKKP 3 (tiga) tahun terakhir yang sangat mungkin untuk dikembangkan antara lain Pemanfaatan limbah industri penyamakan kulit; Pengembangan teknologi akrab lingkungan; Teknologi pembuatan kompon karet; Bahan-bahan alternatif untuk kompon karet dan Rekayasa alat untuk pemanfaatan limbah kulit, karet dan plastik. Hasil kajian industri kulit, karet dan plastik, ada beberapa indikator permasalahan yang harus segera ditindak lanjuti, yaitu Bahan baku dan bahan pembantu untuk industri kulit, karet dan plastik masih perlu penelitian, terutama untuk inovasi bahan baku non konvensional; Teknologi proses belum seluruhnya mengarah pada teknologi ramah lingkungan, Kompetensi SDM masih lemah, perlu peningkatan melalui pelatihan teknis, Industri belum seluruhnya menerapkan manajemen mutu untuk menghadapi tantangan global; Standar Nasional Indonesia bidang kulit, karet dan plastik masih terbatas terutama bagi SNI wajib. Sumber Daya Manusia (SDM) untuk desain sepatu masih terbatas. Masukan dari hasil temu usaha di daerah dan stakeholder yang akan menjadi program kerjasama adalah Pelatihan penyamakan dan pembuatan barang dari kulit kelinci berbulu, kulit ikan pari, kulit ikan kakap, kulit reptil, kulit ular; Pelatihan dan pengadaan mesin pengolah limbah plastik, chrome recovery dan thermoforming; Magang di BBKKP bagi pengrajin/masyarakat; Pelatihan persepatuan (desain dan teknologi proses). Secara intern BBKKP masih perlu peningkatan dalam hal kinerja personil; koordinasi antar bidang; peralatan laboratorium; jejaring usaha. Guna memperoleh masukan terbaru dari seluruh stakeholder BBKKP, maka Program Rencana Teknis perlu diadakan setiap tahunnya. Evaluasi keberhasilan program ini perlu disusun sistem monitoring yang terpadu. Program RAPBN (Rutin,Pembangunan dan Pelayanan Jasa Teknis) agar selalu berpedoman pada RENSTRA dan masukan dari Rencana Teknis. | Kulit | |
62 | Pengembangan desain sepatu Casual dengan bahan dasar kulit kaki ayam dan kulit ikan pari. | 2005 | Ir. Puji Ediari Suryaningsih | Perkembangan model sepatu masa kini sangatlah dinamis, hal ini disebabkan oleh faktor komunikasi yang maju dengan pesat baik itu media cetak maupun elektronika dan yang serba komputerize. Ulah konsumen yang tidak mau dikatakan ketinggalan mode mendorong para desain menciptakan desain-desain yang kreatip terus menerus. ?Penemuan? bahan baku baru untuk pembuatan sepatu terus bermunculan dan yang tidak diduga sebelumnya oleh pelaku industri maupun konsumen itu sendiri memberikan inovasi tersendiri bagi desainer untuk mengembangkan desainnya. Kulit-kulit non-konvensional atau kulit-kulit eksotik misal : kulit ikan pari, kulit kaki ayam, kulit ikan kakap, bull frog, ikan kerapu mulai dikembangkan untuk desain sepatu. Daya pikat dari kulit ikan pari misalnya dari ?sisik? yang berupa bintik-bintik putih dengan bintik mahkota yang berada di tengah yang menebar pesona kemewahan bernilai tinggi, kulit kaki ayam yang bermotif eksotis dengan tekstur halusnya yang bergradasi dengan warna alamiahnya yang menawan mampu memberi nilai tambah yang sangat tinggi. Kali ini Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik mencoba kedua kulit tersebut ke desain sepatu kasual walau tidak menutup kemungkinan ke sepatu formal atau fesyen. Kegiatan ini nantinya menghasilkan sebuah katalog desain yang berisi gambar desain dari 10 desain sepatu dari kulit kaki ayam dan 10 desain sepatu dari kulit ikan pari sebagai hasil akhirnya. Katalog ini tampil berwarna dan dijilid spiral dengan cover glossy paper dan diharapkan dapat disebar luaskan ke pelaku industri persepatuan yang membutuhkan. | Desain | |
