# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
241 | Perluasan Scope Akreditasi Laboratorium Lingkungan Dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk | 2004 | Ir. Widari Ir. Puji Ediari S. R. Joko Susilo , B Sc. ST Endang Titiek. W, B.Sc, S.Pd | Perluasan scope Akreditasi Laboratorium Lingkungan dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk merupakan kegiatan untuk mempersiapkan berdirinya Lembaga Sertifikasi Produk dan Laboratorium Lingkungan yang terakreditasi di lingkungan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta. Kegiatan ini meliputi : Reasesmen Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi; Persiapan Akreditasi Laboratorium Lingkungan, dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk. Untuk mendirikan Lembaga Sertifikasi produk dibutuhkan auditor, PPC dan dukungan laboratorium uji yang terakreditasi. Untuk ini dilakukan konsultasi dalam rangka penyusunan dokumen dan pelatihan personel serta kalibrasi alat yang akan digunakan di laboratorium uji. Dalam rangka pemenuhan persyaratan laboratorium lingkungan terakreditasi dilakukan juga uji antar laboratorium (uji banding) dan uji profisiensi. | Kulit | |
242 | LAPORAN PENELITIAN TEKNOLOGI PEWARNAAN MOTIF ANDA BERBAGAI JENIS KULIT SUEDE AFKIR (DOMBA & KAMBING) | 1992 | Ir. Widari, Hernadi Surip B.Sc, Widhiati B.Sc. | <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Penelitian Teknologi Pewarnaan Motip Pada Berbagai jenis Kulit Suede Afkir (Domba dan Kambing) bertujuan untuk memperoleh kulit suede dengan bahan baku kulit domba dan kambung kualitas afkir serta menambah daya tarik kulit suede.</span></p> <div align="justify"> </div> <p align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size:12pt;line-height:115%;font-family:'Times New Roman', serif;">Materi Penelitian adalah kulit domba dan kambing krom basah kualitas afikir sebanyak 40 lembar, kemudian diolah menjadi kulit suede. Kulit suede kemudian diberi motip pada bagian daging dengan system padding dan sablon. Variasi perlakuan pada penggunaanpengental (CMC) : 25 bagian, 50 bagian, dan 75 bagian. Sedangkan variasi resin acrylic : 10 bagian, 20 bagian, dan 30 bagian. Dari hasil uji kimiawi, organeleptis dan fisis ternyata kadar lemaknya lebih tinggi dobanding SII . 066 - 74 : Mutu dan Cara Uji Kulit Buludru/ Velvet. Warna motip sistim pencapaian yang terbaik adalah 50 bagian pengental dan 30 bagian resin atau 75 bagian pengental dan 10 bagian resin. Dari kulit domba/ atau kambing kualitas afkir dapat dilolah menjadi kulit suede kualitas II.</span></p> | Kulit | |
243 | PENGEMBANGAN LSP-JPA DAN LSSML-JECA | 2006 | Ir. Widari, Ir. Sotja Prajati, C. Yuwono Sumasto, ST., Murdjilah, SE. | Ir. Widari, Ir. Sotja Prajati, C. Yuwono Sumasto, ST., Murdjilah, SE. | Kulit | |
244 | LAPORAN PEMBUATAN KULIT MOTIF REPTIL DARI KULIT SAPI KUALITAS RENDAH UNTUK ATASAN SEPATU | 2007 | Ir. Widari, Muhammad Nurhafiq, ST., Thomas Tukirin, Sofia Budiati Cahyani | Penelitian pembuatan kulit motif dari kulit sapi kualitas rendah untuk atasan sepatu bertujuan meningkatkan nilai tambah kulit mentah menjadi kulit jadi untuk atasan sepatu yang berkualitas dan dapat mendukung klaster industri persepatuan. Sebagai bahan baku adalah kulit kras sapi tanpa cat dasar kualitas rendah sebanyak 60 side. Variasi perlakuan pada cara pemberian motif yaitu menggunakan plate; plate dan brushing serta variasi penggunaan liquid dyes (LD) pada larutan finishing, sebanyak 50 bagian; 75 bagian dan 100 bagian. Jadi ada 9 variasi perlakuan dan kontrol, masing-masing menggunakan 6 side kulit kras sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengujian fisis, kulit jadi dari semua variasi perlakuan dan kontrol , memenuhi persyaratan untuk kulit atasan sepatu. Biaya produksi untuk pembuatan sepatu wanita adalah Rp. 97.500,-/pasang dan sepatu pria Rp. 135.000,-/pasang. | Kulit | |
