# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
21 | LAPORAN PENGEMBANGAN JENIS BAHAN BAKU DAN DESAIN WADAH BIBIT TANAMAN | 1993 | Ir. Isananto Winursito Ir. Niken Karsiati, Ir. Arum Yuniari | <div align="justify"> </div> <p align="justify" style="text-align:justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian tentang jenis bahan baku dan desain kontiner untuk pembibitan bertujuan untuk mempelajari beberapa jenis desain dan mutu kontiner selama pembibitan. Dalam penelitian ini, jenis kontiner yang digunakan adalah enso pot, tube pot, dan styro block, sedangkan jenis tanaman yang digunakan adalah mahoni, sengon, Eucalyptus Urophylla. Variasi waktu untuk pembibitan adalah 2, 4, dan 6 bulan. Pengujian dilakukan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dan volume akar., selain itu juga dilaksanakan pengujian sifat fisika yang meliputi tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa desain kontiner ternyata berpengaruh terhadap bentuk dan perkembanagn volume akar, tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi bibit tanaman. Sifat-sifat fisika kontiner, meliputi : Sifat tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek, tida dipengaruhi oleh jenis kontiner dan waktu pembibitan. Kontiner dari bahan dasar polivinil klorida mempunyai sifat fisika yang lebih baik daripada kontiner dengan bahan dasar polistirena.</span></p> | Desain | |
22 | LAPORAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF TEKNOLOGI PENANGGULANGAN PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT | 1993 | Bambang Oetojo, B.Sc., Dra. Sri Mulati, Drs. Ign. Sunaryo, Ir. Pudji Ediari S, Ir. Meiyanti, Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, Sardjana | <div align="justify"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Pengkajian pengembangan alternative teknologi penanggulangan pencemaran limbah industri penyamakan kulit bertujuan untuk membantu industry kecil penyamakan kulit dalam menanggulangi masalah limbah dengan teknik pengoperasian yang memungkinkan untuk diterapkan dalam memenuhi persyaratan baku mutu limbah yang berlaku, sehingga tercipta sentra industry kecil penyamakan kulit yang berwawasan lingkungan. Adapun sasaran pengkajian meliputi sentra penyamakan kulit di Sukaregang (Garut), lingkungan industri kecil di Magetan dan sentra penyamakan kulit di Masin(Batang). Pengkajian dilaksanakan dengan cara pendataan di lapangan, pengamblan contoh limbah, analisa limbah, evaluasi hasil pengkajian dan menentukan alternatif penanggulangan pencemaran disetiap lokasi, arti praktis dari pengkajian adalah perlu adanya pembinaan dan penyuluhan terhadap industry penyamakan kulit tentang industry yang berwawasan lingkungan. Unit pengolahan air limbah dibangun dengan system pengolahan primer dan sekunder. Sedang yang telah ada perlu diaktifkan. </span></div> | Limbah | |
23 | PENELITIAN PEMANTAPAN PROSES DAN PENYIMPANAN SERTA PERAWATAN CINDERA MATA DARI GETAH NYATU | 1993 | Ir. Siti Rochani Sofyan Karani, B.Sc A. Buchori, B. Sc | <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Penelitian pemantapan proses dan penyimpanan Serta perawatan cindera mata dari getah nyatu serta pelatihannya pada para perajin. Perlakuan di lakukan dengan cara :</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(1) Pengawetan dengan bahan borak dan prusi 2,4 dan 6% per liter air, </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(2) penyimpanan pada suhu kamar, ruang AC dan lemari buffet selama 12 bulan,</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(3) pelapisan menggunakan pernis, Poly Urethan (PU) dan LE 443, </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(4) Perawatan dengan perendaman berkala setiap 2 bulan sekali selama 24 jam. Hasil perlakuan pengamatan setiap 2 bulan sekali, yang menunjukan bahwa pengawetan dengan berat lebih baik dari prusi dan pelapisan dengan PU lebih baik untuk suhu kamar sedangkan cat warna yang cocok untuk di ceera mata getah nyatu adalah cat warna rapid dan naphthol.</span></p> | Kulit | |