63 | Perluasan Scope Akreditasi Laboratorium Lingkungan Dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk | 2004 | Ir. Widari Ir. Puji Ediari S. R. Joko Susilo , B Sc. ST Endang Titiek. W, B.Sc, S.Pd | Perluasan scope Akreditasi Laboratorium Lingkungan dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk merupakan kegiatan untuk mempersiapkan berdirinya Lembaga Sertifikasi Produk dan Laboratorium Lingkungan yang terakreditasi di lingkungan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta. Kegiatan ini meliputi : Reasesmen Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi; Persiapan Akreditasi Laboratorium Lingkungan, dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk. Untuk mendirikan Lembaga Sertifikasi produk dibutuhkan auditor, PPC dan dukungan laboratorium uji yang terakreditasi. Untuk ini dilakukan konsultasi dalam rangka penyusunan dokumen dan pelatihan personel serta kalibrasi alat yang akan digunakan di laboratorium uji. Dalam rangka pemenuhan persyaratan laboratorium lingkungan terakreditasi dilakukan juga uji antar laboratorium (uji banding) dan uji profisiensi. | Kulit | |
64 | Pembentukan Inkubator Bisnis Penyamak Kulit | 2004 | Ir. Titik Purwati Widowati, MP Drs. Suprapto, MM Sukaryono Thomas Tukirin | Program ini baru merupakan tahap embrio terhadap program inkubator yang digariskan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dengan tujuan terciptanya satu embrio pengusaha baru di bidang usaha pembuatan kulit pikel dari peserta inkubator. Sasaran program ini adalah menciptakan lapangan kerja bidang pengolahan kulit dan sebagai usaha optimalisasi pengembangan potensi usaha perkulitan di daerah. Pembentukan inkubator bisnis ini didahului dengan pra=inkubasi berupa penelitian pembuatan kulit pikel. Penelitian tersebut dilakukan atas dasar kondisi industri penyamakan kulit umumnya lebih suka membeli kulit pikel. Kulit pikel yang dikehendaki mempunyai warna putih terang dan berkualitas. Jenis agensia penghilang kapur (deliming agent) yang digunakan masing-masing ZA 2% (I). NH4Cl 2% (II) NaHSO 2% (III). ZA 1% dan NH4Cl 0,5% (IV) serta ZA 1% dan NH4Cl 1% (V). Setelah dievaluasi berdasar kualitas, warna dan tingkat penerimaan panelis, serta beban cemaran limbahnya, kulit pikel dengan perlakuan II (penggunaan NH4Cl 2%) paling dapat diterima konsumen. Formula pembuatan kulit pikel ini digunakan sebagai formula dasar dalam pelatihan pembentukan inkubator. Penyelenggaraan pelatihan inkubasi dilaksanakan 7 Juli sampai dengan 3 Oktober 2003, diikuti oleh lima peserta dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah pelatihan selesai , peserta telah dapat mensortasi kulit mentah, mengawetkan kulit mentah, memproses kulit pikel dalam berbagai skala produksi dan mensortasi kulit pikel dengan baik. Pemasaran kulit pikel langsung ke industri penyamakan kulit mengalami kesulitan karena jumlah pikel yang dapat dipasok hanya sedikit. Industri penyamakan kulit menghendaki jumlah pasokan minimal untuk satu partai produksi mereka (minimal 1000 lembar). Selain umumnya industri-industri ini juga telah mempunyai pemasok yang tetap. Pengusaha kulit pikel pemula diharapkan berhubungan lebih dulu dengan pemasok lama, atau pemasok pikel lama yang tadinya tidak melakukan proses pembuatan kulit pikel sendiri itu yang ditingkatkan kemampuannya agar dapat melakukan proses pembuatan kulit pikel sendiri. Penjualan kulit pikel tidak dilakukan secara tunai, tetapi dengan cek mundur minimal 2 bulan. Hasil monitoring telah ada dua embrio dari hasil pelatihan. | Kulit | |