245 | PEMBUATAN KULIT ATAS SEPATU BEBAS KROM | 2011 | Ir. Widari. Rambat, S.Si | Pembuatan kulit atasan sepatu merupakan kegiatan kelompok kerja 1866.01.001, bertujuan untuk memperoleh formulasi proses penyamkan kulit dan pembuatan kulit atasan sepatu bebas krom dengan sasaran kulit atasan sepatu bebas krom yang memenuhi persyaratan teknis sebagai kulit bagian atas alas kaki. Proses penyamakan menggunakan bahan penyamak nabati (mimosa), syntan dan kombinasi antara nabati-syntan. Variasi perlakuan ditetapkan pada penggunaan bahan penyamak nabati (%) = 25; 30; 35; bahan penyamak syntan (%) = 10; 15; 20; untuk kombinasi nabati- syntan (%) = 15, 10; 15,15 ; dan 20,15 ; sebagai kontrol adalah bahan penyamak krom. Ditinjau dari hasil uji fisis dengan tolok ukur SNI 0234: 2009 dan BASF standard, kulit hasil penelitian telah memenuhi persyaratan mutu kulit atasan sepatu. Kekuatan tarik tertinggi diperoleh dari penyamakan kombinasi 15% nabati dan 10% syntan, yaitu kekuatan tarik rata-rata 566,96 kg/cm2 dan kemuluran rata-rata 43,33%. Hal ini menunjukan bahwa bahan penyamak nabati ( mimosa ) dan syntan dapat digunakan untuk proses penyamakan kulit atasan sepatu bebas krom. | Kulit | |
246 | PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PROSES BBKKP | 2013 | Ir. Zakiyudin, MA. Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati MP. Sita Azizah Wahyuni, S.T. Rambat, S.Si Subandriyo, S.E Agung Nugroho Supramono, A.Md Noor Relawati MS Indiyatsih, A.Md. Suraji | <p class="MsoNormal">Pembuatan Sistem Informasi Proses BBKKP yang difokuskan pada pembuatan System Informasi Manajemen (SIM), bertujuan membangun Informasi Manajemen (SIM). SIM merupakan pintu utama sebuah rumah bagi semua system informasi internal di BBKKP guna menuju era <em>One Gate Information System</em> di internal BBKKP. Semua system informasi internal BBKKP akan masuk ke dalam SIM sehingga dengan sekali <em>log in</em> di SIM, user bisa mengakses ke semua system informasi sesuai dengan hak aksesnya. Pengembangan SIM meliputi Sistem Informasi Laboraturium (SIL), Sistem Informasi Sertifikasi SMM ISO 9001 oleh LSSMM YOQA (SIS-YOQA), terdiri atas 2 (dua) kegiatan, yakni pembuatan basis data user untuk proses <em>login</em> dan proses integrasi dengan semua system informasi, serta pembuatan tampilan (<em>layout</em>) atau antarmuka (<em>interface</em>) dari SIM yang menyajikan data dan informasi dari setiap system informasi.<span></span></p> | Sistem Informasi | |
247 | Pembuatan Plastik Biodegradabel untuk Sarung Tangan sekali pakai (tahap I) | 2017 | Ir.Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng. Muhammad Sholeh, M.Eng. Noor Maryam Setyadewi, St., MT. Hesty Eka Mayasari, ST. Dr. HostaArdhayananta, ST., M.Sc. | Penggunaan sarung tangan sekali pakai ((disposable Gloves) di indonesia terkait penggunaan di restoran, Industri, medis dan lain-lainnya saat ini meningkat. Fungsi sarung tangan ialah untuk melindungi sang pemakaidari pengaruh lingkungan sekitarnya atau melindungi lingkungan sekitar dari tengan sang pemakai. Sarung tangan plastik sekali pakai banyak diimport dari Cina. Mengingat penggunaan sarung tangan plastik sangat banyak