24 | PENELITIAN PEMANFAATAN RESIN UNTUK PERBAIKAN MUTU KULIT DENGAN SISTEM RADIASI KOBALT 60 | 1993 | Ir.Dwi Wahini Nurhajati,M.Eng Ir. Penny Setyowati, Kadariyah, DIII | <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;">Penelitian pemanfaatan resin untuk perbaikan mutu kulit dengan sistem radiasi kobalt-60 dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;">Kulit kras sapi Jawa kualitas C diimpregnasi dengan emulsi monomer n-butil akrilat (n-BA) dalam air atau dengan emulsi oligomer tripropylene glikol diakrilat (TPGDA) dalam air selama 2 jam, dimasukkan dalam kantong poliettilen dan diradiasi dengan sinar gamma kobalt-60 (dosis 5-25 kGy). Kulit yang sudah diradiasi dicuci dengan air, dikeringkan lalu diuji sifat fisisnya. Hasil uji sifat fisis menunjukkan bahwa: kuat tarik untuk kulit yang dicangkok dengan TPGDA menunjukkan kenaikan sedangkan kemolorannya menurun. Kuat tarik kulit yang dicangkok dengan n-BA ada yang naik dan ada yang turun demikian juga kemolorannya. Kulit modifikasi tahan terhadap bengkokan selama20.000 kali, sifat penyerapan airnya umumnya menurun, PHnya tetap, warnanya umumnya lebih gelap serta baunya lebih tajam. </p> <div align="justify"> </div> | Kulit | |
25 | PENELITIAN PEMANTAPAN PROSES DAN PENYIMPANAN SERTA PERAWATAN CINDERA MATA DARI GETAH NYATU | 1993 | Ir. Siti Rochani Sofyan Karani, B.Sc A. Buchori, B. Sc | <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Penelitian pemantapan proses dan penyimpanan Serta perawatan cindera mata dari getah nyatu serta pelatihannya pada para perajin. Perlakuan di lakukan dengan cara :</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(1) Pengawetan dengan bahan borak dan prusi 2,4 dan 6% per liter air, </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(2) penyimpanan pada suhu kamar, ruang AC dan lemari buffet selama 12 bulan,</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(3) pelapisan menggunakan pernis, Poly Urethan (PU) dan LE 443, </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(4) Perawatan dengan perendaman berkala setiap 2 bulan sekali selama 24 jam. Hasil perlakuan pengamatan setiap 2 bulan sekali, yang menunjukan bahwa pengawetan dengan berat lebih baik dari prusi dan pelapisan dengan PU lebih baik untuk suhu kamar sedangkan cat warna yang cocok untuk di ceera mata getah nyatu adalah cat warna rapid dan naphthol.</span></p> | Kulit | |
26 | LAPORAN PENELITIAN PEMANTAPAN PROSES DAN PENYIMPANAN SERTA PERAWATAN CINDERAMATA DARI GETAH NYATU | 1993 | Ir. Siti Rochani, Sofyan karani B.Sc, A. Buchori, B.Sc. | <div align="justify"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara penyimpanan dan perawatan cinderamata getah nyatu serta pelatihannya pada para perajin. Perlakuan dilakukan dengan cara: (1) Pengawetan dengan bahan borax dan prusi 2,4 dan 6% per liter air, (2) penyimpanan pada suhu kamar, ruang AC dan lemari buffet selama 12 bulan, (3) pelapisan menggunakan pernis, Poly Urethan (PU) dan LE 443, (4) Perawatan dengan perendaman berkala setiap 2 bulan sekali selama 24 jam. Hasil perlakuan dilakukan pengamatan setiap 2 bulan sekali yang menunjukkan bahwa pengawetan dengan borax lebih baik dari prusi dan pelapisan dengan PU lebih baik untuk suhu kamar sedangkan zat warna yang cocok untuk cinderamata getah nyatu adalah zat warna raoid dan napthol.</span></p> </div> | Karet | |
