# | Judul | Tahun | Pelaksana | Abstrak | Kategori | |
---|---|---|---|---|---|---|
181 | Diseminasi Pembuatan Kemasan makanan Dari plastik alat Thermoforming | 2005 | Ir. Sotja Prajati | Abstrak: Diseminasi Pembuatan Kemasan Makanan dari plastik dengan Alat Thermoformng dilaksanakan dengan tujuan untuk menyebarluaskan teknologi pembuatan kemasan plastik, meningkatkan pengetahuan dan pendapatan pengusaha industri kecil serta menumbuhkan wirausaha baru dibidang pembuatan kemasan dari plastik. Sasaran kegiatan ini adalah 15 orang pengusaha kemasan plastik yang berdomisili di DIY. Diseminasi dilaksanakan di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta Jalan Sokonandi No.9 Yogayakarta, mulai tanggal 12 Sampai dengan 17 Juli 2004. Tenaga pengajar sebagian besar adalah staf Balai besar Kulit, Karet dan Plastik. Pelajaran yang diberikan terdiri dari pelajaran teori 8 sesion dan praktek 40 session. Dari hasil evaluasi terhadap peserta disimpulkan bahwa seluruh peserta dinyatakan lulus dan berhak mendapat sertifikat. Pada umumnya peserta menghendaki adanya pelatihan lanjutan karena amat bermanfaat untuk mendukung kegiatan mereka sehari-hari. | Kulit | |
182 | Sosialisasi HAKI Dan Standar di Daerah Istimewa Yogyakarta. | 2005 | Rosma Radjagukguk,B.sc | Abstrak: Pelaksanaan Sosialisasi HAKI dan Standar yang bertujuan untuk pengenalan HAKI dan standar sistem manajemen pada Industri yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta Sosialisasi diikuti 30 orang partisi yang peserta dari Kabupaten Bantul, Sleman dan DIY masing-masing 21,3 dan 6 orang : Adapun pelaksanaan Sosialisasi tersebut adalah tanggal 3 sampai dengan 10 Agustus 2004 di Yogyakarta dengan Instruktur dari Pusat pelayanan HAKI, UGM serta BBKKP Yogyakarta. Jumlah materi yang disampaikan pada sosialisasi tersebut adalah 56 sission, semua peserta dinyatakan lul.us dan mendapat sertifikat. Prospek Pelaksanaan Sisialisasi untuk ke depan sangat baik untuk di tindak lanjuti pada kempatan mendatang sehubungan respon para peserta sangat baik dengan adanya komunikasi yang interralitif antara Instruktur dan peserta. | Kulit | |
183 | Pemanfaatan limbah pertanian serbuk sabut kelapa (Cocodust) untuk pembuatan komposit karet | 2005 | Ir. Penny Setyowati, MP Dra. Sri Nadilah Hernadi Surip, B.Sc. Ir. Any Setyaningsih | Abstrak: Penelitian dengan judul ?Pemanfaatan Limbah Pertanian serbuk sabut kelapa (cocodust) untuk pembuatan komposit karet? bertujuan memanfaatkan serbuk sabut kelapa (cocodust) untuk pembuatan komposit cocodust ? karet lateks sebagai bahan peredam suara dan komposit cocodust-karet padat untuk karpet karet. Penelitian pertama mengenai komposit cocodust-karet lateks untuk peredam suara secara garis besar menggunakan teknologi pembuatan papan partikel yaitu mencapur cocdust sebagai bahan solulose dengan kompon lateks sebagai bahan perekat dengan perbandingan cocodust : kompon lateks divariasi berturut-turut 1 : 1 dan 1 : 1,5, kemudian dicetak dan dipres dengan tekanan variasi berturut-turut 70,90 dan 110 kg/Cm2, setelah itu dijemur selama 3 x 8 jam, dilanjutkan proses vulkanisasi untuk mematangkan kompos lateksnya pada suhu 100 0C selama 3 jam. Hasil optimun dicapai pada perbandingan cocodust : komp. Lateks = 1 : 1 dan tekanan pengepresan 90 kg/Cm2 (komposit dengan kode P 90) dengan sifat fisik kerapatan 0,4933 g/Cm3, kadar air 7,9437%, kuat lentur 4,8802 kg/Cm2, kuat tarik tegak lurus 1,3409 kg/Cm2, kuat pegang skrup 4,528 kg, kemampuan menyerap suara (sound absorption) pada 125 Hz mencapai 95,4% dan hasil kemampuan dipaku baik (tidak retak ). Cara uji merujuk SNI 03-2105-1996 ? Mutu Papan Partikel ?SNI 15-0233-1984? Mutu dan cara uji Lembaran Serat Semen ? dan JIS A 1405-1988 ?Methods of Test for Sound Absorption of Acoustical Materials by The Tube Method?. Penelitian kedua mengenai komposit cocodust ? karet padat untuk karpet karet menggunakan teknologi komponding karet, formulasi berbasis karet, RSS dengan variable jumlah cocodust sebagai bahan pengisi berturut?turut 30,40,50,60 dan 70 phr, bahan aditip lainnya tetap. Kompon komposit cocodust-karet pada yang dihasilkan divulkanisasi pada suhu 150 0C, tekanan 150 kg/Cm2 dalam waktu 10 menit. Hasil optimum dicapai pada penggunaan cocodust 50 phr (komposit dengan kode KKIII) dengan sifat fisika tegangan putus 61,8257 kg/Cm2, perpanjangan putus 306%, kerapatan masa 1,1667 g/Cm3, kekerasan 71,45 shore A, ketahanan papatan 212,9131 N/Cm2, pampat tetap 7,3856% dan ketahanan terhadap pengusangan dipercepat memberikan hasil baik ( tidak retak ). Cara uji merujuk pada SNI 12-1000-1989 ?Karpet karet? | Standar | |