65 | Rekayasa Alat Otoklaf Untuk Vulkanisasi Karet | 2004 | Pramono, Bsc Asmongin Supriyadi Supriyanto. B. | Rekayasa pembuatan alat otoklaf untuk proses vulkanisasi karet ini dimaksudkan sebagai alat pendukung dalam melaksanakan fungsi proses vulkanisasi karet dengan menggunakan tekanan uap panas tertentu. Dari hasil uji coba alat otoklaf ini mempunyai tingkat kemampuan tekanan sampai 5 kg/cm2 dengan suhu lebih kurang 151 oC. Sedangkan secara optimal, operasional yang diperlukan proses vulkanisasi karet hanya mencapai tekanan 3,5 kg/cm2, sehingga alat ini mampu dan aman untuk digunakan. Adapun specifikasi teknis alat otoklaf sebagai berikut : Jenis : bejanan/tabung berdiri : Sistem pemanas uap; Tekanan maksimum : 5 kg/cm2; Suhu maksimum : 151,1 oC : Dimensi dudukan produk : (300 x 300 x 700 )mm; Diameter bejana luar : 520 mm : Dimensi ukuran alat : ( 520 x 1090 ) mm; Berat total : 90 kg. | Sistem Mutu | |
66 | Penelitian Pembuatan Sol Ringan Untuk Sepatu Casual | 2004 | Dra.Sri Nadilah M.Sri.Wahyuni Sri Budiasih , Bsc A. Buchori, Bsc | Sepatu casual merupakan sepatu semi umum , bersifat sportif, merupakan sepatu informal atau sepatu santai yang memerlukan sol dengan persyaratan tertentu antara lain : ringan, fleksibel (lentur). Persyaratan ini sangat mempengaruhi sifat keenakan pakai dari sepatu casual. Untuk mendapatkan sol yang ringan maka sol yang digunakan adalah sol jenis mikroselular. Sol mikroselular di pasaran biasanya terbuat dari bahan karet sintetis. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan sol mikroselular yang mempunyai nilai positif dalam arti bisa memperbaiki sifat dari sol mikroselular yang ada di pasaran yaitu ringan, fleksibel, tidak mudah aus, mudah dan kuat pada proses pengeleman , maka dilakukan pembuatan kompon sol dengan memvariasikan kombinasi bahan baku karet alam (RSS) dengan karet sintetis SBR sebanyak 5 variabel, RSS dengan HSR sebanyak 5 variabel dan RSS dengan SBR dan HSR sebanyak 5 variabel. Dari ke 15 variabel kompon karet kemudian diuji sifat fisisnya dan dicari formula optimumnya. Dari ke 3 kombinasi, masing-masing diperoleh formula optimum yaitu A3 kombinasi RSS 70 phr dengan SBR 30 phr, formula B4 kombinasi RSS 85 phr dengan HSR 10 phr, dan formula C4 kombinasi RSS 50 phr dengan SBR 40 phr dan HSR 10phr. Bila dibandingkan dengan sol dari pasaran hasil ke 3 formula optimum lebih baik. | Desain | |
67 | Penerapan Pembuatan Suku Cadang Mesin dari Plastik | 1999 | Suku cadang permesinan kulit, karet dan plastik sampai saat ini masih merupakan produk impor, sehingga untuk Iebih memudahkan pengadaan suku cadang mesin tersebut dilakukan percobaan pembuatan suku. cadang mesin dari bahan plastik baik thermoplastik maupun thermoset yang berupa kopel dan roda gigi. Untuk mendapatkan basil yang sama dengan sampel dibuat 5 (llina) formula dari epoksi resin 100% berat, hardener 80% berat dan campuran filler yang bervariasi. Dari basil pengujian sifat fisis bahan plastik yang paling mendekati sampel dan lebih ekonomis adalah TS 3 (kekerasan shore D 67,0; ketahanan pukul 10 x ulangan tidak pecah dan ketahanan kikis 0,3059). Setelah dilak:ukan uji coba untuk roda gigi dari bahan thermoset mampu diuji coba selama 160 jam dan untuk bahan thermoplastik seteah dilakukan uji coba selama 284 jam bagian gigi-giginya terjadi kerusakan 45%, sedangkan untuk kopel setelah dilakukan uji coba se1ama 660 jam tidak terjadi kerusakan. | Barang Kulit & Garmen | ||