27 | PENELITIAN SKALA PRODUKSI EKONOMIS PENYAMAKAN KULIT TAS KOPER DENGAN SISTEM COUNTER CURRENT (SKALA KECIL) | 1993 | Ir. Susilawati, Muchtar Lutfie, B.Sc, Ir. Agit Punto Yuwono | <div align="justify"><span style="font-size:11pt;line-height:115%;font-family:Calibri, 'sans-serif';">Penelitian ini bertujuan membuat perhitungan tekno ekonomi dari skala ekonomis penyamakan secara counter current untuk menghasilkan kulit tas koper yang memenuhi SII 0241-79 “Mutu dan cara uji kulit sapi untuk kulit tas koper”. Sebagai pembanding dilakukan pula perhitungan untuk proses non counter current. Urutan proses dan resep yang digunakan untuk proses counter current adalah hasil pengembangan seksi Percobaan Balai Pengembangan barang Kulit, sedangkan untuk proses non counter current dari Kelompok Proses Balai Penelitian Barang Kulit, keduanya disempurnakan dengan hasil studi pustaka. Pengujian dengan tolak ukur SII 0241-79 menyatakan bahwa kulit yang dihasilkan semuanya memenuhi persyaratan. Perhitungan secara tekno ekonomi mendapatkan hasil harga pokok Rp 2.312,67/ sqft untuk proses counter current, dan Rp 2.636,305/ sqft untuk proses non counter current, sedangkan harga di pasaran bagi proses counter current adalah Rp 2.400,00/ sqft. Kapasitas minimum yang disarankan untuk proses counter current adalah 100 lembar kulit mentah, disarankan pula bahwa proses counter current ini tepat untuk dilaksanakan oleh industry penyamakan kulit skala kecil, dengan memanfaatkan jasa UPT atau BBKKP untuk proses pembelahan dan perataan kulit.</span></div> | Kulit | |
28 | PENELITIAN PEMANFAATAN LEM HASIL LATEK ALAM YANG TELAH DIRADIASI UNTUK PEMBUATAN SEPATU KANVAS UMUM | 1993 | Sumardjono Sukirno Subardi Budiyono | <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';">Penelitian ini bertujuan menerapkan lateks alam iradiasi<span> </span>sebagai bahan perangkat</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';">(lem) untuk pengesolan dan pemasangan foxing pada pembuatan sepatu kanvas sistim vulkanisasi uap. Sepatu kanvas uang dihasilkan (sepatu kanvas Li) diuji kuat rekat sol liar dengan kanvas serta kuat foxing<span> </span>dengan sepatu kanvas, kemudian dibandingkan dengan kuat rekat sol liar dengan kanvas dan kuat rekat foxing dengan kanvas pada sepatu kanvas yang menggunakan bahan perekat lateks alam vulkanisasi belerang(sepatu kanvas La) Dari hasil perbandingan tersebut terlihat bahwa kuat rekat sol luar dengan kanvas pada sepatu La nilainnya lebih tinggi sedangkan kuat rekat foxing <span> </span>dengan kanvas antara sepatu kanvas LI dan sepatu kanvas LA mempunyai nilai yang setara (tidak berbeda)<span></span>. Nilai rata-rata uji kuat rekat sol luar dengan kanvas pada sepatu LI adalah 10,660 N/ 6mm dan nilai rata-rata kuat rekat foxing dengan kanvas adalah 11,892 N/6mm memenuhi syarat mutu SII. 1407-85” Sepatu Kanvas UntukUmum”.</span></p> | Alas Kaki | |
29 | PENELITIAN PENGARUH PEMINYAKAN DAN PENYAMAKAN ULANG PADA PEWARNAAN KULIT | 1993 | Ir. Titik Purwati Widowati, Hasan Basalamah, B.Sc, Heru Budi Susanto, Dipl. Kim | <p align="justify" style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses peminyakan dan penyamakan ulang terhadap pewarnaan kulit kras. Penelitian dilakukan dengan variasi jenis bahan penyamak ulang dan jenis minyak. Bahan penyamak ulang yang digunakan adalah bahan penyamak krom, sintetik, dan nabati, sedang jenis minyak yang digunakan adalah minyak sintetik dan minyak alami. Masing-masing bahan tersebut diterapkan untuk kulit yang dilakukan pengecatan dasar warna merah, biru, dan beige. Kulit yang digunakan untuk setiap percobaan sebesar ¼ lembar dengan tiga kali ulangan.