184 | Mutu Produk kulit untuk penyusunan RSNI | 2005 | Ir. Hj. Siti Rochani Ir. Niken Karsiati Ir. Emi Sulistyo Astuti Irene Sri Sukaeni, B.Sc. | Abstrak: Penelitian mutu produk kulit untuk penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia bertujuan untuk mengetahui mutu produk kulit untuk alas kaki dan melakukan pengkajian Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah diterapkan oleh industri. SNI yang dikaji ulang meliputi 3(tiga) buah SNI produk alas kaki yaitu : SNI 12-3361-1994. Sepatu pria dan kulit model derby sistem lem, SNI 12-0073-1995, Sepatu Pria dari kulit model pantopel sistem lem, SNI 12-2942-1992, sepatu wanita dari kulit model pantopel sistem lem. Kaji ulang dilakukan berdasarkan ISO Guide 7 ( Pedoman KAN 14-2001) dan Pedoman BSN 8-2000. Tahapan-tahapan penelitian meliputi : penelusuran pustaka standar, survey dan pengambilan contoh, penyiapan contoh uji, pengujian dan kaji ulang SNI. Hasil ang yang dapat direkomendasikan adalah ketiga SNI tersebut diatas yaitu: SNI 12-3361-1994, SNI 12-0073-1995, SNI 12-2942-1992 perlu direvisi sesuai pedoman KAN 14-221 dan Pedoman BSN 8-2000. Berdasarkan rekomendasi hasil kaji ulang telah dibuat konsep revisi ketiga SNI tersebut diatas. | Kulit | |
185 | Desiminasi Penyamakan Kulit Ikan Pari di Aceh | 2005 | RB Muryanto | Abstrak: Diseminasi atau Pelatihan Penyamakan Kulit ikan Pari di Aceh dilaksanakan selama 10 hari kerja, dimulai pada tanggal 6 ? 16 September 2004 di Langsa, Kabupaten Aceh Timur. Pelatihan ini terlaksana berkat kerjasama antara Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta dengan Dinas Perindustrian dan perdagangan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, Langsa. Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Pari di Aceh diikuti oleh 20 (dua puluh ) orang peserta yang terdiri dari masyarakat nelayan, pengumpul kulit, pengusaha dan penyuluh perindustrian. Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan Pari di Aceh menggunakan metode teori , diskusi dan praktek. Bahan baku, bahan pembantu serta peralatan yang digunakan dalam pelatihan ini telah disediakan oleh panitia. Hasil pelatihan atau diseminasi ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menumbuhkan perekonomian Kabupaten Aceh Timur pada khususnya dan Daerah Aceh pada umumnya. | Kulit | |
186 | Pengembangan pemantauan sisa fleshing untuk industri | 2005 | Sri Sutyasmi, B.Sc, ST Ir. Puji Ediari S.Herryanto, B.Sc Sri iasih, B.Sc | Abstrak:Sisa Fleshing merupakan limbah pada kulit yang volumenya sangat besar dan mudah membusuk, namun masih banyak mengandung protein dan lemak. Dari penelitian yang lalu sudah diteliti mengenai Pemanfaatan sisa fleshing untuk pakan ternak dan lemaknya untuk sabun. Saat ini penelitian dikembangkan untuk industri lain khususnya industri penyamakan kulit yang mana lemaknya digunakan untuk fat liquoring (peminyakan) dan fleshingnya dimanfaatkan untuk kompos. Lemak yang digunakan untuk fat liquoring disulfonasi terlebih dahulu dengan penambahan asam sulfat sebesar 25%, kemudian dicuci dengan air garam 10% (3 kali pencucian)dan dinetralkan dengan NaOH 1 N. Minyak sulfonasi mempunyai kadar lemak 30?40 % dan digunakan untuk fat liquoring (peminyakan) kulit dengan variasi 4 % dan 6%. Kontrol menggunakan minyak sintetis sebesar 5%. Kulit yang digunakan untuk penelitian ini adalah kulit kambing mentah yang dijadikan kulit glace. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variasi memenuhi SNI 06 ? 3536 ? 1994, Mutu dan Cara Uji Kulit Crast Domba/kambing. Sedangkan sisa fleshing yang tersisa dimanfaatkan untuk kompos. Pembuatan kompos menggunakan resep 85%,60%,45% dan 30% sisa fleshing, yang ditambah dengan 13,8% sekam padi, 0,2% bekatul, 1% kapur, 50ml/kg ( campuran kompos ) P.Bio. Sedangkan tanah yang digunakan unutuk kompos ini adalah sebesar prosentase sisanya. Yaitu 0%, 15%,30% dan 45%. Hasil uji kompos memenuhi persyaratan yaitu mempunyai C/N ratio yang mendekati tanah. Hasil perhitungan ekonomi harga pokok minyak sulfonasi flesing adalah Rp.3.200,-/kg dan harga minyak sintetis di pasaran adalah Rp.30.000,-/kg. Sedangkan harga pokok kompos hasil perhitungan ekonomi adalah Rp.275,- dan harga kompos dipasarkan adalah Rp. 600,-/kg. | Standar | |