68 | Pembuatan Helm Pengaman Untuk Kerja Dari Polyester Tak Jenuh | 2003 | Dra Sri Nadilah, Apt M.Sri Wahyuni, Bsc Sri Budiasih, Bsc Christian Maria Herry Purwati | Sungkup helm pengaman untuk kerja di pasaran kebanyakan dibuat dari bahan polipropilen, polikarbonat secara cetak injeksi yang membutuhkan teknologi biaya tinggi. Untuk membuat helm pengaman untuk kerja dengan teknologi sederhana dan dengan kualitas yang memenuhi persyaratan, maka dilakukan penelitian pembuatan helm pengaman untuk kerja dari bahan poliester tak jenuh dengan teklogi cetak tuang. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan formulasi yang baik dibuat 9 variabel formulasi. Formulasi terbaik terdiri dari : poliester tak jenuh 100 bagian, katalisator 1 bagian, aselerator (kobalt) 2 bagian, talk 40 bagian, pigmen 1 bagian, dan fiber mat 20 bagian, dengan sifat fisika sebagai berikut : dimensi tinggi 140,7 mm; lingkar bagian dalam 666,6 mm; berat sungkup 301,067 gram; ketahanan penetrasi dan kekuatan helm 3mm pada ketebalan sungkup 4,823 mm; ketahanan terhadap nyala api 303,20 detik pada jarak bakar 7,5 mm ; beda defleksi antara kondisi pada saat diberi beban maksimum dan kondisi saat diberi bahan awal pada uji kekakuan = 4,5 mm, beda defleksi antara kondisi setelah beban maksimum dilepaskan dan kondisi pada saat diberi beban awal pada uji mkekakuan = 0 mm, ketahanan terhadap perendaman dalam air 0,023 %, dalam detergent - 0,149 %, dalam minyak kerosen 0,015 %. Dari formulasi ini untuk membua satu buah sungkup helm ditimbang sebanyak 3 kali berat formulasi dalam bobot gram, dan diperoleh hasil adonan yang tidak cepat kering, dan proses pencetakan yang cukup mudah dengan kecepatan pengeringan yang cukup sehingga diperoleh sungkup helm yang tidak rapuh. | Barang Kulit & Garmen | |
69 | Pemanfaatan Sampah Kemasan Dari Styrofoam Untuk Pembuatan Sheet | 2003 | Ir. Dwi wahini Nurhayati Ir. Herminiwati MP Ir. Any Setyaningsih Yuwono Sumasto | Telah dilakukan penelitian pemanfaatan sampah kemasan dari styrofoam untuk pembuatan sheet. Penggunaan styrofoam di Indonesia akhir-akhir ini meningkat dan menurut data dari Badan Pusat Statistik , import styrofoam untuk berbagai keperluan pada tahun 1998 sekitar 543,2 ton dengan nilai 31,3 miliar rupiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan sampah kemasan dari styrofoam untuk sheet, mencari formula kompon yang cocok digunakan untuk cup atau alas gelas dan mempelajari pengaruh kondisi proses terhadap sifat fisis sheet dari sampah styrofoam. Mengingat sampah styrofoam merupakan plastik yang getas maka untuk mengurangi kerapuhan sampah tersebut pada penelitian ini diamati pengaruh bahan pemlastis dioctyl phthalate (DOP) yang jumlahnya bervariasi yaitu 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 bagian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa styrofoam dapat didaur ulang menjadi sheet. Hasil uji memperlihatkan bahwa penambahan DOP sampai 50 bagian menaikkan sifat kuat tarik, kemuluran, dan kelenturan, dibandingkan kompon tanpa DOP. Semakin banyak DOP yang ditambahkan akan menurunkan kekuatan tarik, kekerasan, pengkerutan karena panas, suhu transisi gelas (Tg) dan berat jenis. Sheet yang dibuat dengan kondisi suhu 175 oC dan waktu 10 menit memberi sifat fisis terbaik. Kompon dengan kandungan DOP 20 bagian cocok untuk dibuat alas gelas. | Barang Kulit & Garmen | |
70 | Pengembangan Layanan Informasi Melalui Jaringan Komputer (Lan) Dan Implementasi Data Base Litbang | 2004 | Ir. Syakir Hasyimi Budiwiyono Sunarso Zaenal Dewi Rustiningsih | Tujuan dari pengembangan layanan informasi ini adalah membangun sistem informasi litbang Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik dengan sasaran terwujudnya tatanan informasi litbang Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang terpadu, mudah diakses, efisien, terbaharui dan informatif. Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pelayanan Informasi melalui jaringan Kompurer (LAN) dan Implementasi Database Litbang sampai dengan semester kedua telah dilakukan kegiatan yang melipuri : studi pustaka, studi lapangan, perancangan konfigurasi LAN, instalasi jaringan LAN yang mencakup 14 titik. Uji coba dan Implementasi Database Litbang dan Pelatihan Jaringan LAN di BBKKP. Belum adanya dukungan komputer pada ruang Ka. BBKKP, Peneliti dan Seksi Kerjasama serta relokasi Sub. Bagian Program, menyebabkan baru 10 titik yang beroperasi. | Kulit | |
