# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
341 | PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENYAMAKAN KULIT SOL SISTEM SAMA CEPAT | 1991 | Darmawan, B. Sc Soediyono, B. Sc Hasan Basalamah, B. Sc Ir. Suliestiyah Wrd. | <p align="center" style="margin-right:.2in;text-align:center;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Pengembangan teknologi penyamakan kulit sol sistem sama cepat </span></p> <p style="margin-right:.2in;line-height:normal;" class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">(rapid tanning for sole leather) betujuan untuk membuat kulit sol yang fleksibel (lentur), tidak berbau dengan yang cepat untuk keperluan industri sepatu. Bahan yang digunakan untuk proses pengembangan yaitu : kulit sapi Bali mentah kering sebanyak 11 (sebelas) lembar. Proses penyamakannya menggunakan bahan penyamak kominasi sama nabati dan sama krom dengan variasi : 24%, 28% dan 32% untuk bahan penyamak nabati (ekstra mimosa) dan 2%<span> </span>untuk bahan penyamak krom. Sebelum diadakan pengembangan utama dilaksanakan pra pengembangan lebih dahulu untuk menetukan variasi penggunaan bahan penyamak krom. Hasil kulit sol yang diperoleh dari proses pengembangan di uji secara organoleptis, kimia dan fisis kemudian di bandingkan dengan persyaratan uji yang terdapat dalam SII 0019-79 : “Mutu dan cara uji kulit sol sapi”. Hasilnya menunjukan bahwa penyamakan kulit sol sistim sama cepat yang menggunakan bahan penyamak nabati 28% dan 32% hasil uji fisis dan kimia sesuai persyaratan uji pada SII 0019-97. Dari hasil pengembangan diambil kesimpulan bahwa penggunaan bahan penyamak nabati (ekstrak mimosa) 28% dan 32% kombinasi dengan bahan penyamak krom 2% menghasilkan kulit sol yang memenuhi syarat SII 0019-79 serta tidak berbau dan fleksibel (lentur). Ditinajau dari segi biaya maka penggunaan bahan penyamak nabati 28% adalah paling ekonomis untuk digunakan dalam proses penyamakan kulit sol sistim sama cepat yang di kombinasikan dengan bahan penyamak krom 2%.</span></p> | Kulit | |
342 | LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN SEPATU KERJA DENGAN SOL KARET TAHAN MINYAK | 1991 | Ir. Koentoro Soebijarso Soekarjono, B.Sc. Soetjipto, B.Sc. Ir. Titien Sayekti Sesantiningsih, Dra. Supraptiningsih, Ir. Herminiwati | <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal" style="text-align:justify;"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian ini, merupakan lanjutan dari penelitian yang dikerjakan oleh kelompok kerja 2.4/proy.PPIKKP/88-89. yang telah dapat membuat 27 formula kompon dan telah diuji sifat-sifat fisiknya sesuai persyaratan SII. 0645-82, Mutu Sepatu Pengaman dari kulit dengan sol karet cetak vulkanisasi. Dari 27 kompon ini dapat dipilih kompon no. 27 telah memenuhi persyaratan kecuali Tegangan Putus, Tegangan Tarik 200% dan Retak Luntur. Dengan menambah RSS, Cumaron resin, Carbon black. Dan mengurangi NBR, A1 silikat, dan proses oil pada formula kompon no.27 dibuat 9 kompon. Diperoleh kompon T1 yang memenuhi persyaratan kecuali tegangan tarik 200% dan kekerasan dengan menambah proses oil, dan mengurangi A1 silikat, China clay, Carbon black, WTR, pada formula kompon T1 dibuat 6 kompon. Diperole kompon P4. Memenuhi persyaratan kecuali tegangan tarik 200%. Dibuat sepatu kerja dengan sol karet tahan minyak cetak vulkanisasi. Menggunakan atasan kulit Boks yang memenuhi persyaratan SII. 0018-79, Mutu dan Cara Uji Kulit Boks, dan kompin P4 untuk pengesolannya, dengan cetak vulkanisasi pada temperature 150ºC, tekanan 100 PSI dalam waktu 11’. Berat kompon setiap 680 gr untuk sepatu no.6, 700 gr untuk no.7, dan menggunakan lem dari bahan campuran SG dan kompon P4. Hasilnya sepatu kerja dengan sol karet tahan minyak memenuhi persyaratan SII. 0045-82. Mutu Sepatu Pengaman dari kulit denga sol karet cetak vulkanisasi, kecuali Tegangan Tarik 200%<span> </span>belum memenuhi, dengan pertimbangan bahwa standar-standar dari Negara lain (China, Korea dan Jepang) tidak mensyaratkan Tegangan Tarik 200% sepatu hasil penelitian ini sudah memenuhi syarat sebagai sepatu kerja dari kulit dengan sol karet tahan minyak cetak vulkanisasi.</span></p> | Alas Kaki | |