187 | Pembuatan Acuan Sepatu Multi Toe | 2017 | Tri Kanthi Rochmadianto, S. Sn. Hardjaka, A. Md. Haris Nur Salam, A. Md., S. Pd. Ahmad Bion, A. Md. Sugiyanto, A. Md. TK. | Acuan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cetakan, dalam ilmu persepatuan adalah alat untuk mengukur bentuk sepatu. Acuan merupakan sarana penting pada proses pembuatan sepatu terutama untuk kenyamanan sepatu untuk kaki. Acuan sepatu dapat dibuat dari bahan kayu, logamdan plastik. Acuan sebagai sarana yang penting untuk pembuatan sepatu perluadanaya inovasi yang mampu memberikan nilai tambah. Dalam kegiatan ini pengembangan acuan terutama teknologi acuan sangat diperlukan untuk memberikan teknologi yang inovatif sehingga dapat diwujudkan suatu bentuk nilai tambah pada acuan tersebut. Acuan sepatu multi toe diharapkan dapat memberikan nilai tambah dengan adanya inovasi teknologi pada konstruksi acuan sepatu multi toe. Untuk itu perlu dianalisa teknologi pembuatan acuan sepatu multi toe ini , yang mana dari hasil analisa tersebut dapat digunakan sebagai dasar dapalam pembuatan acuan sepatu multi toe. | - | |
188 | PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT MENGGUNKAN METODE ELEKTROFENTON | 2012 | Dra. Supraptiningsih, M.Si. Nurwahid Sahadi, A.Md. Wahyu Pradana A.,S.T. | Air limbah industri penyamakan kulit mengandung polutan organik yang sulit didegradasi secara biologis. Penanganan polutan organik ini dapat dilakukan dengan <em>advance oxidation processes</em>, diantaranya dengan metode elektrofenton. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi operasi yang optimum pengolahan air limbah industri penyamakan kulit menggunakan elektrofenton.<br /> Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu proses fenton dan elektrofenton. Proses fenton dilakukan dengan variasi konsentrasi fero sulfat 0%, 0,04%,0,08%, 0,12%, 0,16% dan 0,20%, variasi konsentrasi hidrogen preoksida 0, 30 ppm, 60 ppm, 120 ppm, 180 ppm, 240 ppm dan 300 ppm, serta pH divariasikan 3, 4, 5, 6, dan 7. Proses elektrofenton dilakukan dengan variasi arus sebesar 1,13 A, 1,71 A, dan 2,02 A, waktu elektrolisis dan pengadukan 0,25 j, 1j, dan 2 j, serta jarak elektrode 2 cm dan 3 cm.<br /> Kondisi operasi optimum yang diperoleh untuk proses fenton yaitu pada konsentrasi FeSO4 = 0,2%, konsentrasi H2O2 = 120 ppm, dan pH = 4, sedangkan untuk proses elektrofenton pada kekuatan arus 1,13 A, waktu 2 j dan jarak elektrode 2 cm. Kondisi operasi optimum yang diperoleh belum mampu untuk menurunkan kadar COD limbah sampai dibawah baku mutu (COD awal ± 225 mg/L) | Kulit | |
189 | LAPORAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO 17025 VERSI 2005. | 2007 | Ir. E. Ratna Utarianingrum, M.Si., Tri Rahayu Setyo Utami, ST, Rihastiwi Setiya Murti, S.Si., Rambat | Alat press sol sepatu adalah alat yang digunakan sebagai alat bantu pada pembuatan sepatu alas kaki lainnya. Untuk mengetahui kualitas dari alat tersebut maka perlu dilakukan uji coba untuk membuat produk sepatu atau alas kaki lainnya di beberapa sentra pengrajin. Kemudian hasil produknya di uji berdasarkan di uji berdasarkan SNI 12-0566-1989 (uji sole adhesion test) dan SNI 12-1529-1989 (uji peel adhesion test). Dari hasil uji diketahui, untuk uji adhesion test sepatu buatan sentra Mojokerto, sentra Cibaduyut dan BBKKP ternyata dari jenis sol kulit, sol fiber dan sol TPR hasilnya baik/rata serta memenuhi standar SNI yang dipersyaratkan sebesar 137 N/cm dan untuk bagian belakang sebesar 350 N/cm. Sedang untuk uji peel test jenis sol kulit dan sol fiber hasil ujinya juga baik/rata juga memenuhi SNI yang dipersyaratkan sebesar 13 