71 | Optimalisasi proses pengolahan biologi di unit pengolahan air limbah sitimulyo. | 2005 | I. V. Sri Pertiwi Rumiyati, MP | Kegiatan IN-HOUSE riset tahun anggaran 2004 di Seksi Alih Teknologi dan Inkubasi pada unit pengolahan Limbah Sitimulyo adalah Optimalisasi Proses Pengolahan Biologi di unit Pengolahan Air Limbah Sitimulyo. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan optimalisasi proses pengolahan limbah cair secara Biologi di IPAL Sitimulyo dan mengetahui efisiensi pengolahan limbah cair di IPAL Sitimulyo, sedangkan sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatkan upaya pengelolaan limbah cair dari kegiatan operasional unit penyamakan kulit Sitimulyo. Metode pelaksanaan penelitian meliputi pecobaan jar tes pengolahan air limbah secara kimia, pengolahan air limbah secara kimia fisika, ahlimatimasi bakteri untuk lumpur aktip, pengolahan air limbah secara biologi lumpur aktip dengan variasi umur lumpur aktip, pengujian parameter beban pencemaran dan evaluasi efisiensi penurunan beban pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan pengolahan air limbah secara kimia fisika di IPAL Sitimulyo menghasilkan efisiensi penurunan beban pencemaran terbesar TSS = 84,875% dan terkecil adalah COD = 55,92%. Kemudian penurunan beban pencemaran BOD = 56,43%; khrome total = 76,69%; sulphida (H2S) = 80,410% dan Amonia-N-NH3 = 71,658%. Pengolahan air limbah secara biologi lumpur aktip di IPAL Sitimulyo dengan kondisi pH ? 7,0-7,5, S.V. (30 menit) = 20-30% dan waktu tinggal 48 jam dapat optimal dengan umur lumpur aktip 25 hari. Efisiensi penurunan beban pencemaran N-NH3 = 74,1%; COD = 98,40%; BOD = 89,73% dan TSS = 92,80%. Dosis bahan kimia pada pengolahan kimia di IPAL Sitimulyo adalah bahan koagulan Tawas = 500 mg/l air limbah; bahan flokulan anionic polyelektrilyte = 1 mg/l air limbah dengan pH = 7,0 ? 7,5. | Standar | |
72 | Pengembangan pembuatan cetakan dari karet/lateks untuk proses cetak tuang plastik termoset. | 2005 | Ir. Penny Setyowati, MT | Kegiatan in-house research dengan judul ?Pengembangan Pembuatan Cetakan dari Karet Lateks untuk Proses Cetak Tuang Plastik Termoset? bertujuan untuk memanfaatan karet lateks sebagai bahan cetakan pengganti karet silicon yang masih merupakan komoditi impor dan harganya mahal. Adapun tahapan kegiatan litbang ini meliputi penyusuanan desain formulasi kompon lateks dengan mengunakan 2 jenis filler yaitu kaolin dan CaCo3 masing-masing divariasi berturut-turut 20, 30, dan 40 bagian berat (bb). Sedangkan bahan aditip lain dibuat tetap terdiri dari ZnO (bahan penggiat dan pengeg?l) 1 bb, Pilnox TDQ 1bb,TMT 0,75 bb, NSF 2 bb dan belerang 2 bb. Masing-masing kompon diberi notasi berdasarkan jenis filler dan jumlahnya yaitu Al, All, dan AllI untuk filler kaolin 20, 30 dan 40 bb serta BI, BII dan BIII untuk untuk filler CaCO3 20, 30, dan 40 bb. Untuk keperluan uji fisik masing-masing kompon lateks dibuat lembaran dengan tebal sekitar 2 mm dan divulkanisasi pada suhu 100 0C dalam waktu 10 menit dengan menggunakanan udara panas ( dioven). Uji sifat fisik mengacu pada SNI 06-1301-1989 ?Sarung Tangan Karet?. Berdasar hasil uji fisik yang dicapai serta pertimbangan optimalisasi penggunaan