perlu dipikirkan penggunaan plastik yang dapat di daurulang atau yang mudah terdegradasi di alam. Salah satu cara yang dikembangkna untuk mengatasi masalah sampah plastik adalah penggunaan plastik biodegradabel . Pada penelitian ini telah dibuat 10 formula plastik biodegradabel dari campuran HDPE dan TPS berbasis pati tapioka. TPS yang digunakan ada 2 jeni TPS-bbkkp dan TPS komersial Enviplast. Pembuatan plastik biodegradabel dilakukan dengan menggunakan haake rheomix pada suhu130°C, 75 rpm selama 15 menit. Plastik biodegradabel hasil penelitian ditinjau dari sifat kekuatan tarik yang memenuhi syarat ASTM D7329- Standard Specification for food preparation and foot handling (foot service) Glove Tabel 3f. Persyaratan fisis untuk vynil (PVC) adalah plastik biodegradabel yang berisi enviplast 30 phr, dan plastik biodegradabel yang berisi TPS-bbkkp 30-60 phr namun ditinjau dari sifat perpanjangan putus belum ada yang memenuhi prsyaratan ASTM D7329 tersebut. Nilai kuat tarik dan perpanjangan putus turun dengan penambahan pati termoplastik (TPS). Densitas plastik biodegradabel meningkat dengan meningkatnya jumlah TPS yang ditambahkan. MFI meningkat dengan jbertambahnya jumlah TPS komersial. Mikograf SEM dari plastik biodegradabelsebelum diuji tanam memperlihatkan bahwapencampuran HDPE denagan TPS-bbkkp lebih homogen dibanding pencampuran HDPE dengan Enviplast.Setelah dilakukan uji tanam selama 14 hari terlihat bahwa plastik biodegradabel yang berisi TPS terjadi perubahan morfologi. Sifat kuat tarik dan perpanjangan putus plastik biodegradabel turun setelah ditanam dalam tanah selama 14, 28, 42 dan 56 hari termasuk terjadinya penurunan berat. Penurunan kuat tarik tertinggi(-58,74%) dan perpanjangan putus tertingg (-61,09%) serta penurunan berat terbesar (-62,077%) dicapai oleh F 10 yang berisi TPS-bbkkp sebanyak 70 phr. Hasil uji XRD menunjukan bahwa plastik biodegradabel yang dihasilkan adalah semi kristalin. | Plastik | |
248 | PENELITIAN PEMANFAATAN RESIN UNTUK PERBAIKAN MUTU KULIT DENGAN SISTEM RADIASI KOBALT 60 | 1993 | Ir.Dwi Wahini Nurhajati,M.Eng Ir. Penny Setyowati, Kadariyah, DIII | <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;">Penelitian pemanfaatan resin untuk perbaikan mutu kulit dengan sistem radiasi kobalt-60 dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;">Kulit kras sapi Jawa kualitas C diimpregnasi dengan emulsi monomer n-butil akrilat (n-BA) dalam air atau dengan emulsi oligomer tripropylene glikol diakrilat (TPGDA) dalam air selama 2 jam, dimasukkan dalam kantong poliettilen dan diradiasi dengan sinar gamma kobalt-60 (dosis 5-25 kGy). Kulit yang sudah diradiasi dicuci dengan air, dikeringkan lalu diuji sifat fisisnya. Hasil uji sifat fisis menunjukkan bahwa: kuat tarik untuk kulit yang dicangkok dengan TPGDA menunjukkan kenaikan sedangkan kemolorannya menurun. Kuat tarik kulit yang dicangkok dengan n-BA ada yang naik dan ada yang turun demikian juga kemolorannya. Kulit modifikasi tahan terhadap bengkokan selama20.000 kali, sifat penyerapan airnya umumnya menurun, PHnya tetap, warnanya umumnya lebih gelap serta baunya lebih tajam. </p> <div align="justify"> </div> | Kulit | |