N/cm, namun untuk jenis sol TPR hasil ujinya belum memenuhi SNI yang dipersyaratkan sebesar 13 N/cm tetapi tingkat kerataannya sudah baik. Sehinga alat ini sudah layak digunakan oleh para pengrajin sepatu dan alas kaki yang lain. Adapun spesifikasi teknis alat ini adalah : nama alat : mesin/alat press sol sepatu, type alat : press sol sepatu mekanik, jenis : press sol untuk hak rendah (casual),kedalaman sol max : 50 mm, sistem press : kantong membran dilengkapi dengn kontol tekanan dan waktu, kapasitas : 100 s/d 120 pasang/hari dimensi ukuran; alat press : (60x35x65) cm, meja dudukan alat : (80x80x70) cm, berat total : 90 kg. | Sistem Mutu | |
190 | LAPORAN UJI COBA ALAT PRESS SOL SEPATU HASIL REKAYASA UNTUK INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) | 2006 | Supriyadi, SE., Bambang Wiradono, B.Sc., Poniman, Waskito Sidi | Alat press sol sepatu adalah alat yang digunakan sebagai alat bantu pada pembuatan sepatu alas kaki lainnya. Untuk mengetahui kualitas dari alat tersebut maka perlu dilakukan uji coba untuk membuat produk sepatu atau alas kaki lainnya di beberapa sentra pengrajin. Kemudian hasil produknya di uji berdasarkan di uji berdasarkan SNI 12-0566-1989 (uji sole adhesion test) dan SNI 12-1529-1989 (uji peel adhesion test). Dari hasil uji diketahui, untuk uji adhesion test sepatu buatan sentra Mojokerto, sentra Cibaduyut dan BBKKP ternyata dari jenis sol kulit, sol fiber dan sol TPR hasilnya baik/rata serta memenuhi standar SNI yang dipersyaratkan sebesar 137 N/cm dan untuk bagian belakang sebesar 350 N/cm. Sedang untuk uji peel test jenis sol kulit dan sol fiber hasil ujinya juga baik/rata juga memenuhi SNI yang dipersyaratkan sebesar 13 N/cm, namun untuk jenis sol TPR hasil ujinya belum memenuhi SNI yang dipersyaratkan sebesar 13 N/cm tetapi tingkat kerataannya sudah baik. Sehinga alat ini sudah layak digunakan oleh para pengrajin sepatu dan alas kaki yang lain. Adapun spesifikasi teknis alat ini adalah : nama alat : mesin/alat press sol sepatu, type alat : press sol sepatu mekanik, jenis : press sol untuk hak rendah (casual),kedalaman sol max : 50 mm, sistem press : kantong membran dilengkapi dengn kontol tekanan dan waktu, kapasitas : 100 s/d 120 pasang/hari dimensi ukuran; alat press : (60x35x65) cm, meja dudukan alat : (80x80x70) cm, berat total : 90 kg. | Rekayasa | |
191 | ALIH TEKNOLOGI KULIT NON KONVENSIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA | 2011 | Heru Budi Susanto Wahono Suhodo Widodo | Alih Teknologi Kulit non-Konvensional di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan berkenaan akhir ahir ini industri kulit mengalami penurunan kapasitas produksi dikarenakan kurangnya pasokan bahan baku kulit konvensional, bahkan banyak yang gulung tikar karena tidak mendapatkan pasokan bahan baku kulit mentah, untuk itu kegiatan ini diharapkan dapat memberikan alternatif/diversivikasi bahan baku kulit. Kegiatan ini dilaksanakan selama 6 (enam) hari dari tanggal 15 juni sampai degan 21 juni 2011 bertempat di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta dengan peserta sebanyak 15 orang, berasal dari Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta, bertujuan untuk memasyarakatkan teknologi penyamakan kulit non konvensional, mengurangi ketergantungan terhadap kulit konvensional dan menumbuhkan wira usaha baru dibidang penyamakan kulit nn konvensional. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat industri penyamakan kulit konvensional dan non konvensional, terwujudnya 15(lima belas) orang yang dapat menyamak kulit non konvensional dan terwujudnya pengurangan ketergantungan terhadap bahan baku kulit konvensional. Materi yang disampaikan berupa teori 17 % dan praktek 83 % dengan pengajar dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik. Hasil yang diperoleh dari peserta selama pelatihan adalah meningkatnya sumberdaya manusia yang menguasai secara teori dan praktek penyamakan kulit non konvensional. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa peserta sangat antusias dan sungguh sungguh mengikuti kegiatan ini, terbukti pesera menghendaki perlu ada pelatihan lanjutan dengan materi yang berbeda, ada bantuan alat dan komunikasi yang berkelanjutan dengan instansi penyelenggara dan bimbingan dari pemerintah untuk penerapannya di dunia usaha. | Kulit | |