</span></p> <p align="justify" style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Dari hasil percobaan, dilakukan pengamatan terhadap warna kulit, dan sifat ketahanan gosok basah dan keringnya. Kulit yang diproses menggunakan bahan penyamak ulang nabati mempunyai warna lebih tua, disbanding dengan kulit kedua lainnya. Kulit yang disamak ulang menggunakan bahan penyamak ulang sintan mempunyai warna paling muda. Sifat ketahan gosok kulit yang proses dengan bahan krom mempunyai sifat yang paling baik daripada kedua kulit lainnya. Sedangkan pemrosesan menggunakan minyak sintetik dihasilkan kulit dengan warna yang lebih muda dan ketahanan gosok yang lebih baik daripada kulit yang dilakukan peminyakan menggunakan minyak alami.</span></p> | Kulit | |
30 | PENELITIAN DAN PENERAPAN SOL KARET SEPATU KANVAS UNTUK OLAH RAGA PADA INDUSTRI | 1994 | Ir. Any Setyaningsi. Ir. Arum Yuniari Buchori, B.Sc | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Peneliti penerapan sol karet sepatu kanvas untuk olah raga bertujuan mendapatkan sol karet sepatu kanvas untuk olah raga dan yang memenuhi persyaratan SII 1406-85. Dalam penelitian sol dicetak dengan variasi waktu 4, 5, 6, 7, 8 menit dan tekanan145, 150, 155 kg/cm² pada suhu 150 ºC sehingga diperoleh 15 variasi sol cetak. Kemudian di lakukan sifat fisisnya meliputi tegangan putus, perpanjangan putus, ketahanan sobek,perpanjangan tetap,kekerasan, ketahanan kikis, bobot jenis dan ketahanan retak luntur. Hasil uji dihitung secara statistik dengan metode factorial, dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil optimum sol karet yang dicetak dengan tekanan 150 kg/cm2, waktu 6 menit pada suhu 150 ºC. sol karet cetak tersebut telah memenuhi persyaratan SII. 1406-85<span> </span>“Sol Karet Cetak Kanvas Untuk Olah Raga”.</span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"> </span></p> | Karet | |
31 | PENELITIAN CARA PENGECATAN KULIT NUBUK (BUFFING LEATHER) | 1994 | Ir. Meiyanti Hasan Basalamah, B.Sc Ir. Widari | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Bahan baku berupa kulit sapi krom basah (wet blue) kualitas II sebanyak 15 side diproses menjadi kulit nubuk dengan variasi cara penawaran yaitu cara A seluruh cat dimasukan setelah buffing dan cara B sebagian cat dimasukan sebelum buffing dan sebagian sisanya di masukan setelah buffing. Jumlah cat yang dipakai divarasi masing-masing<span> </span>2%, 4% dan 6% terhadap berat shavingnya. Kulit nubuk hasil penelitian diuji secara organoleptis<span> </span>dan fisis sesuai SII. 0018-79 hasil penelitian menujukan bahwa nilai rata-rata ketahanan gosok kering dan basah dengan pengamatan staining soale masing-masing 4,63 dan 2,25 , sedang rata-rata ketahanan gosok kering dan basah dengan pengamatan Grey soale masing-masing 3,25 dan 2,94. Secara statistik pewarnaan dengan cara A memberikan hasil lebih baik dari pada cara B. jumlah cat yang dipakai cukup 2% dari berat shavingnya.</span></p> | Kulit | |
32 | PENELITIAN DAN PENERAPAN SOL KARET SEPATU KANVAS UNTUK OLAH RAGA PADA INDUSTRI | 1994 | PENELITIAN DAN PENERAPAN SOL KARET SEPATU KANVAS UNTUK OLAH RAGA PADA INDUSTRI Ir. Any Setyaningsi Ir. Arum Yuniari A. Buchori, B.Sc | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Peneliti penerapan sol karet sepatu kanvas untuk olah raga bertujuan mendapatkan sol karet sepatu kanvas untuk olah raga dan yang memenuhi persyaratan SII 1406-85. Dalam penelitian sol dicetak dengan variasi waktu 4, 5, 6, 7, 8 menit dan tekanan145, 150, 155 kg/cm² pada suhu 150 ºC sehingga diperoleh 15 variasi sol cetak. Kemudian di lakukan sifat fisisnya meliputi tegangan putus, perpanjangan putus, ketahanan sobek,perpanjangan tetap,kekerasan, ketahanan kikis, bobot jenis dan ketahanan retak luntur. Hasil uji dihitung secara statistik dengan metode factorial, dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil optimum sol karet yang dicetak dengan tekanan 150 kg/cm2, waktu 6 menit pada suhu 150 ºC. sol karet cetak tersebut telah memenuhi persyaratan SII. 1406-85<span> </span>“Sol Karet Cetak Kanvas Untuk Olah Raga”.</span></p> | Karet | |