249 | Pembuatan sol tatak (Shock insole) yang dapat menyerap keringat dan bau | 2000 | Ir.Herminiwati, MP Ir. Dwi Wahini Nurhajati, M.Eng Dra. Sri Nadilah, Apt | Kegiatan penelitian pembuatan sol tatak (Shock insole) yang dapat menyerap keringat dan bau bertujuan untuk membuat sol tatak yang dapat menyerap keringat dan bau skala laboratorium. Dalam penelitian ini dibuat sol tatak satu lapis dan sol tatak dua lapis.Pembuatan sol tatak satu lapis dilakukan sesuai pembuatan sponge rubber dengan suhu vulkanisasi 150 ?C, tekanan 150 kg/cm2 selama 30 menit. Adapun pembuatan sol tatak dua lapis dilakukan secara pencampuran dingin dilanjutkan dengan proses pengepresan. Formulasi sol tatak satu lapis terbaik terdiri dari karet krep 100 phr, mineral oil 2O phr, karbon aktif 50 phr, ZnO 10 phr, asam stearat 5 phr, MBTS 1 phr, anti oksidan 1 phr, blowing agent 10 phr dlan belerang 2,5 phr dengan sifat fisis kuat tarik sebesar 9,97 kg/ cm2, kernuluran 175 %, kekerasan 30 Shore A, penyerapan keringat 4,12 % (1/2 jam) dan 10,78 % (2 jam), penyerapan bau 75,99 % serta tidak retak pada uji ketahanan bengkuk. Formulasi sol tatak dua lapis terbaik terdiri dari karbon aktif 75 bagian, pulp 25 bagian, lem NA 200 bagian dan air 100 bagian, dengan sifat fisis kuat tarik sebesar 30,70 kg/ cm2, kemuluran 10 %, kekerasan 72 Shore A, penyerapan keringat 13,88 % (1/2 jam) dan 33,99 % (2 jam), penyerapan bau 83,13 % serta tidak retak pada uji ketahanan bengkuk. | Karet | |
250 | Penerapan penggunaan belerang lokal untuk vulkanisasi sol karet | 2000 | Ir.Hj. Siti Rochani Dra. Supraptiningsih Ir. Any Setyaningsih | Penerapan penggunaan belerang lokal untuk vulkanisasi sol karet bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan belerang lokal pada vulkanisasi sol karet. Prapenerapan secara laboratoris dilakukan dengan memvariasikan jenis dan jum]ah belerang (sulfur) sebagai bahan pemvulkanisasi. Jenis belerang yang dipergunakan adalah belerang lokal, belerang impor dan belerang kimia farma dengan jumlah yang bervariasi 8 antara 1,5 sampai dengan 4 bagian berat untuk setiap 100 bagian berat karet, sehingga didapatkan 18 variasi formulasi. Dari hasil pra penerapan dipilih 3 buah formulasi yang terbaik untuk dilakukan penerapan di Industri karet di Bandung. Pengujian hasi! penerapan sol karet menunjukkan bahwa penggunaan bahan pemvulkanisasi belerang lokal cukup efektif untuk vulkanisasi sol karet. | Alas Kaki | |
251 | Pemanfaatan Serbuk Kulit Untuk Pembuatan Batu Bata Dan Batako | 1998 | Ir.Susilawati Hernadi Surip. Bsc | Dalam proses penyamakan kulit dihasilkan bermacam-macam limbah diantaranya limbah shaving dan buffing 20 ? 30 kg/ton kulit awet garaman. Penanganan limbah sampai saat ini hanya dibuang ke TPA dengan biaya rata-rata Rp 150,-/feet kulit yang dihasilkan. Penelitian pemanfaatan limbah industri penyamakan kulit untuk batu-bata dan batako dilaksanakan di DIY dengan bahan baku tanah liat dan limbah shaving + buffing berasal dari DKI, Jabar, Jateng, D.I.Yogyakarta dan Jatim. Pengujian fisis dan organoleptis dengan parameter SII 0281-78 untuk batako dan SII 0285 -80 untuk batu bata. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua masuk kelas 25 kg/cm2 dan sifat unggulnya adalah lebih ringan kurang lebih 15 % dari batu bata biasa, jenis limbah tidak berpengaruh,,sedangkan jenis tanah liat dan cara proses sangat berpengaruh. Penerapan hasil penelitian dilaksanakan pada perajin batu-bata di daerah Jogonalan Kab. Klaten. Hasil uji batu bata penerapan menunjukkan angka kuat tekan terbaik yaitu 34,1540 kg/cm dan semuanya masuk dalam kelas 25 kg/cm2. Untuk dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan bahan batu bata, formulasi terbaik adalah 8 (delapan) bagian tanah liat dan 2 (dua) bagian limbah, sedangkan rata-rata yang ada dipasaran dibawah 20 kg/cm2. Formulasi terbaik untuk batako adalah satu bagian semen, delapan bagian pasir dan satu bagian limbah. Hasil uji kuat tekan batako rata-rata 19,5690 kg/cm2, sedangkan hasil uji rata-rata batako dipasaran 17 ? 20 kg/cm2 dan sifat unggulannya adalah tidak langsung hancur bila terkena benturan. | Limbah | |