343 | LAPORAN PENELITIAN TAHAP LANJUTAN PENELITIAN PENGARUH CUACA TERHADAP MUTU SOL KARET CETAK SEPATU OLAHRAGA | 1991 | Ir. Koentoro Soebijarso Soekarjono, B.Sc., Drs. Soepranoto Ir. Hadi Musthofa, Ir. Emilliana Kasmudjiastuti, Dra. Sri Nadilah | <div align="justify"> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian pengaruh cuaca terhadap mutu sol karet cetak untuk sepatu olahraga, dilaksanakan melalui dua cara yaitu dengan alat weather-0-meter (secara indoor) dan langsung dikenakan cuaca udara luar (out door) dengan maksud untuk mengetahui adanya perubahan fisik fisika serta kolerasi dari dua macam cara pengujian tersebut.Dalam melaksanakan Penelitian dengan alat weather-0-meter kondisi selama penelitian dipertahankan konstan yaitu dengan black panel pada 50 ºC, dry bulb= 36 ºC wet bulb= 26 ºC dan kelembaban udara sebesar 45%. Pengambilan cuplikan yang telah terkena penyinaran dari dalam alat untuk diuji dilaksanakan tiap 25 jam sekali dan hal ini dilakukan sampai pada batas waktu dimana terjadi perubahan sifat fisika contoh uji yang khas yaitu rusak(patah) pada ujunf flexing. Adapun untuk penelitian out door, cuplikan yang diambil dari sol karet cetak sepatu olahraga produksi pabrik sepatu di Bandung dipasang diatas rak yang sudut kemiringannya diatur masing-masing 0º, 15 º, 30 º, 45 º terhadap arah mendatar dan selama penelitian ini kondisi cuaca di tempat penelitian selalu diamati dan dicatat. Pengambilan cuplikan yang akan diuji sifat fisiknya dikerjakan setiap 40 hari sekali. Ternyata sifat fisika cuplikan yang sudah dikenakan perlakuan dengan cuaca udara luar(out door) Nampak mengalami perubahan sebagaimana in door. Perubahan sifat fisika cuplikan terbesar terjadi pada rak dengan sudut kemiringan 30 º, sedangkan pengaruh cuaca terhadap cuplikan yang diletakkan diatas rak dengan sudut kemiringan yang berbeda-beda menurut hasil analisis T test tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Korelasi untuk pengujian cuplikan dari sol karet cetak <span> </span>yang mendapat perlakuan secara in door selama satu jam memberikan perubahan sifat fisika yang sama besarnya dengan cuplikan yang dikenakan out door selama 12,8 jam.</span></p> </div> | Karet | |
344 | PENGEMBANGAN PROSES PENYAMAKAN KULIT KAMBING UNTUK MEMBUAT KULIT NAPPA SEBAGAI BAHAN PAKAIAN | 1991 | Sudiyono, B.Sc, andjar Siswati, Rusman Saroso | <div align="justify"> <p style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Kelompok kerja ini bertugas menangani pengembangan penggunaan formaldehida sebagai pengganti sebagian dari bahan penyamak krom pada proses penyamakan kulit nappa untuk bahan pakaian dari kulit kambing.</span></p> <p style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Kegiatannya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:</span></p> <p style="text-align:justify;text-indent:-.25in;line-height:150%;" class="MsoListParagraphCxSpFirst"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;"><span>-<span style="font:7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Memproses 40 lembar kulit kambing awet garaman basah menjadi kulit pikel</span></p> <p style="text-align:justify;text-indent:-.25in;line-height:150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;"><span>-<span style="font:7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Memproses 4 lembar kulit kambing pikel untuk pengembangan pendahuluan. Menyamak masing-masing 18 lembar kulit kambing pikel dengan formaldehida 5,0% dan 6,0% (larutan 40%). Setiap 3 lembar kulit samak formalin disamak ulang dengan bahan penyamak krom (dengan 0,5%, 1,0%, dan 1,5% krom oksida), dengan satu kali ulangan. Kemudian proses dilanjutkan sampai menjadi kulit keras.</span></p> <p style="text-align:justify;text-indent:-.25in;line-height:150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;"><span>-<span style="font:7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Setelah kulit kambing dicat tutup menjadi kulit nappa untuk bahan pakaian, lalu dilakukan pengujian.</span></p> <p style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoListParagraphCxSpLast"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Uji fisis meliputi pencucian kering (dry cleaning), tembus uap air, kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan jahit dan kekuatan sobek. Uji kimiawi meliputi kadar abu, kadar krom oksida, kadar minyak/lemak, pH dan kadar formaldehida.