33 | PENYUSUNAN RSNI BARANG-BARANG KARET UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DAN BARANG KARET LAINNYA | 1995 | Ir. Hadi Musthofa 1. Drs. Suprapto 2.Bambang Supriyono,B.sc | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">Penelitian penyusunan rancangan Nasional Indonesia. Untuk komoditi barang karet keperluan kendaraan bermotor dan barang karet lainnya pada tahun anggaran 1995/1996, meliputi komoditi: Slang radiator untuk kendaraan bermotor,Slang karet untuk bensin pada kendaraan bermotor roda empat,Cincin karet pada sambungan pipa air minum,Seal pintu air dan pipa karet penghisap debu. Dari lima macam rancangan standar tersebut dua standar di pending,dua standar dirakonkan pada bulan november dan satu standar disetujui dijadikan SNI.</span></p> | Karet | |
34 | REKAYASA MESIN PENGASAR SEPATU BERPITA UNTUK INDUSTRI KECIL | 1995 | Saryoto, B. Sc Rosma Radja Guk Guk, B. Sc Mardi Raharjo | <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Proses pengasahan pada pembuatan sepatu system lem merupakan tahapan penting untuk mendapatkan kualitas sepatu khususnya pada kuat rekat lem antara bagian atasan sepatu dengan bagian sol (bawahan). Pada industri sepatu skala besar, pengasaran ini dilakukan dengan berbagai mesin pengasar sesuai dengan bentuk dan jenis bahan komponen /bagian sepatu yang akan direkatkan. Keterbatasan kemampuan alat /mesin pada industri sepatu skala kecil menjadi kendala utama untuk kualitas dan kuantitas produk sepatu sistem lem khususnya model sepatu berpita. Berdasar observasi dari beberapa industri sepatu skala besar, maka dapat dibuat rekayasa mesin pengasar sepatu berpita yang dapat berfungsi untuk mengasarkan berbagai bentuk dan bahan komponen /sepatu berpita secara praktis sesuai kemampuan industri skala kecil. Uji coba hasil rekayasa mesin pengasar sol sepatu berpita disentra industri kecil sepatu kodya Magelang selama 45 hari dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) mesin pengasar sepatu berpita hasil rekayasa dapat digunakan oleh industri skala kecil (siap pakai). 2) dari perhitungan tekno ekonomi, untuk waktu penyusutan 10 tahun dengan penggunaan 72 pasang/hari rata-rata dapat dihitung : a) beban biaya penyusutan perpasang Rp.10,00 . b) beban biaya pelayanan teknis perpasang Rp. 62,00 . apabila digunakan untuk 48 pasang/hari rata-rata dapat dihitung : a) beban biaya penyusutan perpasang Rp.14,50 . b) beban biaya pelayanan teknis perpasang Rp. 104,00. Disarankan hasil rekayasa mesin pengasar sepatu berpita ini tepat untuk pelayanan teknis di sentra industry kecil sepatu.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';"> </span></p> | Rekayasa | |
35 | PENERAPAN PEMBUATAN SLANG RADIATOR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR YANG MEMENUHI SNI | 1995 | Asrilah, B. Sc Sri Budiasih, B.Sc. Nurwachid Sahadi Teguh Sunarto | <span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman';">Penelitian penerapan pembuatan slang radiator ini bertujuan untuk memperoleh komposisi slang radiator .Kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan.Penelitian dilakukan dengan memvariasikan smooth sheet/SBR(100/0; 85/15 ;70/30) dan china clay (75,100,125,)bag Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perbadingan RSS / SBR sangat mempengarahui hasil uji tegangan putus dan kekerasan tetapi tidak mempengaruhi perpajangan putus.Kompon optimum dan memenuhi persyaratan standar pada penelitian ini adalah </span> | Standar | |