252 | Diseminasi Teknologi Recovery Dan Reuse Chromium Di Penyamakan Kulit Jawa Timur | 2004 | Isrofiyah St. Suliestyo Tugiman | Diseminasi Teknologi Recovery dan Reuse Chromium di Penyamakan Kulit Jawa Timur bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian bagi para industri penyamakan kulit dalam pelestarian dan pengawasan lingkungan hidup dan memanfaatkan bahan limbah krom serta menyiapkan SDM yang berkemampuan teknis dan terampil dalam mengolah sisa bahan krom serta memanfaatkan kembali. Diseminasi dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari dari tanggal 8 s/d 14 Agustus 2003 di PT. Rajawali Nusindo Unit PK Tanjungsari , Jl. KH. MasMansyur No. 1 Desa Tanjungsari Kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Pelajaran yang diberikan sebanyak 49 session meliputi : 15 session teori dan 33 session praktek. Peserta sebanyak 15 orang terdiri dari karyawan penyamak kulit dan pegawai Dinas Perindag Sidoarjo. Pelajaran teori meliputi : Teknologi Bersih pada Industri Penyamakan Kulit, Krom di Industri Penyamakan Kulit dan Sebarannya, Teknologi Proses Recovery dan Reuse Air Limbah Chrome Penyamakan Kulit, Penerapan Teknologi Bersih pada Proses Tanning. Pelajaran praktek meliputi : Praktek Krom Recovery dan Reuse, Praktek Aplikasi Bahan Krom Recovery pada Proses Tanning, Praktek Aging, Sammying, Shaving dan Penimbangan, Wetting Back, Neutralizing, Retanning, Dyeing, Fatliquoring, Fiksasi, Drying, Staking, Tacking, Trimming, Base Coat, Top Coat, Ironing , Measuring. Adapun hasil akhir dari diseminasi tersebut adalah telah terdidik / terlatih tenaga terampil yang mampu mengolah sisa bahan krom dari industri penyamakan kulit dengan teknologi tepat guna (Teknologi Recovery dan Reuse Chromium ) | Kulit | |
253 | Pemanfaatan Enzim Alkaline Protease untuk Proses Perendaman Penyamakan Kulit Garmen | 2011 | Jaka Susila, B.Sc, ST., Ir. Emiliana K. | Penelitian penggunaan enzim proteolitik dalam industry penyamakan kulit adalah sebagai bahan pembantu untu menghilangkan inter fibril sehingga kulit menjadi elastic dan lembek. Enzim proteolitik dapat menghilangkan protein globular sehingga serabut kolagen kulit menjadi lebih terbuka dan akan mempermudah berikatan dengan bahan penyamak. Dibandingkan dengan metode konvensional penggunaan enzim proteolitik dalam perendaman dapat menghemat waktu sampai 45%. Tahap pra penelitian dengan memp[erlakukan 3 jenis enzim yaitu enzim komersial ( Basozym S-20 dan Borron DL) dengan enzyme mikroorganisme dari BPPT ( Bacillus Megatorium DSM-319). Hasil foto Mikrograf dilihat pda depolimerisasi akibat serabur kolagen terhadap penggunaan berbagai jenis enzyme serta hasi uji sifat fisis kulit garmen dan control. Proses penelitian menggunakan enzyme yang lebih dri hasil pra adalah Bacillus Megatorium DSM-319 dan data hasil pengujian dilakukan analisa dengan menggunakan rancangan acak lengkap 3 x 3 pola factorial, dengan 3 perlakuan waktu perendaman dan 3 perlakuan konsentrasi enzym bila terjadi perbedaan dilakukan uji Duncan’s test. Penurunan kadar protein kulit kambing setelah perendaman yang terbaik adalah pada konsentrasi sebesar 1% dan waktu 60 menit yaitu 42,32%. Pengujian fisis kulit garmen kambing yang terbaik pada penelitian ini adalah pada kosentrasi sebesar 1% dan waktu 60 menit dan masuk persyaratan SNI 4593: 2011 Kulit Jakaet Domba/ Kambing yaitu kekuatan tarik 501,308 kg/cm2 , Kemuluran 45,66%, Kekuatan sobek 36,94 (kg/cm), Kelemasan 5,58 mm, Ketahanan gosokm cat basah 4 dan ketahanan gosok cat kering 4/5. | Kulit | |