filler, maka vulkanisat yang menghasilkan sifat-sifat fisik optimal yaitu tegangan putus 211, 294 kg/cm2, perpanjangan putus 733,33%, perubahan perpanjangan putus setelah pengusangan -2,18%, perubahan perpanjangan putus setelah pengusangan -4,54%, ketahanan sobek 154,97 kg/cm2, permanent set ( perpanjangan tetap 200%) mencapai 3,87% dan ketahahan retak lentur 150 kcs menghasilkan cuplikan yang tetap baik tidak retak. Kompon lateks dengan formulasi AII ( kandungan kaolin 30 bb) diuji coba untuk pembuatan prototip cetakan produk-produk cinderamata dengan cara pengacuan celup/pelapisan dan hasilnya cukup baik, namun permukaan bagian dalam kurang halus dan mengkilat seperti cetakan karet silikon. Selanjutnya cetakan tersebut digunakan untuk mencetak produk cinderamata dari bahan plastik poliester tidak jenuh dengan cara sistem cetak tuang . | Alas Kaki | |
73 | Pemanfaatan limbah sekam padi dan serbuk sabut kelapa untuk pembuatan komposit plastik. | 2005 | Dra. Sri Nadilah | Penelitian Pemanfaatan Limbah Sekam Padi dan Serbuk Sabut Kelapa untuk Pembuatan Komposit Plastik bertujuan untuk mempelajari limbah serbuk sekam padi dan serbuk sabut kelapa sebagai bahan pengisi dan pengaruhnya terhadap sifat fisika komposit plastik. Limbah sekam padi dan serbuk sabut kelapa dikeringkan, kemudian di ?grinding? dengan ayakan nomor 0,25, diayak lagi untuk mendapatkan ukuran serbuk yang merata besarnya dengan ayakan plastik. Serbuk sekam padi dan serbuk sabut kelapa dicampur bersama plastik HDPE, Ca Stearat dan ZnO dengan jumlah serbuk sekam padi divariasi 25, 50, 75 dan 100 bagian, dan jumlah serbuk sabut kelapa divariasi : 15, 20, 25, dan 30 bagian, kedalam alat pencampur Rheocord 90 Haake, pada suhu 180o C selama 10 menit untuk kapasitas 200-250 gram. Komposit plastik yang terbentuk selanjutnya dicetak menjadi lembaran untuk contoh uji fisikanya. Hasil uji menunjukkan bahwa serbuk sekam padi dan serbuk sabut kelapa bisa digunakan sebagai bahan pengisi pada komposit plastik. Penambahan bahan pengisi menurunkan sifat kuat tarik, perpanjangan putus, kuat pegang skrup, dan kekerasan, tetapi tidak menurunkan stabilitas dimensi dan kerapatan masa sehingga komposit plastik tidak mudah retak, melintir atau bengkok dan tepat digunakan sebagai produk bahan bangunan. | Barang Kulit & Garmen | |
74 | Pembuatan Katalog Desain Sepatu Wanita Dan Pola Dengan Sistem Komputer (DNT SYSTEM) | 2003 | Bambang Suroto, BA Sofyan karani, B Sc, ST Adi Slamet Supriyadi Riris Simanungkalit, B Sc | Peralatan bantuan ADB berupa sarana komputer untuk Laboratorium Fashion & Desain BBKKP yang berbasis pada program/sistim khusus persepatuan dituntut untuk lebih optimal penggunaannya dengan berinovasi tinggi. Program pembuatan katalog desain sepatu wanita dan pola dengan komputer (DNT System) sebagai salah satu kegiatan mengoptimalkan peralatan tersebut. Sebab dalam katalog yang rancangan desainnya mengacu pada komponen sepatu yang ada dipasaran sebagai dasar pembuatan desain sepatu wanita. Berbeda dengan katalog sepatu yang terdahulu, katalog ini memuat gambar desain, pecah polanya skala 1 : 1, jenis dan bentuk komponen atau bagian-bagian sepatu berikut bentuk acuannya semua ada dalam satu katalog ini. Diharapkan kepada para perajin persepatuan dapat mencoba, mengembangkan dan memodifikasi desain yang ada dalam katalog ini. | Rekayasa | |