36 | PERSIAPAN AKREDITASI LABORATORIUM UJI KOMODITI KULIT DAN SEPATU | 1995 | Djajusman, B.Sc Ir. Ismiati Dra.Sri Multi | <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Persiapan Akreditasi Laboratorium Uji Komoditi Kulit, Karet dan Plastik di lakukan dengan kegiatan antara lain pembenahan personal laboratorium dengan mengikuti kursus-kursus yang berkaitan dengan akreditasi, pembenahan peralatan laboratorium yaitu dengan kalibrasi secara menyeluruh, yaitu dari penanganan contoh uji masuk sampai dikeluarkannya Surat Tanda Uji (STU) ; termasuk dokumen-dokumen yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan untuk laboratorium penguji sesuai aturan DSN, antara lain : struktur organisasi laboratorium sebagai syarat mutlak, dimana Manajer puncak adalah kepala BBKKP. Disusun buku panduan mutu yang merupakan buku pedoman yang berisi semua kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium uji komoditi Kulit, Karet, dan Plastik. Setlah semua dokumen dan persiapan selesai, kemudian mengisi blanko registrasi dan mengirim buku panduan mutu ke KAN untuk selanjutnya diadakan Pre Asesmen dan Asesmen, untuk mendapatkan Sertifikat Akreditasi. Pre Asesmen telah dilaksanakan pada tanggal 22 - 23 Nopember 1995 oleh Assesor dari KAIT atas nama KAN, sedangkan Asesmen direncanakan pada tanggal 19 – 20 Maret 1996.<span> </span></span></p> | Kulit | |
37 | PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENYAMAKAN KULIT SOL SISTEM SAMA CEPAT | 1995 | Ir. Suliestiyah Wrd. Hasan Basalamah, B. Sc Soediyono,B.sc Darmawan,B.Sc | <p align="center" style="margin-right:.2in;text-align:center;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Pengembangan teknologi penyamakan kulit sol sistem sama cepat </span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(rapid tanning for sole leather) betujuan untuk membuat kulit sol yang fleksibel (lentur), tidak berbau dengan yang cepat untuk keperluan industri sepatu. Bahan yang digunakan untuk proses pengembangan yaitu : kulit sapi Bali mentah kering sebanyak 11 (sebelas) lembar. Proses penyamakannya menggunakan bahan penyamak kominasi sama nabati dan sama krom dengan variasi : 24%, 28% dan 32% untuk bahan penyamak nabati (ekstra mimosa) dan 2%<span> </span>untuk bahan penyamak krom. Sebelum diadakan pengembangan utama dilaksanakan pra pengembangan lebih dahulu untuk menetukan variasi penggunaan bahan penyamak krom. Hasil kulit sol yang diperoleh dari proses pengembangan di uji secara organoleptis, kimia dan fisis kemudian di bandingkan dengan persyaratan uji yang terdapat dalam SII 0019-79 : “Mutu dan cara uji kulit sol sapi”. Hasilnya menunjukan bahwa penyamakan kulit sol sistim sama cepat yang menggunakan bahan penyamak nabati 28% dan 32% hasil uji fisis dan kimia sesuai persyaratan uji pada SII 0019-97. Dari hasil pengembangan diambil kesimpulan bahwa penggunaan bahan penyamak nabati (ekstrak mimosa) 28% dan 32% kombinasi dengan bahan penyamak krom 2% menghasilkan kulit sol yang memenuhi syarat SII 0019-79 serta tidak berbau dan fleksibel (lentur). Ditinajau dari segi biaya maka penggunaan bahan penyamak nabati 28% adalah paling ekonomis untuk digunakan dalam proses penyamakan kulit sol sistim sama cepat yang di kombinasikan dengan bahan penyamak krom 2%.</span></p> | Kulit | |