254 | PENELITIAN PEMBUATAN DRUM OKSIDASI UNTUK KULIT CHAMOIS | 1991 | Kabul Soemarsono , B.Sc Soekaryono Mardirahardjo Margono | <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Penelitian ini mempunyai tujuan untuk membuat drum oksidasi dari kayu jati yang memiliki dimensi :</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>`ø drum<span> </span>= 1500 mm</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Panjang drum <span> </span>= 1500 mm</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>R p m drum<span> </span><span> </span>= ± 12</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Motor listrik penggerak drum<span> </span>=<span> </span>5 HP</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';"><span> </span>Motor listri kompresor<span> </span>= 1,5 HP</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right:.2in;line-height:normal;"><span style="font-family:'Times New Roman';">System pemanasan udara pengering memakai kompor minyak. juga Sistim pemanasan pembangkit uap, yang dipakai untuk oksidasi minyak ikan. Dan untuk perlengkapan-perlengkapan<span> </span>lainnya yang diperlukan sampai terbentuk suatu drum oksidasi untuk membuat kulit chamois (kulit sama minyak). Bahan mentah untuk membuat kulit chamois adalah kulit kualitas rendah yang sama seakli sudah tidak dapat diekspor. Dengan jalan disamak minyak (dibuat kulit chamois) maka kemudian hasilnya dapat laku diekspor, dengan demikain akan mempertinggi nilai tambah dari kulit tadi. Pembuatan kulit chamois dengan cara lama memakan waktu minimal 30 hari, sedangkan kalau menggunakan drum oksidasi memerlukan waktu kira-kira 15 hari saja. Dengan demikian menghemat waktu banyak.</span></p> | Rekayasa | |
255 | Gelar Teknologi Dalam Rangka Memasyarakatkan Hasil Litbang Kulit, Karet Dan PLastik Di Jakarta Dan Bali | 2004 | Kriswandi Mardi Rahardjo Ir. Meiyanti Suhardiyono | Kegiatan Gelar Teknologi Dalam Rangka Memasyarakatkan Hasil Litbang Kulit, Karet dan Plastik dilaksanakan dalam bentuk pameran, yaitu antara lain Pameran Produksi Indonesia 2003 (PPI 2003) di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran Jakarta yang diselenggarakan mulai tanggal 20 sampai dengan 29 Mei 2003 dan Pameran Pembangunan 2003 di Propinsi Bali pada tanggal 14 sampai dengan 24 Agustus 2003. Materi yang ditampilkan pada PPI 2003 ini berupa Mesin Pencacah Plastik Jenis Fleksibel (kantong plastik) kapasitas 40 kilogram/jam dan Alat Chrome Recovery dan Reuse Chromium dari air limbah Penyamakan kulit kapasitas 1000 liter. Disamping itu juga sebagai pelengkap ditampilkan berbagai macam produk kulit dan barang kulit dan sebagai pendukung disebarkan booklet Profil BBKKP dan 13 macam brosur hasil litbang BBKKP kepada pengunjung yang memerlukannya, sedangkan materi Pameran Pembangunan 2003 di Bali berupa contoh-contoh produk kulit eksotik, barang-barang kulit dari kulit ikan pari , cakar ayam dan sebagainya, penyebar luasan booklet dan brosur. Gelar Teknologi Dalam Rangka Memasyarakatkan Hasil Litbang Kulit, Karet dan Plastik yang dilaksanakan pada PPI 2003 dan Pameran Pembangunan 2003 di Bali telah berjalan dengan sukses. Hal ini dapat dilihat dari laporan petugas pemandu pameran mengenai respon pengunjung serta banyaknya pengunjung yang datang ke Stand BBKKP untuk melakukan konsultasi dengan petugas pemandu dan mencatatkan diri dalam buku tamu yang disediakan di Stand BBKKP sebanyak 555 orang, dan banyak yang berminat untuk mengadakan transaksi / konsultasi dengan BBKKP. | Kulit | |