192 | Alih Teknologi Pembuatan Barang Kulit Dari Kulit Ikan Di Kabupaten Batang Jawa Tengah | 2010 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, MP Sri Budiasih, B.Sc Dwi Ningsih, ST Bambang Suseno, SE | Alih Teknologi Pembuatan Barang Kulit dari Kulit Ikan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah dilaksanakan di desa masin, Kecamatan Warungasem, Kabupaten batang selama enam hari dari tanggal 17 s.d 22 Mei 2010. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia dibidang teknologi pembuatan barang kulit khususnya kulit ikan dan meningkatkan nilai tambah produk kulit khususnya kulit ikan di Kabupaten Batang Jawa Tengah, sedangkan sasaran kegiatan ini adalah terwujudnya 15 orang perajin yang berkemampuan dan terampil dalam pembuatan barang kulit dari kulit ikan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah dan terwujudnya peningkatan nilai jual kulit ikan. Jumlah peserta sebanyak 15 orang berasal dari daerah / desa Masin, kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang. Materi yang disampaikan berupa teori 17% dan praktek 83% dengan instruktur dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta yang kompeten di bidang kerajinan pembuatan barang kulit. Hasil yang didapat dari peserta selama pelatiahan adalah meningkatnya sumber daya manusia baik secara teori maupun praktek dalam hal pembuatan barang kulit terutama pembuatan dompet pria, gantungan kunci, ikat pinggang, dan tas wanita dari kulit ikan. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa para peserta sangat antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar khususnya materi praktek, terbukti hampIr seluruh peserta menginginkan agar pelatihan dilanjutkan dengan waktu pelatihan yang lebih lama agar dapat lebih mendalami ilmu yang diserap. | Barang Kulit & Garmen | |
193 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN BARANG KULIT | 2008 | Sutarti Rahayu, B.Sc | Alih teknologi pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan di dusun Tukluk, Desa Semin, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul selama 6 (enam) hari dari tanggal 10 sampai dengan 15 Maret 2008. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat perajin dalam menekuni pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus, meningkatkan sumber daya manusia, menciptakan keanekaragaman produk dan meningkatkan pendapatan perajin di wilayah sekitarnya. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah perajin barang kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperoleh peningkatan ketrampilan dalam pembuatan barang kulit dengan sistem tatah tembus. Jumlah peserta sebanyak 15 orang berasal dari daerah disekitarn Kecamatan Semin. Materi yang disampaikan berupa teori 15% dan praktek 85% dengan instruktur personil dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang kompeten dibidang pembuatan barang kulit, khususnya tatah tembus/sungging. Hasil yang didapat dari peserta selama kegiatan adalah dua jenis produk yaitu kap lampu dan kipas. Berdasarkan hasil evaluasi, peserta memahami materi yang diberikan oleh instruktur. Instruktur menguasai materi yang disampaikan dan peserta mengharapkan adanya tindak lanjut dari kegiatan ini. | Kulit | |
194 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN BARANG KULIT DI PANGKAL PINANG, BANGKA BELITUNG | 2009 | Ir. V. Sri Pertiwi Rumiyati, MP | Alih teknologi pembuatan barang kulit di Pangkal Pinang, Bangka Belitung dilaksanakan di kota Pangkal Pinang selama 5 (lima) hari dari tangal 18 s/d 22 Agustus 2009. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, meningkatkan nilai tambah industri kulit konvensional dan menumbuh kembangkan entrepeneur. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah untuk mewujudkan 20 tenaga terampil bidang pembuatan barang kulit, tumbuhnya entrepeneur bidang kerajinan kulit dan terwujudnya peningkatan nilai tambah industri kulit jadi. Jumlah peserta 20 orang berasal dari daerah/desa sekitar Kota Pangkal Pinang. Materi yang disampaikan berupa teori 14,7 % dan praktek 85,3 % dengan instruktur dari BBKKP Yogyakarta yang kompeten bidang kerajinan pembuatan barang kulit. Hasil yang didapat dari peserta selama pelatihan adalah meningkatkan SDM baik secara teori maupun praktek dalam hal pembuatan barang kulit (utamanya pembuatan dompet pria dan gantungan kunci) dari kulit ikan pari. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa para peserta sangat antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar khususnya untuk materi praktek, terbukti hampir seluruh peserta menginginkan agar pelatihan dilanjutkan dengan waktu yang lebih lama agar dapat lebih mendalami ilmu yang diserap. | Kulit | |
195 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU DENGAN MESIN PRES SOL HASIL REKAYASA DI MATARAM NUSA TENGGARA BARAT | 2008 | Supriyadi, SE | Alih Teknologi Pembuatan Sepatu dengan Alat Press Hasil Rekayasa di Mataram NTB merupakan kegiatan DIPA tahun 2008 Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik. Alih Teknologi berlangsung selama 6 (enam) hari dimulai dari tanggal 21 April s/d 26 April 2008 bertempat di showroom Pusaka Jl. TGH Faisal No. 14 Sweta, Cakaranegara, Mataram, NTB. Materi yang diberikan sebanyak 55 jam pelajaran (JPL) yaitu 20% JPL Teori dan 80% JPL praktik. Jumlah peserta sebanyak 15 orang berasal dari 15 orang perajin yang ada di Mataram dengan pendidika minimal SMP. Materi teori terdiri dari Pengetahuan Bahan dan Alat, Pengetahuan Disain dan Sepatu, Teknologi Pembuatan Pola, Teknologi Pembuatan Sepatu, Perhitungan Tekno Ekonomi, sedangkan praktik yang dilaksanakan yaitu Praktik Pembuatan Pola dan Pembuatan Sepatu Kulit. Hasil evaluasi peserta selama kegiatan berlangsung sebagai berikut : 93% peserta menyatakan sangat bermanfaat, materi yang disampaikan 80% sangat membantu tugas atau dapat diterapkan ditempat kerja, dalam menyampaikan materi 80% peserta menyatakan menarik, lama waktu penyelenggaraan 47% peserta menyatakan terlalu singkat, dan 80% peserta menyatakan perlu dilanjutkan. | Alas Kaki | |
196 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN SEPATU KULIT DI JAWA BARAT | 2006 | Drs. Surada | Alih Teknologi Penibuatan Sepatu Kulit di Jawa Barat dilaksanakan selama 6 ( enam ) hari tanggal 11 September 2006 sampai dengan tanggal 16 September 2006. Alih Teknologi ini dilaksanakan Kerjasarna antara Balai Besar Barang Kulit, Karet dan Plastik, dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat. Alih Teknologi ini di ikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, yang dibagi dalam 5 kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 3 peserta. Adapun peserta terdiri dari industri persepatuan dan Perajin sepatu yang ada di wilayah Jawa Barat. Metode Alih Teknologi yang dilaksanakan adalah teori / diskusi / presentasi dan praktek yang meliputi 20% teori / diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini di tanggung oleh Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik melalui Panitia dengan Anggaran DIP A tahun 2006 antara lain, makalah / hand out, perlengkapan / ATK peserta, bahan praktek, peralatan praktek, konsumsi, uang saku, transport selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikat peserta. Hasil dari alih teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan dan daya saing produk dan akirmya meningkatkan pendapatan dan sehingga industri dapat ber operasi secara kontinyu. | Kulit | |
197 | LAPORAN ALIH TEKNOLOGI PENYAMAKAN KULIT IKAN DI MALUKU UTARA | 2007 | Drs. Suradal | Alih teknologi penyamakan kulit ikan di Maluku dilaksanakan selama 6 (enam) hari tanggal 26 sampai dengan tanggal 31 Maret 2007, pelaksanaan alih teknologi ini dilaksanakan kerjasama antara BBKKP dengan Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) Ambon, Maluku. Pelatihan diikuti oleh 15 (lima belas) orang peserta, terdiri dari pengumpul kulit, keluarga nelayan, pedagang dan pembina industri yang berada di Wilayah Maluku. Metode alih teknologi yang dilaksanakan adalah teori/diskusi dan praktek yang meliputi 20% teori/diskusi dan 80% praktek. Fasilitas yang disediakan untuk alih teknologi ini dibebankan kepada BBKKP melalui panitia dengan anggaran DIPA tahun 2007 antara lain, maklaah/hand out, perlengkapan/ATK peserta, bahan baku, bahan pembantu, peralatan praktek, konsumsi selama pelaksanaan diseminasi/pelatihan, uang saku selama pelaksanaan alih teknologi dan sertifikasi peserta. Hasil dari alih teknologi diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan, pendapatan dari masyarakat di wilayah Maluku pada umumnya. | Kulit | |