</span></p> <p style="text-align:justify;line-height:150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:150%;font-family:'Times New Roman', serif;">Setelah analisa statistic dari data hasil uji, dapat disimpulkan bahwa tidak ada satupun variasi perlakuan yang sepenuhnya memenuhi syarat untuk bahan pakaian. Sekalipun begitu, yang terbaik hasil uji fisisnya adalah penyamakan dengan kombinasi 6,0% formaldehida dan 1,5% krom oksida, dan yang paling hemat penggunaan bahan kimianya dengan sifat fisis yang tidak jauh berbeda adalah penyamakannya dengan kombinasi 5,0% formaldehida dan 0,5% krom oksida.</span></p> </div> | Kulit | |
345 | PENGEMBANGAN PRODUK BARANG-BARANG CINDERAMATA DARI KULIT UNTUK EKSPOR (BONEKA KECIL, TEMPAT PERHIASAN MEJA KANTOR/ MAKAN, MASCOT) | 1991 | Th. Widiarti, B.Sc, F.B. Trisyono, B.Sc, Wigiyanto | <div align="justify"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian Pengembangan Produk Barang-barang Cinderamata dari Kulit untuk Ekspor bertujuan untuk membuat desain barang-barang cinderamata yang selanjutnya akan diberikan kepada pengrajin yang memerlukan. Barang-barang cinderamata dibuat dengan kualitas baik dari segi desain, mutu bahan maupun pengerjaan dalam rangka menggalakkan dan meningkatkan ekspor non migas serta untuk memanfaatkan kulit-kulit sisa dari industry besar. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Barang Kulit, Balai Besar penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet, dan plastic Yogyakarta. Sasaran barang yang dibuat meliputi 3 buah boneka, 4 buah tempat hiasan meja kantor/makan serta 2 buah mascot. Dalam realisasinya dicoba dibuat : Prajurit Lombok Abang, Prajurit Manggala Yuda, Prajurit Daeng serta Pengantin Putri jawa gaya Surakarta. Tempat hiasan meja kantor/ makan berupa vas bunga kering, tempat sendok, tempat surat, tempat pensil model 01, tempat pensil model 02, tempat pensil model 03, alas meja makan model 01 dan alas meja makan model 02 serta bentuk hiasan ayam. Untuk mascot ialah dengan model gambar Kresni, model gambar Woro Srikandi serta bentuk gerobak. Dari hasil pengamatan ternyata barang cinderamata dapat dibuat mempergunakan kulit sisa garment yang relative luasnya kecil, misalnya untuk pakaian dari boneka, pembungkus profil sehingga dapat memberikan nilai tambah. Begitu pula kulit tas dengan dikombinasikan bahan-bahan lain dapat menghasilkan suatu barang dengan daya tarik sendiri.</span></div> | Barang Kulit & Garmen | |
346 | LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN MUTU PRODUK KOPER DARI BAHAN BAKU KULIT UNTUK KONSUMSI EKSPORT | 1991 | Ir. Koentoro Soebijarso, Soekarjono, B.Sc, Soembogo, Bambang Soeroto, B. A., RAKIM, Soenardi, M.Sc. | <div align="justify">Buku laporan ini berisi kegiatan kelompok kerja 2.12/Proy.PPIKKP/1989-1990 dan pengembangan dan peningkatan Mutu Produk koper dari bahan baku Kulit untuk konsumsi ekspor. Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk peningkatan mutu produk dan kemampuan pengrajin. Sehingga sasarannya adalah meningkatkan keterampilan teknis para pengrajin koper. Metade yang diberikan pada pelatihan berupa: desain koper, pengetahuan teknis pembuatan koper, informasi peralatan yang digunakan dan pengetahuan tentang kalkulasi bahan. Untuk mengetahui kerekatan lem yang biasa dipergunakan para pengrajin di Tanggulangin telah diadakan percobaan tiga macam lem sintetis terhadap delapan macam. Dan hasilnya ternyata tidak berbeda nyata. Tetapi secara umum kerekatan terhadap kulit yang terbaik adalah lem I atu Racoll Prima D.<br /> Hasil percobaan sebagai berikut:<br /> Bahan: Kulit Bagian nerf bagian daging: lem: Racoll prima D; kuat rekat kg/cm : 4,98<br /> Bahan: Kulit Bagian nerf bagian nerf: lem: Racoll prima D; kuat rekat kg/cm : 3,35<br /> Bahan: Kulit - Bludru: lem: Racoll prima D; kuat rekat kg/cm : 3,62<br /> Bahan: Kulit - VInil : lem: Aica Aibon; kuat rekat kg/cm : 2,94<br /> Bahan: Kulit - triplek: lem: Fox; kuat rekat kg/cm : 5,08<br /> Bahan: bludru - vinil: lem: Racoll prima D; kuat rekat kg/cm : 2,35<br /> Bahan: bludru -triplek: lem: fox D; kuat rekat kg/cm : 4,74<br /> Bahan: vinil - triplek: lem: Racoll prima D; kuat rekat kg/cm : 3,19<br /></div> | Barang Kulit & Garmen |