256 | LAPORAN RISET PERKEMBANGAN POTENSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT | 2006 | M. Endang Titik Widyaningsih | Judul kegiatan ini adalah riset perkembangan potensi industri penyamakan kulit, bertujuan untuk mengetahui perkembangan industri penyamakan kulit serta mengetahui gambar permasalahan yang ada. Sebagai langkah awal dilakukan studi pustaka dan studi lapangan di berbagai Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Assosiasi, Lingkungan Industri Kecil (LIK), dan beberapa perusahaan penyamakan kulit . Data diperoleh dengan mengadakan survey dan mengirimkan Daftar Isian ke Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Industri Penyamakan Kulit. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa industri kecil dan menengah sebanyak 213 unit usaha dengan tenaga kerja sebanyak 3217 orang, sedangkan jumlah industri besar sebagnyak 18 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 4.009 orang. Volume ekspor kulit tahun 2006 apabila dibandingkan dengan volume ekspor kulit tahun 2005 diperkirakan mengalami penurunan sebanyak 10% karena banyaknya kulit mentah yang diekspor. Kendala yang dihadapi oleh industri kulit baik industri kecil, menengah, dan besar pada umumnya sama, yaitu kurangnya jumlah pasokan bahan baku kulit, mutu bahan baku berubah-ubah dan cenderung naik, adanya persaingan harga dan kualitas produk, spare-parts mesin sulit diperoleh/harus impor, dan biaya pemeliharaan mesin tinggi, serta kualitas bahan baku kulit tidak merata. | Kulit | |
257 | REKAYASA MESIN PENGASAR SEPATU BERPITA UNTUK INDUSTRI KECIL | 1996 | Mardi Raharjo Rosma Radja Guk Guk, B. Sc Saryoto, B. Sc | <p class="MsoNormal"><span style="font-family:'Times New Roman';">Proses pengasahan pada pembuatan sepatu system lem merupakan tahapan penting untuk mendapatkan kualitas sepatu khususnya pada kuat rekat lem antara bagian atasan sepatu dengan bagian sol (bawahan). Pada industri sepatu skala besar, pengasaran ini dilakukan dengan berbagai mesin pengasar sesuai dengan bentuk dan jenis bahan komponen /bagian sepatu yang akan direkatkan. Keterbatasan kemampuan alat /mesin pada industri sepatu skala kecil menjadi kendala utama untuk kualitas dan kuantitas produk sepatu sistem lem khususnya model sepatu berpita. Berdasar observasi dari beberapa industri sepatu skala besar, maka dapat dibuat rekayasa mesin pengasar sepatu berpita yang dapat berfungsi untuk mengasarkan berbagai bentuk dan bahan komponen /sepatu berpita secara praktis sesuai kemampuan industri skala kecil. Uji coba hasil rekayasa mesin pengasar sol sepatu berpita disentra industri kecil sepatu kodya Magelang selama 45 hari dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) mesin pengasar sepatu berpita hasil rekayasa dapat digunakan oleh industri skala kecil (siap pakai). 2) dari perhitungan tekno ekonomi, untuk waktu penyusutan 10 tahun dengan penggunaan 72 pasang/hari rata-rata dapat dihitung : a) beban biaya penyusutan perpasang Rp.10,00 . b) beban biaya pelayanan teknis perpasang Rp. 62,00 . apabila digunakan untuk 48 pasang/hari rata-rata dapat dihitung : a) beban biaya penyusutan perpasang Rp.14,50 . b) beban biaya pelayanan teknis perpasang Rp. 104,00. Disarankan hasil rekayasa mesin pengasar sepatu berpita ini tepat untuk pelayanan teknis di sentra industry kecil sepatu.</span></p> | Rekayasa | |