198 | Aplikasi Karet Mikroseluler untuk Sol Ringan Alas Kaki | 2010 | Ir. Herminiwati. MP Dra. Sri Brataningsih Puji Lestari M. Sholeh, ST, MT.Eng Suko Praptono, Bsc | Aplikasi karet mikroseluler untuk sol ringan alas kaki ini merupakan lanjutan dari penelitian pembuatan sol karet mikroseluler untuk sol ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan sol ringan hasil formulasi terbaik karet mikroseluler untuk pembuatan alas kaki yang berupa sandal dan sepatu anak. Sebagai pembanding, diambil sandal dan sepatu anak dari pasaran. Formula terbaik yang diaplikasikan dalam pembuatan sandal terdiri atas karet EVA 80 phr, karet alam 20phr, asam stearat 0.5 phr, zink oksida 1 phr, alumunium silikat 20 phr, blowing agent 2,5 phr, dicumyl peroksida 0,8 phr. Pengujian terhadap sandal dan sepatu anak meliputi uji ketahanan tembus air, uji ketahanan retak lentur, pampat tetap, bobot jenis, kuat rekat dan uji anti slip. Dalam aplikasinya diperoleh sol sandal maupun sepatu anak yang lebih baik dibanding pasaran, dengan nilai pampat tetap untuk sandal dan sepatu anak berturut- turut sebesar 40% dan 45,71%. Sedangkan pampat tetap sandal dan sepatu anak dari pasaran sebesar 49,23% dan 46,19%. Hasil uji anti slip menunjukkan bahwa sandal dan sepatu anak hasil penelitian mempunyai anti slip yang lebih baik dengan nilai 3,02 kgf (kondisi kering) dan 1,49 kgf (kondisi basah) untuk sandal dan sepatu anak 2,09 kgf (kondisi kering) dan 1,92 kgf (kondisi basah). Sementara anti slip sandal dan sepatu dari pasaran mempunyai nilai 3,04 kgf (kondisi kering) dan 2,69 (kondisi basah) untuk sandal serta 1,92 kgf (kondisi kering) dan 1,34 kgf (kondisi basah) untuk sepatu anak. Kuat rekat bagian atas sandal dan sepatu anak hasil penelitian lebih baik disbanding pada sandal dan sepatu anak di pasaran. Sol sandal dan sepatu anak baik penelitian maupun pasaran mempunyai ketahanan tembus air yang baik, demikian pula ketahanan retak lenturnya. Formula terbaik hasil penelitian dalam aplikasinya untuk pembuatan sandal dan sepatu anak mempunyai sifat fisis yang baik dibanding pasaran. Penggunaan karet alam dan filer penguat dapat meningkatkan sifat fisis sol. | Alas Kaki | |
199 | PEMANFAATAN TANIN DARI KULIT KAYU TINGI (Ceriops tagal) SEBAGAI BAHAN PENYAMAK NABATI | 2013 | Ir. Titik Purwati Widowati, MP (Koordinator) Ir. Emiliana Kasmudjiastuti (Peneliti Utama) Sri Sutyasmi, B.SC, ST (Peneliti) Iwan Fajar Pahlawan, S.Pt (non aktif:study S2) | Bahan penyamak nabati adalah suatu bahan yang berasal dari tumbuhan yang berbeda konsentrasinya dalam bagian tanaman seperti buah, akar, daun, kayu, kulit kayu yang disebut dengan tanin. Tanin dapat mengubah kulit yang tadinya bersifat labil menjadi stabil. Indonesia kaya akan sumber daya alam yang banyak sekali menyimpan sumber tanin sebagai bahan penyamak nabati, salah satunya adalah pohon tingi ( <em>Cerios Tagal</em> ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas tenin dari ektrak kulit kayu tingi sebagai bahan penyamak nabati dan untuk mengetahui kualitas kulit lapis dari kulit kambing yang disamak menggunakan ekstrak tanin dari tingi yang dikombinasi kan dengan alum. <br /><br /> Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu penyamakan kulit lapis menggunakan tingi puder (perusahaan), ekstraksi kulit kayu tingi untuk mendapatkan larutan dan proses penyamakan kulit lapis menggunakan ekstrak larutan. Untuk tingi berupa puder, variasi yang dipakai adalah konsentrasi 15, 20, 25, dan 30%, penambahan alum dibuat tetap (4%), sehingga 4 perlakuan yaitu T15A, T20A, T25A, dan T30A. Sedangkan untuk tingi berupa ekstrak larutan variasi yang dipakai adalah dengan penambahan alum 4% dan 6% yang dilakukan sebelum dan sesudah penyamakan dan juga variasi penambahan