75 | Aplikasi karet riklim hasil penelitian untuk foot ? step dan ban vulkanisir kendaraan bermotor roda dua. | 2005 | Ir. Dwi Wahini Nurhayati, M.Eng | Telah dilakukan aplikasi karet hasil penelitian untuk foot step dan vulkanisasi. Tujuan penelitian ini untuk membuat kompon untuk foot step dan ban vulkanisir kendaraan bermotor roda dua. Kompon foot step dan ban vulkanisir dibuat dengan perbandingan jumlah karet RSS I dengan karet riklim hasil penelitian berturut-turut ; 100/0,75/25,50/50 dan 25/75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompon foot step yang mengandung karet riklim 25 phr atau rasio RSS I/riklim = 75/25 memiliki sifat fisis yang lebih baik dibanding foot step pasaran. Adapun sifat fisis kompon foot step terbaik yang menggunakan karet riklim 25 phr adalah sebagai berikut : tegangan putus = 126,43 kg/Cm2, perpanjangan putus =523,36%, kekerasan = 50,33 Shore A, ketahanan kikis = 2,912 mm 3/Kgm, berat jenis = 1,233 g/Cm3, pampat tetap = 4,687%. Kompon terbaik untuk ban vulkanisir diberikan oleh kompon yang menggunakan karet reklim 25 phr dengan sifat fisis sebagai berikut : tegangan putus 114,59 kg/cm2, perpanjangan putus= 560,0%, modulus 300% =6 kg/Cm2, katahanan sobek = 45,26Kg/Cm2, kekerasan = 59,0 Shore A, ketahanan kikis = 3,583 mm3/Kgm, berat jenis =1,29g/Cm3, daya rekat =47,58 N/inchi. | Alas Kaki | |
76 | Pembuatan karkas ban kendaraan bermotor dari cashew nut shell liquid ( CNSL ) | 2005 | Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M. Eng Pramono, B.Sc. M. Sri Wahyuni, B.Sc. Sismaryanto, B.Sc | Telah dilakukan penelitian pembuatan karkas ban kendaraan bermotor dari cashew nut shell liquid ( CNSL ). Tujuan penelitian ini mencari formulasi kompon CNSL yang cocok digunakan membuat karkas ban kendaraan bermotor. Resin CNSL formaldehid dibuat dari resin CNSL 100 bagian formalin 37% sebanyak 5 bagian, dan NH4OH sebanyak 2 bagian yang direaksikan selama 60 menit pada suhu 150o C. Pada penelitian ini resin CNSL-formuladehid berfungsi sebagai substitusi karet SBR. Kompon karkas ban dibuat denan perbandingan jmlah karet SBR dengan resin CNSL- formaldehid berturut-turut ; 50/10, 40/10, 30/20, 10/40 dan 50/0 dan jumlah karet alam dibuat tetap 50 phr. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pembuatan kompon karkas ban resin CNSL-formaldehid dapat mensubstitusi karet SBR sampai 20% semakin banyak resin CNSL-formaldehid yang ditambahkan akan menurunkan sifat tegangan putus, perpanjangan putus, modulus 300% dan ketahanan kikis, namun menaikkan sifat ketahanan sobek, kekerasan dan berat jenis. Formula kompon karkas terbaik diberikan oleh kompon F2 yaitu kompon yang berisi karet alam 50 phr, karet SBR/resin CNSL-formaldehid 40/10 dengan sifat fisis sbb tegangan putus = 139,454 kg/cm2, perpanjangan putus = 710,97%, modulus 300% = 37,158 kg/cm2, kekerasan = 62 Shore A, berat jenis = 1,124 g/cm3, mooney viscosity = 31,7 lb-in, dan daya rekat = 423,477 N/inch. Kompon karkas F2 mempunyai sifat fisis yang lebih baik dibanding dengan kompon karkas pabrik namun mempunyai laju vulkanisasi lebih lama. | Alas Kaki | |
77 | Validasi metode uji pengujian penthachlorophenol (PCP ). | 2005 | Ir. E. Ratna Utarianingrum | Validasi metode uji pengujian pentachlorophenol secara personal dengan metode DIN 53313 yang menggunakan detektor Electron Capture Detector (ECD) dilakukan dengan detektor Mass Spectrometer (MS) bertujuan untuk mengetahui kadar penthachlorophenol dari bermacam-macam kulit mentah tersamak. Tahap-tahap pengujian meliputi ekstraksi dengan ekstraktor Soxhlet, evaporasi, ekstraksi cair-cair, asetilasi, pemurnian dan analisis dengan GC-MS. Hasil pengujian dengan standar pentachlorophenol menunjukkan bahwa puncak pentachlorophenol muncul pada waktu retensi 12.525 dan dapat juga muncul puncak pada waktu retansi 12.317 sebagai pentachloromethoxy-Anisole, sehingga peralatan kromatograpfi gas dengan detektor spektrometer massa dapat menggantikan kromatografi gas dengan detektor penangkap elektron seperti yang disyaratkan DIN 53313 tetapi dengan kondisi operasi yang berbeda. Hasil pengujian pentachhlorophenol secara kualitatatif terhadap kulit boks, kulit jaket dan kulit sarung tangan memberikan hasil negatif. Dalam analisis ini tidak digunakan tetrachloroguaicol (TCG) sebagai standar internal untuk pengujian secara kuantitatif. | Barang Kulit & Garmen | |