258 | Pelatihan pembuatan garmen kulit di pondok pesantren Daerah Istimewa Yogyakarta. | 2000 | Marwito, BSc Ir. Suharto Ahmad Bion | Pelatihan pembuatan garmen kulit di pondok pesantren Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan usaha untuk menggali potensi sumber daya manusia dengan meningkatkan ketrampilan di lingkungan pondok pesantren dan untuk menumbuh kembangkan industri garmen kulit di lingkungan pondok pesantren. Pelaksanaan desiminasi ini diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Miftah, Nanggulan, Kulon Praga, Daerah Istimewa Yogyakarta selama 10 (sepuJuh) hari dari tanggal 13 Juli sampai dengan 23 luli 1998, diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang santri. Materi pe!ajaran meliputi pelajaran teori 18 session dan pelajaran praktek 62 session yang. terdiri dari teori desain, teori pengetahuan alat, bahan dan assesoris, teori preparasi 18 dan penjahitan, teori pola garmen, praktek desain, praktek pola garmeh, praktek pemotongan bahan, praktek preparasi dan praktek penjahitan. Secara keseluruhan hasil praktek berupa 7 (tujuh) potong jaket dari kain dril1, 8 (delapan) potong jaket dari kulit. Dalam pelaksanaan desiminasi ini seluruh peserta dapat mengikuti seluruh materi "pelajaran dengan baik serta hasil praktek yang cukup memuaskan. Pada akhir pe1aksanaan desiminasi seluruh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan mendapat sertifIkat. Untuk bantuan modal kerja diberikan 1 (satu) unit mesin obras dan 2 (dua) unit mesin jahit lurus yang diserahkan ke pihak pondok pesantren Dari hasil pelaksanaan dapat disimpulkan bahwa para peserta memberikan tanggapan yang amat balk, bersemangat tinggi serta mengharapkan adanya tindak lanjut berupa pengembangan pembuatan garmen dan jenis yang lain. | Kulit | |
259 | Pemanfaatan Sulfinil Oil Untuk Proses Penyamakan Kulit | 2001 | Muchtar Lutfie, B.Sc Ir. Emiliana K Widhiati, B.Sc Ir. Widari | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan sulfinil oil pada proses peminyakan terhadap sifat-sifat fisis kulit jaket dari kulit domba. Empat puluh lembar kulit domba awet garam basah yang berasal dari Yogyakarta disamak menjadi kulit Jaket dengan bahan peminyakan (fatliquoring)nya adalah 15 % minyak sintetis dari impor. Hasil uji fisika menunjukkan bahwa minyak sulfinil dari nabati dan minyak sulfinil dari hewani dapat dipakai untuk peminyakan (fatliquoring), dengan sifat fisis kulit jaket yang dihasilkannya memenuhi persyaratan SNI 06.0250.1989, Mutu dan cara Uji Kulit Sarung Tangan dan jaket dari Kulit Domba/Kambing. | Kulit | |
260 | Pengembangan Pemanfaatan Kulit Kepala Sapi Untuk Atasan Sepatu | 2004 | Muchtar Lutfie, B.Sc. Dra. Sri Mulati Bambang Wiradono, B Sc. F.B. Trisyono, B Sc. | Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kulit atasan sepatu (boks) nerf polos dengan luas permukaan optimal serta mempunyai mutu sesuai SNI dan mengetahui kondisi optimum proses penyamakan kulit. Dengan menggunakan 75 lembar kulit kepala sapi dari Yogyakarta, disamak dengan bahan penyamak krom sebanyak 8%, 10% dan 12% dan bahan pembantu lainnya hingga kulit menjadi atasan sepatu (boks) nerf asli dengan resep proses tertentu. Kulit jadi yang dihasilkan diuji dan dibandingkan dengan SNI. 06-0234-1989. Ternyata memenuhi persyaratan dengan jumlah krom tidak berbeda nyata. Untuk luas permukaan yang optimal didapatkan dengan cara pembelahan melewati salah satu mata ke bawah. | Kulit |