mimosa, sehingga ada 8 perlakuan yaitu TA4, TA6, TMA4, TMA6, A4T, A6T, AT4M dan A6TM. Analisa yang digunakan meliputi pengujian sifat kimiawi, fisis dan SEM. Sifat kimiawi yang dianalisis meliputi uji derajad penyamakan, kadar tanin terikat, suhu kerut, pH, kadar zat larut dalam air dan kadar abu jumlah. Sifat fisis yang dianalisis meliputi uji penyamakan, kekuatan tarik, kemuluran dan ketahana gosok cat. Analisa data menggunakan statistik <em>T-Test</em> dan <em>One Way Anova</em>. Hasil uji derajad penyamakan, suhu kerut, dan kadar tanin terikat dianalisis menggunakan T-Test. Hasil uji kadar zat larutan dalam air, kadar abu jumlah, kekuatan tarik dan kemuluran dianalisis menggunakan <em>One Way Anova</em>. <br /><br /> Hasil penelitian menunjukan bahwa kulit kayu tingi dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyamak nabati dan efektif untuk digunakan sebagai bahan penyamak nabati baik berupa puder maupun berupa ekstrak larutan dengan menambahkan alum. Perlakuan yang paling optimal untuk menggunakan puder tingi adalah T15A (penggunaan tingi puder 15% diikuti penambahan alum 4%) dengan hasil : derajat penyamakan 52,43% ; kadar tanin terikat 23,7% ; suhu kerut 68°C; pH 4,64; kadar zat larut dalam air 1,4%; kadar abu jumlah 1,36%; penyamakan masak; kekuatan tarik 329,32 kg/cm<sup>2</sup> ; kemuluran 52,6% ; ketahanan gosok cat 4/5 (kering) dan 3 (basah). sedangkan yang paling optimal untuk penggunaan ekstrak larutan tingi adalah TA4 ( Penggunaan larutan tingi 200% 1°Be, 150% 3°Be, 100% 5°Be diikuti penambahan alum 4% ) dengan hasil : derajat penyamakan 96,37% ; kadar tanin terikat 35,85% ; suhu kerut 86°C; pH 3,78; kadar zat larut dalam air 0,89%; kadar abu jumlah 0,73%; penyamakan masak; kekuatan tarik 370,65 kg/cm<sup>2</sup> ; kemuluran 36,52% ; ketahanan gosok cat 5 (kering) dan 4 (basah). keduanya memenuhi persyaratan Ethiopia Standar ES 1185: 2005, <em>Leather - Lining Leather-Specification.</em> Hasil SEM (Scanning Electron Micreoscopic) menunjukan bahwa penggunaan alum pada penyamakan menggunakan tanin tingi dapat menaikan fiksasi dan dan penetrasi bahan penyamak nabati (tanin) kedalam jaringan kulit, sehingga struktur jaringan kulit nampak lebih kompak mengidentifikasikan proses penyamakan penggunakan tingi diikuti alum akan membentuk cross linking dengan kolagen. | Kulit | |
200 | Pembuatan Blend PVC dan Nitril untuk O Ring | 2011 | Ir. Arum Yuniari, Ir. Nursamsi Sarengat | Blend PVC dan NBR merupakan thermoplastic elastomer yang dapat digunakan sebagai bahan baku seal O ring. Seal O ring adalah salah satu komponen dalam permesinan yang berfungsi sebagai penyekat untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruang yang bertekanan dan berfluida. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui formulasi seal O ring dari blend PVC daqn NBR yang memenuhi persyaratan ASTM D 2000. Spesifikasi teknis seal O ring. Seal O ring dibuat dengan mencampur PVC dan NBR menggunakan two roll mill dengan suhu 60-85ºC. Proses vulkanisasi dilakukan pada suhu 160°C dan tekanan 150 kg/cm2. Adapun variasi dari penelitian adalah : NBR/PVC : 90/10; 85/15; 80/20; 75/25; 70/30 dan 65/35 phr, sebagai kompatibiliser digunakan maleat anhidrat dengan variasi : 4 dan 5 phr. Blend PVC dan NBR diuji sifat fisis meliputi tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampat tetap sebelum dan sesudah aging dan perendaman dalam fuel. Uji morfologi dilakukan terhadap SEM maupun FTIR. Hasil uji menunjukan bahwa kompatibiliser maleat anhidrat mampu meningkatkan sifat fisis. Penambahan NBR meningkatkan swelling dan sifat fisis. Penambahan PVC meningkatkan ketahanan terhadap pengusangan. Microgarf SEM menunjukan permukaan campuran merata dan kompatibel. Analisa FTIR menunjukan terbentuk gugus fungsi OH pada panjang gelombang 3468 cm-1. Formulasi blend PVC dan NBR untuk seal O ring yang memenuhi persyaratan ASTM D 2000, adalah NBR 80 phr, PVC,20 phr, MAH 4 phr, DOP 25 phr, Ca stearat 3 phr, ZnO 3 phr, asam stearat 25 phr, MTQ 2 phr, MBTS 1 phr, TMT 0,5 phr, carbon black 40 phr, DCP 0,2 phr dan sulfur 1,5 phr. Kata kunci : NBR, PVC,maleat anhidrat, grafting, seal O ring. | Plastik |