38 | PENYUSUNAN RSNI BARANG-BARANG KARET UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DAN BARANG KARET LAINNYA | 1995 | Bambang Supriyono, B.Sc Drs. Suprapto Ir. Hadi Musthofa | <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';">Penelitian penyusunan rancangan Nasional Indonesia. Untuk komoditi barang karet keperluan kendaraan bermotor dan barang karet lainnya pada tahun anggaran 1995/1996, meliputi komoditi: Slang radiator untuk kendaraan bermotor,Slang karet untuk bensin pada kendaraan bermotor roda empat,Cincin karet pada sambungan pipa air minum,Seal pintu air dan pipa karet penghisap debu. Dari lima macam rancangan standar tersebut dua standar di pending,dua standar dirakonkan pada bulan november dan satu standar disetujui dijadikan SNI.</span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;font-family:'Times New Roman';"> </span></p> | Karet | |
39 | REKAYASA MESIN PENGASAR SEPATU BERPITA UNTUK INDUSTRI KECIL | 1996 | Mardi Raharjo Rosma Radja Guk Guk, B. Sc Saryoto, B. Sc | <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Proses pengasahan pada pembuatan sepatu system lem merupakan tahapan penting untuk mendapatkan kualitas sepatu khususnya pada kuat rekat lem antara bagian atasan sepatu dengan bagian sol (bawahan). Pada industri sepatu skala besar, pengasaran ini dilakukan dengan berbagai mesin pengasar sesuai dengan bentuk dan jenis bahan komponen /bagian sepatu yang akan direkatkan. Keterbatasan kemampuan alat /mesin pada industri sepatu skala kecil menjadi kendala utama untuk kualitas dan kuantitas produk sepatu sistem lem khususnya model sepatu berpita. Berdasar observasi dari beberapa industri sepatu skala besar, maka dapat dibuat rekayasa mesin pengasar sepatu berpita yang dapat berfungsi untuk mengasarkan berbagai bentuk dan bahan komponen /sepatu berpita secara praktis sesuai kemampuan industri skala kecil. Uji coba hasil rekayasa mesin pengasar sol sepatu berpita disentra industri kecil sepatu kodya Magelang selama 45 hari dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) mesin pengasar sepatu berpita hasil rekayasa dapat digunakan oleh industri skala kecil (siap pakai). 2) dari perhitungan tekno ekonomi, untuk waktu penyusutan 10 tahun dengan penggunaan 72 pasang/hari rata-rata dapat dihitung : a) beban biaya penyusutan perpasang Rp.10,00 . b) beban biaya pelayanan teknis perpasang Rp. 62,00 . apabila digunakan untuk 48 pasang/hari rata-rata dapat dihitung : a) beban biaya penyusutan perpasang Rp.14,50 . b) beban biaya pelayanan teknis perpasang Rp. 104,00. Disarankan hasil rekayasa mesin pengasar sepatu berpita ini tepat untuk pelayanan teknis di sentra industry kecil sepatu.</span></p> | Rekayasa | |
40 | PERSIAPAN AKREDITASI LABORATORIUM UJI KOMODITI KULIT DAN SEPATU | 1996 | Dra. Sri Mulati Ir. Ismiati Djajusman, B.Sc | <p align="left" style="text-align:center;" class="MsoNormal"> </p> <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Persiapan Akreditasi Laboratorium Uji Komoditi Kulit, Karet dan Plastik di lakukan dengan kegiatan antara lain pembenahan personal laboratorium dengan mengikuti kursus-kursus yang berkaitan dengan akreditasi, pembenahan peralatan laboratorium yaitu dengan kalibrasi secara menyeluruh, yaitu dari penanganan contoh uji masuk sampai dikeluarkannya Surat Tanda Uji (STU) ; termasuk dokumen-dokumen yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan untuk laboratorium penguji sesuai aturan DSN, antara lain : struktur organisasi laboratorium sebagai syarat mutlak, dimana Manajer puncak adalah kepala BBKKP. Disusun buku panduan mutu yang merupakan buku pedoman yang berisi semua kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium uji komoditi Kulit, Karet, dan Plastik. Setlah semua dokumen dan persiapan selesai, kemudian mengisi blanko registrasi dan mengirim buku panduan mutu ke KAN untuk selanjutnya diadakan Pre Asesmen dan Asesmen, untuk mendapatkan Sertifikat Akreditasi. Pre Asesmen telah dilaksanakan pada tanggal 22 - 23 Nopember 1995 oleh Assesor dari KAIT atas nama KAN, sedangkan Asesmen direncanakan pada tanggal 19 – 20 Maret 1996.<span> </span></span></p> | Kulit |