78 | Pengembangan Desain Acuan Sepatu Wanita | 2003 | Rosma Radjagukguk, B.Sc. Suko Praptomo, B.Sc. Poniman Sriyono | Pengembangan desain acuan sepatu wanita diawali dari pencarian data dari industri pembuatan acuan serta melihat perkembangan yang ada dipasaran saat ini. Hasil tersebut dikembangkan dengan dukungan yang didapat dari tinjauan Pustaka dengan membuat beberapa copy acuan sampai bentuk yang diinginkan. Adapun desain acuan tersebut dibuat 8 (delapan) macam yang semula direncanakan hanya 6 (enam) macam. Perubahan jumlah desain tersebut untuk mengikuti perkembangan desain acuan dipasaran. Jumlah acuan yang dibuat adalah 24 (dua puluh empat) pasang dengan perincian sebagai berikut : 1. Acuan bentuk lancip dengan tinggi hak 5 cm : 4 pasang 2. Acuan bentuk papak dengan tinggi hak 2 cm : 4 pasang 3. Acuan bentuk model buaya dengan tinggi hak 2 cm : 4 pasang 4. Acuan bentuk papak pipih dengan tinggi hak 5 cm : 4 pasang 5. Acuan bentuk papak miring dengan tinggi hak 2 cm: 2 pasang 6. Acuan bentuk lancip dengan tinggi hak 2 cm : 2 pasang 7. Acuan bentuk papak dengan tinggi hak 5 cm : 2 pasang 8. Acuan bentuk papak dengan tinggi hak 3 cm : 2 pasang Selanjutnya dari hasil pengembangan dibuat sepatu sebanyak 24 pasang yang terdiri dari bentuk vamp 6 (enam) model dan bentuk sandal 2 (dua) model. Diharapkan hasil pengembangan acuan sepatu wanita ini dapat dimasyarakatkan dan dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung industri persepatuan, khusunya sepatu wanita. | Rekayasa | |
79 | Rekayasa Alat Pengasar Mekanik Ban Roda Dua Untuk Proses Vulkanisir | 2002 | Pramono, B.Sc Asmongin Supriyadi | Rekayasa pembuatan alat pengasar mekanik ban sepeda motor roda dua untuk proses vulkanisir ban ini dimaksudkan unutk penyempurnaan alat bantu/pendukung dalam proses pembuatan ban vulkanisir. Alat pengasar mekanik ini mempunyai fungsi ganda yaitu disamping untuk mengasarkan juga sebagai penyesetan. Hasil dari uji coba, ternyata tingkat kerataannya sudah cukup baik begitu juga dengan hasil pengasarannya. Adapun alat ini mempunyai spesifikasi teknis : Type : R 17-225/250, motor penggerak pisau : motor indusksi 2HP, 220/280 V, 50Hz, 2850 rpm, 3 phase, motor penggerak ban : motor induksi ? HP, 110/220V, 50 Hz, 1400 rpm, 1 phase, Ratio gear box 1 : 50, Rtio putaran ban dan pisau 1 : 30, Pisau : pincott ex Australia 4 buah. Kapasitas : 5 buah/jam. Berat alat 200 kg dan Dimensi alat : ( 80X60X105)cm. | Sistem Mutu | |
80 | Penelitian Pembuatan Kompon Rol Karet Mesin Fleshing Industri Penyamakan Kulit. | 2002 | Ir. H. Hadi Mustofa Ir. Ismiati Sumarno, B.Sc | Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi kompon karet yang dapat memenuhi persyaratan Mutu Roll Karet Mesin Penyamakan Kulit. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasi penggunaan bahan pengisi penguat hard clay 10 phr, 15 phr, 20 phr, 25 phr, dan 30 phr, dari lima macam kompon tersebut dilihat dari kekerasannya belum ada yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam SNI.06 ?1846 ? 1990, yang kekerasan mesin fleshing adalah sebesar 30 ? 35 shore A. Pada kompon ke VI dengan menambah penggunaan Napthenic Oil 20 phr, maka kekerasan dapat mendekati persyaratan yang ditetapkan. | Alas Kaki |